Konsep Warisan Bersama Umat Manusia Dalam Perspektif Hukum Internasional

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ardika, I Wayan. 2007. Pusaka Budaya dan Pariwisata. Bali: Udayana University Press

Ardika, I Wayan. 2015. Warisan Budaya, Perspektif Masa Kini. Bali: Udayana University Press

Chomariyah. 2014. Hukum Pengelolaan Konservasi Ikan. Malang: SEARA Press Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta Koers, A. W. 1994. Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa Tentang Hukum

Luat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Kurnia, Ganjar. 2003. Deskripsi Kesenian Jawa Barat. Bandung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat Press & Publishing

Marlang, Abdullah. 2015. Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Jakarta: Mitra Wacana Media

Satria Buana, Mirza. 2007. Hukum Internasional Teori dan Praktek. Bandung : Nusaamedia

Soemarwoto, Otto. 1991. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan, Jakarta : Djambatan

Subagyo, Joko. 2013. Hukum Laut Indonesia. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA Sumardi. 2004. Dasar Dasar Perlindungan Hutan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Sunggono, Bambang. 2007. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada


(2)

Taylor, Jean Gelman. 2003. Indonesian : People and History. London: Yale University Press

Tunggal, Arif Johan. 2013. HUKUM LAUT. Jakarta: HARVARINDO

White, N. D. 1997. Keeping The Peace. Manchester: Manchester University Press Yanto, Nur. 2014. Memahami Hukum Laut Indonesia. Jakarta : Mitra Wacana

Media

Zeller, Bruno. 2007. GISG and The Unification of International Trade Law. New York: Routledge–Cavendish

Kamus

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Peraturan Perundang - undangan

Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang–Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

Konvensi Internasional

Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage 1972

Internet

http://hukumlingkunganinternasional.blogspot.co.id/2014/05/prinsip-prinsip hukum-lingkungan.html, tanggal 28 Oktober 2016


(3)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Warisan_bersama_umat_manusia, tanggal 28 Oktober 2016

https://elisa1.ugm.ac.id/files/t3rhermawan/yVIwmqRI/PENGERTIAN%2520KO NSERVASI.doc&sa, tanggal 28 Oktober 2016

https://pkntrisna.wordpress.com/2010/06/16/pengertian-sengketa-internasional/, tanggal 28 Oktober 2016

http://www.oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780199796953/obo-9780199769530109.xml;jsessionid=85A8868270AA3F2158490AE0CD8D 4B3B, tanggal 13 November 2016

http://www.jstor.org/stable/40706663?seq=1#page_scan_tab_contents, tanggal 13 Desember 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Ujung_Kulon , tanggal 8 Januari 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Komodo , tanggal 8 Januari 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Lorentz , tanggal 8 Januari 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Warisan_Hutan_Hujan_Tropis_Sumatera , tanggal 8

Januari 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Borobudur , tanggal 8 Januari 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Prambanan , tanggal 8 Januari 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Sangiran , tanggal 8 Januari 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Lanskap_Budaya_Provinsi_Bali , tanggal 8 Januari 2017


(4)

https://id.wikipedia.org/wiki/Keris , tanggal 8 Januari 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Batik , tanggal 8 Januari 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung , tanggal 8 Januari 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Saman , tanggal 8 Januari 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Noken , tanggal 8 Januari 2017 http://whc.unesco.org/en/criteria , tanggal 8 Januari 2017

https://iaaipusat.wordpress.com/2012/03/17/perlindungan-warisan-budaya-daerah-menurut-undang-undang-cagar-budaya/ , tanggal 8 Januari 2017

http://www.un.org/en/members/intergovorg.shtml, tanggal 9 Januari 2017 http://www.un.org/en/members/nonmembers.shtml, tanggal 9 Januari 2017 http://www.un.org/en/aboutun/languages.shtml, tanggal 9 Januari 2017 http://www.un.org/en/mainbodies/trusteeship/ , tanggal 9 Januari 2017

http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=20255&Cr=ki-moon&Cr1 , tanggal 9 Januari 2017

http://www.un.org/aboutun/milestones.htm , tanggal 9 Januari 2017

http://nobelprize.org/nobel_prizes/peace/laureates/1988/ , tanggal 9 Januari 2017 http://www.rand.org/pubs/monographs/2005/RAND_MG304.sum , tanggal 9

Januari 2017

http://en.unesco.org/ , tanggal 9 Januari 2017

http://www.unesco.org/new/en/venice , tanggal 9 Januari 2017 http://www.unesco.org/new/en/jakarta , tanggal 9 Januari 2017

http://www.unesco.org/new/en/social-and-human-sciences/themes/youth/ , tanggal 9 Januari 2017


(5)

https://en.wikipedia.org/wiki/UNESCO , tanggal 9 Januari 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Warisan_Dunia_UNESCO , tanggal 9 Januari 2017

http://hukumlingkunganinternasional.blogspot.co.id/2014/05/prinsip-prinsip-hukum-lingkungan.html , tanggal 9 Januari 2017

http://www.riaupos.co/395-opini-payung-hukum-warisan-dunia.html#.WHMFhFx1DIU , tanggal 9 Januari 2017

http://www.academia.edu/13823965/PERLINDUNGAN_HUKUM_INTERNASI ONAL_DAN_HUKUM_NASIONAL_INDONESIA_TERHADAP_TARI_ TRADISIONAL_BANGSA_INDONESIA_STUDI_KASUS_KLAIM_TA RI_PENDET_OLEH_MALAYSIA , tanggal 9 Januari 2017


(6)

BAB III

PENGATURAN HUKUM WARISAN BERSAMA UMAT MANUSIA DI INDONESIA

A. Warisan Bersama Umat Manusia di Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki ciri khas tersendiri dan kekayaan alam yang melimpah. Selain itu, letak geografis Indonesia yang sangat strategis serta kebudayaan yang beraneka ragam menyebabkan Indonesia memiliki pesona tersendiri. Mulai dari kebudayaan, alam, adat, hewan, dan tumbuhannya dapat menarik perhatian masyarakat internasional.

Dalam menjaga semuanya Indonesia mulai menciptakan peraturan hukum dalam perlindungan kekayaan tersebut. Kemudian oleh organisasi internasional ditetapkan sebagai warisan bersama umat manusia yang dilindungi secara internasional demi menjaga kelestariannya. Adapun beberapa warisan bersama umat manusia di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Warisan Alam

a. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman nasional ujung kulon terletak di tatar pasundan bagian paling barat pulau jawa, Indonesia. Kawasan taman nasional ini juga memasukan wilayah krakatau dan beberapa pulau kecil disekitarnya seperti pulau handeuleum dan pulau peucang. Taman ini mempunyai luas sekitar 122.956 Ha (443 km² di antaranya adalah laut), yang dimulai dari tanjung Ujung Kulon sampai dengan Samudera Hindia.


(7)

Taman nasional ini menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah diresmikan sebagai salah satu warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini. Pada awalnya Ujung Kulon adalah daerah pertanian pada beberapa masa sampai akhirnya hancur lebur dan habis seluruh penduduknya ketika Gunung Krakatau meletus pada tanggal 27 Agustus 1883 yang akhirnya mengubah kawasan ini kembali menjadi hutan.

Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan aset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis37.

b. Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo terletak di antara provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Taman nasional ini terdiri atas tiga pulau besar, Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil. Wilayah darat taman nasional ini 603 km² dan wilayah total adalah 1817 km².

Pada tahun 1980 taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya. Di sana terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya

37 https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Ujung_Kulon , Diakses tanggal 8 Januari 2017


(8)

25 spesies hewan darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka.

Selain itu, di kawasan ini terdapat pula terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesies ikan. Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan asing untuk berenang atau menyelam di perairan ini. Pulau - pulau ini aslinya adalah pulau vulkanis. Jumlah penduduk di wilayah ini kurang lebih adalah 4.000 jiwa. Pada tahun 1991 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO38.

c. Taman Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Papua, Indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 2,4 juta Ha, Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Taman ini masih belum dipetakan, dijelajahi dan banyak terdapat tanaman asli, hewan dan budaya. Pada 1999 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Wilayahnya juga terdapat persediaan mineral, dan operasi pertambangan berskala besar juga aktif di sekitar taman nasional ini. Ada juga Proyek Konservasi Taman Nasional Lorentz yang terdiri dari sebuah inisiatif masyarakat untuk konservasi komunal dan ekologi warisan yang berada di sekitar Taman Nasional Loretz ini.

Dari tahun 2003 hingga kini, WWF-Indonesia Region Sahul Papua sedang melakukan pemetaan wilayah adat dalam kawasan Taman Nasional Lorentz.

38 https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Komodo , Diakses tanggal 8 Januari 2017


(9)

Tahun 2003 - 2006, WWF telah melakukan pemetaan di Wilayah Taman Nasional Lorentz yang berada di Distrik ( Kecamatan ) Kurima Kabupaten Yahukimo, dan Tahun 2006 - 2007 ini pemetaan dilakukan di Distrik Sawaerma Kabupaten Asmat. Nama Taman Nasional ini diambil dari seorang penjelajah asal Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz yang melewati daerah tersebut pada tahun 1909 yang merupakan ekspedisinya yang ke-10 di Taman Nasional ini39.

d. Hutan Hujan Tropis Sumatera

Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera adalah tempat pelestarian bagi hutan hujan tropis di Sumatera dan habitat dari beberapa spesies yang hampir punah seperti harimau sumatera, orangutan sumatera, gajah sumatera, dan badak sumatera yang merupakan spesies badak terkecil dan memiliki dua cula.

Luas dari hutan hujan tropis sumatera seluruhnya adalah 2,5 juta Ha yang terdiri dari 3 Taman Nasional di Sumatera, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Tempat ini juga tempat berbagai jenis tumbuhan endemik seperti, kantong semar, bunga terbesar di dunia Rafflesia Arnoldi, dan bunga tertinggi Amorphophallus titanum. Selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, hutan hujan tropis sumatera juga merupakan sumber mata pencarian bagi masyarakat yang tinggal di sana. Beberapa suku tinggal di hutan hujan tropis sumatera, seperti suku Mentawai dan suku Anak Dalam40.

