Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tujuan manajemen piutang adalah mengupayakan kebijakan piutang yang menguntungkan, dalam arti manfaat adanya suatu kebijakan piutang peningkatan
penjualan lebih besar dari pengorbanan yang harus diberikan karena adanya kebijakan tersebut risiko kredit macet, biaya piutang. Dalam praktek, ada beberapa yang akan
diberikan, yaitu jangka waktu kredit, adanya kebijakan diskon dan standar kredit persyaratan pelanggan yang layak menerima kredit. Santoso, 2002:62.
Kekuatan tekanan persaingan competitive pressures force yang dialami menyebabkan perusahaan melakukan kredit. Piutang timbul karena adanya transaksi
penjualan barang atau jasa secara kredit dan pihak bank memberi kredit kepada nasabah. Penjualan secara kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan
piutang dan pada saat jatuh tempo terjadi kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang. Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu berputar secara terus
menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Pihak manajer keuangan dalam pemberian kredit harus mampu membangun
sebuah sistem manajemen piutang yang optimal yaitu berkaitan dengan membangun syarat kredit, memilih sistem monitoring yang diterapkan untuk menjaga agar piutang
ragu-ragu dapat dikendalikan, mencegah agar arus kas keluar jangan menurun dan menetapkan tindakan korektif jika muncul perubahan di luar batas yang ditoleransi.
Istilah piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang, barang atau jasa terhadap perorangan, organisasi atau deitur lainnya. Jadi yang dimaksud dengan piutang
adalah tagihan yang diharapkan dapat diterima beupa uang atau yang dapat disamakan dengan uang dan penyeleseaiannya tidak melebihi satu kegiatan normal perusahaan.
J. Piutang Tak Tertagih Non Performing Loan
Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam membangun suatu kepercayaan antar pihak bank dengan pihak debitur dibutuhkan berbagai informasi. Informasi-informasi dari kedua belah pihak akan
menimbulkan kepercayaan dan selanjutnya membentuk kesepakatan yang dituangkan dalam suatu perjanjian atau akad kredit. Dalam hal ini debitur lebih diarahkan oleh bank
untuk menjamin pengembalian kredit tepat waktu, sehingga meminimalisir munculnya kredit bermasalah non performing loan.
Non Performing Loan NPL adalah tidak kembalinya kredit itu tepat pada waktunya sesuai perjanjian kredit atau kredit bermasalah. Kredit bermasalah selalu ada
dalam kegiatan perkreditan bank, oleh karena itu setiap bank berusaha menekan seminimal mungkin besarnya kredit bermasalah agar tidak melebihi ketentuan Bank
Indonesia sebagai pengawas perbankan. Kredit bermasalah adalah jumlah keseluruhan dari kredit kurang lancer ditambah kredit diragukan dan kredit macet.
Berikut ini rumus perhitungan persentase NPL:
NPL = X100
Kredit Total
Macet Kredit
diragukan Kredit
lancar kurang
Kredit +
+
K. Prosedur Penagihan Piutang
Apabila menurut pertimbangan bank, kredit yang bermasalah tidak mungkin terselamatkan dan menjadi lancar kembali melalui upaya-upaya penyelamatan sehingga
akhirnya kredit tersebut menjadi macet, maka bank akan melakukan tindakan-tindakan penyelesaian atau penagihan kredit bermasalah atau macet itu. Penyelesaian atau
Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
penagihan kredit bermasalah itu merupakan upaya bank untuk memperoleh kembali pembayaran baik dari nasabah debitur danatau penjamin atas kredit bank yang telah
menjadi bermasalah atau tanpa melikuidasi agunannya. Walaupun bank tidak mengharapkan terjadinya kredit bermasalah, seluruh
pejabat bank terutama yang berkaitan dengan perkreditan harus memiliki pandangan dan persepsi yang sama dalam menangani kredit bermasalah tersebut. Karena itu untuk
menyelesaikan kredit bermasalah perlu menggunakan pendekatan sebagai berikut: a.
Bank tidak membiarkan atau bahkan menutup-nutupi adanya kredit bermasalah. b.
Bank harus mendeteksi secara dini adanya kredit bermasalah. c.
Penanganan kredit bermasalah atau diduga akan menjadi kredit bermasalah juga harus dilakukan secara dini dan sesegera mungkin.
d. Bank tidak melakukan penyelesaian kredit bermasalah dengan cara menambah
plafond kredit atau tunggakan-tunggakan bunga dan mengkapitalisasi tunggakan bunga tersebut.
e. Bank tidak boleh melakukan pengecualian dalam penyelesaian kredit bermasalah,
khususnya untuk kredit bermasalah kepada pihak-pihak yang terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu.
Pengelompokan kredit berdasarkan kelancarannya sangat diperlukan untuk memperlancar tugas-tugas kreditur dalam penyelesaian atau penagihan piutang kepada
debitur sehingga sikap dan langkah yang diamabil disesuaikan dengan keadaan kredit. Pengelompokkan atau penggolongan kredit didasarkan atas kolektibilitas yaitu tingkat
ketepatan pembayaran kembali kredit atau angsuran kredit dan bunga. Pengelompokkan penagihan piutang berdasarkan kolektibilitas kredit terbagi atas:
1. Lancar Pass, apabila memebuhi kriteria :
Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. Pembayaran angsuran pokok danatau bunga tepat waktu; dan
b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai cash collateral
2. Dalam Perhatian Khusus Special Mention, apabila memenuhi kriteria :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang belum melampaui
90 hari; atau b.
