Analisa Jumlah Kendaraan Dan Panjang Jalan Terhadap Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Tapanuli Utara

(1)

ANALISA JUMLAH KENDARAAN DAN PANJANG JALAN TERHADAP KECELAKAAN LALU-LINTAS

DI KABUPATEN TAPANULI UTARA TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

DOLMAR TOBING 082407109

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISA JUMLAH KENDARAAN DAN

PANJANG JALAN TERHADAP JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : DOLMAR TOBING

Nomor Induk Mahasiswa : 082407109

Program Studi : DIPLOMA (D3) STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2011

Diketahui/Disetujui oleh :

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing,

Ketua,

Prof. Drs. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D Drs. Liling Perangi-angin , M.Si


(3)

PERNYATAAN

ANALISA JUMLAH KENDARAAN DAN PANJANG JALAN TERHADAP KECELAKAAN LALU-LINTAS

DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2011

Dolmar Tobing 082407109


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih anugerah-Nya, Tugas Akhir ini dapat diselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dilaksanakan untuk memenuhi peraturan yang ada. Tugas Akhir ini ditulis dan dianalisis berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kepolisian Negara

Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas yang terletak di Jl.Putri Hijau No.14 Medan.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini sampai akhirnya bisa diselesaikan dengan baik. Adapun pihak-pihak yang telah membantu adalah sebagai berikut :

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU

2. Bapak Prof. Drs. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen

Matematika USU

3. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si selaku Ketua Program Studi Statistika

4. Bapak Drs. Liling Perangin-angin, M.Si selaku pembimbing yang telah

membimbing saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Kedua orang tua yang saya cintai yang selalu memberi dukungan, doa, dan

semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Yang teristimewa buat Reni Marsinta Nababan yang memberikan semangat

sepanjang pembuatan sampai selesainya Tugas Akhir ini.

7. Ivan Pasaribu sahabat yang membantu saya menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa D3 Statistika yang turut membantu

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Seluruh sahabat penulis yang memberikan dukungan positif kepada penulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Demikian penulis sampaikan dengan harapan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan

vi

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Maksud dan Tujuan 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metode Penelitian 3

1.6.1 Pengumpulan Data 3

1.6.2 Analisis Data 4

1.7Tinjauan Pusaka 5

1.8Sistematika penulisan 6

Bab 2 Tinjauan Teoritis 8

2.1Klasifikasi Kendaraan 8

2.2Klasifikasi Fungsi Jalan 9

2.3Kewajiban Yang Harus Dilakukan

Oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor 10

2.4 Pengertian Kecelakaan Lalu-Lintas 11

2.5 Jenis Dan Bentuk Kecelakaan 12

2.6 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu-Lintas 13

Bab 3 Landasan Teori 15

3.1 Statistik Nonparametrik 15

3.2 Hipotesis 16

3.3 Uji Chi-Kuadrat 17

3.3.1 Uji Independen Antara Dua Faktor 19

3.3.2 Metode Analisa 22

Bab 4 Analisa Data Dan Pemasaran 26

4.1 Data Yang Diperoleh 26

4.2 Hubungan Kecelakaan Lalu-Lintas

dengan Jumlah Kendaraan Bermotor 27

4.3 Hubungan Kecelakaan Lalu-Lintas dengan Panjang Jalan 33

Bab 5 Implementasi Sistem 37

5.1 Pengertian 37

5.2 Statistik Dan Komputer 37

5.3 Excel Dan komputer Statistik 38


(6)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 46

6.1 Kesimpulan 46

6.2 Saran 46

Daftar Pustaka 47


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Kecelakaan Lalu-Lintas dan Korban Kecelakaan

di Tapanuli Utara 27

Tabel 4.2 Data Kecelakaan Lalu-Lintas Menurut Kendaraan

Bermotor Tahun 2010 28

Tabel 4.3 Daftar Kontingensi dari Daftar Frekuensi yang Diharapkan 30

Tabel 4.4 Penentuan Harga Chi-Kuadrat 31

Tabel 4.5 Data Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Menurut Panjang Jalan 33

Tabel 4.6 Daftar Kontingensi dari Daftar Frekuensi yang Diharapkan 35


(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat. Sarana ini adalah salah satu bagian yang terpenting dalam menumbuhkan, mendukung dan memperlancar laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam waktu yang relatif singkat jumlah kendaraan bermotor bertambah dengan cepat sementara ruang gerak bagi kendaraan ini pembangunannya agak lamban. Dengan kata lain perkembangan prasarana angkutan darat ini selalu tertinggal oleh perkembangan jumlah armada angkutan. Demikian juga dengan pengaturan arus lalu-lintasnya dan kurang disiplinnya mengemudikan kendaraan di jalan raya. Akhirnya timbul persoalan lalu-lintas yang berhubungan dengan keselamatan nyawa yaitu kecelakaan lalu-lintas.

Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu-lintas di darat.Lancarnya arus lalu-lintas akan sangat mendukung perkembangan ekonomi suatu daerah, termasuk Tapanuli Utara. Apabila prasarana jalan diibaratkan sebagai urat nadi, maka armada angkutan adalah darah yang mengalir melalui urat nadi tersebut. Jumlah


(9)

kendaraan di Tapanuli Utara setiap tahunnya terus meningkat, seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi dan pesatnya pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menganalisa ada tidaknya hubungan jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas, maka penulis memilih judul tugas akhir ini : ” ANALISA JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DAN PANJANG JALAN TERHADAP KECELAKAAN LALU-LINTAS DI TAPANULI UTARA“.

1.2Identifikasi Masalah

Yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini adalah : apakah ada hubungan jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap kecelakaan lalu-lintas di Tapanuli Utara.

1.3Batasan Masalah

Dalam tulisan ini perlu dibuat batasan ruang lingkup permasalahan yaitu kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2010 dengan menggunakan :

1. Analisa univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dari


(10)

2. Analisa bivariat yaitu hipotesis yang diuji, biasanya kelompok yang berbeda dalam ciri khas tertentu dengan demikian perbedaan itu berhubungan dengan frekuensi relatif anggota-anggota kelompok ke dalam beberapa kategori.