39

https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Lorentz , Diakses tanggal 8 Januari 2017

40https://id.wikipedia.org/wiki/Warisan_Hutan_Hujan_Tropis_Sumatera , Diakses tanggal 8 Januari 2017


(10)

2. Warisan Cagar Budaya a. Kompleks Candi Borobudur

Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.

Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.

Menurut bukti - bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia41.


(11)

b. Kompleks Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi -candi yang lebih kecil. Menurut prasasti Siwagrha, -candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Mataram42.

c. Situs Prasejarah Sangiran

Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Menurut laporan UNESCO tahun 1995 Sangiran diakui oleh para ilmuwan untuk menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia,


(12)

disejajarkan bersama situs Zhoukoudian (Cina), Willandra Lakes (Australia), Olduvai Gorge (Tanzania), dan Sterkfontein (Afrika Selatan), dan lebih baik dalam penemuan daripada yang lain.

Daerah terdiri dari sekitar 56 km² . Lokasi ini terletak di Jawa Tengah, sekitar 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo. Secara administratif, kawasan Sangiran terbagi antara 2 kabupaten, Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, dan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo). Fitur penting dari situs ini adalah geologi daerah. Awalnya kubah terbentuk jutaan tahun yang lalu melalui kenaikan tektonik. Kubah itu kemudian terkikis yang mengekspos isi dalam kubah yang kaya akan catatan arkeologi43.

d. Lanskap Budaya Provinsi Bali

Lanskap Kultur Provinsi Bali merupakan sebuah lanskap yang berada di Provinsi Bali, yang terdiri dari pedesaan dan sawah bertingkat Jatiluwih dengan sistem subak, pura, dan candi yang berada di sana. Lanskap Kultur Provinsi Bali adalah entitas yang unik yang terlaksana dari Filsafat Bali yang unik, Tri Hita Karana. Pada Tahun 2012, lanskap kultur Provinsi Bali ditetapkan menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Lokasinya mencakup Pura Ulun Danau Batur dan Danau Batur, Danau Buyan dan Tamblingan, daerah aliran sungai Pakerisan, kawasan Catur Angga Batukaru dan situs Pura Taman Ayun dengan luasan total mencapai 20,974.70 Ha44.

43 https://id.wikipedia.org/wiki/Sangiran , Diakses tanggal 8 Januari 2017

44 https://id.wikipedia.org/wiki/Lanskap_Budaya_Provinsi_Bali , Diakses tanggal 8 Januari 2017


(13)

3. Warisan Karya Budaya Tak Benda

a. Wayang (Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity)

Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan ini juga populer di beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.

UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity)45.

b. Keris (Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity )

Penggunaan keris tersebar pada masyarakat penghuni wilayah yang pernah terpengaruh oleh Majapahit, seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatera, pesisir Kalimantan, sebagian Sulawesi, Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan (Mindanao). Keris Mindanao dikenal sebagai kalis. Keris di setiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik garapan, serta peristilahan. Keris Indonesia telah terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non - Bendawi Manusia sejak 200546.

c. Batik (Representatif List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity) Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerapkan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai

45 https://id.wikipedia.org/wiki/Wayang , Diakses tanggal 8 Januari 2017 46 https://id.wikipedia.org/wiki/Keris , Diakses tanggal 8 Januari 2017


(14)

keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 200947.

d. Angklung (Representatif List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity)

Angklung adalah alat musik multitonal ( bernada ganda ) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan ( bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu ) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 201048.

e. Tari Saman (Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity) Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan Bahasa Gayo. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang

47 https://id.wikipedia.org/wiki/Batik , Diakses tanggal 8 Januari 2017 48 https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung , Diakses tanggal 8 Januari 2017


(15)

berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar - Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 201149.

f. Noken (Representatif List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity) Noken yaitu tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu. Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari. Masyarakat Papua biasanya menggunakannya untuk membawa hasil-hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian dan juga untuk membawa barang-barang dagangan ke pasar. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala, noken ini di daftarkan ke UNESCO sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia dan pada 4 desember 2012 ini, noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda UNESCO50.

B. Pengaruh Konsep Warisan Bersama Umat Manusia di Indonesia

Dinamika kebudayaan Indonesia yang beranekaragam dipengaruhi oleh empat hal, yaitu pengaruh dari peradaban kuno masa lalu, pengaruh dari pihak kolonialisme asing, pengaruh dari faktor geografis dan kewilayahan dan pengaruh dari agama, termasuk animisme51. Pada akhirnya pengaruh-pengaruh ini membuat kebudayaan Indonesia semakin heterogen dan setelah sekian lama pemerintah

49

https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Saman , Diakses tanggal 8 Januari 2017 50 https://id.wikipedia.org/wiki/Noken , Diakses tanggal 8 Januari 2017

51Jean Gelman Taylor, Indonesian : People and History, London, Yale University Press, 2003 hlm. 46


(16)

Indonesia cenderung membiarkan kebudayaan ini hanya sebagai aset pemerintah dan campur - tangan negara untuk melindungi kebudayaan sangatlah terbatas dan membuka peluang untuk diakui oleh negara lain52. Sehingga dengan adanya konsep warisan bersama umat manusia ini pemerintah Indonesia semakin giat melakukan usaha– usaha perlindungan terhadap aset warisan nasional. Pengaruh warisan bersama umat manusia di Indonesia juga tidak terlepas dari berbagai kepentingan nasional.

Pada dasarnya kepentingan suatu bangsa - bangsa dalam percaturan masyarakat internasional tidak terlepas dari peningkatan ekonomi dan politik. Setiap negara di dunia mempunyai tujuan untuk memajukan dan mengembangkan ekonomi negaranya. Tujuan tersebut antara lain peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, baik secara keseluruhan/individu yang dapat dicapai melalui jangka pendek maupun jangka panjang.

Kebudayaan atau aset nasional yang telah diakui secara internasional merupakan identitas Indonesia, melalui budaya Indonesia tersebut dapat menunjukkan eksistensinya di dunia internasional. Dampak pengakuan yang diberikan oleh organisasi internasional telah berhasil merangsang upaya untuk melestarikan dan mengembangkan mata budaya Indonesia tersebut, baik di dalam maupun di luar negeri. Seperti saat ini, banyak jenis wayang bermunculan dan keris, batik maupun angklung sudah menjadi seperti cinderamata yang dapat diperoleh dengan mudah, karena pengrajinnya kian bertambah. Jadi efek positif


(17)

yang diperoleh bukan hanya menyangkut soal budaya, tapi juga sosial dan ekonomi53.

Berbeda dengan wayang dan keris, batik selain memiliki nilai budaya yang tinggi, tapi juga nilai ekonomi yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Setidaknya 18 provinsi di seleuruh Indonesia dan tercatat ada 29 Kabupaten/Kota yang memiliki kebudayaan/produksi batik yang signifikan. Melihat peta potensi yang demikian, maka dengan diinskripsinya batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, diharapkan akan membawa dampak positif. Selain itu, berikut beberapa pengaruh konsep warisan bersama umat manusia di Indonesia :

1. Menjadi pernyataan tidak langsung bahwa kebudayaan Indonesia termasuk warisan budaya bangsa Indonesia, sehingga tidak bisa diklaim negara lain. Dengan pengakuan dari dunia maka pemerintah dapat melindungi warisan nasional Indonesia.

2. Akan menarik minat masyarakat, baik di dalam negeri, maupun mancanegara, terhadap kebudayaan dan alam Indonesia. Ini akan mempunyai dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

3. Akan menjadikan warisan tersebut sebagai icon budaya kebanggaan bangsa. Dengan diakuinya kebudayaan dan alam sebagai warisan yang berasal dari Indonesia tersebut dapat mengedepankan suatu negara, khususnya Indonesia itu sendiri. Selain itu dengan ditetapkannya sebagai warisan bersama umat

53 Ganjar Kurnia, Deskripsi Kesenian Jawa Barat, Bandung, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat Press & Publishing, 2003 hlm.31


(18)

manusia, dapat menarik perhatian dunia terutama wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia.

4. Akan menyemangatkan upaya - upaya untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan alam Indonesia, terutama nilai-nilai budaya tak benda yang terkandung di dalamnya54.

Salah satu usaha untuk memelihara kebudayaan adalah dengan mematenkannya. Masalah hak Paten telah menjadi prioritas pemerintah, hal itu menjadi hal yang paling utama untuk adanya sebuah pengakuan internasional. Selain hak paten, pemerintah juga telah menggalakkan program ”cinta kebudayaan sendiri”, yang tidak hanya sekedarprogram.

Salah satu yang melatar-belakangi usaha pemerintah dalam mendapatkan pengakuan UNESCO terhadap kebudayaan dan alam adalah faktor ekonomi55. Selain sebagai sesuatu yang memiliki seni tinggi, kebudayaan dan alam Indonesia juga memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Hal inilah yang mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan perjuangan panjang agar kebudayaan dan alam Indonesia mendapat pengakuan UNESCO sebagai budaya tak benda warisan manusia. Untuk melihat seberapa besar nilai ekonomis dari kebudayaan atau alam Indonesia, dapat diambil contoh seperti batik Indonesia. Akan dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu melihat seberapa besar prospek industri batik sebagai salah satu bagian dari industri kreatif sekaligus penopang ekonomi nasional, serta melihat seberapa besar pangsa batik dalam pasar domestik serta pasar internasional.

54Ibid., hlm. 41


(19)

Menurut pemerintah Indonesia, untuk bisa menembus pasar ekspor, para perajin batik disarankan agar mengikuti tren pasar di masing-masing negara. Contohnya, untuk pasar Jepang, corak batik yang diminati lebih pada minimalis dengan warna dominan coklat/hitam. Sedangkan untuk pangsa pasar Afrika, motif dan warna batik yang diminati lebih pada warna cerah dan cenderung kontemporer. Bahkan batik di Afrika dijadikan dalam bentuk pakaian panjang.

