Dari sini bisa diketahui, bahwa Ali Syaria`ti sangat bersemangat untuk memberikan kuliah kepada mahasiswanya untuk terakhir kalinya. Pesan kepada
para mahasiswanya ini layaknya ceramah
wada`
sebelum kematiannya. Tak lama setelah memberikan kuliah itu, dia dibunuh oleh polisi SAVAK yang terkenal sangat
loyal kepada rezim Shah Iran. Ali Syati’ati merasa dirinya berada dalam keadaan bahaya sehingga pada
tanggal 16 Mei 1977 dia meninggalkan Iran menuju London, Inggris. Meskipun demikian, polisi SAVAK tetap melakukan pelacakan kepadanya hingga pada tanggal
19 Juni 1977 Ali Syari’ati ditemukan tewas di Southhampton, Inggris.
12
Pemerintah Iran mengumumkan Ali Syari’ati tewas akibat serangan jantung, tetapi banyak yang
percaya bahwa dia dibunuh oleh razim Shah Iran. Pemerintah Iran menawarkan kontribusi untuk biaya pemakaman jenazah Ali
Syari’ati, tetapi istrinya menolak tawaran tersebut karena tidak ingin terlibat dalam ekploitasi nama suaminya. Kemudian jenazah Ali Syari’ati dibawa ke Damaskus,
Suriah untuk dimakamkan. Kematian Ali Syari`ati membuat popularitasnya semakin melonjak. Ketika
revolusi Iran, namanya sering disebut-sebut sebagai tokoh revolusi selain Imam Ayatullah Khameini. Saat itu, foto-fotonya mendominasi jalan-jalan di Taheran, dan
berdampingan dengan pemimpin spiritual itu.
B. Pemikiran dan Karyanya Ali Syari`ati bisa dikatakan seorang teolog, filosof, atau revolusioner
tergantung dari kacamata yang melihatnya. Dirinya sendiri tidak pernah mengklaim dengan semua sebutan tersebut. Ali Syari`ati hanyalah sebagian orang yang ingin
12
Ekky Malaky, Seri Tokoh Filsafat: Ali Syari’ati: Filosof Etika dan Arsitek Iran Modern, h. 25.
merubah suatu keadaan menjadi lebih baik dengan menggunakan ide-ide yang ada padanya. Tauhid merupakan landasan dasar dari seluruh pemikiran Ali Syari`ati.
Istilah Tauhid dengan pretensi yang sama, bisa juga disebut sebagai Ilmu Kalam, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Akidah, dan dengan istilah Barat-Kristen sering
disebut Ilmu Teologi
Theology
. Juhaya S. Praja menyebutkan, bahwa ilmu itu menggunakan corak Logika
manthiq
yang wacana-wacana didalamnya selalu mengundang polemik, ketimbang menggunakan corak demonstratif
burhan
yang digunakan para filosof. Para filosof menyebut Ilmu Kalam sebagai
polemical wisdom
daripada menggunakan
demonstrational wisdom
.
13
Terdapat beberapa tema dalam Ilmu Tauhid, antara lain seperti masalah baik dan buruk
al-Husn wa al-Qubh
, keadilan Tuhan, soal dosa besar, Iman dan Kafir, zat dan sifat-sifat Tuhan, posisi teks kitab suci al-Qur’an, serta
Qadar
dan
Taqdir
. Perlu ditegaskan, ketika membincang soal Tuhan dalam Ilmu Tauhid seperti istilah
keadilan Tuhan, sangat penting untuk diperhatikan bahwa sesungguhnya yang dibicarakan adalah bukan Tuhan itu sendiri. Bukan Tuhan ini dan itu,
not God itself
. Tapi sesungguhnya bicara soal persepsi manusia terhadap Tuhan. Hassan Hanafi
misalnya, mengungkapkan bahwa yang dimaksud Teologi bukan berarti ilmu tentang ke-Tuhanan, karena Tuhan sendiri yang menciptakan ilmu. Ilmu tak sanggup mampu
mengabstraksikan zat yang menciptakan ilmu itu sendiri.
14
Dalam dunia Islam, Ilmu Tauhid diwakili oleh aliran-aliran, namun secara sederhana aliran itu mudah dipolarisasi ke dalam dua kelompok. Pertama,
direpresentasi mazhab tradisionalis. Dalam kategori itu, aliran Asy‘ariah dan Maturidiah berada dalam garda depan pemikiran mazhab ini. Kedua, direpresentasi
13
Juhaya S. Praja, Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta: Penerbit Teraju, 2002, h. 38.
