Zona Hambat Ekstrak Kulit Manggis terhadap E. coli

30 sebagai mestinya, termasuk untuk melakukan perlekatan dengan substrat. Senyawa polifenol dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menurunkan pertumbuhan sel bakteri pada konsentrasi tinggi, dan menurunkan interaksi antar sel pada konsentrasi yang lebih rendah. Selain itu senyawa polifenol secara umum dapat merusak substrat dan menghambat enzim sehingga bakteri tidak dapat tumbuh. 28 Selain itu kulit buah manggis memiliki senyawa kimia tannin yang memiliki aktivitas antibakteri. Tannin dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan pengikatan ion metal terutama ikatan yang kuat dengan Fe besi dan kemudian membentuk chelate. Chelate, bersifat toksik terhadap membran mikroorganisme. Ketika tannin membentuk komplek chelate dengan Fe pada medium, aksi ini membuat tidak tersedianya Fe bagi mikroorganisme untuk tumbuh dibawah kondisi aerobik. Pertumbuhan bakteri dihambat dalam hal malfungsi untuk pembentukan heme, pembentukan energi, dan berbagai mekanisme penting lainnya. Selain itu mekanisme antibakteri dari tannin yaitu menginaktifkan protein dan menghilangkan fungsinya. Target dari tannin yaitu merusak atau mempengaruhi dinding sel bakteri. 27

4.3. Zona Hambat Ekstrak Kulit Manggis terhadap E. coli

Sampel kulit buah manggis diperoleh dari penjual buah di daerah Bogor. Kemungkinan sampel buah mangis yang digunakan adalah sampel yang sering digunakan oleh masyarakat. Sampel tersebut akan diuji efeknya terhadap pertumbuhan bakteri S. dysentriae dan E. coli. Pada hasil pengamatan pertumbuhan bakteri E. coli yang diuji menggunakan metode difusi agar dengan bahan ekstrak kulit buah manggis didapatkan hambatan pertumbuhan pada gambar 4.4. 31 5 10 15 20 25 30 1 grml 0.75 grml 0.5 grml 0.25 grml kontrol + kontrol - z o n a h a m b a t m m konsentrasi esktrak kulit buah manggis zona hambat Dengan standar deviasi ekstrak kulit buah manggis terhadap bakteri E.coli didapatkan pada konsentrasi 1 grml = 0, konsentrasi 0,75 grml = 0, konsentrasi 0,5 grml = 0, konsentrasi 0,25 grml = 0, kontrol positif amoksisilin = 0,09, dan kontrol negatif etanol 96 = 0 - amoksisilin Ekstrak murni Gambar 4.4. Daya Hambat Ekstrak Kulit Buah Manggis terhadap Pertumbuhan E. coli Gambar 4.5 Zona Hambat Ekstrak Kulit Buah Manggis terhadap Pertumbuhan Bakteri E. coli 32 Pada hasil pengamatan pertumbuhan bakteri E. coli yang diuji dengan kontrol positif amoksisilin didapatkan hambatan pertumbuhan bakteri E. coli didapatkan rata-rata diameter zona hambat 25,54 mm dengan standar deviasi 0,09. Dari penelitian ini karena data yang didapatkan tidak memenuhi syarat untuk melakukan uji One-way ANOVA, maka digunakan uji Kruskall-Wallis dan didapat bahwa paling tidak terdapat perbedaan bermakna antar zona hambat pada setiap konsentrasi ekstrak dalam mengahmbat pertumbuhan bakteri E.coli. Kemudian setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antar konsentrasi maka perlu dilakukan analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney. Dan hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Menggunakan Uji Mann – Whitney pada Bakteri E. coli Perlakuan 1 2 3 4 5 6 Rerata X,‾ 1 X,‾ 2 X,‾ 3 X,‾ 4 X,‾ 5 X,‾ 6 1 X,‾ 1 - - - - - - 2 X,‾ 2 0 mm - - - - - 3 X,‾ 3 0 mm 0 mm - - - - 4 X,‾ 4 0 mm 0 mm 0 mm - - - 5 X,‾ 5 26 mm 26 mm 26 mm 26 mm - - 6 X,‾ 6 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm 26 mm - Keterangan : p0,05 p0,01 Dari hasil statistic analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney didapatkan terdapat perbedaan yang bermakna antar kontrol positif yaitu amoksisilin dengan IK 95. Akan tetapi pada ekstrak kulit buah manggis di seluruh konsentrasi tidak didapatkan kebermaknaan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa efek hambat ekstrak kulit buah manggis terhadap pertumbuhan bakteri E.coli tidak efektif karena pada semua konsentrasi tidak terdapat zona hambat kecuali pada kontrol positif memiliki zona hambat yang besar. Dalam ilmu mikrobiologi klasifikasi bakteri terdapat dua golongan yaitu bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif. Menurut penelitian Nikaido dan Vaara 2010 kulit buah manggis tidak menghambat bakteri E.coli karena struktur dan sifat dari bakteri itu sendiri. E.coli termasuk ke dalam golongan bakteri Gram negatif, sifat 33 dari bakteri ini yang membedakan dengan bakteri lainnya adalah susunan dinding selnya. Dinding sel bakteri pada bakteri Gram negatif dinding selnya berlapis tiga yang terdiri dari lipoprotein, membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida, dan kandungan lipid pada dinding sel berkisar antara 11-22. Pada membran luar fosoflipid terkandung molekul protein yang disebut porin, porin ini sifatnya hidrofilik. Kemungkinan porin yang terkandung dalam membran terluar ini yang menyebabkan molekul-molekul komponen ekstrak sulit untuk masuk ke dalam sel bakteri, hal ini disebabkan karena perbedaan ekstrak kulit buah manggis dan porin, porin bersifat hidrofilik sedangkan ekstrak kulit buah manggis hidrofobik. Selain itu, susunan dinding sel bakteri S. dysentriae tidak diselubungi oleh kapsul dan bakteri ini tidak mengeluarkan gas yang patogen, sedangkan pada bakteri E. coli susunan dinding sel bakteri diselubungi oleh kapsul yang tebal dan bakteri ini mengeluarkan gas patoge serta menghasilkan asam dari sintesis tubuhnya. Oleh karena itulah tidak didapatkan hambatan pertumbuhan pada bakteri E. coli. 12 Selain itu, tidak terdapatnya zona hambat kemungkinan karena bakteri yang digunakan adalah salah satu bakteri yang patogen. Terdapat beberapa jenis E. coli yaitu, E. coli Enteropatogenik EPEC, E. coli Enterotoksigenik ETEC, E. coli Enterohemorhagik EHEC, E. coli Enteroinvasif EIEC, Enteroagregatif E. coli EAEC. 12 Jenis E. coli yang paling patogen adalah jenis E. coli Enterotoksigenik ETEC, kemungkinan yang digunakan saat penelitian ini adalah yang paling patogen sehingga sangat sulit untuk menghambat pertumbuhannya. Bakteri ini dikatakan patogen karena pada saat diuji dengan berbagai konsentrasi esktrak kulit buah manggis tidak didapatkan hambatan pertumbuhan, begitu pula ketika diuji dengan bahan ektrak lainnya tidak didapatkan hambatan pertumbuhan pula.

4.4. Perbedaan Zona Hambat Ekstrak Kulit Manggis terhadap S. dysentriae dan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Bakteri Salmonella Typhi, Escherichia Coli dan Shigella Dysenteriae

3 46 92

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59