C. Pengaturan Hukum Nasional Terhadap Warisan Bersama Umat Manusia

Tanggal 24 November 2010 merupakan hari yang bersejarah bagi purbakalawan. Tanggal ini bersejarah karena menjadi patokan berlakunya peraturan perundang-undangan baru yang kita kenal sebagai Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya ( UU–CB ). Selama tahun 2010, DPR-RI bersama dengan Pemerintah berupaya menata kembali aturan - aturan tentang cagar budaya yang pada tahun sebelumnya dirasakan memiliki banyak kelemahan.

Diantara keluhan yang disampaikan kepada DPR misalnya: a) pengaturan yang terlalu ketat membatasi upaya pelindungan benda cagar budaya oleh masayarakat, walaupun objek yang dilindungi itu adalah miliknya; b) penjualan benda cagar budaya dianggap sebagai pelanggaran hukum; c) tidak ada keuntungan langsung bagi pemilik benda cagar budaya apabila mereka aktif melakukan pelestarian; atau d) munculnya dikotomi hukum antara undang –

undang yang melarang pemanfaatan cagar budaya bawa air dengan peraturan perundang - undangan yang lebih rendah tetapi membolehkan. Akan tetapi,


(20)

kesan masyarakat yang paling penting untuk dicatat adalah bahwa Undang -Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya ( UU–BCB ) ialah secara keseluruhan sangat berorientasi pada kewenangan Pemerintah Pusat56.

Peran Pemerintah Daerah dan masyarakat sebagai pemilik benda cagar budaya sangat sedikit disinggung di dalamnya, sifat larangan yang konservatif dalam hal tertentu seperti untuk mempertahakan eksistensi benda cagar budaya dianggap baik, akan tetapi pada sisi yang lain seperti kewajiban Pemerintah Pusat sendiri kepada masyarakat nyaris tidak diatur secara rinci di dalamnya. Kendala ini dirasakan sebagai ketimpangan yang perlu segera diperbaiki untuk mencapai tujuan bersama, yaitu terpeliharanya benda cagar budaya oleh semua pemangku kepentingan ( stake holders ). Akhirya disimpulkan oleh Komisi X DPR - RI bahwa mereka tidak akan memperbaiki UU BCB, melainkan membuat undang -undang baru yang kemudian disebut sebagai Undang - Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya (UU-CB)57.

Pengaturan cagar budaya dapat ditarik dasar hukumnnya pada Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

mengamanatkan bahwa: “ Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai - nilai budayanya ”. Kutipan ini memiliki beberapa unsur yang penting sebagai pedoman kehidupan bernegara. Pertama, adalah pengertian tentang kebudayaan nasional, yaitu kebudayaan yang hidup dan dianut oleh penduduk Indonesia; Kedua, menempatkan kebudayaan itu

56 https://iaaipusat.wordpress.com/2012/03/17/perlindungan-warisan-budaya-daerah-menurut-undang-undang-cagar-budaya/ , Diakses tanggal 8 Januari 2017


(21)

dalam konstelasi peradaban manusia di dunia; dan Ketiga, negara menjamin kebebasan penduduknya untuk memelihara dan mengembangkan kebudayaan miliknya58.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar ini, dirumuskan bahwa pemerintah

Indonesia berkewajiban “melaksanakan kebijakan memajukan kebudayaan secara utuh untuk sebesar - besarnya kemakmuran rakyat ”. Rumusan ini mejadi

pedoman dalam menyusun pasal - pasal berisi perintah, larangan, anjuran, pengaturan, dan hukuman yang menguntungkan masyarakat. Isu tentang adaptive reuse, good governance, desentraliasi kewenangan, atau hak-hak publik selalu mewarnai kalimat dan susunan pasal Undang - Undang Cagar Budaya59.

Fokus pengaturan untuk kepentingan ilmu ( arkeologi ) dan seni yang selama puluhan tahun menjadi perhatian, yaitu sejak keluarnya Monumenten Ordonnatie tahun 1938 yang disusun Pemerintah Kolonial Belanda, mulai tahun 2010 perhatian itu lebih terfokus kepada persoalan upaya konkrit meningkatkan kesejahteraan rakyat sekaligus mengangkat peradaban bangsa menggunakan tinggalan purbakala. Ini adalah misi sebenarnya dari penyusunan UU - CB.

Setidaknya ada 4 pertimbangan pokok yang dipakai DPR - RI ketika merumuskan UU – CB. Pertama, dari sisi ekonomi, cagar budaya harus mampu meningkatkan harkat kehidupan rakyat banyak; kedua, dari sisi tanggungjawab

publik, pelestarian cagar budaya adalah “ kewajiban ” semua orang; ketiga, dari

sisi peradaban, pelestarian cagar budaya harus membuka peluang upaya pengembangan dan pemanfaatannya oleh masyarakat; dan keempat, dari sisi tata

58 Koentjaraningrat, Op. Cit., hlm. 41

59I Wayan Ardika, Warisan Budaya, Perspektif Masa Kini, Bali, Udayana University


(22)

kelola negara, pemerintah “ meringankan beban ” pelestarian yang ditanggung

masyarakat.

Perubahan paradigma ini masih diikuti oleh berubahnya arti “ pelestarian”.

Kalau semula diartikan sempit sebagai tugas perlindungan semata, kali ini dilihat sebagai sebuah sistem yang menghubungkan unsur pelindungan, pemanfaatan, dan pengembangan60. Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Untuk seterusnya kata “ pelestraian ” dilihat sebagai unsur yang

dinamis bukannya statis, dimana setiap unsur berperan memberikan fungsi kepada unsur lain.

Perlindungan adalah unsur terpenting dalam sistem pelestarian cagar budaya, unsur ini mempengaruhi unsur - unsur lain yang pada akhirnya diharapkan menghasilkan umpan balik ( feedback ) pada upaya perlindungan. Unsur ini berhubungan langsung dengan fisik ( tangible ) cagar budaya yang menjadi bukti masa lalu. Sebaliknya unsur pengembangan lebih banyak berhubungan dengan potensi - potensi ( intangible ) yang menyatu dengan benda, bangunan, struktur, atau situs yang dipertahankan. Kegiatannya bukan dalam bentuk konservasi, restorasi, atau pemeliharaan objek misalnya, melainkan upaya pengembangan informasi, penyusunan bahan edukasi, atau sebagai objek wista. Hal ini berbeda dengan kegiatan pada unsur pemanfaatan yang juga menyentuh fisik dari cagar budaya seperti halnya perlindungan, bedanya ialah pada unsur ini kegiatannya terbatas pada upaya revitalisasi atau adaptasi untuk menyesuaikan kebutuhan baru dengan tetap mempertahankan keaslian objek.


(23)

Pemberian kewenangan yang cukup besar kepada Pemerintah Daerah dapat kita lihat pada Pasal 96 Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Disana disebutkan 16 kewenangan sebagai berikut:

menetapkan etika Pelestarian Cagar Budaya; mengoordinasikan Pelestarian Cagar Budaya secara lintas sektor dan wilayah; menghimpun data Cagar Budaya; menetapkan peringkat Cagar Budaya; menetapkan dan mencabut status Cagar Budaya; membuat peraturan Pengelolaan Cagar Budaya; menyelenggarakan kerja sama Pelestarian Cagar Budaya; melakukan penyidikan kasus pelanggaran hukum; mengelola Kawasan Cagar Budaya; mendirikan dan membubarkan unit pelaksana teknis bidang pelestarian, penelitian, dan museum; mengembangkan kebijakan sumber daya manusia di bidang kepurbakalaan; memberikan penghargaan kepada setiap orang yang telah melakukan Pelestarian Cagar Budaya; memindahkan dan/atau menyimpan Cagar Budaya untuk kepentingan pengamanan; melakukan pengelompokan Cagar Budaya berdasarkan kepentingannya menjadi peringkat nasional, peringkat provinsi, dan peringkat kabupaten/kota; menetapkan batas situs dan kawasan; dan menghentikan proses pemanfaatan ruang atau proses pembangunan yang dapat menyebabkan rusak, hilang, atau musnahnya Cagar Budaya, baik seluruh maupun bagian - bagiannya.

Kewenangan yang sama juga diberikan kepada Pemerintah Pusat, kecuali 5 kewenangan yang bersifat pengaturan di tingkat nasional, yaitu: menyusun dan menetapkan Rencana Induk Pelestarian Cagar Budaya; melakukan pelestarian Cagar Budaya yang ada di daerah perbatasan dengan negara tetangga atau yang berada di luar negeri; menetapkan Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar


(24)

Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Bu-daya, dan/atau Kawasan Cagar Budaya sebagai Cagar Budaya Nasional; mengusulkan Cagar Budaya Nasional sebagai warisan dunia atau Cagar Budaya bersifat internasional; dan menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Pelestarian Cagar Budaya61.

Selain itu, Unit Pelaksana Teknis yang merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Pusat seperti Balai Pelestraian Peninggalan Purbakala ( BP3 ), Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, atau Balai Arkeologi tidak termasuk yang diserahkan kewenangannya kepada Pemerintah Daerah. Namun Undang - Undang Cagar Budaya memberi peluang bagi Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendirikan atau membubarkan Unit Pelaksana Teknis Daerah ( UPTD ) menurut kebutuhan. Daerah bahkan diberi tugas untuk menetapkan, menghapus, atau melakukan peringkat kepentingan terhadap cagar budaya yang berada di wilayah administrasinya masing - masing.

