Pengertian Meditasi MEDITASI DALAM PANDANGAN ANAND KRISHNA

BAB IV MEDITASI DALAM PANDANGAN ANAND KRISHNA

A. Pengertian Meditasi

Pandangan tentang meditasi dalam pemikiran Anand Krishna terkait dengan tradisi sufistik dan spiritualitas. Hal ini disebabkan perjalanan hidup Anand yang sarat dengan pengalaman sufistik dan dunia spiritual serta intensitas pertemuannya dengan tokoh-tokoh dan guru-guru spiritualnya. Secara khusus, ia mempelajari berbagai macam aliran dan ajaran beberapa agama seperti pemikiran Jalaludin Rumi, seorang tokoh Sufi besar yang sangat berpengaruh dalam tradisi sufi di dunia Islam. Menurut Anand, meditas terkait dengan proses pembersihan diri cleansing yang bisa dilihat dari sudut pandang tradisi sufisme Islam seperti proses takhalli, atau pembersihan jiwa. Metode ini, bagi Anand, sering dilupakan oleh berbagai agama. 54 Atas dasar itu, proses pembersihan diri dikaitkan dengan tahap-tahap meditasi menurut para sufi, yakni takhali, tahalli, tajalli. Pertama, takhalli atau tahap pembersihan. Tahap ini adalah pembersihan pikiran. Hasilnya adalah pikiran menjadi bersih, tidak kotor, jinak, tidak liar, tenang dan tidak bergejolak. Pikiran yang demikian sesungguhnya sudah bukan pikiran lagi. Ia sudah mengalami proses daur ulang dan berubah menjadi kesadaran. Kedua, tahalli atau tahap pembenahan. Anand menyebutnya dengan tahap pembentukan ulang creation of new mind. Ketiga, tajalli atau tahap pencerahan. Inilah tahap terakhir di mana pelaku meditasi bisa memilih duduk diam, hening atau 54 Wawancara Anand Krisna, yang dimuat dalam Majalah Panjimas, September 2003, No 16, h. 33 berdansa dan menari untuk mengungkapkan ketenangan dan kebahagiaan 55 . Sangat jelas pengaruh sufi mewarnai pemikiran meditasi Anand. Berbagai buku yang ditulisnya tentang tuntunan parktik meditasi sangat kental dipengaruhi dan diwarnai tradisi sufi melalui spiritualitas. Dalam konteks ini, meditasi bukanlah suatu kegiatan yang instan, melainkan sebuah proses dengan tahao-tahap tertentu. Anand Krishna memandang meditasi sebagai gaya hidup yang terserap dalam perilaku dan tindakan manusia dalam hidup kesehariannya. Karena itu, meditasi bukan sekedar konsentrasi yang tercipta pada momen-momen tertentu. Konsentrasi hanya sekedar anak tangga menuju meditasi. Meditasi juga tidak dapat didefinisikan sebagai ’semedi’, sebagaimana banyak dipahami. Duduk dan diam selama beberapa menit atau beberapa jam yang disebut semedi, pada dasarnya bukan maditasi. Meditasi harus menjadi dasar kehidupan seseorang, dan apabila sudah melakukan hal yang terakhir ini maka seseorang tersebut dapat dikatakan sebagai seorang meditator 56 . Penjelasan Anand ini mengisyaratkan bahwa meditasi bukanlah kegiatan yang instan dan untuk kepentingan sesaat, melainkan harus dilakukan secara terus-menerus hingga berimplikasi pada gaya hidup. Ketika seseorang mengawali meditasi, mungkin tidak mampu untuk benar- benar bermeditasi, bahkan untuk satu menit dalam waktu 1 jam sekalipun. Namun, lama kelamaan seseorang akan mampu melakukan meditasi untuk waktu yang lebih lama. Saat baru memulai, biasanya banyak waktu yang terbuang untuk menyesuaikan diri dengan situasi meditasi, mencoba untuk mengontrol pikiran, menempatkannya dan menyimpannya dalam obyek dari meditasi. 