14
Hassan Hanafi, Agama, Ideologi dan Pembangunan, terj. Shonhaji Sholeh, Jakarta: Penerbit P3M, 1991, h. 14.
mazhab rasionalis. Dalam kategori ini, aliran Mu‘tazilah khususnya, mengusung tawaran-tawaran rasionalisasi pemikiran teologi. Perbedaan prinsipil antara kedua
mazhab itu terletak ketika membincang tema zat dan sifat-sifat Tuhan. Mazhab Mu‘tazilah menyebut bahwa yang kekal hanyalah Allah, dan keesaan-Nya tidak
menerima adanya sifat-sifat yang berbilang dalam diri-Nya. Itulah kira-kira pandangan umum mengenai Ilmu Tauhid beserta aliran-
alirannya, terutama di dunia Islam. Secara spesifik, berikut akan dijelaskan mengenai pandangan Ali Syaria`ti tentang Tauhid terutama relevansinya ketika
dihubungkan dengan alam dan kehidupan manusia. Tauhid dalam pandangan Ali Syaria`ti merupakan pandangan hidup tentang
kesatuan universal antara Tuhan, alam,dan manusia.
15
Maksudnya adalah ketiga unsur ini tidak saling bertentangan, melainkan masing-masing mempunyai
keterkaitan antara satu dan yang lainnya, juga memperlihatkan keharmonisan yang bermakna dan bertujuan.
Dalam kehidupan bermasyarakat, Tauhid bisa juga menjadi sebuah prinsip keadilan yang menolak semua kontradiksi yang ada. Sebagaimana yang dikatakan
Ali Syaria`ti dalam bukunya
Tentang Sosiologi Islam
: “Tauhid bagaikan turun dari langit ke bumi dan sambil
meninggalkan lingkaran-lingkaran diskusi, penafsiran dan perdebatan filosofis, teologis, dan ilmiah, ia masuk ke dalam
urusan masyrakat. Di dalamnya tercakup berbagai masalah yang menyangkut hubungan sosial --- mengenai hubungan
kelas, orientasi perseorangan, hubungan antara perseorangan dan masyarakat, berbagai dimensi struktur sosial, super
struktur sosial, lembaga-lembaga sosial, keluarga, politik, kebudayaan, ekonomi, hak milik, etika sosial,
pertanggungjawaban perseorangan maupun masyrakat.
Dalam pengertian umum aspek Tauhid ini bisa sebagai basis ideologis, sebagai semen perekat intelektual bagi masyrakat
15
Ekky Malaky, Seri Tokoh Filsafat, h. 73.
yang berorientasi Tauhid --- suatu masyarakat yang berdasarkan struktur material dan ekonomi bebas dari
kontradiksi dan suatu struktur intelektual dan kepercayaan yang bebas dari kontradiksi. Jadi masalah Tauhid, dan syirk
senantiasa berkaitan erat dengan filsafat sosiologi universal, dengan struktur ethis masyarakat serta sistim-sistim hukum dan
konvensionalnya.”
Tidak hanya sebagai sebuah filsafat moral, bagi Ali Syari`ati, Tauhid juga merupakan pondasi dari semua prinsip–prinsip, termasuk kegiatan manusia yang berhubungan
dengan peristiwa politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Tauhid juga menghapus ketidakpedulian, kekhawatiran dan ketamakan serta menerima persamaan,
kebebasan,dan kemerdekaan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pemikiran Ali Syari`ati berangkat dari
dogmatisme Islam, lalu dipresentasikan dari sudut pandang filososfis. Sehingga bisa ditarik kesimpulan, bahwa Ali Syari`ati merupakan seorang teolog.
Dalam hal karya, Ali Syari`ati jarang menulis sebuah buku utuh. Dari beberapa tulisannya yang sengaja dibuat untuk buku utuh, bisa disebut diantaranya
adalah
Kavir
, dan
Hajj
.
Kavir
menjelaskan tentang otobiografinya dan juga mengemukakan pengalaman teosofinya. Sedangkan
Hajj
, mengupas tentang ibadah haji secara filosofis. Selebihnya merupakan kumpulan ceramah yang terekam pada
saat ia mengajar, dan juga beberapa kumpulan tulisannya. Karena Ali Syari`ati jarang menulis buku utuh, maka sering ditemukan buku yang berbeda, namun
memuat tulisan-tulisan yang sama.
BAB III KONSEP MANUSIA MENURUT ALI SYARI`ATI