Perjanjian Kredit Pergantian Debitur Pada Perjanjian Jual-Beli Mobil Secara Kredit Di Pt. Daya Adicipta Wihaya Di Medan

perikatan. Contoh perjanjian ini adalah perjanjian pembebanan jaminan dan penyerahan hak milik. Sedangkan perjanjian obligatoir merupakan perjanjian yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak. Disamping itu dikenal juga jenis perjanjian dari sifatnya, yaitu perjanjian pokok dan perjanjian accesoir. Perjanjian pokok merupakan perjanjian yang utama, yaitu perjanjian pinjam meminjam uang, baik kepada individu atau kepada lembaga perbankan. Sedangkan perjanjian accesoir merupakan perjanjian tambahan, seperti perjanjian pembebanan hak tanggungan atau fidusia. 26

D. Perjanjian Kredit

Kita ketahui perngertian dari kredit yang dalam bahasa Yunani disebut Credere adalah suatu kepercayaan. Kepercayaan dalam hal ini adalah suatu keyakinan yang dimiliki kreditur bahwa debitur akan mengembalikan kredit yang diberikan oleh kreditur. Maka dari itu dasar dari kredit adalah suatu kepercayaan.Berdasarkan Pasal 1 angka 11 Undang-Undang no.10 tahun 1998 tentang perubahan terhadap Undang-Undang no.7 tahun 1992 tentang perbankan yang selanjutnya disebut UUP, dinyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diperoleh beberapa unsur kredit yaitu: 26 ibid 1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterimanya kembalidalam jangka waktu tertentu di masa yabg akan datang. 2. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang. 3. Degree of risk, yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya, karena sejauh-jauh kemampuan manusia untuk menerobos masa depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Dengan adanya unsur resiko inilah timbul jaminan dalam pemberian kredit. 4. Prestasi atau objek kredit, dimana prestasi atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga terdapat dalam bentuk barang atau jasa. Namun, karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan kepada uang maka transaksi kredit yang menyangkut uang lah yang sering dijumpai dalam suatu pemberian kredit. 27 27 Hermansyah, Kata Pengantar: Chatamarrasjid. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana 2006. Hal: 58. Untuk memberikan suatu kredit biasanya kreditor melakukan analisis terhadap Debitur yang akan mengajukan permohonan kredit kepadanya. Dari analisis tersebutlah kreditur kemudian memberikan pertimbangan terhadap permohonan yang diajukan oleh debitur. Untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan pemberian kredit biasanya digunakanlah suatu konesep yang dinamakan konsep 5C yaitu 28 a. Watak character : Yang dimaksud dengan watak disini adalah kepribadian, moral dan kejujuran pemohon kredit. Apakah ia dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, yang timbul dari persetujuan kredit yang akan diadakan.Didalam praktek perbankan hal ini menyangkut sampai sejauh mana kebenaran dari keterangan-keterangan yang diberikan pemohon tentang data-data perusahaannya yang dimintakan oleh bank. Dalam rangka ini, bank juga menyelidiki asal-usul kehidupan pribadi, apakah pemohon seorang yang royal, keadaan masa lalunya, apakah pernah terlibat dalam blacklist dan sebagainya. Informasi, dan refrensi antara bank juga dibutuhkan. b. Kemampuan capacity Yang dimaksud adalah kemampuan mengendalikan, memimpin, menguasai bidang usaha, kesungguhan, dan melihat perspektif masa depan, sehingga usaha pemohon berjalan dengan baik dan memberikan untung rendabel. 28 Mariam Darus Badrulzaman, Beberapa Masalah Hukum Dalam Perjanjian Kredit Bank Dengan Jaminan Hypotheek Serta Hambatan-Hambatannya Dalam Praktek Di Medan, USU: Alumni 1978 Hal: 71 c. Modal capital Pemohon disyaratkan wajib memiliki modal sendiri. Kredit dari bank berfungsi sebagai tambahan. Adanya modal sendiri dari pemohon menunjukan bahwa pemohon adalah pengusaha, yang untuk memperkembangkan usahanya itu perlu mendapat bantuan dari pihak bank.Data-data mengenai modal itu dapat dilihat dari neraca pemohon. d. Jaminan collateral Jaminan disini berarti kekayaan yang dapat diikat sebagai jaminan, guna kepastian pelunasan di belakang hari, kalau penerima kredit tidak melunasi hutangnya.Jaminan itu dapat juga berupa orang menyediakan dirinya untuk menjamin pembayaran dari penerima kredit Borgtocht. Faktor jaminan ini adalah security faktor atas kredit yang diberikan. Jumlah texasi nilai-nilai jaminan lazimnya harus lebih tinggi dari jumlah kredit yang diberikan. Kedalam jumlah pinjaman diperhitungkan juga bunga dan biaya-biaya yang timbul dari kredit itu. e. Kondisi ekonomi conditional of economy Yang dimaksud di sini ialah situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu tertentu, dimana kredit itu diberikan oleh bank kepada pemohon. Apakah kondisi ekonomi tersebut memungkinkan pemohon mendapat keuntungan yang diperhitungkan dengan menggunakan kredit tersebut.

E. Asas – Asas dalam Perjanjian