52 55 Anand Krishna, Fiqr : Memasuki Alam Meditasi Lewat Gerbang Sufi. Jakarta : Gramedia Pustaka, 2002, h. 11-12 56 Krishna, Seni Memberdayakan Diri 1, h. 51 52 Krishna, Seni Memberdayakan Diri 1, h. 52. Berdasarkan penjelasan tersebut, menurut penulis, dalam proses menunju kehidupan yang meditatif, praktik-praktik yang merupakan tahapannya harus dilakukan. Tahapan-tahapan itulah yang mengandung momen-momen tertentu sebagai bagian dari praktik meditasi. Saat itu tubuh hendaknya dalam kondisi yang nyaman, karena tidak semua orang yang mampu melakukan meditasi dalam seluruh prosesnya, sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Menggeliat-geliat, berputar dan mencoba menemukan posisi yang menyenangkan. Setelah itu harus segera dimulai dengan menyusun kekuatan pikiran dan perasaan. Jadi jika memperhatikan hal-hal tersebut dengan baik, maka seseorang akan benar-benar menghargai bahwa untuk meditasi secara pantas memerlukan banyak sekali waktu. Hanya pada waktu memulai meditasi, akan ditemukan perkembangannya. Meditasi menyediakan janji yang sangat banyak sesuai dengan kemampaun orang yang melakukannya. Oleh karena itu, dengan melakukan meditasi secara kontinyu, lambat laun akan menambah kemampuan untuk menerima perintah atas situasi yang ada. Meditasi yang dilakukan secara kontinyu menjadikan pikiran terbiasa pada apa yang harus dikerjakan. Jadi meditasi sebaiknya dipraktekkan seperti yang diperintahkan dan dalam sikap yang sudah diatur, karena dengan demikian pelaku meditasi secara otomatis masuk ke dalam keadaan meditasi pada waktu yang tepat. Dengan demikian, meditasi meniscayakan kontinuitas. Sebab meditasi bukanlah kegiatan sekedarnya yang hanya bertujuan untuk kepentingan sesaat seperti untuk menyembuhkan penyakit atau untuk kesehatan. Namun lebih sebagai landasan dan dasar hidup seseorang. Saat sampai pada titik, meditasi dapat dikatakan sebagai gaya hidup bagi seseorang yang melakukannya. Dengan melakukan meditasi setiap orang akan mampu menyerap lebih banyak intisari dari Tuhan yang di cita-citakan dan menaikkan setiap diri secara perlahan-lahan sampai saatnya tiba, dengan keagungan-Nya dan berkat-Nya. Dengan demikian, meditasi dapat mengantarkan manusia untuk berjumpa dan merasakan kehadiran Tuhan, yang senantiasa mewarnai gerak hidup bagi sang meditator. Menurut Anand, meditasi bukanlah gerakan atau bagian dari gerakan New Age. Meditasi lebih diasumsikan dari ajaran tarekat Qadariyah dan tarekat Chistiyyah, yang menimbulkan kecintaan kepada Allah. 57 Terkait dengan agama dan spiritualitas, Anand berpandangan bahwa kedua hal tersebut memiliki posisi yang sama-sama penting. Meskipun meditasi dan pemikirannya sangat dipengaruhi tradisi sufi, akan tetap ia berpandangan bahwa ‘religion yes, spiritualitas yes’. Agama, dalam pengertian ritus keagamaan, sangat dibutuhkan untuk kelembutan jiwa. Menolak satu bentuk ritus akan berdampak kepada pencarian ritus- ritus yang lain, seperti yang terjadi di Amerika sekarang. Satu bentuk ritus keagamaan ditolak, tetapi kemudian mereka mencari ritus-ritus yang lain. Kalau seseorang telah memeluk agama tertentu sejak kecil, akan lebih bagus dia melanjutkan dengan agamanya itu. 58

B. Tujuan Meditasi