8
IC50 metoksi- β-mangostin β-mangostin α-mangostin γ-mangostin, α-
mangostin yang terdapat dalam kulit buah manggis mempunyai aktivitas antiploriferatif terhadap sel leukemia HL60 dengan cara menginduksi apoptosis.
Menurut penelitian α-mangostin mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
Mycobacterium tuberculosis dengan nilai IC50 6,25 μgml, dan mempunyai aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50 1,0 μgml.
8
Sumber : José Pedraza-Chaverri. 2008
2.1.2. Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif
terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan pelarut tertentu dalam
mengekstraksinya.
18
Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip perpindahan massa
Gambar 2.2. Struktur Kimiawi Xanthone dan Turunannya
9
komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
18
Terdapat beberapa metode yang digunakan atau dipakai dalam melakukan ekstraksi, yaitu sebagai berikut :
19
A. Ekstraksi dengan Menggunakan Pelarut
19
1 Cara Dingin a Maserasi
Maserasi merupakan proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi
keseimbangan. Dengan menggunakan cara maserasi ini zat-zat yang berkhasiat akan tertarik dari bahan alaminya.
19
b Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Ekstraksi ini membutuhkan pelarut yang lebih
banyak dan waktu yang lebih lama.
19
2 Cara Panas a Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama, yaitu 3-5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna.
19
b Soxhlet Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
10
kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan balik.
c Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperature ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C.
19
d Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90
o
C selama 15-20 menit.
19
e Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur
sampai titik didih air.
19
B. Destilasi Uap
19
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan
parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempunra dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran
senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi menjadi destiat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian pada
destilasi uap, simplisia benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut
terdestilasi.
19
2.1.3. Metode Pengujian Antibakteri