Meditasi untuk Pencerahan Hidup

Meditasi merupakan aktivitas yang mengakibatkan hubungan erat beberapa orang dengan Tuhan. Subjek bermeditasi pada yang abstrak, tidak berbentuk, tidak bernama. Karena Yang Tertinggi tidak mempunyai bentuk dan tidak mempunyai nama, tidak juga mempunyai kwalitas atau lambang-lambang. Oleh karena itu satu ajaran yang penting dalam meditasi adalah Tuhan hanya bisa dirasakan dengan kehadirannya. Kehadiran Tuhan tersebut yang dicoba untuk dirasakan selama meditasi. Saat manusia melakukan meditasi dengan mata tertutup, ia mampu menyerap lebih dan lebih banyak intisari dari Tuhan yang kita cita-citakan dan menaikkan diri kita perlahan-lahan sampai saatnya tiba, dengan keagungan-Nya dan berkat-Nya subjek hampir serupa dengan Dia. 61 Menyerap lebih banyak intisari Tuhan, dan mengharapkan mampu bersandingan dengan-Nya merupakan salah satu upaya agar memperoleh tujuan meditasi, yaitu keseimbangan.

b. Meditasi untuk Pencerahan Hidup

Anand memiliki perhatian dan pengamatan serius tentang kehidupan saat ini. Tema kehidupan menjadi salah satu kerangka pemikirannya. Kehidupan dalam arti bagaimana manusia bisa menjalani hidup ini mengalir bagaikan air sesuai perjalanan hidup manusia mati, lahir, hidup, dimatikan kembali dan berakhir menuju kehadiran Tuhan, selain mengisi kehidupan-agar bermakna- sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan. 62 Perhatian Anand pada tema kehidupan ini dilandasi oleh keprihatinan yang mendalam bahwa manusia sekarang ini manusia modern mengalami problem yang 61 www. anandkrishna.org 62 Kehidupan ini menjadi judul buku Anand Krishna tersendiri “Kehidupan, Panduan untuk Meniti jalan ke dalam Diri” yang dicetak pertama kali pada bulan september 1997, dan dicetak untuk ketiga kalinya pada bulan juni 2000. akut, yakni cenderung kehilangan identitas diri dan teralienasi dari dirinya sendiri. Kemodernan telah menyeret manusia dalam kehidupan material yang matematis, dangkal serta kering, sehingga menimbulkan kegersangan dan kekeringan. Manusia modern diarahkan kepada pemenuhan kehidupan materiil dengan hitungan matematis, semua tingkah laku dan perbuatan dihitung dengan untung rugi secara materi. Orientasi manusia dalam kehidupan modern diarahkan sedemikian rupa dalam pola hidup yang dilandasi adalah pemenuhan kepuasan materi an sich. Manusia modern dicekoki dengan berbagai iming-iming bahwa kepuasan hanya diperoleh setelah memiliki hal-hal yang bersifat materi. Dengan keterpenuhan atas hal- hal tersebut, seakan-akan kebahagiaan serta merta dapat diraih dan dinikmati. Penciptaan image disebar lewat berbagai jalur yang mampu menyentuh segala penjuru kehidupan manusia dari kamar tidur, rumah, perkampungan, ruas-ruas jalan sampai perkantoran dan kembali ke rumah lagi-sehingga kalu bisa manusia bermimpi pun memimpikan hal itu. Gaya hidup life style direkayasa sedemikian rupa dengan makna ”inilah hidup masa kini”, “inilah citra manusia modern”, “selera anda ditentukan dengan ini”, dan slogan-slogan yang murni pemenuhan kebutuhan hidup yang materialistik sifatnya. Tema kehidupan pada masa modern ini telah disulap dengan kehidupan yang materialistis dan kapitalistik. Semua hal ditentukan dengan kapital suatu barang. Manusia dengan