Latar Belakang Pergantian Debitur Pada Perjanjian Jual-Beli Mobil Secara Kredit Di Pt. Daya Adicipta Wihaya Di Medan

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mewujudkan tujuan nasional yang sesuai dengan isi pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 alenia IV, yaitu dengan memajukan kesejahteraan umum dan setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi segala kebutuhannya, dalam kelangsungan hidupnya, manusia itu mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan harkatnya dan selalu meningkat, sedangkan kemampuan manusia mempunyai suatu batasan tertentu. Kendaraan merupakan salah satu alat transportasi yang harus diperhatikan untuk memenuhi kebutuham sehari-hari. Kebutuhan yang dipenuhi itu tidak sama bagi setiap orang, tapi setiap manusia bergerak untuk memenuhi segala kebutuhannya, manusia sangat memerlukan alat transportasi karena tanpa adanya alat transportasi proses pemenuhan kebutuhan setiap manusia akan terhambat. Maka dari itu alat transportasi merupakan suatu kebutuhan manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dibutuhkan manusia.Untuk mendapatkan alat transportasi tersebut yang berupa kendaraan baik yang bermotor maupun yang tidak bermotor, kendaraan beroda empat maupun yang beroda dua maka manusia dapat memperolehnya dengan cara jual beli kendaraan bermotor tersebut baik di beli secara kontan dengan sekali pembayaran ataupun secara cicilan atau kredit. Jual-Beli dapat di artikan sebagai suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak yang satu si penjual berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang sedang pihak yang lain si pembeli berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut. 1 Unsur -Unsur pokok dari perjanjian jual-beli adalah barang dan harga sesuai dengan asas Konsensualisme yang mana perjanjian jual-beli itu sudah dilahirkan di saat tercapainya kesepakatan mengenai barang dan harga, yang mana perjanjian jual beli tersebut ditegaskan dalam pasal 1458 KUHPerdata yang dinyatakan bahwa Jual-beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai sepakat tentang barang dan harga. 2 Namun tidak semua golongan masyarakat dapat membeli kendaraan secara tunai mengingat kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan yang setiap hari selalu bertambah sangat terbatas sehingga masyarakat lebih memilih melakukan jual beli-beli kendaraan secara kredit atau cicilan untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi sebagai alat penunjang pemenuh kebutuhan masyarakat yang lain.jual-beli dengan pembayaran angsurancicilan sama sekali tidak ada diatur dalam KUHPerdata yang berlaku di Indonesia. Namun demikian ternyata dalam praktek sehari- hari banyak dijumpai lalu-lintas persetujuan yang berbentuk jual-beli angsuran. 3 Pemberian kredit untuk masyarakat di maksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam masyarakat yang tidak dapat diperoleh secara kontan atau dengan sekali pembayaran, yang mana kebutuhan 1 R.Subekti. Aneka Perjanjian. , Bandung: Citra Aditya Bakti 1995 hal 1 2 Ibid, hal: 2 3 M. Yahya Harahap. Segi-Segi Hukum Perjanjian, Jakarta: Sinar Grafika 2002, hal: 217 tersebut dapat berupa kebutuhan produktif maupun konsumtif. Yang dimaksud kebutuhan produktif adalah kebutuhan yang ada atau terdapat dalam masyarakat untuk memperluas modal usahanya sedangkan kebutuhan konsumtif adalah kebutuhan yang terdapat dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pribadi seperti pembelian rumah maupun kendaraan bermotor seperti mobil pribadi. Perkreditan adalah suatu penyediaan uang atau yang di persamakan dengannya, yang didasari atas perjanjian pinjam-meminjam antara pihak kreditur Bank, Perusahaan, atau perorangan dengan pihak debitur peminjam, yang mewajibkan pihak Debitur untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu, dimana sebagai imbalan jasanya kepada pihak