25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Maggis
Sampel kulit buah manggis diperoleh dari penjual buah di daerah Bogor. Kemungkinan sampel buah mangis yang digunakan adalah sampel yang sering
digunakan oleh masyarakat. Dilakukan uji determinasi di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor dan didapatkan bahwa tanaman
yang diuji merupakan species Garcinia Mangostana L. Kulit buah manggis segar yang telah dipisahkan dengan buahnya kemudian dicuci dan dikeringkan dibiarkan
di udara terbuka terlebih dahulu sebelum kemudian di ekstrak melalui proses maserasi menggunakan pelarut etanol 96 di BALITRO Bogor. Dari 1 kilogram
kulit buah manggis didapatkan ekstrak kental sebanyak 149,3 gram. Ekstrak disimpan di lemari es laboratorium mikrobiologi dalam keadaan tertutup rapat dan tidak
terkena cahaya matahari langsung.
Gambar 4.1 Hasil Ekstraksi Kulit Buah Manggis Metode maserasi ini digunakan karena merupakan metode yang cukup mudah
dilakukan dengan alat dan cara yang sederhana, proses pencarian senyawa kimia
26
dilakukan dengan cara merendam simplisia atau tumbuhan pada suhu kamar dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi lunak dan larut.
24
Sedangkan pelarut etanol 96 dipilih karena merupakan pelarut organic dan bersifat
polar, serta berdasarkan penelitian Santhi 2008 membuktikan hasil ekstrak
menggunakan etanol memiliki efek antimikrobial terhadap bakteri S. dysentriae dan E. coli lebih tinggi dibandingkan hasil ekstrak menggunakan pelarut aquades,
metanol dan eter. Hal ini dikarenakan zat yang terkandung dalam kulit buah manggis yaitu xanthone dan tanin larut dalam etanol.
25
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi agar
dengan cakram kertas. Setelah bakteri S. dysentriae dan E. coli diinokulasi pada
Mueller-Hinton agar, setiap satu agar ditanami enam cakram kertas yang terdiri dari empat buah cakram yang telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak kulit
buah manggis berbeda yaitu konsentrasi 1 grml; 0,75 grml; 0,5 grml; 0,25 grml; kontrol negatif yang hanya terdiri dari pelarut etanol 96; dan cakram uji amoksisilin
sebagai kontrol positif kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Amoksisilin digunakan pada penelitian ini dikarenakan sifatnya yang sama dengan
kandungan senyawa yang terdapat dalam kulit buah manggis yaitu mempengaruhi dinding sel bakteri yang menyebakan bakteri ini lisis.
30
Percobaan dilakukan secara triplo. Setelah diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, terbentuklah zona terang di
sekeliling cakram kertas yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak.
4.2. Zona Hambat Ekstrak Kulit Manggis terhadap S. dysentriae