3. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat atau local dengan
ciri-ciri perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata rendah kecepatan rencana 20-40 kmjam, lebar badan jalan minimum = 7 meter dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.
Menurut PP No.261985, wewenang pembinaan jalan dikelompokkan menjadi: 1.
Jalan Nasional termasuk jalan arteri primer, jalan kolektor primer, yang menghubungkan antara ibukota propinsi dan jalan lain yang mempunyai nilai
yang strategis terhadap kepentingan nasional.
2. Jalan Propinsi termasuk jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota
propinsi dengan ibukota kabupatenkotamadya dan jalan lain yang mempunyai kepentingan strategis terhadap kepentingan propinsi.
3. Jalan kabupatenKotamadya termasuk jalan kolektor primer yang tidak
termasuk jalan nasional dan jalan propinsi, jalan lokal primer dan jalan lain yang tidak termasuk jalan nasinal dan jalan propinsi.
4. Jalan Khusus adalah jalan yang dibangun dan dipelihara oleh instansi atau
perorangan untuk melayangi kepentingan mereka masing-masing.
2.3 Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor
Kewajiban yang harus ditaati oleh pengemudi kendaraan bermotor antara lain : 1.
Penggemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu-lintas wajib :
Universitas Sumatera Utara
a. Menghentikan kendaraannya,
b. Menolong orang yang menjadi korban kecelakaan dan
c. Melaporkan kecelakaan tersebut kepada Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia terdekat.
2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada no.1 oleh
karena keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksudkan pada no. 1 huruf a dan b, kepadanya tetap diwajibkan segera
melaporkan diri kepada Pejabat Polisi Republik Indonesia terdekat.
3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita
oleh penumpang atau pemilik barang atau pihak ketiga, yang timbul karena kelalaian atas kesalahan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan bermotor,
dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahu 1992 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP No.41, 42,
43 dan 44 tahun 1993 halaman 10-11.
2.4 Pengertian Kecelakaan Lalu-Lintas
Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41, 42,
43 dan 44 Tahun 1993 dikutip dari halaman 174 pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tentang Prasarana Lalu-Lintas, kecelakaan lalu-lintas adalah :
suatu peristiwa di jalan yang tidak ada disangka-sangka dan tidak disengaja
Universitas Sumatera Utara
melibatkan kendaraaan atau pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban jiwa atau kerugian lainnya.
Didalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu-lintas dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Korban meninggal
Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai akibat kecelakaan lalu-lintas dalam jangka waktu paling lama tiga hari setelah kecelakaan
tersebut.
2. Korban luka berat
Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau dirawat dalam jangka waktu lebih dari tiga puluh hari sejak terjadinya kecelakaan.
3. Korban luka ringan
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban meninggal dan korban luka berat.
2.5 Jenis dan Bentuk Kecelakaan