Kadang-kadang terjadi cerukan; atau c.
Mutasi rekening relatif aktif; atau d.
Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau e.
Didukung oleh pinjaman baru. 3.
Kurang Lancar SubStandard, apabila memenuhi kriteria : a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 90 hari; atau
b. Sering terjadi cerukan; atau
c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau
d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari;
atau e.
Dokumentasi pinjaman yang lemah. 4.
Diragukan Doubtful, apabila memenuhi kriteria : a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 180 hari; atau
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau
d. Terjadi kapitalisasi bunga; atau
Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun
pengikatan jaminan. 5.
Macet Loss, apabila memenuhi kriteria : a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 270 hari; atau
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada
nilai wajar. Sebagian besar kredit bermasalah atau piutang yang tertunggak tidak muncul
secara tiba-tiba. Gejala umum yang muncul sebagai tanda terjadinga kredit bermasalah adalah penyimpangan dari berbagai ketentuan dalam perjanjian kredit, penurunan kondisi
keuangan perusahaan, frekuensi pergantian pimpinan dan tenaga inti , penyajian bahan masukan yang tidak benar, menurunnya sikap koperatif debitur, penurunan nilai jaminan
yang disediakan dan masalah pribadi. Usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat kredit dalam perkreditan ditujukan agar
kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa keuntungan yang diharapkan. Akan tetapi dalam perkembangan penagihan piutang, tidak semua kredit
yang diberikan berjalan lancar, sebagian lagi tidak lancar bahkan menuju arah kemacetan. Kredit macet dapat terjadi disebabkan oleh dua unsur yaitu:
1. Pihak Bank
Pihak analisis kredit bank kurang teliti dalam menilai kualitas permintaan kredit yang diajukan. Analis kredit dalam meneliti tidak berdasarkan data yang akurat,
data mengenai kredit calon debitur tidak didokumentasikan dengan baik,
Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
kurangnya pengawasan dan pemantauan atas keadaan calon debitur secara terus menerus dan teratur.
2. Pihak Debitur
Kredit bermasalah terjadi karena: a.
Adanya unsur ketidaksengajaan Debitur memiliki kemauan untuk membayar kewajibannya tetapi kemapuan
dari debitur tidak ada, misalnya kelancaran usaha yang terganggu yang mengakibatkan penuruna omset sehingga debitur tidak sanggup untuk
membayar kewajibannya.
b. Adanya unsur kesengajaan
Debitur dengan sengaja tidak membayar kewajibannya atau kemauan membayarnya tidak ada karena itikad yang tidak baik dengan pihak bank
meski kemampuan untuk membayar ada. Akan tetapi, apabila kredit yang telah disalurkan tersebut mengalami masalah.
Maka sebelum melakukan penyelamatan terhadap kredit yang bermasalah tersebut maka dapat ditempuh beberapa usaha sebagai berikut Dahlan, 2001:178 :
1. Peringatan tertulis untuk segera menyelesaikan kewajibannya yang tertunggak
disamping usaha lain untuk melakukan penagihan. Peringatan tersebut dapat diulangi sampai tiga kali. Apabila debitur belum juga menyelesaikan
kewajibannya, maka bank dapat mencabut fasilitas kredit sehingga yang bersangkutan dapat dikenakan overdue.
Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. usaha debitur untuk melunasi hutangnya dapat ditempuh jalur hukum yaitu
lembaga somtie yang ada di Pengadilan Negeri bagi Bank Swasta. Sedangkan bagi bank BUMN melalui Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara BPLN
Apabila kredit macet ini terjadi maka pihak bank harus melakukan beberapa cara untuk meminimalisir kerugian sekecil mungkin. Adapun beberapa cara penyelamatan
terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain Kasmir, 2002:116 :
1. Rescheduling
a. Memperpanjang jangka waktu kredit
Dalam hal ini debitur diberikan keringan dalam hal perpanjangan jangka waktu kredit sehingga debitur memiliki jangka waktu yang lebih lama untuk
mengembalikan kredit. b.
Memperpanjang jangka waktu angsuran. Dalam hal ini sama halnya dengan memperpanjang jangka waktu kredit.
Akan tetapi, jangka waktu angsuran yang diperpanjang yang awalnya hanya 36 kali diperpanjang menjadi 48 kali.
2. Reconditioning
Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada, seperti : a.
Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok. b.
Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Maksudnya hanya pembayaran bunga kredit yang ditunda pembayarannnya
akan tetapi pembayaran pokok hutang kredit tetap dibayar.
Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
c. Penurunan Suku Bunga
Penurunan suku bunga dimaksudkan untuk meringankan beban nasabah. d.
Pembebasan Bunga Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan
pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban membayar pokok
pinjamannya sampai lunas. 3.
Restructuring a.
Dengan menambah jumlah kredit b.
Dengan menambah equity : 1.
dengan menyetor uang tunai 2. tambahan dari pemilik
4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis diatas. Dalam rangka penyelamatan kredit bermasalah rescue program, bila dianggap perlu bank dapat melakukan berbagai
kombinasi Kombinasi 3-R dari tindakan rescheduling, reconditioning, dan restructuring, yakni :
a. rescheduling dan reconditioning,
b. rescheduling dan restructuring,
c. restructuring dan reconditioning,
d. rescheduling, reconditioning, dan restructuring sekaligus.
5. Penyitaan Jaminan
Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya etikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi membayar semua
hutang-hutangnya.
Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN