BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ulkus Diabetikum
2.1.1 Pengertian ulkus diabetikum
Ulkus diabetikum adalah luka terbuka pada permukaan kulit yang disebabkan oleh adanya komplikasi kronik berupa mikroangiopati dan
makroangiopati akibat insufisiensi vaskular dan neuropati dengan bentuk yang paling sering dijumpai pada kaki penderita diabetes melitus sehingga sering
dikenal sebagai kaki diabetik.
1
Diabetes melitus merupakan suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin oleh pankreas, defek kerja insulin pada jaringan perifer ataupun keduanya.
1,2,3
Hiperglikemia akan menimbulkan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang apabila
tidak dikendalikan akan menyebabkan komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskular jangka panjang berupa makroangiopati dan mikroangiopati.
1,2
Hasil kesepakatan para pakar DM di Indonesia yang dituliskan dalam konsensus pengelolaan diabetes melitus yang dirintis PB PERKENI sejak
pertemuan tahun 1993, membuat klasifikasi DM menurut etiologinya. Klasifikasi inipun digunakan oleh
American Diabetes Association ADA
pada tahun 1997.
30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Klasifikasi etiologi DM
Tipe-1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
Autoimun Idiopatik
Tipe-2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin
Tipe lain Defek genetik fungsi sel beta
Defek genetik kerja insulin Penyakit eksokrin pankreas
Endokrinopati Karena obat atau zat kimia
Infeksi Sebab imunologi yang jarang
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM Diabetes melitus
gestasional
Dikutip sesuai aslinya dari kepustakaan nomor 30
Terdapat dua bentuk utama DM sesuai klasifikasi etiologi DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan destruksi sel
β pankreas sehingga menyebabkan defisiensi insulin secara total yang dapat terjadi
secara autoimun ataupun idiopatik. Karenanya pada penderita DM tipe-1 harus mendapatkan insulin eksogen untuk kelangsungan hidupnya agar dapat mencegah
terjadinya ketoasidosis.
5
Insidensi DM tipe-1 bervariasi dalam umur dan jarang terjadi pada usia dibawah 6 bulan. DM tipe-1 biasanya terjadi pada anak-anak
sebelum usia pubertas, mulai dijumpai pada usia 9 bulan dan terus meningkat sampai usia 12-14 tahun.
31
DM tipe-2 merupakan bentuk diabetes yang paling umum dengan prevalensi sebesar 90-95 dari seluruh penderita diabetes yang ada.
32
DM tipe-2 merupakan suatu kelainan metabolik akibat adanya defisiensi insulin yang relatif,
Universitas Sumatera Utara
karenanya insulin eksogen jarang diberikan pada penderita ini. Pada penderita DM tipe-2, insulin eksogen hanya diperlukan jika kontrol kadar glukosa darah
tidak tercapai dengan diet atau agen hipoglikemik oral.
5
Populasi DM tipe-2 terutama dijumpai pada orang dewasa dan orang tua. Penderita DM tipe-2 sangat
jarang pada usia muda.
32
Tuei
et al
. 2010, dalam penelitiannya di Afrika mendapatkan data spesifik adanya prevalensi tertinggi penderita DM tipe-2 pada
kelompok usia 45-64 tahun.
33
Sedangkan di Amerika Serikat ditemukan prevalensi penderita DM tipe-2 sebesar 6,6 pada usia 20-74 tahun.
31
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara. Pertama, jika keluhan klasik ditemukan berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, maka dilakukan pemeriksaan glukosa plasma sewaktu. Jika konsentrasi glukosa plasma sewaktu 200 mgdl
sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Kedua, dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa
≥ 126 mgdl. Ketiga dengan tes toleransi glukosa oral TTGO
≥ 200 mgdl dengan beban 75 g glukosa.
34
2.1.2 Epidemiologi