teknologi yang serba canggih-yang itu dipercayai sebagai langkah kemajuan-, Erick Fromm menyebutnya dengan “megamachine” tidak malah terbebaskan, manusia menjadi bagian dari dominasi mesin tersebut-manusia diatur dan dikendalikan olehnya. Dengan teknologi maju, produksi meningkat dan manusia menjadi penyanggah utama. Dengan produksi meningkat, manusia diarahkan menjadi konsumerisme dengan segala macam rekayasa. Demikian manusia menjadi robot yang telah diprogram untuk target-target produksi, dan manusia menjadi target distribusi dari produkasi tersebut. Akhirnya manusia menjadi hilang kemanusiaannya; manusia kehilangan hubungan dengan dirinya sendiri dan kehidupan. 63 Gambaran manusia modern seperti tersebut diatas menginspirasikan itikad yang kuat bagi Anand untuk mengembalikan kedirian manusia pada kehidupan yang lebih bermakna spirit kehidupan. Anand memimpikan manusia modern bisa kembali mendapatkan identitas dirinya dan tidak lagi teralienasi dari diri dan kehidupannya. Anand mengusung tema kehidupan untuk meluruskan dan mengantarkan mansuia modern kepada kesadaran akan diri dan kehidupannya. 53 Kehidupan yang merupakan tema pemikiran Anand ini adalah perjalanan mengikuti alur yang sudah “ditentukan” dalam kembali kedalam diri, kepada Tuhan Yang Esa. Ia merumuskan perjalanan ini sesuai dengan alur kehidupan, yakni kelahiran, kehidupan dan kematian. Jalan kehidupan tersebut mesti dilalui oleh setiap manusia dengan dirinya sendiri tidak boleh tidak; tidak bisa tergantung pada orang lain-semisal : nabi, guru, orang tua, ustadz, ulama, pastor, pendeta, resi dan sebagainya-dan sesuatu yang lain-misalnya : agama, kepercayaan, patung, dan lain-lainnya. 64 Bukan berarti nabi dan agama tidak penting, nabi adalah pemandu jalan manusia, sedangkan agama adalah rakit yang membawa manusia menyeberangi laut kehidupan. 65 Sementara bekal-atau bahasa Anand koper perjalanan-adalah kasih. 66 63 Erich Fromm, Revolusi Harapan Menuju Masyarakat Teknologi yang Manusiawi, terj : Kamdani Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999, h. 2 53 Krishna, Seni Memberdayakan Diri 1, h. 61-62 64 yang tergabung dalam kelompok ini adalah Muhammad, Yesusu, Musa, Budha, Lao Tze, Zarathustra, Krishna, Nanak dan yang lainnya yang merupakan pemandu manusia terus sampai kepada Tuhan Anand Krishna, Kehidupan, Panduan untuk Meniti Jalan ke dalam Diri Jakarta : Gramedia Pustaka, 2000, hal. 13 65 Anand Krishna, Kehidupan: Panduan untuk Meniti Jalan ke Dalam Diri Jakarta : Gramedia Pustaka, 2000, h. 11-15 Anand menekankan bahwa jalan tersebut tidak bisa dihindari dengan melarikan diri atau berhenti pada satu titik tertentu. 67 Menurut Anand, perjalanan hidup tidaklah linear, tapi berbentuk siklus dalam bentuk siklus kehidupan. Kelahiran bukanlah awal dan kematian bukan pula akhir kehidupan. Kehidupan ini merupakan siklus yang berakhir pada “kesatuan” kepada Tuhan. Kehidupan ini berawal dari Tuhan dan berakhir pula kepada-Nya. Kelahiran merupakan proses kesadaran manusia, kehidupan adalah perjalanan penempaan kesadaran, sedangkan kematian adalah perolehan hasil dari kesadaran tersebut. 