Akan tetapi sebelum kewenangan tersebut dapat dilakukan, tugas pertama adalah menetapkan objek yang didaftarkan sebagai cagar budaya atau bukan cagar budaya. Objek - objek yang ditetapkan sebagai cagar budaya dengan sendirinya menjadi subjek pengaturan undang - undang, sebaliknya yang bukan cagar budaya tidak diatur lebih jauh oleh undang-undang. Gubernur, Bupati, atau Wali Kota menjadi pejabat yang menandatangani penetapan itu, oleh karena itu mulai tahun 2010 status objek sebagai cagar budaya mempunyai kekuatan hukum karena pemiliknya akan menerima dua jenis surat: 1) Surat Keterangan Status Cagar Budaya, dan 2) Surat Keterangan Kepemilikan. Kedua surat ini dapat dikeluarkan

61 I Wayan Ardika, Pusaka Budaya dan Pariwisata, Bali, Udayana University Press, 2007 hlm. 35


(25)

setelah penetapan dilakukan kepala daerah berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya yang dibentuk di lingkungan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota untuk menangani pendaftaran cagar budaya. Anggota Tim Ahli dididik dan diberi sertifikat oleh Pemerintah Pusat sebelum “

dipekerjakan” oleh Pemerintah Daerah. Komposisi anggota Tim Ahli diharapkan

60% dari unsur masyarakat dan 40% dari unsur pemerintah62.

Menurut undang - undang, koleksi milik seseorang, hasil penemuan, atau hasil pencarian baru dapat dinyatakan sebagai cagar budaya setelah melalui kajian Tim Ahli Cagar Budaya. Dalam menjalankan tugas, tim ini dibantu oleh sebuah tim lagi yang disebut sebagai Tim Pengolah Data. Nama tim ini muncul dalam Rancangan Peraturan Pemerintah yang kini tengah dipersiapkan untuk dikeluarkan oleh Presiden RI. Tugas tim yang bekerja di bawah koordinasi instansi bidang kebudayaan ini adalah mengumpulkan dan melakukan verifikasi atas data, sebelum diserahkan kepada Tim Ahli Cagar Budaya.

Untuk objek yang belum dinyatakan sebagai cagar budaya, undang

-undang juga melindungi “ Objek Yang Diduga Sebagai Cagar Budaya ” dari

kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan layaknya cagar budaya. Pendugaan ini dilakukan oleh Tenaga Ahli, bukan oleh Tim Ahli. Tenaga Ahli adalah orang-orang tertentu seperti arkeologi, antropologi, geologi, sejarah, atau kesenian yang diberi sertifikat oleh negara menjadi ahli setelah melalui pegujian. Pengaturannya akan dilakukan dalam Peraturan Pemerintah. Maksud dari pelindungan terhadap “

Objek Yang Diduga Sebagai Cagar Budaya ” ini adalah supaya kemungkinan


(26)

untuk menjadi cagar budaya dapat dipertahankan sampai dengan keluarnya penetapan oleh kepala daerah.

Undang - undang juga mensyaratkan bahwa pelestarian hanya dapat dilakukan atau dikoordinasikan oleh Tenaga Ahli, setelah objek yang akan dilestarikan dibuat dokumentasinya dan studi kelayakannya63. Posisi Tenaga Ahli di kemudian hari akan memegang peranan strategis dalam upaya pelestarian cagar budaya yang dimotori masyarakat. Oleh karena itu pendidikan mereka menjadi prioritas Pemerintah Pusat. Dengan demikian peran Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam 10 tahun ke depan diharapkan akan mampu melakukan sendiri pelestarian cagar budaya. Hal ini menarik untuk disimak mengingat Tenaga Ahli yang dimaksudkan dalam undang-undang dapat bekerja di lilungkungan pemerintahan, perorangan, lembaga swasta, LSM, atau unsur masyarakat hukum adat64. Sinergi para ahli ini diharapkan mampu mempertahankan warisan budaya di seluruh Indonesia sebagai bagian dari upaya mempertahankan dan membangun karakter bangsa.

Cagar Budaya sebagai sumber daya budaya memiliki sifat rapuh, unik, langka, terbatas, dan tidak terbarui. Sifat ini menyebabkan jumlahnya cenderung berkurang sebagai akibat dari pemanfaatan yang tidak memperhatikan upaya pelindungannya, walaupun batas usia 50 tahun sebagai titik tolak penetapan status

“ kepurbakalaan ” objek secara bertahap menempatkan benda, bangunan, atau

struktur lama menjadi cagar budaya baru. Warisan yang lebih tua, karena tidak bisa digantikan dengan yang baru, akan terus berukurang tanpa dapat dicegah.

63Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Warisan Dunia, Situs dan Budaya Masyarakat di Indonesia, Jakarta, 2012 hlm. 54


(27)

Dalam hal ini kewenangan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah adalah untuk memperlambat hilangnya warisan budaya dari wilayah Indonesia. Presepsi bawha cagar budaya memiliki nilai ekonomi yang menguntungkan apabila diperjual belikan, secara bertahap dapat digantikan dengan pemanfaatan bersifat berkelanjutan ( sustainable ) agar dapat dinikmati kehadirannya oleh generasi mendatang. Peran Pemerintah Daerah menjadi tantangan yang patut dipertimbangkan untuk mencapai maksud ini. Hanya melalui pendekatan pelestarian yang bersifat menyeluruh ( holistik ) harapan rakyat yang dirumuskan menjadi undang - undang ini dapat direalisasikan oleh semua pemangku kepentingan. Masyarakat daerah mampu menjadi garda terdepan menjaga kekayaan budaya miliknya sebagai kekayaan bangsa yang dibanggakan oleh generasi mendatang.


(28)

BAB IV

PENGATURAN HUKUM TERHADAP WARISAN BERSAMA UMAT MANUSIA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

A. PBB ( Perserikatan Bangsa–Bangsa )

Perserikatan Bangsa-Bangsa ( United Nations ) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa - Bangsa dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota dan saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional, dan organisasi antar - negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat65. Vatikan adalah negara bukan anggota ( non - member states ) dan termasuk pengamat permanen ( Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB )66.

Markas Perserikatan Bangsa - Bangsa terletak di Manhattan, New York City, dan memiliki hak ekstrateritorialitas. Kantor utama lain terletak di Jenewa, Nairobi, dan Wina. Organisasi ini didanai dari sumbangan yang ditaksir, dan sukarela dari negara - negara anggotanya. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga perdamaian, dan keamanan dunia, memajukan, dan mendorong penghormatan hak asasi manusia, membina pembangunan ekonomi, dan sosial, melindungi

65 http://www.un.org/en/members/intergovorg.shtml, Diakses tanggal 9 Januari 2017


(29)

lingkungan, dan menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik bersenjata. PBB memiliki enam bahasa resmi, yaitu Arab, Tionghoa, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol67.

Selama Perang Dunia II, Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt memulai pembicaraan mengenai badan penerus Liga Bangsa - Bangsa, dan Piagam Perserikatan Bangsa - Bangsa disusun dalam sebuah konferensi pada April - Juni 1945. Piagam ini mulai berlaku pada 24 Oktober 1945, dan maka PBB mulai beroperasi. Sidang Umum yang pertama dihadiri wakil dari 51 negara, baru berlangsung pada 10 Januari 1946 ( di Church House, London ). Namun, misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia pada awalnya cukup sulit untuk dicapai akibat Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. PBB berpartisipasi dalam operasi militer di Korea dan Kongo, serta menyetujui pendirian negara Israel pada tahun 1947. Keanggotaan organisasi ini berkembang pesat setelah periode dekolonisasi pada tahun 1960-an, dan pada tahun 1970-an anggaran untuk program pembangunan ekonomi, dan sosial jauh melebihi anggaran untuk pemeliharaan perdamaian. Setelah berakhirnya Perang Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan pemeliharaan perdamaian di berbagai belahan dunia dengan hasil yang berbeda - beda.

PBB terdiri dari enam organ utama, yaitu Majelis Umum ( dewan musyawarah utama ); Dewan Keamanan ( dewan yang membuat beberapa resolusi mengikat mengenai perdamaian, dan keamanan ); Dewan Ekonomi dan Sosial ( dewan yang mendorong kerjasama, dan pembangunan ekonomi, dan sosial


(30)

internasional ); Sekretariat ( yang berfungsi menyediakan studi, informasi, dan fasilitas yang dibutuhkan PBB ); Mahkamah Internasional ( badan yudisial utam ); dan Dewan Perwalian Perserikatan Bangsa-Bangsa ( tidak aktif semenjak tahun 1994 )68. Lembaga - lembaga khusus yang berada di bawah Sistem PBB meliputi Grup Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia, Program Pangan Dunia, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, dan Dana Anak - anak PBB. Petugas terpenting dalam hierarki PBB adalah Sekretaris Jenderal, yang saat ini dijabat oleh Ban Ki-moon dari Korea Selatan sejak tahun 2007 , menggantikan Kofi Annan dari Ghana69. Organisasi - organisasi non pemerintah dapat memperoleh status konsultatif dan badan-badan lain untuk berpartisipasi di PBB.

PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2001, dan beberapa petugas, dan badannya juga telah memperoleh hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai efektivitas PBB. Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan penting dalam menjaga perdamaian, dan mendorong pembangunan manusia, sementara komentator yang lain merasa organisasi ini tidak efektif dan korup.

1. Sejarah

Liga Bangsa - Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia II ( 1939–1945 ). Untuk mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga, yang mana tidak diinginkan oleh seluruh umat manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa - Bangsa yang gagal dalam rangka untuk

68 http://www.un.org/en/mainbodies/trusteeship/ , Diakses tanggal 9 Januari 2017 69 http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=20255&Cr=ki-moon&Cr1 , Diakses tanggal 9 Januari 2017


(31)

memelihara perdamaian internasional, dan meningkatkan kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan internasional.

Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang pertama menciptakan istilah " United Nations " atau Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai istilah untuk menggambarkan negara -negara Sekutu. Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1 Januari 1942, ketika 26 pemerintah menandatangani Piagam Atlantik, dimana masing -masing negara berjanji untuk melanjutkan usaha perang.

Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional dimulai di San Francisco, dihadiri oleh 50 pemerintah, dan sejumlah organisasi non pemerintah yang terlibat dalam penyusunan Piagam Perserikatan Bangsa - Bangsa. PBB resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945 atas ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan, yaitu Perancis, Republik Tiongkok, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat dan mayoritas dari 46 anggota lainnya. Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di Westminster Central Hall di London pada Januari 194670.

Kedudukan organisasi ini awalnya menggunakan bangunan milik Sperry Gyroscope Corporation di Lake Success, New York, mulai dari 1946 hingga 1952. Sampai gedung Markas Besar PBB di Manhattan telah selesai dibangun. Sejak pendiriannya, banyak kontroversi, dan kritik tertuju pada PBB. Di Amerika Serikat, saingan awal PBB adalah John Birch Society, yang memulai kampanye "


(32)

get US out of the UN " pada tahun 1959, dan menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan " One World Government " atau Pemerintah Seluruh Dunia.

Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Perancis terlambat diakui oleh AS sebagai pemerintah resmi Perancis, sehingga Perancis awalnya tidak diikutsertakan dalam konferensi yang membahas pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan menyebutnya le machin ( dalam bahasa Indonesia: " Si Itu " ), dan merasa tidak yakin bahwa aliansi keamanan global akan membantu menjaga perdamaian dunia, dia lebih percaya pada perjanjian/pakta pertahanan antar negara secara langsung.

2. Dasar Hukum Pendirian

Tak lama setelah berdirinya PBB mencari pengakuan sebagai badan hukum internasional supaya bisa menerima " Ganti Rugi Kepada PBB Atas Cidera yang Dideritanya " dengan disertai pendapat dari Mahkamah Internasional ( ICJ ). Pertanyaan yang muncul adalah " Apakah PBB, sebagai organisasi memiliki hak untuk meminta klaim internasional terhadap pemerintahan tertentu terkait cedera yang diderita oleh PBB, yang diduga telah disebabkan oleh negara/pemerintahan tersebut.

Pengadilan menyatakan Organisasi ini ( PBB ) berniat melaksanakan hak, dan kewajiban, dan pada kenyataannya memang mampu melaksanakan kewajiban, dan menerima hak tertentu yang hanya mungkin dapat dijelaskan jika memiliki kapasitas kepribadian internasional yang besar, dan mampu untuk beroperasi dalam ranah internasional. Dengan demikian, Pengadilan telah sampai


(33)

pada kesimpulan bahwa Organisasi ini ( PBB ) adalah Badan Hukum Internasional.

3. Organisasi

Sistem PBB berdasarkan lima organ utama ( sebelumnya enam, Dewan Perwalian dihentikan operasinya pada tahun 1994, setelah kemerdekaan Palau, satu -satunya wilayah perwalian PBB yang tersisa) Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi, dan Dewan Sosial ( ECOSOC ), Sekretariat, dan Mahkamah Internasional. Lima dari enam organ utama Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa-Bangsa-Bangsa berkedudukan di wilayah internasional di kota New York. Mahkamah Internasional berkedudukan di Den Haag, sementara lembaga - lembaga besar lainnya berbasis di kantor PBB di Jenewa, Wina, dan Nairobi. Lembaga PBB lainnya tersebar di seluruh dunia. 4. Tujuan

a. Pemeliharaan perdamaian dan keamanan

Misi penjaga perdamaian PBB sampai dengan tahun 2009. Biru tua menandakan misi yang sedang berlangsung, sedangkan biru muda menandakan misi yang lalu. PBB, setelah disetujui oleh Dewan Keamanan, mengirim pasukan penjaga perdamaian ke daerah dimana konflik bersenjata baru - baru ini berhenti atau berhenti sejenak untuk menegakkan persyaratan perjanjian perdamaian, dan untuk mencegah pejuang dari kedua belah pihak melanjutkan permusuhan. Karena PBB tidak memelihara militer sendiri, pasukan perdamaian secara sukarela disediakan oleh negara - negara anggota PBB. Pasukan, juga disebut " Helm Biru ", yang menegakkan kesepakatan PBB, diberikan Medali PBB, yang dianggap


(34)

dekorasi internasional bukan dekorasi militer. Pasukan penjaga perdamaian secara keseluruhan menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 198871.

Para pendiri PBB telah mempertimbangkan bahwa organisasi itu akan bertindak untuk mencegah konflik antara negara, dan membuat perang pada masa depan tidak mungkin, namun pecahnya Perang Dingin membuat perjanjian perdamaian sangat sulit karena pembagian dunia ke dalam kamp-kamp yang bermusuhan. Menyusul akhir Perang Dingin, ada seruan baru bagi PBB untuk menjadi agen untuk mencapai perdamaian dunia, karena ada beberapa lusin konflik berkelanjutan yang terus berlangsung di seluruh dunia.

Sebuah studi tahun 2005 oleh RAND Corp menyatakan PBB sukses di dua dari tiga upaya perdamaian. Ini dibandingkan dengan upaya pembangunan bangsa orang - orang dari Amerika Serikat, dan menemukan bahwa tujuh dari delapan kasus PBB damai, dibandingkan dengan empat dari delapan kasus AS damai72. Pada tahun 2005, Laporan Keamanan Manusia mendokumentasikan penurunan jumlah perang, genosida, dan pelanggaran HAM sejak akhir Perang Dingin, dan bukti, meskipun tidak langsung, bahwa aktivisme internasional-kebanyakan dipelopori oleh PBB-telah menjadi penyebab utama penurunan konflik bersenjata sejak akhir Perang Dingin. Situasi di mana PBB tidak hanya bertindak untuk menjaga perdamaian, tetapi juga campur tangan termasuk Perang Korea (1950 -1953), dan otorisasi intervensi di Irak setelah Perang Teluk Persia di 1990.

71

http://nobelprize.org/nobel_prizes/peace/laureates/1988/ , Diakses tanggal 9 Januari 2017

72 http://www.rand.org/pubs/monographs/2005/RAND_MG304.sum , Diakses tanggal 9 Januari 2017


(35)

b. Hak asasi manusia dan bantuan kemanusiaan

Penegakan hak asasi manusia merupakan alasan utama untuk didirikannya PBB. Kekejaman, dan genosida pada Perang Dunia II menyebabkan munculnya konsensus bahwa organisasi baru ini harus bekerja untuk mencegah tragedi serupa pada masa mendatang. Tujuan awal adalah menciptakan kerangka hukum untuk mempertimbangkan, dan bertindak atas keluhan tentang pelanggaran hak asasi manusia. Piagam PBB mewajibkan semua negara anggota untuk mempromosikan " penghargaan universal bagi, dan kepatuhan terhadap, hak asasi manusia " dan mengambil " tindakan bersama dan terpisah " untuk itu. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, meskipun tidak mengikat secara hukum, diadopsi oleh Majelis Umum pada tahun 1948 sebagai satu standar umum keberhasilan untuk semua. Majelis secara teratur mengambil isu - isu hak asasi manusia.

PBB dan lembaga - lembaganya adalah badan penting dalam menegakkan, dan melaksanakan prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia. Salah satu contoh adalah dukungan oleh PBB untuk negara-negara dalam transisi menuju demokrasi. Bantuan teknis dalam memberikan pemilu yang bebas, dan adil, meningkatkan struktur peradilan, penyusunan konstitusi, pelatihan pejabat hak asasi manusia, dan mengubah gerakan bersenjata menjadi partai politik telah memberikan kontribusi signifikan terhadap demokratisasi di seluruh dunia. PBB telah membantu pemilihan berjalan di negara-negara dengan sedikit atau tanpa sejarah demokrasi, termasuk baru-baru ini di Afghanistan dan Timor Timur. PBB juga merupakan forum untuk mendukung hak perempuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan


(36)

politik, ekonomi, dan sosial negara mereka. PBB memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesadaran konsep hak asasi manusia melalui perjanjian, dan perhatiannya terhadap pelanggaran yang spesifik melalui Majelis Umum, resolusi Dewan Keamanan resolusi, atau Mahkamah Internasional.

c. Sosial dan Pembangunan Ekonomi

PBB terlibat dalam mendukung pembangunan, misalnya oleh perumusan Pembangunan Milenium. Badan Program Pembangunan ( UNDP ) adalah sumber multilateral terbesar untuk bantuan hibah teknis di dunia. Organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ), UNAIDS, dan Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria merupakan lembaga pemimpin dalam pertempuran melawan penyakit di seluruh dunia, terutama di negara -negara miskin. Dana Kependudukan PBB merupakan penyedia utama layanan reproduksi. 32 agen PBB yang bertujuan untuk memajukan pembangunan mengkoordinasi usaha-usaha mereka lewat Kelompok Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNDG.

PBB juga mempromosikan pengembangan manusia melalui berbagai instansi terkait, terutama oleh UNDP. Kelompok Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional ( IMF ), misalnya, bersifat independen, dan merupakan badan khusus, dan pengamat dalam kerangka PBB, menurut suatu perjanjian pada tahun 1947. Mereka awalnya dibentuk terpisah dari PBB melalui Perjanjian Bretton Woods tahun 1944.

PBB setiap tahun menerbitkan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), beberapa negara mengukur perbandingan peringkat oleh kemiskinan, melek huruf,


(37)

pendidikan, harapan hidup, dan faktor lainnya. Sasaran Pembangunan Milenium adalah delapan tujuan yang telah disepakati seluruh negara anggota PBB untuk mencoba mencapai pada tahun 2015. Dideklarasikan pada Deklarasi Milenium PBB yang ditandatangani pada bulan September 2000.

