Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dilakukan biasanya akan disepakati terlebih dahulu bagaimana cara pembayaran transaksi tersebut apakah secara tunai atau secara kredit. Apabila pembayaran dilakukan secara tunai maka perusahaan akan langsung menerima kas namun apabila pembayaran dilakukan secara kredit maka perusahaan akan menerima piutang yang akan dicatat di neraca hingga saat penagihan berhasil memperoleh pembayaran kas. Secara umum alasan perusahaan untuk melakukan penjualan secara kredit adalah untuk mendorong atau meningkatkan penjualan guna meningkatkan laba perusahaan Syahyunan, 2004:61. Lembaga keuangan bank maupun non bank selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam bidang kredit. Hal tersebut sesuai dengan pengertian bank yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bentuk dari jasa perkreditan yaitu melepaskan sejumlah uang kepada para debitur dan diganti dengan serangkaian ikatan perjanjian kredit. Dalam hal ini pihak bank akan selalu dihadapkan pada risiko yang cukup besar apakah dana dan bunga dari kredit yang dipinjamkan Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009. USU Repository © 2009 tersebut akan dapat diterima kembali sesuai dengan yang telah diperjanjikan. Proses pemberian kredit menyangkut suatu jumlah uang dari nilai yang relatif kecil sampai jumlah yang cukup besar hingga ada berbagai kemungkinan yang akan membawa kerugian finansial bagi bank yang bersangkutan apabila kredit tersebut tidak dikelola dengan baik. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan merupakan salah satu lembaga keuangan yang bergerak dibidang pemberian kredit mikro. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan memberikan pelayanan kepada para nasabah khususnya para pedagangpengusaha dengan mengharapkan laba yang diperoleh dari bunga kredit tersebut. Persaingan yang ketat di dunia pembiayaan kredit membuat PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan lebih siap didalam memberikan fasilitas kredit pada calon debitur. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, sebagai salah satu bank swasta yang menyalurkan dananya terbesar ke sektor kredit mikro khususnya para pedagang di kawasan pusat pasar Medan. Semakin banyak jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat maka resiko yang akan terjadi juga semakin besar. Sehingga untuk mencegah terjadinya kredit macet, maka dalam memberikan kredit kepada nasabah dilakukan analisis dalam pemberian kredit. Analisa pemberian kredit berguna untuk melihat layak atau tidak layaknya seorang nasabah untuk memperoleh kredit. Pemberian kredit atau pinjaman, tidak semuanya pinjaman yang disalurkan dalam keadaan lancar dalam pengembaliannya atau nasabah tidak tepat pada waktunya untuk melakukan pembayaran angsuran kredit yang telah jatuh tempo. Bisa saja debitur lupa Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009. USU Repository © 2009 membayar atau pada saat tanggal jatuh tempo debitur tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar angurannya. Apabila debitur tidak sanggup melakukan pembayaran maka pinjaman yang disalurkan akan macet. Kondisi kredit macet dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan debitur untuk membayar. Apabila kemampuan dan kemauan debitur tidak ada dalam membayar kewajibannya maka debitur tersebut tidak memiliki karakter yang baik bad characters. Dalam hal ini bank harus mengetahui apa yang menyebakan kredit yang diberikan kepada debitur menjadi macet. Proses penagihan kredit macet harus dilakukan oleh petugas bank untuk menjaga tingkat piutang tak tertagih non performing loan tidak meningkat. Bank harus lebih selektif dalam memilih debitur sehingga tingkat kredit macet dapat dikurangi dan kredit lancar dapat ditingkatkan sehingga kredit yang diberikan berkualitas. Sebaliknya apabila lebih cenderung beorientasi pada target karena adanya tekanan dari manajemen perusahaan tanpa melihat aspek-aspek dan prinsip kredit maka kredit yang disalurkan akan macet. Pada umumnya jenis kredit tanpa jaminan memiliki tingkat piutang tak tertagih relatif tinggi jika dibandingkan dengan kredit yang menggunakan jaminan. Pada Tabel 1.1 berikut ini dapat dilihat Total Outstanding, Total Kredit yang Disalurkan dan persentase Jumlah Piutang Tak Tertagih dari bulan Januari 2008 sampai dengan bulan Juni 2008. Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 1.1 Total Oustanding, Total Kredit yang Disalurkan, Total Run Off dan Persentase Jumlah Piutang tak Tertagih PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan Bulan Total Kredit Yang telah disalurkan Oustanding dalam jutaan Rupiah Jumlah Pencairan Bulanan dalam jutaan rupiah Total Run Off dalam jutaan rupiah NPL Januari 2008 31.656 2.261,7 1.634,7 4.9 Pebruari 2008 32.208 2.121,1 1.569,1 3.9 Maret 2008 32.369 2.504,4 2.343,4 3.2 April 2008 32.617 2.129,1 1.881,1 3.3 Mei 2008 33.429 2.238,9 1.426,9 3.4 Juni 2008 33.009 1.641,7 2.061,7 4.5 Sumber : PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah pencairan kredit dan run off mengalami fluktuasi dari bulan Januari 2008 sampai dengan Juni 2008. Run off merupakan total angsuran pokok seluruh debitur ditambah dengan total tunggakan pokok debitur yang telah dibayar pada bulan berjalan. Pelunasan dipercepat juga dapat meningkatkan run off. Semakin tinggi jumlah run off akan mempengaruhi total kredit yang telah disalurkan kepada debitur oustanding, dimana oustanding pinjaman hanya bertambah sedikit. Misalnya, pada bulan Juni 2008 jumlah pencairan kredit yang dihasilkan hanya sebesar Rp 1.641.700.000,- sementara run off pada bulan itu mencapai Rp 2.061.700.000,- sehingga outstanding dari bulan Juni 2008 menurun menjadi Rp 33.009.000.000,- atau menurun sebesar Rp 420.000.000,-. Untuk meningkatkan outstanding maka jumlah pencairan kredit harus meningkat, sebaliknya apabila kredit yang dicairkan rendah maka outstandingnya akan menurun.Tingkat persentase non performing loan NPL juga mengalami fluktuasi dari bulan Januari 2008 hingga bulan Juni 2008. Non Performing Loan NPL adalah tidak kembalinya kredit itu tepat pada waktunya sesuai perjanjian kredit atau kredit bermasalah. Walaupun persentase NPL Joel Hari Junjunan Purba : Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan, 2009. USU Repository © 2009 tidak sampai 5 sesuai dengan batas maksimal dari ketentuan Bank Indonesia BI, tetapi perlu mendapat perhatian karena akan berdampak pada kualitas kredit yang disalurkan kepada nasabah. Perentase NPL tersebut dapat diturunkan dengan meningkatkan jumlah pecairan kredit dan melakukan penagihan piutang yang tertunggak dengan baik sehingga kredit macet dapat berkurang dan meningkatkan kredit yang lancar. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan membuat judul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, Unit Danamon Simpan Pinjam Pusat Pasar Medan”.

B. Perumusan Masalah