Pengaturan Mengenai Pergantian Debitur atau Novasi

e. Jasa penjualan bahan bakar mobil dan motor.

B. Pengaturan Mengenai Pergantian Debitur atau Novasi

Sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan mengenai pengertian novasi atau pembaharuan utang maka novasi adalah salah satu bentuk hapusnya perikatan yang terwujud dalam bentuk lahirnya perikatan baru. 66 1. Apabila seorang debitur membuat suatu perikatan utang baru guna orang yang mengutangkan kepadanya, yang menggantikan utang yang lama, yang dihapuskan karenanya; Dalam Pasal 1413 KUHPerdata dinyatakan bahwa ada tiga macam jalan untuk melaksanakan pembaharuan hutang yaitu: 2. Apabila seorang debitur baru ditunjuk untuk menggantikan debitur yang lama, yang oleh kreditor dibebaskan dari perikatannya; 3. Apabila sebagai akibat suatu perjanjian baru, seorang kreditor baru ditunjuk untuk menggantikan kreditor lama, terhadap siapa debitur dibebaskan dari perikatannya. Dari ketiga macam cara pembaharuan utang yang disebutkan dalam 1413 KUHPerdata dapat diketahui bahwa dalam pembaharuan hutang atau novasi, perikatan yang lama hapus demi hukum dan selanjutnya dibuatdibentuk suatu perikatan baru antara pihak yang sama, yaitu antara debitur dan kreditor yang sama dalam perikatan yang dihapuskan, atau dengan pihak yang lain yang selanjutnya akan berkedudukan sebagai kreditor atau debitur baru, yang 66 Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Hapusnya perikatan Jakarta: Raja Grafindo Persada 2003 hal: 80 menggantikan kreditor atau debitur yang lama. 67 Pergantian debiturmerupakan novasi karena salah satu cara untuk melakukan novasi guna memperbaharui utang adalah dengan melakukan pergantian debitur sehingga debitur yang lama digantikan oleh debitur yang baru. Pergantian debitur ini diatur dalam Pasal-Pasal yang terdapat dalam KUHPerdata, dimana dalam pasal 1416 KUHPerdata dikatakan bahwa pembaharuan utang dengan penunjukan seorang berutang baru untuk mengganti yang lama dapat dijalankan tanpa bantuan orang berutang yang lama. Dari pasal 1416 KUHPerdata dapat disimpulkan bahwa pengalihan hutang dari debitur lama kepada debitur baru dapat dilakukan tanpa bantuan Pembaharuan utang yaitu novasi juga diatur dalam ketentuan Pasal 1414 KUHPerdatadinyatakan bahwa pembaharuan utang hanya dapat terlaksana antara orang-orang yang cakap untuk mengadakan perikatan-perikatan, sehingga dapat dikatakan bahwa penjelasan Pasal 1414 KUHPerdata merupakan penegasan dari ketentuan Pasal 1320 ayat 2 KUHPerdata.Tentang kesepakatan antara mereka yang mengadakan pembaharuan utang, Pasal 1415 KUHPerdatadinyatakan bahwa “Tiada pembaharuan utang yang dipersangkakan; kehendak seorang untuk mengadakannya harus dengan tegas ternyata dari perbuatannya”. Ini berarti suatu pembaharuan utang harus dengan tegas menyatakan bahwa utang lama atau perikatan lama yang ada diantara debitur dan kreditor menjadi hapus demi hukum, dan sebagai penggantinya dibuat dan berlakulah perikatan baru dengan segala ketentuan dan syarat-syaratnya yang baru, yang berlaku bagi debitur dan kreditor dalam perikatan yang baru tersebut. 67 Ibid. dari debitur lama yang perikatannya dihapuskan karena telah diganti dengan perikatan yang baru dan debitur yang baru. Ketentuan dari Pasal 1416 KUHPerdata ini sangat sesuai dan sejalan dengan apa yang diatur didalam Pasal 1382 KUHPerdatadikatakan bahwa Tiap-tiap perikatan dapat dipenuhi oleh siapa saja yang berkepentingan, sepertinya seorang yang turut berutang atau seorang penanggung utang. Suatu perikatan bahkan dapat dipenuhi juga oleh seorang pihak ketiga yang tidak mempunyai kepentingan asal saja orang pihak ketiga itu atas nama dan untuk melunasi utangnya siberutang atau jika ia bertindak atas namanya sendiri, asal ia tidak menggantikan hak-hak siberpiutang. Dapat dikatakan bahwa bahwa novasi yang seperti ini merupakan perbuatan suatu perjanjian baru antara kreditor dengan debitur baru, dengan menghapuskan kewajiban debitur lama dalam perikatan yang dibuat dengan debitur baru.Selanjutnya sebagai konsekuensi dari pembebasan debitur lama dari perikatannya yang lama dengan kreditor, Pasal 1418 KUHPerdata dinyatakan bahwa Si berpiutang yang membebaskan si berutang yang telah melakukan pemindahan, tak dapat menuntut orang tersebut, jika orang yang ditunjuk untuk menggantikan itu jatuh dalam keadaan pailit atau nyata-nyata tak mampu, terkecuali jika hak penuntutan itu dengan tegas dipertahankan dalam perjanjian, atau jika orang yang berutang yang ditunjuk sebagai pengganti itu pada saat pemindahan telah nyata-nyata bangkrut, atau telah berada dalam keadaan terus-menerus merosot kekayaannya. Rumusan tersebut jelas merupakan wujud dari asas itikad baik dalam perjanjian. Seorang debitur yang telah dibebaskan dari kewajibannya, yang telah dihapuskan dari perikatannya tidak mungkin lagi dapat diminta untuk memenuhi perikatannya yang telah dihapuskan tersebut. Walau demikian, guna melindungi kepentingan dari kreditor yang beritikad baik juga, maka perlu diperhatikan keadaan dari pihak ketiga yang ditunjuk untuk menggantikan debitur lama. Dalam hal dimana kreditor tetap mempertahankan haknya terhadap debitur lama berdasarkan perikatan lama, maka sesungguhnya tidak terjadi pembaharuan hutang. Kondisi ini berlainan, jika debitur lama telah ditarik sebagai penanggung utang bagi debitur baru atau sebagai kawan debitur dalam perikatan tanggung menanggung. Untuk keadaan terakhir ini, kewajiban debitur lama terhadap kreditor tidak lagi didasarkan pada perikatan lama, melainkan berdasarkan pada perikatan baru. Dalam hal inipun sesungguhnya tidak terjadi pergantian debitur, hanya penambahan debitur baru, dengan pembentukan perikatan baru. 68

C. Praktek Debitur Pengganti di PT. Daya Adicipta Wihaya di Medan