Mesin dan Peralatan 1.Mesin Produksi

2.6.4. Mesin dan Peralatan 2.6.4.1.Mesin Produksi Berikut ini diuraikan spesifikasi mesin produksi yang ada di PT. Sarana Panen Perkasa, yang dapat dilihat dalam Tabel 2.4. Tabel 2.4. Mesin Produksi pada PT. Sarana Panen Perkasa No. Mesin Fungsi Tegan gan Volt Frek uens i Hz Daya KW Juml ah Unit Kecepa tan rpm Arus Tekan an atm 1 Mesin hammer Untuk pukul rata proses penekanan 380 - - 6 200 - 6 2 Mesin potong Untuk memotong platstrip sehingga dimensinya 240 60 15 1 - - - 3 Mesin format Untuk memotong platstrip sehingga dimensinya 380 80 - 6 1000 - - 4 Mesin Gerinda Kasar Untuk menghaluskan egrek produk lain 240 60 715 12 1000 - - 5 Mesin Gerinda Halus Untuk menghaluskan egrek produk lain agar lebih mengkilap 240 60 700 16 1000 - - Sumber : PT. Sarana Panen Perkasa 2.6.4.2.Peralatan Equipment Adapun peralatan yang digunakan oleh PT. Sarana Panen Perkasa untuk mendukung kegiatan produksinya dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Peralatan pada PT. Sarana Panen Perkasa No. Peralatan Fungsi 1 Beko Sebagai alat transportasi 2 Timbangan Untuk menimbang berat a platstrip bahan baku 3 palu Alat untuk proses flatting agar produk yang dihasilkan tidak baling Sumber : PT. Sarana Panen Perkasa Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Line balancing

1 Waktu yang dibutuhkan menyelesaikan pekerjaan pada masing-masing stasiun kerja biasanya disebut service time atau station time. Sedangkan waktu Line Balancing adalah serangkaian stasiun kerja mesin dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan produk. Line Balancing Lintasan Perakitan biasanya terdiri dari sejumlah area kerja yang dinamakan stasiun kerja yang ditangani seorang atau lebih operator dan ada kemungkinan ditangani dengan bermacam – macam alat. Adapun tujuan utama dalam menyusun line balancing adalah untuk membentuk dan menyimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap stasiun kerja. Jika tidak dilakukan keseimbangan seperti ini maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di beberapa stasiun kerja, dimana antara stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja yang lain yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang. Salah satu tujuan dasar dalam menyusun line balancing adalah untuk membentuk dan menyimbangkan beban yang dialokasikan pada tiap stasiun kerja. Tanpa keseimbangan seperti ini, maka akan terjadi sejumlah ketidakefisienan dan peran beberapa stasiun akan mempunyai beban kerja yang lebih banyak dari stasiun kerja yang lainnya. 1 Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 205-212 Universitas Sumatera Utara