B. UNESCO ( United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization )

UNESCO adalah singkatan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. UNESCO merupakan organisasi internasional di bawah PPB yang mengurusi segala hal yang berhubungan dengan pendidikan, sains, dan kebudayaan dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan pada keadilan, peraturan hukum, dan HAM. UNESCO didirikan pada tanggal 16 November 1945, di kota Paris, Perancis. Tugas utamanya adalah memajukan kerja sama antar bangsa di bidang pendidikan, sains, dan kebudayaan tersebut. Sekarang ini, UNESCO beranggotakan 195 negara ( termasuk Indonesia ) dan bermarkas besar di Unesco House, Place de Fontenoy, Paris de, France.

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945. Tujuan organisasi UNESCO adalah mendukung perdamaian, dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki73.


(38)

UNESCO memiliki anggota 195 negara. Organisasi ini bermarkas di Paris, Perancis, dengan 50 kantor wilayah serta beberapa lembaga, dan institut di seluruh dunia. UNESCO memiliki lima program utama yang disebarluaskan melalui pendidikan, ilmu alam, ilmu sosial, dan manusia, budaya, serta komunikasi, dan informasi. Proyek yang disponsori oleh UNESCO termasuk program baca tulis, teknis, pelatihan guru, program ilmu internasional, proyek sejarah regional, dan budaya, promosi keragaman budaya, kerja sama persetujuan internasional untuk mengamankan warisan budaya, dan alam serta memelihara HAM, serta mencoba untuk memperbaiki perbedaan digital dunia74.

UNESCO dan mandatnya untuk kerjasama internasional dapat ditelusuri kembali ke Liga Bangsa - Bangsa resolusi pada tanggal 21 September 1921, untuk memilih Komisi untuk mempelajari pertanyaan tersebut. Komite Internasional tentang Kerjasama Intelektual ( ICIC ) secara resmi dibuat pada tanggal 4 Januari 1922, sebagai organ konsultatif yang terdiri dari individu - individu yang terpilih berdasarkan kualifikasi pribadi mereka. Lembaga Internasional untuk Kerjasama Intelektual ( IIIC ) kemudian dibuat di Paris pada tanggal 9 Agustus 1925, untuk bertindak sebagai badan pelaksana untuk ICIC tersebut75. Pada tanggal 18 Desember 1925, Biro Pendidikan Internasional ( IBE ) mulai bekerja sebagai non pemerintah organisasi dalam pelayanan pembangunan pendidikan internasional. Namun, pekerjaan organisasi-organisasi pendahulunya sebagian besar terganggu oleh terjadinya Perang Dunia II .

74http://www.unesco.org/new/en/venice , Diakses tanggal 9 Januari 2017 75Loc. Cit


(39)

Setelah penandatanganan Piagam Atlantik dan Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa , Konferensi Menteri Sekutu Pendidikan ( DATANG ) mulai pertemuan di London yang terus terjadi antara 16 November 1942 hingga 5 Desember 1945. Pada tanggal 30 Oktober 1943, kebutuhan untuk sebuah organisasi internasional yang dinyatakan dalam Deklarasi Moskow, disepakati oleh China, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Soviet76. Hal ini diikuti oleh Konferensi Dumbarton Oaksproposal 9 Oktober 1944. Setelah usulan CAME dan sesuai dengan rekomendasi dari Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional ( UNCIO ), yang diselenggarakan di San Francisco pada April - Juni 1945 dengan Konferensi PBB untuk pembentukan sebuah organisasi pendidikan dan kebudayaan ( ECO / CONF ) diselenggarakan di London 1 - 16 November 1945 dengan 44 pemerintah diwakili. Seorang tokoh terkemuka dalam inisiatif untuk UNESCO adalah Rab Butler, Menteri Pendidikan untuk Inggris . Pada ECO / CONF, Konstitusi UNESCO diperkenalkan dan ditandatangani oleh 37 negara, dan Komisi Persiapan didirikan77. Komisi Persiapan dioperasikan antara 16 November 1945, dan 4 November 1946 sampai tanggal ketika UNESCO Konstitusi mulai berlaku dengan penyimpanan ratifikasi kedua puluh oleh negara anggota.

Konferensi Umum pertama berlangsung dari 19 November - 10 Desember 1946, dan memilih Dr Julian Huxley ke pos dari Direktur Jenderal. Konstitusi telah diamandemen pada bulan November 1954 ketika Konferensi Umum memutuskan bahwa anggota Dewan Eksekutif akan menjadi wakil dari

76Loc. Cit


(40)

pemerintah Amerika yang keduanya adalah warga negaranya dan tidak akan, seperti sebelumnya, bertindak dalam kapasitas pribadi mereka. Perubahan dalam pemerintahan dibedakan UNESCO dari pendahulunya, CICI, dalam hal bagaimana negara-negara anggota akan bekerja bersama dalam bidang Organisasi itu kompetensi. Sebagai negara anggota bekerja bersama-sama dari waktu ke waktu untuk mewujudkan mandat UNESCO, faktor politik dan sejarah telah membentuk operasi Organisasi pada khususnya selama Perang Dingin, proses dekolonisasi, dan pembubaran Uni Soviet.

Karya awal UNESCO di bidang pendidikan termasuk proyek percontohan pada pendidikan dasar di Lembah Marbial, Haiti, dimulai pada tahun 1947. Proyek ini diikuti oleh misi ahli untuk negara - negara lain, termasuk, misalnya, sebuah misi ke Afghanistan 1949. Pada tahun 1948, UNESCO merekomendasikan bahwa negara-negara anggota harus membuat pendidikan dasar gratis dan wajib universal. Pada tahun 1990 Konferensi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua, di Jomtien , Thailand, meluncurkan gerakan global untuk memberikan pendidikan dasar untuk semua anak-anak, remaja dan orang dewasa. Sepuluh tahun kemudian, tahun 2000 Dunia Pendidikan Forum yang diselenggarakan di Dakar , Senegal, pemerintah yang dipimpin anggota berkomitmen untuk mencapai pendidikan dasar untuk semua pada tahun 2015.

Kegiatan awal UNESCO di bidang kebudayaan termasuk, misalnya, Kampanye Nubia, diluncurkan pada tahun 1960. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk memindahkan Candi Agung dari Abu Simbel agar tidak dibanjiri oleh Nil setelah pembangunan yang Bendungan Aswan . Selama kampanye 20 tahun, 22


(41)

monumen arsitektur dan kompleks direlokasi78. Ini adalah yang pertama dan terbesar dalam serangkaian kampanye termasuk Mohenjo - daro ( Pakistan ), Fes ( Maroko ), Kathmandu ( Nepal ), Borobudur ( Indonesia ) dan Acropolis ( Yunani ). Pekerjaan Organisasi warisan menyebabkan adopsi, pada tahun 1972, Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya Dunia dan Alam. The World Heritage Committee didirikan pada tahun 1976 dan situs pertama tertulis di Daftar Warisan Dunia pada tahun 197879 . Sejak itu instrumen hukum yang penting terhadap warisan budaya dan keragaman telah diadopsi oleh negara-negara anggota UNESCO pada tahun 2003 ( Konvensi untuk Perlindungan dari Warisan Budaya Takbenda ) dan 2005 ( Konvensi tentang Perlindungan dan Promosi Keanekaragaman Ekspresi budaya ).

Situs Warisan Dunia UNESCO ( UNESCO’s World Heritage Sites ) adalah sebuah tempat khusus ( Taman Nasional, Hutan, Pegunungan, Danau, Pulau, Gurun Pasir, Bangunan, Kompleks, Wilayah, Pedesaan, dan Kota ) yang telah dinominasikan untuk program Warisan Dunia internasional yang dikelola UNESCO World Heritage Committee, terdiri dari 21 kelompok ( 21 state parties ) yang dipilih oleh Majelis Umum ( General Assembly ) dalam kontrak 4 tahun. Sebuah Situs Warisan Dunia adalah suatu tempat Budaya dan Alam, serta benda yang berarti bagi umat manusia dan menjadi sebuah Warisan bagi generasi berikutnya80.

78 http://www.unesco.org/new/en/social-and-human-sciences/themes/youth/ , Diakses tanggal 9 Januari 2017

79 https://en.wikipedia.org/wiki/UNESCO , Diakses tanggal 9 Januari 2017

80 https://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Warisan_Dunia_UNESCO , Diakses tanggal 9 Januari 2017


(42)

Program ini bertujuan untuk mengkatalog, menamakan, dan melestarikan tempattempat yang sangat penting agar menjadi warisan manusia dunia. Tempat -tempat yang didaftarkan dapat memperoleh dana dari Dana Warisan Dunia di bawah syarat - syarat tertentu. Program ini diciptakan melalui Pertemuani Mengenai Pemeliharaan Warisan Kebudayaan dan Alamiah Dunia yang diikuti di oleh Konferensi Umum UNESCO pada 16 November 197281.

C. Pengaturan Hukum Internasional Terhadap Warisan Bersama Umat Manusia

Jumlah anggota Konvensi Warisan Dunia ( WD ) sampai Juni 2011 berjumlah 187 daftar warisan dunia terdiri dari 936 properti warisan budaya dan alam yang dianggap oleh Komite Warisan Dunia memiliki nilai universal luar biasa.

Anggota konvensi WD di Asia dan Pasifik adalah 41 di Asia dan Pasifik ada 143 situs WD budaya, 53 situs WD alam, 9 situs WD campuran ( budaya dan alam ), Indonesia adalah anggota Konvensi WD sejak 6 Juli 1989. Perlindungan Warisan Dunia secara instrumen hukum internasional difokuskan kepada kekayaan budaya dunia yang dinilai saat ini kurang mendapatkan proteksi yang konkrit.

Banyak sekali pelanggaran yang terjadi terhadap kekayaan ini seperti pencaplokan, pembajakan, penghancuran akibat agresi dan keadaan alam serta komersialisasi warisan budaya dunia. Kekayaan budaya dunia, atau bisa disebut sebagai benda cagar budaya dalam hukum internasional, dibagi menjadi dua


(43)

macam, yaitu tangible dan intangible. Intangible cultural heritage merupakan benda budaya yang tak dapat disentuh karena bukan merupakan benda berwujud82.