1.4Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap kecelakaan lalu-lintas di Tapanuli Utara.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain :

1. Sebagai bahan evaluasi kegiatan lalu-lintas di Tapanuli Utara di masa yang

akan datang.

2. Sebagai pertimbangan dalam penetapan kebijaksanaan perencanaan

pembangunan jalan di masa yang akan datang.

1.6Metode Penelitian 1.6.1 Pengumpulan Data

Ada pun data yang diperoleh untuk penulisan Tugas Akhir ini merupakan data yang sekunder dari Kantor Kepolisian Provinsi Sumatera Utara. Ruang lingkup data secara keseluruhan adalah untuk kendaraan bermotor di bagi atas beberapa kategori, yaitu : mobil penumpang, mobil bus, mobil gerobak, dan sepeda motor. Sedangkan untuk


(11)

jalan yang ditinjau yaitu jalan negara, jalan propinsi, jalan kabupaten/kota. Data yang digunakan adalah data tentang jumlah kecelakaan lalu-lintas yang disebabkan kendaraan bermotor dan panjang jalan tahun 2010

1.6.2 Analisa Data

Untuk mendukung penyusunan Tugas Akhir ini maka penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas yang terletak di Jl.Putri Hijau No.14 Medan. Data tersebut adalah data jumlah kendaraan bermotor dan kecelakaan

lalu-lintas di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2010. Selanjutnya dilakukan pengolahan

dan penganalisisan dengan menggunakan metode uji Chi-Kuadrat ( ) dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung harga Chi-Kuadrat ( )

2. Menentukan daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesa.

3. Setelah selesai pengujian data maka dapatlah diperoleh suatu keputusan berupa

kesimpulan.

Rumus yang digunakan :

=

Dengan : = Chi-Kuadrat

f

0 = Nilai pengamatan yang diperoleh


(12)

Dengan criteria pengujian sebagai berikut :

Tolak H0 jika hitung

tabel

Terima H0 jika hitung

<

tabel

Dengan taraf nyata

α

= 0,05 dan

Derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1).

1.7Tinjauan Pustaka

Sebagai karya tulis yang ingin dinilai baik haruslah memiliki referensi yang cukup. Oleh karena itu penulis mengumpulkan bahan bacaan guna mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan materi yang terdapat dalam Tugas Akhir nanti. Adapun bahan pustaka yang penulis maksud adalah sebagai berikut.

1. Tapanuli Utara dalam angka, Badan Pusat Statistik, 2010.

2. Buku yang berjudul Metoda Statistik Edisi ke-6 karangan Sudjana diterbitkan

tahun 1992 di Bandung.

3. Buku yang berjudul Peraturan Pelaksanaan Jalan Raya karangan B. Marga

diterbitkan tahun 1992 di Jakarta.

4. Buku yang berjudul Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007


(13)

1.8Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan Tugas AKhir ini, penulis membuat suatu sistematika yang terdiri dari :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisannya.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini dijelaskan mengenai klasifikasi kendaraan, klasifikasi fungsi jalan, kewajiban yang harus ditaati oleh pengemudi kendaraan bermotor, persyaratan pengemudi dan tata cara berlalu-lintas, pengertian dan faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas.

BAB 3 : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan Chi-Kuadrat.

BAB 4 : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan metode uji Chi-Kuadrat ( ).


(14)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan metode uji Chi-Kuadrat menggunakan implementasi sistem Excel.

BAB 6 : PENUTUP

Pada bab penutup penulis memberikan beberapa kesimpulan dan saran dengan hasil analisis yang dilakukan.


(15)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1Klasifikasi Kendaraan

Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis kendaraan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Mobil Penumpang (Passenger Car)

Jenis kendaraan pribadi dengan daya angkut lebih kecil dari 12 orang, termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

2. Mobil Bus (Bus)

Semua jenis kendaraan penumpang yang daya angkutnya lebih besar dari 12 orang, termasuk di dalamnya Pick Up.

3. Mobil Gerobak (Truk Wagon)

Semua jenis truk yang mempunyai roda 4 ke atas, termasuk mobil tangki.

4. Sepeda Motor (Motor Cycle)

Semua jenis kendaraan bermotor beroda 2, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Vespa dan lain-lain.


(16)

2.2Klasifikasi Fungsi Jalan

Dalam UU No.13/1980 dan PP No.26/1985, dijelaskan mengenai penyusunan dan penentuan fungsi jalan. Seperti jaringan primer disusun mengikuti Tata Ruang dan Struktur Pengembangan Wilayah Tingkat Nasional yang menghubungkan simpul-simpul distribusi. Sedangkan jaringan sekunder disusun mengikuti ketentuan Pengaturan Tata Ruang Kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi primer kesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya sampai ke perumahan. Jaringan primer atau sekunder dikelompokkan menurut peranan atau fungsi, yakni :

1. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri

perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-ratanya maksimum (kecepatan rencana > 60 km/jam, lebar badan jalan minimum = 8 meter) dan jumlah masuk dibatasi secara efisien. Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan ibukota propinsi dengan jalan lain yang strategis terhadap kepentingan nasional.

2. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi

dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang (kecepatan rencana 40-60 km/jam, lebar badan jalan minimum = 7 meter), dengan jumlah jalan masuk semi dibatasi. Jalan kolektor primer yaitu jalan yang menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten atau kotamadya terhadap kepentingan propinsi.


(17)

3. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat atau local dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata rendah ( kecepatan rencana 20-40 km/jam, lebar badan jalan minimum = 7 meter ) dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Menurut PP No.26/1985, wewenang pembinaan jalan dikelompokkan menjadi:

1. Jalan Nasional termasuk jalan arteri primer, jalan kolektor primer, yang

menghubungkan antara ibukota propinsi dan jalan lain yang mempunyai nilai yang strategis terhadap kepentingan nasional.

2. Jalan Propinsi termasuk jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota

propinsi dengan ibukota kabupaten/kotamadya dan jalan lain yang mempunyai kepentingan strategis terhadap kepentingan propinsi.