68 Kehidupan digambarkan oleh Anand dengan sebuah perjalanan, yaitu perjalanan kesadaran atau bisa disebut transformasi kesadaran, yang diri merupakan pusatnya. Bayi kesadaran yang telah dititipkan kepada manusia sejak lahir mesti dipelihara, dibina dan dikembangkan atau diperluas. Jangan sampai kesadaran yang sudah ada dalam diri manusia menjadi terdesak-untuk tidak mengatakan hilang-dibawah pikiran, amarah, ambisi, dan nafsu. Kesadaran ini mesti ditingkatkan dari hari kehari hingga sampai kepada pencerahan diri manusia. 69 Pencerahan adalah puncak kesadaran dimana manusia mampu berdialog dan menyatu dengan Tuhan, yang dalam tradisi tasawuf dikenal dengan khulul atau ittihad, dalam Budha dikenal dengan Nirwana, atau Moksa dan lain sebagainya. Bagi Anand, kesadaran hanya bisa digapai dengan memberikan waktu pada pikiran untuk bermeditasi tentang kehidupan, sekaligus melatih diri menyadari bahwa 66 Anand Krishna, Kehidupan, Panduan untuk Meniti Jalan ke dalam Diri Jakarta : Gramedia Pustaka, 2000, h. v 67 Melarikan diri berarti lari dari fitrah atau dalam bahasa Anand kepolosan, tantang kepolosan ini baca Anand Krishna, Zen Bagi Orang Modern Jakarta : Gramedia Pustaka, 1998, h. 109-117 68 Baca Anand Krishna, Reinkarnasi, Hidup tak Pernah Berakhir Jakarta : Gramedia Pustaka, 1998 69 Dalam Islam kesadaran dasar yang dibawa manusia sejak lahir adalah fitrah. Fitrah ini merupakan naluri ketuhanan yang ada sejak manusia lahir, dan itu merupakan perjanjian suci atau perjanjian primordial antara Tuhan dengan makhluknya manusia untuk selalu mengesakan Tuhan Yasien Muhammed, Insan Yang Suci, Konsep Fitrah dalam Islam Bandung: Mizan,1997, h. 19-25 dalam kehidupan senantiasa diselingi oleh kematian. Dalam menjalani kehidupan, Anand mengingatkan untuk senantiasa mengingat kematian. Kematian selalu ada tanpa perlu mengadakan tindakan khusus untuk menerima atau melawannya. Boleh jadi kematian lebih indah dari kehidupan itu sendiri, meski sulit dibuktikan sebab kita sendiri tidak pernah mengalami kematian dalam hidup ini. Pada prinsipnya kematian bukanlah lawan dari kehidupan. Ia hanya serangkaian aktivitas lainnya, seperti halnya makan, minum, berjalan, tidur, bercinta. Kematian adalah sebuah pengalaman. 70 Kesadaran akan kematian ini merupakan langkah penting untuk meraih kesuksesan maditasi. Menurut Anand, setiap meditasi adalah sebuah pelatihan untuk mati, karena saat manusia mengunjungi dan masuk ke dalam dirinya dan setelah itu keluar dan berkata: “Saya sudah terserap” dan saya tidak tahu dimana saya. Saya bahkan tidak tahu apakah saya sedang tidur atau sedang meditasi. 54 Bagi Anand, manusia sungguh -sungguh tidak di sana, dalam arti ia mati di dalam kehidupan ini. Dengan demikian, meditasi adalah latihan di dalam kematian, dan jika telah melakukan ini dengan benar, manusia seharusnya menjadi tuan dari kematian, tuan atas tindakan kematian, seseorang dapat mati ketika dia menginginkannya, seseorang dapat mati ketika dia memilihnya, kembali lagi dan kembali lagi jika dia menginginkannya. Jadi kematiannya bukanlah benar-benar sebuah kematian. 71 Dalam konteks ini, salah satu dimensi yang mampu menhidupkan ajaran kematian adalah ajaran keagamaan. Agama dapat dijadikan media yang mampu mengantarkan kesadaran manusia dari pembinaan kesadaran awal sampai pada tingkat pencerahan. Agama sekaligus sebagai wahana yang mengantarkan manusia dari 70 Krishna, Soul Quest, h. 233-234. 