Yang masuk dalam kekayaan budaya intangible adalah Language, Oral History, Traditional Religion and Ritual, Sacred Images and Themes, Non Sacred Designs Artistic Themes and Handicrafts, Traditional Textile Skills, Traditional Skills Related to Tangible Cultural Heritage, Traditional Music, Traditional Dance, Cuisine, Tracking and Hunting Skills, Traditional Practices of Husbanding Nature, Traditional Medical Knowledge, Traditional Methods of Conflict, dan Traditional Relationships between Different Ages in the Community.

Tangible Cultural Heritage, merupakan kekayaan budaya dunia yang berupa benda berwujud, konkrit dan dapat disentuh. Kekayaan budaya inilah yang dibahas di dalam tulisan ini. pengaturan hukum internasional yang ada dalam bidang cultural property law dapat digolongkan sebagai instrumen hukum yang bersifat memberi perlindungan, dan yang memberi penghukuman83. Pengaturan instrumen hukum internasional yang utama bersifat melindungi Tangible Cultural Heritage adalah Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage 1972. Konvensi ini mencakup perlindungan alam dan budaya.

Sehingga bisa menjadi instrumen perlindungan hukum lingkungan internasional, juga perlindungan hukum warisan budaya dunia. Konvensi ini

82

http://hukumlingkunganinternasional.blogspot.co.id/2014/05/prinsip-prinsip-hukum-lingkungan.html , Diakses tanggal 9 Januari 2017

83 http://www.riaupos.co/395-opini-payung-hukum-warisan-dunia.html#.WHMFhFx1DIU , Diakses tanggal 9 Januari 2017


(44)

secara unik mengakui bahwa suatu situs yang ada dalam suatu batas wilayah suatu negara, namun perlindungan warisan budaya tersebut menjadi kewajiban dan kerja sama masyarakat internasional dalam memberi perlindungannya. Dari Piramid di Mesir sampai Pulau Galapagos di Ekuador.

Cara kerja Konvensi World Heritage ini adalah dengan menyelenggarakan adanya World Heritage List dan World Heritage List in Danger ( Daftar Warisan Budaya dalam keadaan Terancam )84. Daftar daftar ini mencatatkan property -properti budaya yang mendapat hak perlindungan benda budaya. Pada 3 Juli 2003, oleh World Heritage Committee telah tercatat 754 properti budaya dalam daftar Warisan Budaya ( 582 budaya, 149 alam dan 23 properti campuran oleh 128 negara peserta ). Konvensi ini adalah yang paling besar peranannya dalam perlindungan benda budaya dunia.

Yang menarik dari konvensi ini adalah bagaimana suatu situs budaya di batas wilayah negara manapun dapat diajukan oleh negara lain ke dalam daftar tersebut. Contohnya adalah kota tua Jerusalem yang diajukan oleh Jordania. Dalam konvensi ini diterimanya permintaan perlindungan suatu situs budaya oleh negara tertentu tidak terpengaruh status politik negara tersebut85. Namun, perlindungan dari konvensi ini ternyata masih mempunyai ganjalan besar. Dikatakan dalam konvensi ini, bahwa situs dapat diajukan oleh negara, namun harus melewati pertimbangan Komite Warisan Dunia terlebih dahulu sebelum bisa dimasukkan ke dalam daftar.

84Loc. Cit 85

http://www.academia.edu/13823965/PERLINDUNGAN_HUKUM_INTERNASIONA L_DAN_HUKUM_NASIONAL_INDONESIA_TERHADAP_TARI_TRADISIONAL_BANGSA _INDONESIA_STUDI_KASUS_KLAIM_TARI_PENDET_OLEH_MALAYSIA , Diakses tanggal 9 Januari 2017


(45)

Komite harus merasa yakin dulu akan kesanggupan negara tersebut diserahi tanggung jawab melindungi situs budaya tersebut. Dalam penentuan ini tiga badan penasihat ICCROM, IUCN, dan ICOM memegang peranan penting. Peraturan ini bisa menjadi suatu kelebihan namun juga bisa menjadi suatu kegagalan. Suatu kelebihan, karena tiga badan penasihat yang menyelidiki properti budaya yang ada di dunia menemukan adanya situs yang terbengkalai atau situs bernilai luar biasa yang terlewati, tiga badan penasihat tersebut dapat mengusulkan betapa pentingnya suatu situs tersebut86.

Kemudian instrumen hukum pendukung selanjutnya adalah beberapa instrumen pendukung dalam menyelesaikan sengketa Warisan Budaya yakni Convention for the Protection of Cultural Property in the event of Armed Conflict ( Hague, 1954, Konvensi Hague 1954 ini mempunyai suatu prinsip dasar yang menjadi dasar ideologi perlindungan benda budaya dunia. Prinsip tersebut terdapat dalam pembukaan konvensinya:

Being Convinced that damage to cultural property belonging to any people whatsoever means damage to cultural heritage of all mankind, since each people makes its contribution to the culture of the world”.

Perlindungan yang diberikan oleh konvensi ini terbagi menjadi General Protection, dan Special Protection )87.

Perlindungan Umum atau diberikan pada setiap properti budaya yang ada dalam suatu area konflik bersenjata. Militer tak boleh menggunakan properti

86 http://www.mediajurnal.com/tag/warisan-dunia/ , Diakses tanggal 9 Januari 2017 87Loc. Cit


(46)

tersebut kecuali ada kepentingan militer yang memaksa. Perlindungan khusus/spesial diberikan bagi properti budaya yang kemudian telah didaftarkan dalam suatu International Register of Cultural Property under Special Protection, maka pengecualian untuk boleh berlakunya peran militer dalam properti budaya hanyalah dengan alasan unavoidable military necessity ( kepentingan militer yang tak terhindarkan ).

Peraturan ini dengan jelas menunjukkan kelemahan konvensi ini, karena ternyata properti budaya pun masih dapat digunakan untuk kepentingan militer, walaupun kelebihannya adalah dengan adanya peraturan tersebut, bolehnya digunakan suatu properti budaya adalah hanya oleh izin komando tertinggi, sehingga perusakan yang terjadi mampu tereduksi.


(47)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan skripsi ini tentang konsep warisan bersama umat manusia adalah sebagai berikut :

1. Ruang lingkup warisan bersama umat manusia saat ini telah berkembangan dengan pesat, termasuk ruang lingkupnya tidak hanya wilayah lautan saja yang menjadi bagiannya namun juga berbagai kekayaan alam telah dikategorikan menjadi warisan bersama dalam bentuk dan nama yang berbeda. Pada 1949, ikan tuna menjadi perhatian bersama dalam Konservasi Tuna Tropis Inter – Amerika karena tingginya tingkat penangkapan ikan tuna; lingkungan hidup; ruang angkasa dan bulan merupakan province of all mankind; burung unggas; warisan alam dan budaya; konservasi binatang buas; kekayaan dasar laut, dasar samudra serta tanah di bawahnya, kekayaan tanaman genetik; perubahan iklim bumi dan efeknya; keanekaragaman adat dan budaya; serta keanekaragaman hayati.

2. Pengaturan hukum nasional terhadap warisan bersama umat manusia dapat ditarik dasar hukumnnya pada Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa: “

Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai - nilai budayanya ”. Kutipan ini memiliki beberapa


(48)

unsur yang penting sebagai pedoman kehidupan bernegara. Pertama, adalah pengertian tentang kebudayaan nasional, yaitu kebudayaan yang hidup dan dianut oleh penduduk Indonesia; Kedua, menempatkan kebudayaan itu dalam konstelasi peradaban manusia di dunia; dan Ketiga, negara menjamin kebebasan penduduknya untuk memelihara dan mengembangkan kebudayaan miliknya. Berdasarkan Undang-Undang Dasar ini, dirumuskan bahwa

pemerintah Indonesia berkewajiban “ melaksanakan kebijakan memajukan kebudayaan secara utuh untuk sebesar - besarnya kemakmuran rakyat ”.

Rumusan ini mejadi pedoman dalam menyusun pasal - pasal berisi perintah, larangan, anjuran, pengaturan, dan hukuman yang menguntungkan masyarakat. Isu tentang adaptive reuse, good governance, desentraliasi kewenangan, atau hak-hak publik selalu mewarnai kalimat dan susunan pasal Undang - Undang Cagar Budaya. Saat ini pengaturan hukum terhadap warisan bersama umat manusia telah diatur dalam Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.

3. Pengaturan hukum internasional terhadap warisan bersama umat manusia saat ini adalah Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage 1972. Konvensi ini mencakup perlindungan alam dan budaya. Sehingga bisa menjadi instrumen perlindungan hukum lingkungan internasional, juga perlindungan hukum warisan budaya dunia. Konvensi ini secara unik mengakui bahwa suatu situs yang ada dalam suatu batas wilayah suatu negara, namun perlindungan warisan budaya tersebut menjadi kewajiban dan kerja sama masyarakat internasional dalam memberi


(49)

perlindungannya. Dari Piramid di Mesir sampai Pulau Galapagos di Ekuador. Cara kerja Konvensi World Heritage ini adalah dengan menyelenggarakan adanya World Heritage List dan World Heritage List in Danger ( Daftar Warisan Budaya dalam keadaan Terancam ). Daftar - daftar ini mencatatkan property - properti budaya yang mendapat hak perlindungan benda budaya. Pada 3 Juli 2003, oleh World Heritage Committee telah tercatat 754 properti budaya dalam daftar Warisan Budaya ( 582 budaya, 149 alam dan 23 properti campuran oleh 128 negara peserta ). Konvensi ini adalah yang paling besar peranannya dalam perlindungan benda budaya dunia.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam skripsi ini, penulis menyampaikan saran–

saran sebagai berikut :

1. Bahwa ruang lingkup warisan bersama umat manusia telah cukup lengkap untuk saat ini, karena telah mencakupi hamper segala hal yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Namun penulis menyarankan agar cakupan atau ruang lingkup warisan dunia ini harus terus dikaji dan ditingkatkan, agar segala hal yang memiliki nilai dan pengaruh terhadap kemanusiaan dapat dilindungi dan dilestarikan secara efektif serta efisien. 2. Peraturan perundang – undangan telah cukup kuat sebagai payung hukum

nasional terhadap warisan bersama umat manusia di Indonesia, namun masih banyak masyarakat dan instansi pemerintahan yang kurang memiliki pengetahuan akan aturan ini. Sehingga kepedulian mereka terhadap


(50)

kelestarian warisan bersama umat manusia sangat kurang, penulis menyarankan agar pemerintah dan pihak lainnya yang terkait agar selalu mensosialisasikan aturan ini terhadap seluruh rakyat Indonesia agar sadar terhadap kelangsungan dan kelestarian warisan tersebut.

