Analisa Teknologi 1. Struktur dan Konstruksi

ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 108 Jaringan Suatu konfigurasi jaringan terdiri dari jalan- jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruangan. V E R T I K A L Elevator a. Pencapaian langsung ke tiap-tiap lantai b. Waktu tempuh lebih singkat c. Dapat menempuh lebih dari satu lantai sekaligus d. Kapasitas orang bergantung pada ukuran, jumlah, dan kecepatan lift. Eskalator a. Pencapaian mengalir dari satu lantai ke lantai lain b. Waktu tempuh relatif singkat c. Orientasi jelas Tangga a. Pencapaian terbatas b. Waktu tempuh relatif lama c. Alternatif pencapaian pada saat darurat d. Memerlukan tenaga 5.3. Analisa Teknologi 5.3.1. Struktur dan Konstruksi Struktur dan konstruksi terdiri dari : • Sub Structure pondasi bangunan • Upper Structure badan dan atap bangunan Kriteria pemilihan struktur : - Kriteria teknik Tabel . 5.17. Sirkulasi horizontal dan vertikal pada bangunan ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 109 Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu : kekakuan, kekuatan dan kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran. - Kriteria fungsi Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan. - Kriteria estetika Sistem struktur harus dapat mengekspresikan keindahan. • Sub Structure Jenis pondasi terbagi dalam 2 dua klarifikasi, yaitu : - Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai sedikit, yang bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur. - Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai banyak, yang bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung. Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk Shopping Mall Interchange Terminal Amplas ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu : 1. Keadaan tanah pondasi - Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 m di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak spread foundation. - Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 m di bawah permukaan tanah, maka pondasi tiang atau pondasi tiang apung floating pile foundation untuk memperbaiki kondisi tanah. - Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang pile driven foundation bila tidak terjadi penurunan. - Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor di tempat. 2. Batasan – batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan: - Kondisi beban - Sifat dinamis bangunan. 3. Batasan- batasan di sekelilingnya ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 110 Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana di usahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan. Berdasarkan table di analisa di atas, maka pada bangunan Shopping Mall Interchange Terminal Amplas menggunakan pondasi telapak karena sesuai dengan kondisi tanahnya dan juga karena beban yang dipikul. • Upper Structure Struktur pada bangunan Shopping Mall Interchange Terminal Amplas dibagi atas : Struktur badan Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan : - Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada Shopping Mall Interchange Terminal Amplas - Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kriteria di atas, maka pada bangunan Shopping Mall Interchange Terminal Amplas menggunakan system struktur rigid frame dengan konstruksi beton Keuntungan struktur rigid frame : - Mudah pelaksanaannya - Tahan gempa - Ekonomis - Bukaan dan pembagian ruang yang lebih bebas karena dinding bukaan sebagai struktur hanya pengisi.

5.3.2. Utilitas

Penggunaan system utilitas dan kelengkapan bangunan dipertimbangkan terhadap : - Kenyamanan dan keamanan pengguna terhadap suhu, cahaya, bising dan bahaya kebakaran. - Kelangsungan kegiatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan kantor dari perusakan dan bahaya kebakaran.

5.3.3. Sistem Pencahayaan

- Pencahayaan alami ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 111 Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada ruang- ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela, ruang perkantoran, ruang pameran, bengkel dan fasilitas penunjang lainnya. - Pencahayaan buatan Untuk ruang- ruang yang tertutup dan juga pada ruang- ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti lampu sorot spot light pada ruangan atrium shopping mall

5.3.4. Sistem Pengkondisian Udara

- Pengkondisian alami Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam bangunan dengan cara aliran silang cross ventilation. - Pengudaraan buatan System pengudaraan buatan digunakan untuk ruang-ruang tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan. Pengkondisian buatan Central Station System All air system - Condenser, evaporator dan AHU diletakkan pada suatu tempat. - Udara dingin di masukkan melalui dusting - Menggunakan sentral AHU yang dilengkapi Central Direct Examtion Coil atau Central Direct Draigne Coil Keuntungan - Rangkaian lebih sederhana dan pendek sirkulasinya - Mudah dirancang dan dipasang rangkaiannya - Pemeliharaannya pada sentral saja, operation dan maintenance lebih mudah Kerugian - Inisial Cost tinggi biaya ducting dan isolasi - Ukuran shaft dan ducting sama tinggi, jadi memerluka n ducting tinggi yang mengurangi ketingian ruang dalam. ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 112 Water System - AHU diletakkan pada setiap ruanganlantai dengan kapasitas pelayanan tertentu ruang pelayanan yang maksimalnya adalah 3000 m 2 . - Setiap AHU dihubungkan oleh pipa air dingin dengan sentral Keuntungan - Rangkaian lebih sederhana dan pendek sirkulasinya - Mudah dirancang dan dipasang rangkaiannya - Pemeliharaan pada sentralnya saja, operation dan maintenance lebih mudah - Ukuran shaft lebih kecil - Sentral dapat terletak pada luar bangunan Kerugian - Inisial cost tinggi biaya isolasi pipa pada ducting - Memerlukan air dalam jumlah besar dan memerlukan tempat penampungannya Berdasarkan pertimbangan di atas maka system AC yang digunakan yaitu AC central, dengan system air.