kreditur pemberi pinjaman diberikan hak untuk mendapatkan bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan selama masa kredit tersebut berlangsung 4 4 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis,Bandung: Citra Aditya Bakti 2005, Hal 111. .Dalam proses pemberian kredit terdapat hubungan hukum antara Kreditur sebagai pemberi hutang dan Debitur sebagai penerima hutang sehingga hubungan hukum ini memiliki konsekuensi yuridis. Konsekuensinya adalah dalam hubungan hukum antara Kreditur dan Debitur akan terdapat hak dan kewajiban masing masing pihak yang masing masing harus dipenuhi.Kegiatan perkreditan antara kreditur dan debitur selaku pihak yang melakukan hubungan hukum ini biasanya dilakukan dalam bentuk perjanjian tertentu agar hubungan hukum yang dijalin antara Kreditur dan debitur memiliki bukti otentik yang dapat dipertanggung jawabkan di kemudian hari apabila terjadi suatu sengketa antara Kreditor dan Debitur. Jual-beli secara kredit tidak jarang terjadi di masyarakat dengan terlebih dahulu membuat perjanjian jual beli secara kredit yang di dasari oleh Pasal 1320 tentang syarat sahnya suatu perjanjian, yang mana Pasal 1320 itu dinyatakan untuk sahnya suatu perjanjian harus memenuhi empat syarat yaitu: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu hal tertentu 4. Suatu sebab yang halal Jual beli mobil secara Kredit dimasyarakat tidak jarang digunakan masyarakat mengingat banyaknya kebutuhan di dalam masyarakat namun minimnya kemampuan yang ada di dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga dilakukanlah jual beli secara kredit yang dilakukan masyarakat untuk memeuhi kebutuhannya, yang mana jual - beli secara kredit ini terdiri dari pihak-pihak yang membuat peranjian jual beli secara kredit tersebut, yang terdiri dari pihak Kreditor sebagai pihak yang memberi pinjaman dan pihak Debitur sebagai pihak yang menerima pinjaman. Namun tidak jarang terjadi kendala mengenai jual beli mobil secara kredit yang menyebabkan timbulnya masalah dalam jual - beli mobil secara kredit ini yang mengakibatkan terjadinya kredit macet yaitu tunggakan terhadap bayaran yang dibayar setiap bulan dari Debitur kepada Kreditor. Untuk mengatasi hal itu biasanya dilakukan pergantian Debitur yaitu dilakukannya pergantian terhadap orang yang berhutang kepada Kreditor. Pergantian Debitur dilakukan untuk menghindarkan macetnya pembayaran yang dilakukan Debitur kepada Kreditor sehingga dengan digantinya Debitur tersebut Debitur yang barulah yang akan menggantikan Debitur yang lama untuk membayar cicilan mobil kepada Kreditor sehingga permasalahan yang selalu timbul mengenai kredit macet dapat diatasi. Pergantian debitur dalam perjanjian jual beli mobil secara kredit ini sangat menarik untuk dibahas mengingat banyaknya permasalahan, mengenai hal ini di dalam masyarakat mulai dari pengetahuan masyarakat tentang pengaturan hukum mengenai pergantian debitur, faktor faktor yang menyebabkan timbulnya debitur pengganti, hak dan kewajiban debitur pengganti sampai kekuatan hukum mengenai debitur pengganti serta perlindungan debitur pengganti terhadap kendaraan yang menjadi objek dari kredit tersebut. Dengan begitu banyaknya yang perlu dibahas sehingga dipandang sangat tepat untuk dibahas didalam skripsi yang berjudul “Pergantian Debitur Pada Perjanjian Jual-Beli Mobil Secara Kredit di PT.Daya Adicipta Wihaya di Medan”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan dan latar belakang yang telah di paparkan oleh penulis maka penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada skripsi ini, yakni : 1. Bagaimanakah status hukum PT.Daya Adicipta Wihaya di Medan? 2. Bagaimanakah pengaturan mengenai pergantian debitur dalam perjanjian jual-beli mobil secara kredit di PT.Daya Adicipta Wihaya di Medan? 3. Bagaimanakahpraktek debitur pengganti pada PT.Daya Adicipta Wihaya di Medan?

C. Tujuan Penelitian