3. Jalan kabupaten/Kotamadya termasuk jalan kolektor primer yang tidak

termasuk jalan nasional dan jalan propinsi, jalan lokal primer dan jalan lain yang tidak termasuk jalan nasinal dan jalan propinsi.

4. Jalan Khusus adalah jalan yang dibangun dan dipelihara oleh instansi atau

perorangan untuk melayangi kepentingan mereka masing-masing.

2.3Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor

Kewajiban yang harus ditaati oleh pengemudi kendaraan bermotor antara lain :

1. Penggemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu-lintas


(18)

a. Menghentikan kendaraannya,

b. Menolong orang yang menjadi korban kecelakaan dan

c. Melaporkan kecelakaan tersebut kepada Pejabat Polisi Negara Republik

Indonesia terdekat.

2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada no.1 oleh

karena keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksudkan pada no. 1 huruf a dan b, kepadanya tetap diwajibkan segera melaporkan diri kepada Pejabat Polisi Republik Indonesia terdekat.

3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita

oleh penumpang atau pemilik barang atau pihak ketiga, yang timbul karena kelalaian atas kesalahan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan bermotor, (dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahu 1992 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP No.41, 42, 43 dan 44 tahun 1993 halaman 10-11).

2.4Pengertian Kecelakaan Lalu-Lintas

Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41, 42, 43 dan 44 Tahun 1993 (dikutip dari halaman 174 pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tentang Prasarana Lalu-Lintas), kecelakaan lalu-lintas adalah : suatu peristiwa di jalan yang tidak ada disangka-sangka dan tidak disengaja


(19)

melibatkan kendaraaan atau pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban jiwa atau kerugian lainnya.

Didalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu-lintas dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Korban meninggal

Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai akibat kecelakaan lalu-lintas dalam jangka waktu paling lama tiga hari setelah kecelakaan tersebut.

2. Korban luka berat

Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau dirawat dalam jangka waktu lebih dari tiga puluh hari sejak terjadinya kecelakaan.

3. Korban luka ringan

Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban meninggal dan korban luka berat.

2.5Jenis dan Bentuk Kecelakaan

Kecelakaan Lalu-lintas dapat digolongkan atas tiga jenis menurut akibat dari kecelakaan tersebut, yaitu :

1. Kecelakaan dengan korban meninggal

2. Kecelakaan dengan korban luka-luka


(20)

Sedangkan pelanggaran antara kendaraan bermotor dapat diklasifikasikan menurut bentuk kejadian kecelakaannya, yaitu :

1. Tabrakan depan yaitu dua kendaraan yang tabrakan dengan berlawanan arah.

2. Tabrakan sudut atau samping yaitu tabrakan antara dua kendaraan yang

bergerak dalam dua arah yang berbeda dan bukan berlawanan.

3. Tabrakan depan belakang yaitu tabrakan yang terjadi pada dua buah kendaraan

yang sedang berjalan pada arah yang sama.

4. Tabrakan sisi yaitu sebuah kendaraan yang dilanggar oleh kendaraan lain dari

samping pada waktu bejalan di jalan yang sama atau berlawanan, biasanya terjadi pada jalur yang berbeda.

5. Tabrakan belakang yaitu kendaraan yang mundur sehingga menabrak

kendaraan yang ada di belakangnya.

2.6Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu-Lintas

Pada umumnya kecelakaan lalu-lintas diakibatkan oleh kombinasi beberapa faktor pendukung antara lain, yaitu :

1. Pelanggan atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti ugal-ugalan.

2. Karena pejalan kaki, seperti menyeberang jalan tidak hati-hati.

3. Kesalahan kendaraan seperti tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan,

tanpa lampu tangan tanda berbahaya.

4. Kesalahan jalan seperti kurang lebarnya badan jalan sehingga kendaraan

melewati jalur lawan.


(21)

Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa kecelakaan lalu-lintas merupakan wujud kegagalan dalam interaksi perjalanan dari pengemudi, pejalan kaki, kendaraan, jalan dan cuaca.


(22)

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1Statistik Nonparametrik

Tes statistik nonparametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Oleh karena itu observasi-observasi independent dan variabel yang diteliti pada dasarnya memiliki kontinuitas. Uji metode nonparametrik adalah prosedur pengujian hipotesa yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi yang mendasari.

Dalam kegiatan penelitian biasanya lebih banyak digunakan analisis statistik parametrik dari pada statistik nonparametrik. Statistik parametrik digunakan jika kita telah mengetahui model matematis dari distribusi populasi suatu data yang akan dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model distribusi populasi dari suatu data relatif kecil atau asumsi kenormalan tidak selalu dapat dijamin penuh, maka kita harus menggunakan statistik nonparametrik (statistik bebas distribusi).

Dalam implementasi, penggunaan prosedur yang tepat merupakan tujuan dari peneliti. Beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penggunaan


(23)

1. Hipotesis yang di uji tidak melibatkan populasi.

2. Skala yang digunakan lebih lemah dari skala prosedur parametrik.

3. Asumsi-asumsi parametrik tidak terpenuhi.

3.2Hipotesis

Hipotesis secara etimologis dibantuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis artinya suatu kesimpulan yang masih kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan yang sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesa tersebut. Pembuktian ini hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data dilapangan. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah :

1. Hipotesa harus muncul dan ada dalam hubungannya dengan teori serta

masalah yang diteliti.

2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti.

3. Hipotesis dapat di uji dan terukur sendiri untuk menetapkan hipotesis yang

besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.

Perlu diingat adapun syarat hipotesis,yang jelas bahwa penampilan setiap hipotesis adalah setiap hipotesis adalah bentuk steatment, yaitu pernyataan tentang sifat atau keadaan hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti.


(24)

Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol (Ho), hipotesis alternatife (Ha), hipotesis kerja (Hk). Tetapi yang biasa adalah Ho yang merupakan bentuk dasar atau yang memiliki steatment yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel independent (x) tidak mempengaruhi variabel dependen (y). Adapun hipotesis yang digunakan dalam tulisan ini :

Ho : Tidak ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap kecelakaan lalu lintas.

