10
kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan balik.
c Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperature ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C.
19
d Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90
o
C selama 15-20 menit.
19
e Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur
sampai titik didih air.
19
B. Destilasi Uap
19
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan
parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempunra dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran
senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi menjadi destiat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian pada
destilasi uap, simplisia benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut
terdestilasi.
19
2.1.3. Metode Pengujian Antibakteri
Aktivitas antibakteri ditentukan oleh spektrum kerja spektrum kerja luas, spektrum kerja sempit, cara kerja bakterisida atau bakteriostatik, dan ditentukan
oleh Konsentrasi Hambat Minimum KHM serta potensi hambatan pada KHM.
20
11
Pengujian terhadap aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui obat- obat yang paling efektif untuk bakteri penyebab penyakit. Pengujian ini dapat
dilakukan dengan cara yaitu :
20
A. Metode Difusi
20
1. Metode disc diffusion Tes Kirby Bauer Metode ini merupakan metode yang umum digunakan di laboratorium
dimana didapat kepekaan suatu organisme terhadap senyawa atau obat. Zat yang akan diuji berdifusi dari pencadang reservoir kedalam medium agar
yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji. Diinkubasi selama waktu tertentu dan amati adanya hambatan pertumbuhan bakteri uji. Agar yang
terlihat jernih merupakan zona terang clear zone pada permukaan media agar mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh
agen antibakteri.
20
Kekuatan daya hambat didasarkan pada klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri menurut Davis Stout pada tabel 2.1.
21
Sumber : Davis Stout. 1971
2. E-test Metode ini digunakan untuk mengestimasikan Minimum Inhibitory
Concentration MIC atau KHM, yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat mikroorganisme. Metode ini
menggunakan strip palstik yang mengandung antibakteri dari kadar terendah sampai kadar tertinggi kemudian diletakkan di permukaan media agar yang
telah ditanami mikroorganisme. Setelah itu dilakukan pengamatan di area Tabel 2.1. Kategori Daya Hambat Aktibakteri Menurut Davis Stout
12
jernih dan terlihat kadar antibakteri yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada medianya.
20
3. Ditch-plate technique Sampel uji pada metode ini adalah antibakteri yang diletakkan pada parit
yang dibuat dengan memotong media dari agar dalam cawan petri di bagian tengah secara vertical dan uji bakteri digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri tersebut.
20
4. Cup-plate technique Pada metode ini dibuat sumur di media agar yang telah ditanam dengan
mikroorganisme kemudian pada sumur tersebut diberi antibakteri yang akan diuji.
20
5. Gradient-plate technique Metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar secara teoretis
bervariasi. Media agar dicairkan dan larutan uji ditambahkan. Campuran kemudian dituang kedalam cawan petri dan diletakkan dalam posisi miring.
Nutrisi kedua selanjutnya dihitung diatasnya. Kemudian cawan petri diinkubasi selama 24 jam untuk memungkinkan agen antibakteri berdifusi
dan permukaan media mengering. Bakteri uji digoreskan pada arah mulai dari konsentrasi tinggi ke rendah. Hasil diperhitungkan sebagai panjang total
pertumbuhan mikroorganisme maksimum yang mungkin dibandingkan dengan panjang pertumbuhan hasil goresan.
20
B. Metode Dilusi
20
1. Metode dilusi cair broth dilution test serial dilution Metode ini mengukur MIC atau KHM dan MBC Minimum Bactericidal
Concentration atau Kadar Bunuh Minimum KBM. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji
ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji
13
ataupun agen antimikroba, dan diinkubasi selama 18 – 24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan KBM.
20
2. Metode dilusi padat solid dilution test Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media
padat solid. Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba
uji.
20
2.1.4. Bakteri Escherichia coli