gelombang yang amplitudo dan frekuensinya kacau tak teratur. Gambaran disetiap lokus otak saja tidak seragam. Gelombang dan frekuensi yang kacau dan tidak sinkron
ini melemahkan energi manusia. Oleh karena itu, setiap orang harus mengenali irama simfoninya yang kacau itu agar dapat menemukan cara yang khas untuk membuatnya
menjadi sinkron. Tentu saja tidak bisa seketika, melainkan harus bertahap. Semakin sinkron gelombang serta frekuensi manusia, semakin tinggi pula kewaspadaannya.
79
Karena itu, meditasi dipandang sebagai proses peningkatan kesadaran. Suatu proses yang berlangsung dan bergulir terus-menerus. Iramanya menjadi semakin indah
dan semakin indah
80
. Oleh karena itu, meditasi harus dilakukan secara terus-menerus untuk dilatih sehingga keseimbangan diri benar-benar dapat dirasakan.
Latihan-latihan untuk memasuki alam meditasi, pada prinsipnya adalah seni memberdayakan diri, seperti badan yang diberdayakan untuk melawan berbagai
penyakit. Akan tetapi, hal terakhir ini bukanlah tujuan meditasi, melainkan hanya sebatas efek samping. Kesehatan raga merupakan efek samping” dari meditasi.
81
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa efek samping meditasi dapat dikatakan sebagai manfaat meditasi, yaitu untuk melawan penyakit dan menjaga
kesehatan. Meskipun kesehatan dikatakan Anand sebagai efek samping, akan tetapi dalam kerangka praktis, maka kesehatan raga dapat diposisikan sebagai manfaat dari
meditasi.
D. Macam-macam Meditasi
Anand juga tidak secara spesifik membahas tentang jenis atau macam meditasi. Namun secara implisit paling tidak akan ditemukan dua macam meditasi, yaitu Meditasi Sufistik dan Meditasi non-Sufistik. Kedua istilah ini tidak disebut secara
eksplisit oleh Anand, dengan kata lain ia tidak mengemukakan sebagai istilah tersendiri. Kedua istilah ini muncul dari hasil pembacaan penulis terhadap beberapa buku Anand.
79
Krishna bersama Dr. B. Setiawan, Ilmu Medis Meditasi, h. 103-104
80
Krishna bersama Dr. B. Setiawan, Ilmu Medis Meditasi, h. 104
81
Krishna bersama Dr. B. Setiawan, Ilmu Medis Meditasi, h. 107
a. Meditasi Sufistik Meditasi sufistik adalah meditasi yang dilandasi oleh tradisi-tradisi sufi, khususnya dalam agama Islam, yang bertujuan untuk
mengenal dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Anand terinspirasi pemikiran Jalaluddin Rumi serta beberapa tokoh sufi lainnya yang menjadi guru spiritualnya.
Anand secara panjang lebar membahas meditasi sufistik ini dalam buku “Fiqr:
Memasuki Alam Meditasi Lewat Gerbang Sufi”. Dalam buku ini dikemukakan bahwa
konteks saat ini menjadikan ajaran sufi menjadi suatu kebutuhan dan sangat relevan. Melalui buku ini, Anand mengemukakan pencerahan yang dilakukan oleh para sufi
melalui proses takhalli pembersihan diri, tahalli pembenahan diri, dan tajalli pencerahan.
56
b. Meditasi Non-Sufistik
Yang dimaksud meditasi non-sufistik adalah meditasi dengan didasari oleh potensi fisik yang ada dalam diri seseorang, yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan untuk menjaga kesehatan. Anand secara panjang lebar menjelaskan dalam
bukunya “Seni Memberdayakan Diri 1: Meditasi untuk Management Stres dan Neo Zen Reiki untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani”. Dalam buku ini dikemukakan panduan dan tuntunan untuk melakukan meditasi, yang secara praktis bertujuan untuk
menghilangkan stress. Meditasi dalam hal ini kemudian dipadukan dengan ajaran Neo Zen Reiki. Dalam prakteknya kedua meditasi tersebut di atas, hampir tidak dapat dibedakan. Pembedaan dan macam-macam meditasi
tersebut, hanya untuk membedakan dari segi tujuannya secara praktis.
56
Lihat penejelasan tahap-tahap ini pada halaman 38-39 dan 65-66.
E. Praktek Meditasi