H1 : Ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap kecelakaan lalu lintas.

3.3Uji Chi-Kuadrat

Uji chi-kuadrat merupakan uji indenpedensi dimana suatu variabel tidak dipengaruhi atau tidak ada hubungan dengan variabel lain.Tehnik chi-kuadrat (chi-square; chi

dibaca kai ;simbol dari huruf yunani χ2 ) ditemukan oleh Helmet pada tahun 1875,

tetapi baru pada tahun 1990 pertama kali diperkenalkan kembali oleh Karl Pearson.

Uji chi-kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampel (variabel), memeriksa ketergantungan dan homogenitas antara dua variabel atau lebih, dimana data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, uji ini dapat juga di sebut uji kecocokan (goodness of fit test), karena


(25)

(seperti distribusi normal, uniform, binomial, binomial negatif, eksponensial, poisson, bernoulli, multinomial, hipergeometrik dan pascal).

Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang teramati dengan frekuensiyang diiharapkan bila hipotesis nol yang ditetapkan benar, karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa data skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu yang berupa perhitungan frekuensi pemunculan tertentu.

Penghitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan perhitungan persentase, proporsi atau yang laen yang sejenis. Chi-kuadrat adalah tehnik statistik yang digunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi yang diobservasi, observed frequencies (disingkat Fo atau O) dengan frekuensi yang diharapkan, expected frequencies (disingkat Fh atau E).

Adapun beberapa hal yang perlu diperlukan dalam menggunakan chi-kuadrat, yaitu :

1. Chi-kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk

frekuensi

2. Chi-kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau

kecilnya korelasi darri variabel-variabel yang dianalisa.

3. Chi-kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang


(26)

4. Chi-kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik ,data diskrit atau data nominal.

Cara memberikan interpretasi terhadap chi-kuadrat adalah dengan menentukan df (degree of freedom) atau db (derajat bebas). Setelah itu berkonsultasi table harga kritik chi-kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga chi-kuadrat dari hasil perhitungan dengan harga kritik chi-kuadrat, akhirnya mengambil kesimpulan dengan ketentuan :

1. Bila harga chi-kuadrat (χ2) sama atau lebih besar dari tabel chi-kuadrat maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

2. Bila harga chi-kuadrat (χ2) lebih kecil dari tabel chi-kuadrat maka

hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Adapun beberapa persolan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat dari chi-kuadrat diantaranya adalah :

3.3.1 Uji Independen Antara Dua Faktor

Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa faktor, karateristik atau atribut terdiri dengan tiap faktor atau atribut dari beberapa klasifikasi, kategori, golongan atau mungkin tingkatan.Berdasarkan hasil pengamatan terhadap fenomena demikian akan diselidiki mengenai asosiasi atau hubungan atau kaitan antarafaktor-faktor itu bersifat independent atau bebas,tepatnya bebas statistik.Selain


(27)

daripada itu akan diselidiki ada atau tidaknya pengaruh mengenai beberapa taraf atau tingkatan sesuatu faktor terhadap kejadian fenomena.

Secara umum untuk menguji independent antara dua faktor dapat dijelaskan sebagai berikut : misalkan diambil sebuah sampel acak berukuran n, dan tiap pengamatan tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor I dan faktor II. Faktor I tebagi atas b taraf atau tingkatan dan faktor II terbagi atas k taraf.Banyak pengamatan yang terjadi karena taraf ke-i faktor ke-1 (i=1,2,…,b) dan taraf ke-j faktor ke-II (j=1,2,…,k) akan dinyatakan dengan Oij.Hasilnya dapat di catat dalam sebuah daftar kontingensi b x k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data dengan memakai penyesuaian persyaratan data yang diuji sebagai berikut :

Ho : Kedua faktor bebas statistik (independen),faktor yang salah satu tidak ada hubungan dengan faktor lainnya.

H1 : Kedua faktor tidak bebas statistik (dependen),faktor yang satu ada

hubungannya dengan faktor lainnya.

Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan kemudian dibentuk oleh tabel kontingensi.Data tabel tersebut di atas agar tidak dapat dicari hubungan antara fakor-faktor dengan menggunakan statistik uji Chi-Kuadrat.

Pengujian eksak sukar digunakan,karena disini hanya akan dijelaskan pengujian yang bersifat pendekatan. Untuk ini diperlukan frekuensi teoritik atau

banyak gejala yang diharapkan terjadi yang disini akan dinyatakan dengan Eij.


(28)

Eij = (nio x noj ) / n

Dengan :

Eij : Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi )

nio : Jumlah baris ke-i

noi : Jumlah kolom ke-j

n : Total jumlah sama

Dengan demikian misalnya didapat nilai dari teoritik masing-masing data :

E11 = ( n10 x n01)/n ;E12 = (n10 x n02) / n

E11 = ( n10 x n01)/n ;E12 = (n10 x n02) / n

Dan seterusnya.

Jelas bahwa n = n10 +n20+…+nbo = n01 +n02 +…+nok

Sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis diatas adalah:

Dengan :

Oij adalah banyak data hasil pengamatan

Eij adalah banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi )


(29)

Tolak H0 jika

Terima H0 jika <

Dengan taraf nyata α = 0.05

Derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1),.

3.3.2 Metode Analisa

Dalam berikut ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1 :

Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan penelitian ke Kantor Kepolisian Provinsi Sumatera Utara

Langkah 2 :

Dari data yang dianalisis,lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi.

Langkah 3:

Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi frekuensi yang diamati seperti dibawah ini :


(30)

TABEL DAFTAR KONTINGENSI

FAKTOR II (K KATEGORI)

JUMLAH

1 2 … K

F AKT OR I (B KAT E GOR I )

1 O11 O1K N10

2 O21 O2K N20

… … … …

… … … …

B OB1 OB2 … OBK NB0

JUMLAH n01 n02 … N0k n

Dengan : faktor I dan II adalah faktor-faktor yang membentuk daftar kontingensi dengan b baris dan k kolom.nij adalahfrekuensi yang diamati.

