Tahapan-tahapan Perhitungan Beban Kerja Tahapan-tahapan Keseimbangan Lintasan

3. Menggambarkan peta proses regu kerja. 4. Membuat ringkasan kegiatan seperti waktu kerja, dan waktu menganggur. Blok diagram pembuatan peta proses regu kerja dapat dilihat pada Gambar 4.5. Menguraikan elemen-elemen kegiatan Membuat waktu proses elemen kegiatan dan jarak perpindahan pada kegiatan transportasi Menggambarkan peta proses regu kerja Membuat ringkasan kegiatan waktu kerja, waktu menganggur Gambar 4.5. Blok Diagram Pembuatan Peta Proses Regu Kerja

4.11.3. Tahapan-tahapan Perhitungan Beban Kerja

14 100 × Total Waktu Operator Kerja Waktu Langkah-langkah perhitungan beban kerja dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pengambilan data waktu kerja operator dari setiap stasiun kerja 2. Perhitungan beban kerja. Perhitungan beban kerja menggunakan rumus berikut Beban Kerja = Blok diagram untuk perhitungan beban kerja dapat dilihat pada Gambar 4.6. 14 Sutalaksana, Iftikar. 2005. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB. Hal 38 Universitas Sumatera Utara Data waktu kerja operator di stasiun kerja Perhitungan beban kerja Gambar 4.6. Blok Diagram Perhitungan Beban Kerja

4.11.4. Tahapan-tahapan Keseimbangan Lintasan

15 Pengelompokan elemen kerja dilakukan sesuai dengan kondisi aktual dilantai pabrik. Sehingga jumlah stasiun kerja yang terbentuk sesuai dengan aktual. Langkah-langkah pengolahan data untuk keseimbangan lintasan dengan metode Moodie Young adalah sebagai berikut. 1. Penentuan waktu siklus sebagai acuan pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja. Metode untuk menghitung waktu siklus ialah dengan mengambil faktorisasi prima dari waktu total elemen kerja dan mengkombinasi bilangan tersebut hingga memenuhi syarat : Waktu elemen kerja terbesar ≤ Waktu Siklus ≤ Waktu Total 2. Pembentukan precedence diagram 3. Pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja. Pengelompokan ini dilakukan dengan dua cara yaitu pengelompokan elemen kerja berdasarkan kondisi aktual di lantai pabrik dan pengelompokan elemen kerja dengan menggunakan metode Moodie Young. a. Pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja berdasarkan aktual 15 Purnomo, Hari. 2003. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 126-127 Universitas Sumatera Utara b. Pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja dengan metode Moodie Young. Pengelompokan elemen kerja dengan metode ini terdiri dari dua fase. Langkah-langkahnya dapat diuraikan sebagai berikut. 1 Fase pertama Fase pertama adalah membuat pengelompokkan stasiun kerja. a Membuat matriks P elemen kerja pendahulu b Membuat matriks F elemen kerja yang mengikuti c Elemen kerja ditempatkan pada stasiun kerja dengan aturan, bila terdapat dua elemen kerja yang bisa dipilih maka elemen kerja yang mempunyai waktu yang lebih besar ditempatkan yang pertama. 2. Fase kedua Pada fase kedua dilakukan redistribusi elemen kerja ke setiap stasiun kerja hasil dari fase 1. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada fase 2 ini adalah sebagai berikut : a Identifikasi waktu stasiun kerja terbesar dan waktu stasiun kerja terkecil. b Tentukan GOAL, dengan rumus : GOAL = 2 min max siklus waktu siklus waktu − c Identifikasi sebuah elemen kerja yang terdapat dalam stasiun kerja dengan waktu paling maksimum, yang mempunyai waktu yang lebih kecil daripada GOAL, yang elemen kerja tersebut bila Universitas Sumatera Utara dipindah ke stasiun kerja yang paling minimum tidak melanggar precedence diagram. d Pindahkan elemen kerja tersebut. e Ulangi evaluasi sampai tidak ada lagi elemen kerja yang dapat dipindah. 4. Menghitung balance delay, efisiensi, dan smoothness index. Dari hasil pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja berdasarkan aktual maupun dengan metode Moodie Young maka dihitung balance delay, efisiensi, dan smoothness index. Blok diagram pengolahan data untuk keseimbangan lintasan dapat dilihat pada Gambar 4.7. Pembentukan precedence diagram Penentuan waktu siklus sebagai acuan pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja Pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja Perhitungan balance delay, efisiensi, dan smoothness index Gambar 4.7. Blok Diagram Keseimbangan Lintasan Universitas Sumatera Utara

4.12. Analisis Pemecahan Masalah