5.3.5. Sistem Keamanan

Keamanan pada bangunan meliputi keamanan terhadap bahaya kebakaran, bahaya petir dan bahaya terhadap tindak criminal. 1. Pencegahan bahaya kebakaran a. Pencegahan pasif • Tangga kebakaran - Jarak tangga maksimal 25 m - Dilengkapi dengan blower - Lebar tangga pintu kebakaran minimal 90 cm - Terdapat pada daerah perkantoran, perdagangan dan servis • Penerangan darurat - Sumber daya baterai - Mempunyai lampu petunjuk - Bekerja secara otomatis • File curtain Merupakan lapisan tahan api yang dilekatkan pada dinding ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 113 b. Pencegahan aktif • Alat pemadam kimia portable - Daya jangkau 200-250 m - Jarak antara alat 25 m - Diletakkan pada daerah tertentu • Alat pemadam kimia sedang beroda - Daya jangkau 500-550 m - Diletakkan pada tempat- tempat tertentu • Hydrant - Daya jangkau 800 m 2 unit - Jarak maksimum perletakkan 30 m • Sumber air - Reservoir dalam bangunan - Jaringan PAM luar bangunan Sprinkler - Bekerja secara otomatis - Daya jangkau 25 m 2 unit - Jarak sprinkler 5 m - Digunakan pada daerah umum dan pengelola Fire alarm - Mendeteksi sedini mungkin secara otomatis - Terdiri dari heat dan smoke detector - Area pelayanan 92 m 2 per alat - Digunakan di seluruh ruangan 2. Terhadap Bahaya Petir Pemilihan system untuk penanggulangan ini dipertimbangkan atas : - Ketinggian bangunan - Penampilan bangunan yang berhubungan dengan efektifitas alat - Pemeliharaan alat Adapun system penangkal petir yaitu : ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 114 - Sistem Penangkal Faraday Tinggi baja penangkar ± 30 cm diletakkan di atas bangunan dengan ujung beradioaktif dan dihubungkan dengan kawat baja, kemudian salah satu tiang dihubungkan ke tanah dengan besi baja, sehingga aliran listrik dari petir langsung tersalurkan ke tanah. - Sistem Franklyn Merupakan system radioaktif, berupa tinggi 120 cm dengan ujung beradioaktif dan diletakkan di tengah atap. Radius system ini ± 60 m. 3. Terhadap Bahaya Manusia Pada bagian penjagaan dilakukan keamanan bantuan dengan alat close-circuit television CCTV.

5.3.6. Sistem Distribusi Listrik

Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota. Sebagai cadangan digunaka genset yang bekerja secara otomatis bila listrik padam. Perletakkan genset dipertimbangkan terhadap kebisingan yang ditimbulkan dan dihindari dari penglihatan langsung.

5.3.7. Sistem Komunikasi

System komunikasi yang dipergunakan dalam gedung 1. komunikasi intern - Air phone - Pengeras suara 2. Komunikasi Extern - Telepon dengan system PABX - Faximile

5.3.8. Sistem Sanitasi dan Pemipaan

Terbagi menjadi : 1. System air bersih 2. System air kotor Distribusi air bersih ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 115 Pemenuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PAM dan sumur untuk kebutuha cadangan, seperti kebakaran dan sebagainya. Jenis pendistribusian air bersih : 1. Up Feed Riser System Air dari PAM atau sumur masuk ke reservoir, yang kemudian dipompakan ke atas, disebarkan ke seluruh ruanga. System ini menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa listrik. 2. Down Feed Riser System Air dari PAM atau sumur dipompakan ke atas, kemudian dialirkan turun ke seluruh ruangan. System ini memanfaatkan grafitasi, hemat dalam penggunaan energi listrik dan membutuhkan ruangan khusus untuk tangki pada lantai- lantai atas. Berdasarkan kriteria- kriteria di atas, maka yang akan digunakan pada perkantoran dan perdagangan adalah Up Feed Riser System. Distribusi air kotor Saluran air kotor terdiri dari : - Air kotor padat - Air kotor cair - Air kotor tercemar Penjabarannya sebagai berikut : - Saluran air kotor padat, berasal dari WC disalurkan ke septick tank kemudian disalurkan ke sewage treatment untuk diolah sampai batas yang aman kemudian disalurkan ke riol kota. - Saluran air kotor cair, merupakan air yang berasal dari air cuci, air hujan, dapur dan wastafel dan langsung disalurkan ke riol kota. - Saluran air kotor tercemar. Kotoran lain berupa : Sampah umum ditampung di dalam bak penempungan sementara sebelum diangkut oleh dinas sampah kota. Faktor penting yang harus diperhatikan pada system sanitasi ini adalah : - Menghindari pencemaran lingkungan - Tidak merusak suasana bangunan dan penampilan bangunan - Kemudahan pengangkutan sampah hingga ke penampungan akhir ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 116

5.3.9. Pengangkutan Vertikal

Pengangkutan vertical terdiri dari : 1. Tangga a. Tangga biasa, persyaratannya - Lebar cukup - Tidak bergetar - Nyaman dan tidak melelahkan - Tidak licin - Dilengkapi dengan pengamanan tangga peganganhandrail b. Tangga kebakaran - Dilengkapi dengan pintu tahan api dan arah bukaan ke luar bangunan - Jarak tangga kebakaran dari setiap titik dalam ruangan efektif maksimal 25 m. - Sirkulasi ruang harus berhubungan langsung dengan pintu kebakaran - Lebar tangga minimal 1.2 m - Anak tangga maksimal 20 cm dan lebar minimal 28 cm ARSITEKTUR BIOKLIMATIK 117 BAB VI KONSEP PERANCANGAN

6.1. Organisasi ruang Organisasi Ruang lantai 1