Langkah 4 :

Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan rumus : Eij = (nio x noj )/n

Dengan :

Eij adalah frekuensi yang diharapkan


(31)

Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan.

TABEL DAFTAR KONTINGENSI DARI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN

FAKTOR II (K KATEGORI)

JUMLAH

1 2 … K

F AKT OR I (B KAT E GOR I )

1 E11 E1K n10

2 E21 E2K n20

… … … …

… … … …

B EB1 EB2 … EBK nB0

JUMLA

H n01 n02 … N0k n

Dengan terbentuknya daftar frekuensi yang diamati dan daftar frekuensi yang

diharapkan maka dapat ditentukan harga χ2

.

Langkah 5:

Untuk menghitung harga Chi-Kuadrat ,perlu diperhatikan criteria sebagai berikut :

1. Tidak boleh menggunakan data kurang dari 20

2. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1.

Setelah criteria-kriteria diatas terpenuhi maka harga χ2 dapat dihitung dengan rumus :


(32)

Untuk menguji apakah harga χ2

dianggap berarti pada suatu level of significan

tertentu harus diketahui nilai kritis dari χ2

dengan menggunakan daftar pencarian harga chi-kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan. Dengan membaca nilai chi-kuadrat yang tepat harus terlebih dahulu dipilih confidence coefficient yang akan dipakai dan degree of

freedom-nya.Untuk hal yang umum degree of freedom ini adalah sama dengan

perkalian (k-1) dan (b-1) atau baris kali kolom.

Degree of freedom = (k-1)(b-1)

Langkah 6 :

Hipotesa yang akan diajukan adalah seperti dibawah ini :

Ho : Tidak ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan

terhadap kecelakaan lalu lintas.

H1 : Ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap

kecelakaan lalu lintas.

Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :

Tolak H0 jika


(33)

BAB 4

ANALISA DATA DAN PEMASARAN

4.1Data yang Diperoleh

Pada dasarnya data merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah untuk mengetahui ganbaran tentang suatu keadaan permasalahan.

Untuk membahas dan memecahkan permasalahan tentang kecelakaan lalu lintas seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, penulisnya mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang diambil dari Kantor Kepolisian Negara Repulik Indonesia adalah data kecelakaan lalu lintas yang di Tapanuli Utara, serta faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya jumlah kendaran bermotor dan panjang jalan di Tapanuli Utara tahun 2010. Adapun datanya sebagai berikut :


(34)

Tabel 4.1 Kecelakaan Lalu-Lintas dan Korban Kecelakaan di Tapanuli Utara Tahun 2010

Kecelakaan Banyak kejadian

Banyaknya Kecelakaan 68

Korban Meninggal 24

Korban Luka Berat 71

Korban Lukan Ringan 44

Kejadian Total 207

Sumber :Kantor Polda Sumatera Utara

4.2Hubungan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Jumlah Kendaraan Bermotor

Dalam hal ini kecelakaan dibagi dalam 4 jenis,yaitu : kecelakaan (accident), korban meninggal, korban luka berat, dan korban luka ringan.Sedangkan kendaraan bermotor terdiri dari : mobil penumpang, mobil bus, mobil gerobak dan sepeda motor.Dari pengumpulan data kecelakaan lalu lintas dan kendaraan bermotor di Tapanuli Utara dapat disusun tabelnya sebagai berikut :


(35)

Tabel 4.2 Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Menurut Kendaraan Bermotor Tahun 2010

Kendaraan bermotor

Jumlah kecelakaan

Jumlah

Kecelakaan Korban

meninggal Korban luka berat Korban luka ringan

Mobil penumpang 17 5 10 21 53

Mobil bus 15 4 12 7 38

Mobil gerobak 9 3 9 4 25

Sepeda motor 27 12 40 12 91

Jumlah 68 24 71 44 207

Sumber :Kantor Kepolisian

Untuk mengetahui apakah ada hubungan kecelakaan lalu lintas terhadap jumlah kendaraan bermotor, maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dapat ditentukan dengan rumus :

Eij = (nio x noj)/n

Dimana :

Eij = Banyaknya data teoritis (banyak gejala yang diharapkan terjadi )

nio = jumlah baris ke-i

noj = jumlah baris ke-j

n = total /jumlah data

Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah yang diamati sebagai berikut :


(36)

E11 = (53 x 68)/207 =17,41

E12 = (38 x 68)/207 =12,48

E13 = (25 x 68)/207 =8,21

E14 = (91 x 68)/207 =29,89

E21 = (53 x 24)/207 =6,14

E22 = (38 x 24)/207 =4,41

E23 = (25 x 24)/207 =2,90

E24 = ( 91 x 24)/207 =10,55

E31 = (53 x 71)/207 =18,18

E32 = (38 x 71)/207 =13,03

E33 = (25 x 71)/207 =8,57

E34 = (91 x 71)/207 =31,21

E41 = (53 x 44/207 =11,27

E42 = (38 x 44/207 =8,08

E43 = (25 x 29)/207 =5,31


(37)

Dari koefisien diatas dibentuk daftar kontingensi dari daftar frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3 Daftar Kontingensi dari Daftar Frekuensi yang Diharapkan

Kendaraan bermotor

Jumlah kecelakaan

Jumlah

Kecelakaan Korban

meninggal

Korban luka berat

Korban luka ringan

Mobil

penumpang 17.41 6.14 18.18 11.27 53

Mobil bus 12.48 4.41 13.03 8.08 38

Mobil gerobak 8.21 2.90 8.57 5.31 25

Sepeda motor 29.89 10.55 31.21 19.34 91


(38)

Kemudian kita dapat mencari harga χ2

pada tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4 Penentuan Harga Chi-Kuadrat

No Oij Eij Oij - Eij (Oij - Eij)2 (Oij - Eij)2 / Eij

1 17 17.410628 -0.4106 0.1686154 0.009684623

2 5 6.14492754 -1.1449 1.3108591 0.213323763

3 10 18.178744 -8.1787 66.891853 3.67967407

4 21 11.2657005 9.7343 94.756587 8.411069265

5 15 12.4830918 2.51691 6.334827 0.507472592

6 4 4.4057971 -0.4058 0.1646713 0.037376049

7 12 13.0338164 -1.0338 1.0687764 0.082000265

8 7 8.07729469 -1.0773 1.1605638 0.143682246

9 9 8.21256039 0.78744 0.6200611 0.075501563

10 3 2.89855072 0.10145 0.010292 0.003550725

11 9 8.57487923 0.42512 0.1807277 0.02107641

12 4 5.31400966 -1.314 1.7266214 0.324918753

13 27 29.8937198 -2.8937 8.3736143 0.280112826

14 12 10.5507246 1.44928 2.1003991 0.199076286

15 40 31.2125604 8.78744 77.219095 2.473975028

16 12 19.3429952 -7.343 53.919578 2.787550614


(39)

Jadi dari tabel 4.2.3 diperoleh :

= 19,25

Dengan hipotesa sebagai berikut :

Ho : Tidak ada hubungan antara jumlah jumlah kendaraan bermotor terhadap

kecelakaan lalu lintas.

H1 : Ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor terhadap kecelakaan

lalu lintas

Kita bandingkan harga yang terdapat di tabel dengan dk (derajat kebebasan) dari

masalah yang diteliti yaitu :

dk = (b-1)(k-1)=(4-1)(4-1)=9 dan diperoleh α = 0,05 diperoleh :

= 16,9

Ternyata

yakni 19,24 ≥ 16,9

Jadi Ho ditolak maka H1 diterima ,artinya terdapat hubungan antara jumlah kendaraan


(40)

4.3Hubungan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Panjang Jalan.

Dalam hal ini kecelakaan dibagi dalam 4 jenis,yaitu: kecelakaan(accident), korban meninggal, korban luka berat dan korban luka ringan.Sedangkan panjang jalan terdiri dari : jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten atau kota dan jalan desa.Dari pengumpulan data kecelakaan lalu lintas dan panjang jalan di Tapanuli Utara dapat disusun tabelnya sebagai berikut :

Tabel 4.5 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Panjang Jalan Tahun 2010

Panjang Jalan Jumlah kecelakaan jumlah Kecelakaan Korban meninggal Korban luka berat Korban luka ringan

Provinsi 22 8 40 13 83

kabupaten 27 11 21 21 80

Desa 19 5 10 10 44

Jumlah 68 24 71 44 207

Untuk mengetahui apakah ada hubungan kecelakaan lalu lintas terhadap panjang jalan, maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dapat ditentukan dengan rumus :

Eij = (nio x noj)/n

Dimana :


(41)

noj = jumlah baris ke-j

n = total /jumlah data

Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah yang diamati sebagai berikut :

E11 = (83 x 68)/207 =27,27

E12 = (80 x 68)/207 =26,28

E13 = (44 x 68)/207 =14,45

E21 = (83 x 24)/207 =9,62

E22 = (80 x 24)/207 =9,28

E23 = (44 x 24)/207 =5,10

E31 = (83 x 71)/207 =28,47

E32 = (80 x 71)/207 =27,44

E33 = (44 x 71)/207 =15,09

E41 = (83 x 44)/207 =17,64

E42 = (80 x 44)/207 =17,00

E43 = (44 x 44)/207 =9,34

Dari koefisien diatas dibentuk daftar kontngensi dari daftar frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :


(42)

Tabel 4.6 Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Menurut Panjang Jalan Tahun 2010 panjang jalan Jumlah kecelakaan jumlah Kecelakaan Korban meninggal Korban Luka Berat Korban luka ringan

Jalan provinsi 27.27 9.62 28.47 17.64 83

Jalan kabupaten 26.28 9.28 27.44 17.00 80

Jalan desa 14.45 5.10 15.09 9.35 44

Jumlah 68 24 71 44 207

Kemudian kita dapat mencari harga χ2

pada tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7 Penentuan Harga Chi-Kuadrat No

Oij Eij Oij - Eij (Oij - Eij)2 (Oij - Eij)2 / Eij

1 22 27.27 -5.27 27.73 1.02

2 8 9.62 -1.62 2.63 0.27

3 40 28.47 11.53 132.97 4.67

4 13 17.64 -4.64 21.55 1.22

5 27 26.28 0.72 0.52 0.02

6 11 9.28 1.72 2.97 0.32

7 21 27.44 -6.44 41.47 1.51

8 21 17.00 4.00 15.96 0.94

9 19 14.45 4.55 20.67 1.43

10 5 5.10 -0.10 0.01 0.00

11 10 15.09 -5.09 25.93 1.72

12 10 9.35 0.65 0.42 0.04


(43)

Jadi dari tabel 4.2.3 diperoleh :

= 13,17

Dengan hipotesa sebagai berikut :

Ho : Tidak ada hubungan antara jumlah jumlah kendaraan bermotor terhadap

kecelakaan lalu lintas.

H1 : Ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor terhadap kecelakaan lalu

lintas

Kita bandingkan harga yang terdapat di tabel dengan dk (derajat

kebebasan) dari masalah yang diteliti yaitu :

dk = (b-1)(k-1)=(3-1)(4-1)=9 dan diperoleh α = 0,05 diperoleh :

=12,6

Ternyata > yakni 13,17 > 12,6

Jadi Ho ditolak maka H1 diterima,artinya terdapat hubungan antara panjang


(44)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1Pengertian

Implementasi sistem adalah suatu prosedur yang ditata/ disusun sedemikian rupa untuk menyelesaikan desain sistem yang disetujui, untuk menginstal dan memulai penggunaan sistem baru atau sistem yang diperbaiki.

5.2Statistik dan Komputer

Komputer berasal dari kata “compute” dari bahasa yunani yang berarti menghitung . Dengan demikian komputer memang dibuat untuk melakukan pengolahan data yang berdasarkan pada operasi matematika dan logika. Perkembangan teknologi computer pun pada intinya berusaha semakin mendayagunakan kemampuan perhitungan diatas dengan memperbaiki kinerja “ otak computer “ atau CPU (Central Processing Unit) , dari mulai teknologi XT yang sudah usang sampai teknologi yang canggih saat ini .