3. Hukum internasional telah membuat aturan mengenai warisan bersama umat manusia dan telah ada beberapa konvensi mengenai hal tersebut, bahkan warisan ini telah diatur dan diurus oleh suatu badan internasional khusus. Sehingga aturan secara internasional terhadap warisan bersama umat manusia telah cukup kuat, namun penulis menyarankan agar aturan dan konvensi tersebut terus dikaji dan bila perlu diperbarui sesuai dengan tuntutan yang ada. Agar warisan kemanusiaan ini tetap terlindungi secara kuat dan bersifat internasional.


(51)

BAB II

RUANG LINGKUP WARISAN BERSAMA UMAT MANUSIA BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL

A. Pengertian Warisan Bersama Umat Manusia

Seiring dengan kemajuan dan berkembangnya jaman, umat manusia terus mencari cara atau sesuatu yang mampu membantu dan mendorong kehidupan manusia berubah kearah yang lebih baik lagi. Hal ini secara terus menerus dilakukan oleh manusia dengan tujuan, harapan, dan impian yang sama walaupun dengan menempuh langkah yang berbeda. Dalam proses pencarian itu, dari waktu ke waktu mulai banyak ditemukan oleh manusia suatu tempat, benda, elemen tertentu, serta penemuan lainnya yang dapat membantu kehidupan manusia. Temuan – temuan ini yang disebut oleh manusia sebagai warisan dikarenakan sebagian besar berasal dari masa lampau atau telah ada sebelumnya.

Secara garis besar pengertian warisan merupakan sesuatu yang ditinggalkan untuk penerus yang meninggalkannya seperti harta, nama baik, pusaka, dan lainnya yang bisa diturunkan.13 Jika dikaitkan dengan temuan –

temuan yang ditemukan oleh manusia, maka temuan tersebut sebagian besar merupakan suatu warisan yang besar. Namun banyak dari temuan tersebut tidak diketahui asal atau pembuatnya, banyak juga temuan tersebut telah ada sebelum adanya manusia atau temuan itu merupakan hasil dari proses alam dan ciptaan Tuhan. Sehingga sangat sulit untuk mengklaim bahwa temuan itu milik seseorang


(52)

atau suatu negara, tetapi dalam prakteknya ada beberapa negara yang mengklaim temuan–temuan tersebut sebagai milik mereka dengan mengkaitkannya terhadap sejarah dan nenek moyang mereka.

Namun hal seperti itu pada masa kini telah ditinggalkan. Karena warisan tersebut sangat diperlukan untuk kehidupan manusia dan banyak kepentingan manusia yang membutuhkan warisan itu, maka secara universal warisan tersebut dianggap dan diakui oleh masyarakat internasional sebagai warisan bersama umat manusia atau juga bisa disebut sebagai warisan bersama kemanusiaan. Dengan adanya konsep seperti ini, masyarakat internasional mengharapkan agar tidak terjadinya sengketa internasional dalam memperebutkan warisan tersebut dan dapat membantu kehidupan manusia secara global dikarenakan warisan bersama umat manusia itu adalah milik semua manusia yang ada di bumi ini.14

Secara universal warisan bersama umat manusia (common heritage of mankind) adalah segala sesuatu yang mempengaruhi hidup orang banyak dan memberikan keuntungan kepada kehidupan manusia yang penguasaannya tidak boleh dipegang oleh satu pihak saja, namun diatur oleh hukum internasional sehingga tidak akan ada pertikaian internasional dalam memperebutkan penguasaannya.15 Penguasaan atas warisan bersama umat manusia ini diatur oleh hukum internasional agar semua orang dapat menikmatinya, selain penguasaan atas penggunaan terhadap warisan ini hukum internasional juga mengatur tentang tanggung jawab atas hal tersebut. Sehingga manusia atau negara – negara tidak 14Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000 hlm. 32

15 http://www.oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780199796953/obo-9780199796953-0109.xml;jsessionid=85A8868270AA3F2158490AE0CD8D4B3B, Diakses 13 November 2016


(53)

hanya sibuk dalam pemakaian dan penggunaan warisan tersebut namun juga harus bertanggungjawab atas hal itu. Dengan adanya pengaturan hukum internasional seperti itu, maka hukum nasional negara – negara yang ada mulai mengikutinya dalam mengatur tentang warisan bersama ini.

Masyarakat internasional telah sepakat bahwa tanggung jawab atas warisan bersama umat manusia ini adalah tanggung jawab bersama atau tanggung jawab internasional. Sehingga konsep warisan bersama menciptakan pertanggungjawaban bersama (common responbility). Tanggung jawab bersama merupakan kewajiban yang ditanggung oleh dua atau lebih negara untuk melindungi kekayaan lingkungan (environmental resources), mengambil tindakan yang sesuai dengan karakteristik dan alam, lokasi fisik maupun kemanfaatan sejarah dari kekayaan lingkungan tersebut.Kekayaan alam sebagai kekayaan lingkungan merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara, atau kekayaan yang dibagi bersama, atau subjek dari kepentingan hukum bersama, atau merupakan tidak dimiliki oleh negara manapun.Pertanggungjawaban bersama dapat diterapkan terhadap kekayaan yang tidak dimiliki oleh siapapun atau kekayaan yang berada dalam wilayah yurisdiksi eksklusif suatu negara.

Berhubung pertanggungjawaban bersama terhadap warisan bersama umat manusia adalah manusia itu sendiri, maka warisan bersama yang ada saat ini merupakan milik bersama seluruh umat manusia. Sehingga setiap orang atau negara mempunyai hak untuk melarang setiap kegiatan atau pemanfaatan yang akan berdampak buruk terhadap warisan bersama tersebut. Dalam menjaga warisan bersama ini, masyarakat dunia telah membentuk suatu lembaga yang


(1)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : DENNY WAHYUDI

NIM : 130200173

Judul : KONSEP WARISAN BERSAMA UMAT MANUSIA DALAM

PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL.

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila ternyata terbukti saya melakukan pelanggaran sebagaimana tersebut di atas, maka saya bersedia mempertanggunjawabkannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku termasuk menerima sanksi pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Medan, Januari 2017

Denny Wahyudi NIM: 130200173


(2)

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT pemilik semesta alam atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dalam rangka untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam Penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Adapun skripsi ini berjudul :

Konsep Warisan Bersama Umat Manusia Dalam Perspektif Hukum Internasional

Secara khusus penulis ucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Iwan dan Ibunda Idawaty, yang telah mengajarkan, membimbing, mendoakan serta memberikan cinta, kesabaran, perhatian, bantuan dan pengorbanan yang tak ternilai harganya dan mengiringi setiap langkah penulis dengan doa restunya yang tulus, untuk merekalah skripsi ini penulis persembahkan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan dan ucapan terima kasih terhadap semua dukungan dan bantuan yang telah


(3)

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Ok. Saidin, SH., M.Hum. selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Puspa Melati, SH., M.Hum. selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan masukan, arahan - arahan, serta bimbingan di dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini. 6. Ibu Dr. Chairul Bariah, SH., M.Hum. selaku Ketua Departemen Hukum

Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Arif, SH, M.H. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan masukan, arahan-arahan, serta bimbingan di dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini.

8. Kepada seluruh staf pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada seluruh staf administrasi dan pegawai yang turut serta membantu saya dalam proses administrasi selama saya menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.


(4)

10. Kepada teman - teman seperjuangan saya Rey Kesuma, Muhammad Fazli Lubis, Lili Suryani, Nazma Husna, Dara, Nurliza, Eci, Sutan, Bunga, Bang Iman, Juan Ilyas serta seluruh teman - teman yang telah membantu penulis dalam memberikan masukan - masukan mengenai penulisan skripsi ini yang tidak mungkin disebut satu - persatu.

11. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa hasil skripsi ini tidaklah sempurna. Untuk itu penulis berharap pada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya. Akhirnya, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan jasa semua pihak yang telah membantu penulis secara tulus dan ikhlas dalam proses penulisan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan, Januari 2017


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 5

D. Keaslian Penulisan ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Metode Penelitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II RUANG LINGKUP WARISAN BERSAMA UMAT MANUSIA BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL A. Pengertian Warisan Bersama Umat Manusia... 15

B. Sejarah dan Perkembangan Warisan Bersama Umat Manusia ... 18

C. Ruang Lingkup Warisan Bersama Umat Manusia Berdasarkan Hukum Internasional ... 25


(6)

BAB III PENGATURAN HUKUM WARISAN BERSAMA UMAT MANUSIA DI INDONESIA

A. Warisan Bersama Umat Manusia di Indonesia ... 33 B. Pengaruh Konsep Warisan Bersama Umat Manusia di Indonesia... 42 C. Pengaturan Hukum Nasional Terhadap Warisan Bersama Umat Manusia

... 46

BAB IV PENGATURAN HUKUM TERHADAP WARISAN BERSAMA UMAT MANUSIA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

A. PBB ( Perserikatan Bangsa–Bangsa ) ... 55 B. UNESCO ( Unites Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization ) ... 64 C. Pengaturan Hukum Internasional Terhadap Warisan Bersama Umat

Manusia... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 74 B. Saran ... 76