Maka diambillah diameter poros sebesar 28 [mm] dan dudukan tempat bantalan dengan diameter 25 [mm].
Tegangan geser yang terjadi τ
k
adalah : τ
k
= 4
, 18895
28 1
, 5
3
= 4,38 [kgmm
2
]
Besar tegangan geser yang diijinkan lebih besardari tegangan geser yang terjadi 5 kgmm
2
4,38 kgmm
2
, maka poros aman untuk digunakan.
d. Perhitungan Pasak.
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai pada bagian-bagian mesin poros. Jenis dan bentuk pasak cukup banyak, satu diantaranya yang akan
digunakan adalah bentuk prisma. Perhitungan-perhitungan pasak dititikberatkan pada faktor-faktor berikut :
1. Pemilihan ukuran pasak berdasarkan diameter poros. 2. Pemilihan bahan dan pemeriksaan ukuran pasak.
1 Pemilihan ukuran pasak.
Poros I mempunyai diameter 28 [mm], dan untuk ukuran pasak yang dapat digunakan dapat dilihat pada tabel :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.8 Tabel Ukuran Pasak
Hasil yang diperoleh dari tabel adalah : 1. Lebar b
: 8 [mm] 2. Tebal h
: 7 [mm] 3. t
1
: 4,0 [mm] 4. t
2
: 2,4 [mm]
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.20 Penampang Pasak
2 Pemilihan Bahan Pasak dan Pemeriksaan Ukuran Pasak.
Bahan pasak dipilih dari SC 50 dengan τ
b
= 75 kgmm
2
diambil dari standart JIS g 4051. Tegangan geser yang diijinkan adalah :
σ
ka
=
2 1
fk fk
b
S S
⋅ τ
Sularso, Elemen Mesin, hal 25
Dimana: S
fk1
= faktor keamanan = 6 diambil
S
fk2
= faktor keamanan = 1,5 – 3 untuk tumbukan ringan = 2 diambil
σ
b
= tegangan tarik
Universitas Sumatera Utara
Maka: σ
ka
=
2 6
75 ×
= 6,25 kgmm
2
Gaya yang bekerja pada pasak adalah : F
=
2
s
d T
Sularso, Elemen Mesin, hal 25
Dimana: T
= Torsi poros. d
s
= diameter poros I Maka :
F =
2 28
4 ,
18895
= 1349,67 [kg] Menurut literatur Sularso, Elemen Mesin, hal 27 bahwa tekanan
permukaan yang diijinkan untuk diameter poros terkecil P
a
= 8 [kgmm
2
] dan untuk diameter poros terkecil P
a
= 10 [kgmm
2
]. Panjang pasak l
1
dari tekanan permukaan adalah: P
a
= t
l F
1 2
⋅ Dimana :
F = Gaya yang bekerja pada poros. l
2
= panjang pasak dari tekanan permukaan t
2
= kedalaman alur pasak pada poros 4
Universitas Sumatera Utara
Maka : 8
=
4 67
, 1349
⋅ l
l =
32 67
, 1349
= 42,17 [mm] = 43 [mm] Tegangan geser yang timbul adalah
τ
k
= l
⋅ b
F Sularso, Elemen Mesin, hal 25
=
43 8
67 ,
1349 ×
= 3,92 [kgmm
2
] Jadi, pasak aman terhadap tegangan geser
τ
k
≤ τ
ka
yaitu 3,92 kgmm
2
≤ 6,25 [kgmm
2
]. Dengan cara perhitungan yang sama, maka ukuran-ukuran pasak pada
masing-masing poros dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.9 Ukuran Pasak Poros
d
p
[mm] Pasak
b [mm] h [mm] l [mm]
I 28
8 7 43 II
45 14 9 131,3
III 73
20 12 215,9 IV
140 34 20 422,31
Universitas Sumatera Utara
3.8 SISTEM PENGEREMAN