Disisi lain, ilmu statistik, baik itu statistik deskriptif maupun statistik inferensi, pada dasarnya adalah ilmu yang “penuh” pula dengan operasi perhitungan matematika. Statistik berasal dari kata “statistik” yang dapat didefenisikan sebaagai data yang teroleh yang kemudian mengalami proses pengolahan data. Tentunya proses


(45)

berbasis perhitungan matematika, sesuatu yang dapat dikerjakan dengan cepat oleh komputer. Jadi, jika statistik menyediakan data/metode pengolahan data yang ada, maka komputer menyediakan sarana pengolahan datanya. Dengan bantuan komputer, pengolahan data statistic hingga dihasilkan informasi yang relevan menjadi lebih cepat dan lebih akurat.

Dalam pengolahan data, komputer mempunyai tiga keunggulan utama dibandingkan manusia yaitu kecepatan, ketepatan dan keandalan yang membuat komputer sangat dibutuhkan dalam mengolah data-data statistik. Selain mempunyai kecepatan tinggi dalam mengolah data-data statistic serta menghasilkan output yang mempunyai presisi (ketepatan) tinggi, komputer juga mempunyai daya tahan kerja yang tinggi.

5.3EXCEL dan Komputer Statistik

Excel adalah software yang dapat digunakan untk perhitungan data, baik berupa penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, mencari rata-rata, maksimum, minimum ataupun rumus yang memakai ketentuan-ketentuan tertentu.Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan excel 2007.Rumus-rumus yang sigunakan dalam excel banyak sekali seperti SUM, MAX, MIN, AVERAGE, SUMIF, IF ataupun COUNT. Excel juga menyediakan berbagai diagram seperti type coloum pie, lie, radar, bar, buble, surface dan yang lainnya. Hal ini dapat mempermudah penulis untuk membandingkan data yang satu dengan yang lainnya.


(46)

5.4Mengoperasikan EXCEL

Secara umum ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan excel supaya hasil yang diperoleh berdayaguna yaitu : tahap penyiapan data yang mencakup pemasukan (input) data, penyuntingan (edting) data, penyimpanan data, tahap proses analisis data, dan tahap Analisis Hasil.

Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program excel adalah:

1. Aktifkan program EXCEL pada windows dengan perintah start lalu all program

pilih MICROSOFT OFFICE EXCEL 2007

2. Pemasukan data ke EXCEL

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

2.1Hubungan kecelakaan dan jumlah kendaraan bermotor

1. Buka lembar kerja baru dari menu file, pilih menu new


(47)

a. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik KENDARAAN BERMOTOR DAN JUMLAH KECELAKAAN

b. Kemudian masukkan data yang telah ada disetiap variabel

c. Setelah selesai maka cari jumlah setiap variabel

Tampilan hasil input data :

2. Untuk mencari frekuensi harapan yang dilakukan dengan rumus excel,

langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik kecelakaan, korban meninggal,

korban luka berat dan korban luka ringan.

b. Kemudian pada kolom mobil penumpang diketikan rumus

=F6*B10/F10 artinya bahwa F6 pada kolom jumlah dikalikan dengan baris B10 pada kolom kecelakaan dikalian kemudian dibagikan dengan baris E10 yaitu jumlah total keseluruhan dari variabel.


(48)

3. Penentuan Tabel Harga Chi-Kuadrat

Sedangkan unuk membuat tabel penentuan harga Chi-kuadrat langkah-langkahnya adalah :

a. Ketik No pada sheet baru,kemudian masukkan data kecelakaan menurut

kendaraan bermotor pada tahun 2010 pada kolom Oij.

b. Masukkan juga data daftar frekuensi harapan pada kolom Eij.

c. Kemudian untuk hasil pada kolom (Oij-Eij), (Oij-Eij)2 dan (Oij-Eij)2 /Eij

Maka digunakan rumus :

- untuk kolom (Oij-Eij) maka digunakan rumus =B15-C15

- untuk kolom (Oij-Eij)2 maka digunakan rumus =D15*D15


(49)

Tampilan hasilnya adalah sebagai berikut :

2.2Hubungan Kecelakaan dan Panjang Jalan

1. Buka lembar kerja baru dari menu file, pilih menu new

Menamai variabel dan properti yang diperlukan pengisian.

a. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik KENDARAAN BERMOTOR

DAN PANJANG JALAN

b. Kemudian masukkan data yang telah ada disetiap variabel


(50)

2. Untuk mencari frekuensi harapan yang dilakukan dengan rumus excel, langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik kecelakaan, korban meninggal,

korban luka berat dan korban luka ringan.

b. Kemudian pada kolom panjang jalan diketikan rumus =F6*B10/F10

artinya bahwa F6 pada kolom jumlah dikalikan dengan baris B10 pada kolom kecelakaan dikalian kemudian dibagikan dengan baris E10 yaitu jumlah total keseluruhan dari variabel.


(51)

3. Perhitungan harga Chi-kuadrat

Sedangkan unuk membuat tabel penentuan harga Chi-kuadrat langkah-langkahnya adalah :

a. Ketik No pada sheet baru,kemudian masukkan data kecelakaan menurut

kendaraan bermotor pada tahun 2010 pada kolom Oij.

b. Masukkan juga data daftar frekuensi harapan pada kolom Eij.

c. Kemudian untuk hasil pada kolom (Oij-Eij), (Oij-Eij)2 dan (Oij-Eij)2 / Eij

Maka digunakan rumus :

- untuk kolom (Oij-Eij) maka digunakan rumus =B15-C15

- untuk kolom (Oij-Eij)2 maka digunakan rumus =D15*D15

- untuk kolom (Oij- Eij)2 / Eij digunakan rumus =E15/C15


(52)

(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis maka dapat diambil bebrapa kesimpulan :

1. Ternyata jumlah kendaraan bermotor mempunyai pengaruh yang nyata

terhadap terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis Chi-Kuadrat hubungan kecelakaan dan jumlah kendaraan yakni

yakni 19,24 ≥ 16,9.

2. Ternyata panjang jalan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

terjadinya kecelakaan lalu-lintas . Hal ini dapat dilihat dari hasil analisi

Chi-Kuadrat hubungan kecelakaan dan panjang jalan yakni >

yakni 13,17 > 12,6

6.2Saran

1. Disarankan kepada pemerintah daerah agar produksi jumlah kendaraan

bermotor dikurangi, khususnya sepeda motor.

2. Untuk mengantisipasi volume kecelakaan lalu-lintas, kendaraan bermotor baik

roda empat maupun roda dua agar mematuhi rambu-rambu lalu-lintas. Juga bagi pejalan kaki agar memperhatikan dan mewaspadai kendaraan yang lewat


(54)

di sekitarnya. Hal ini dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik antara polisi lalu-lintas dengan masyarakat pemakai jalan.

3. Pada kesempatan ini penulis juga memberikan saran kepada pemerintah

Indonesia agar pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia diberi pelatihan medis atau kesehatan khususnya bagi anggota Kepolisian di bidang lalu-lintas, supaya ketika terjadi kecelakaan lalu-lintas pihak kepolisian dapat memberikan pertolongan pertama bagi para korban kecelakaan, seperti korban luka berat agar tidak semakin parah.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Johar 2008.Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara. Tapanuli Utara Dalam Angka

2010. Medan: BPS Propinsi Sumatera Utara.

Soegondo, Trisno dan Tumewu. 1980. Teknik Lalu-Lintas. Bandung: Penerbit ITB Sudjana,Prof. DR. M.A.,M.Sc. 1992. Metode Statistika. Bandung. Edisi ke-6: Tarsito


(56)

Jumlah Kecelakan Lalu-Lintas Menurut Jumlah Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor Jumlah kecelakaan jumlah Kecelakaan Korban meninggal Korban luka berat Korban luka ringan

Mobil penumpang 17 5 10 21 53

Mobil bus 15 4 12 7 38

Mobil gerobak 9 3 9 4 25

Sepeda motor 27 12 40 12 91

Jumlah 68 24 71 44 207

Jumlah Kecelakan Lalu-Lintas Menurut Panjang Jalan

panjang jalan Jumlah kecelakaan jumlah Kecelakaan Korban meninggal Korban luka berat Korban luka ringan

provinsi 22 8 40 13 83

kabupaten 27 11 21 21 80

desa 19 5 10 10 44


(1)

3. Perhitungan harga Chi-kuadrat

Sedangkan unuk membuat tabel penentuan harga Chi-kuadrat langkah-langkahnya adalah :

a. Ketik No pada sheet baru,kemudian masukkan data kecelakaan menurut kendaraan bermotor pada tahun 2010 pada kolom Oij.

b. Masukkan juga data daftar frekuensi harapan pada kolom Eij.

c. Kemudian untuk hasil pada kolom (Oij-Eij), (Oij-Eij)2 dan (Oij-Eij)2 / Eij

Maka digunakan rumus :

- untuk kolom (Oij-Eij) maka digunakan rumus =B15-C15

- untuk kolom (Oij-Eij)2 maka digunakan rumus =D15*D15

- untuk kolom (Oij- Eij)2 / Eij digunakan rumus =E15/C15 Maka hasilnya adalah sebagai berikut :


(2)

(3)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis maka dapat diambil bebrapa kesimpulan :

1. Ternyata jumlah kendaraan bermotor mempunyai pengaruh yang nyata terhadap terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis Chi-Kuadrat hubungan kecelakaan dan jumlah kendaraan yakni

yakni 19,24 ≥ 16,9.

2. Ternyata panjang jalan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya kecelakaan lalu-lintas . Hal ini dapat dilihat dari hasil analisi Chi-Kuadrat hubungan kecelakaan dan panjang jalan yakni >

yakni 13,17 > 12,6

6.2Saran

1. Disarankan kepada pemerintah daerah agar produksi jumlah kendaraan bermotor dikurangi, khususnya sepeda motor.

2. Untuk mengantisipasi volume kecelakaan lalu-lintas, kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua agar mematuhi rambu-rambu lalu-lintas. Juga bagi pejalan kaki agar memperhatikan dan mewaspadai kendaraan yang lewat


(4)

di sekitarnya. Hal ini dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik antara polisi lalu-lintas dengan masyarakat pemakai jalan.

3. Pada kesempatan ini penulis juga memberikan saran kepada pemerintah Indonesia agar pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia diberi pelatihan medis atau kesehatan khususnya bagi anggota Kepolisian di bidang lalu-lintas, supaya ketika terjadi kecelakaan lalu-lintas pihak kepolisian dapat memberikan pertolongan pertama bagi para korban kecelakaan, seperti korban luka berat agar tidak semakin parah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Johar 2008.Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara. Tapanuli Utara Dalam Angka

2010. Medan: BPS Propinsi Sumatera Utara.

Soegondo, Trisno dan Tumewu. 1980. Teknik Lalu-Lintas. Bandung: Penerbit ITB Sudjana,Prof. DR. M.A.,M.Sc. 1992. Metode Statistika. Bandung. Edisi ke-6: Tarsito


(6)

Jumlah Kecelakan Lalu-Lintas Menurut Jumlah Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor Jumlah kecelakaan jumlah Kecelakaan Korban meninggal Korban luka berat Korban luka ringan

Mobil penumpang 17 5 10 21 53

Mobil bus 15 4 12 7 38

Mobil gerobak 9 3 9 4 25

Sepeda motor 27 12 40 12 91

Jumlah 68 24 71 44 207

Jumlah Kecelakan Lalu-Lintas Menurut Panjang Jalan

panjang jalan Jumlah kecelakaan jumlah Kecelakaan Korban meninggal Korban luka berat Korban luka ringan

provinsi 22 8 40 13 83

kabupaten 27 11 21 21 80

desa 19 5 10 10 44