54 Krishna, Soul Quest, h. 233-234 71 Krishna, Soul Quest, h. 234-235. kesadaran yang rendah menuju kesadaran yang tinggi, yaitu suatu kesadaran kemanusiaan menuju kesadaran ketuhanan. Agama adalah jalan menuju kepada penghampiran yang Maha Kuasa, sementara nabi-yang di antaranya Muhammad, Musa, Yesus, Budha, Zarathustra, Krishna, Lao Tze dan lain sebagainya-adalah penuntun manusia menuju jalan kepada-Nya. Mereka yang memberikan arahan, petunjuk atas marka jalan yang mesti dilalui oleh manusia untuk sampai kepadaNya. Dengan agama dan nabi-nabi ini, Anand mengingatkan jangan sampai manusia tergantung dan terikat olehnya sehingga tidak bisa mencapai pencerahan pada diri sendiri. Agama adalah jalan, dan nabi adalah pemandunya 72 Dengan kesadaran dasar yang ada pada diri setiap manusia, dan dengan agama dan nabi yang mengantarkan kesadaran tersebut-menuju kepada Yang Satu-, dalam kehidupan ini, diperlukan perluasan kesadaran yaitu ditempuh dengan konsep meditasi. Meditasi ini selain menggali kesadaran kemanusiaan juga merupakan perluasan kesadaran ketuhanan bahwa Tuhan pada dasarnya tidak jauh, Dia bersemayam pada diri manusia. Meditasi bagi dan menurut Anand tidak untuk menyaingi agama atau menggantikan agama, tapi merupakan suplemen vitamin tambahan yang melengkapi agama dalam rangka menuju pantai ilahiyah kehadiran Tuhan Yang Kuasa 73 . Atas dasar kondisi perluasan kesadaran tersebut, manusia bisa sampai kepada kesadaran tinggi, yang dalam konsep Anand digambarkan dengan “kasih”. Kasih ini merupakan nilai yang paling inti dari setiap agama tersebut. Kesadaran inilah yang 72 Anand Krishna, Kehidupan, Panduan untuk Meniti Jalan kedalam Diri Jakarta : Gramedia Pustaka, 2000, h. 11-15 73 Pertanyaan perbedaan antara meditasi dan agama sama dengan pertanyaan perbedaan agama Islam dengan Tarekat atau tasawuf. Dalam islam, tasawuf adalah jalan, metode, jalan yang ditempuh untuk mencapai derajat hakekat, makrifat dan seterusnya setelah syareat. Meditasi dalam pengertian Anand tidaklah jauh berbeda dengan hal ini, ia adalah “perluasan kedaran” atas kesadaran yang telah ada pada diri manusia, yang merupakan perjanjian primordial manusia untuk selalu tunduk kepadaTuhan dengan tidak mnyekutukannya, yang agama sebagai rakit jalan, atau kereta pengantarnya menuju kesadaran tinggi yang merupakan puncak kesadaran, kesadaran ini dalam tasawuf adalah setelah menemukan kebenaran atau bertemunyan dengan sang khalik. dimiliki para nabi seperti Musa, Yesus, Muhammad, Krishna, Zarathustra. Lao Tze, dan lain sebagainya yang digunakan untuk menuntun manusia sampai pada kehadiran, kebersatuan dengan Tuhan. Dengan kasih inilah manusia mampu meyeberangi lautan kehidupan dengan selamat, tahan diterjang ombak dan angin yang menenggelamkan, dan sampai kepada pantai ilahiyah 74 . Kalau manusia sudah sampai pada pantai tersebut, maka akan memperoleh dan menikmati hidup yang harmonis dalam pengertian yang seluas-luasnya. 75 Meditasi sebagai bentuk perluasan kesadaran, dalam beberapa kondisi tidak bisa meninggalkan peran agama di dalamnya, karena agama juga merupakan salah satu komponen pengantar kesadaran mencapai pencerahan hidup menuju kehadirat yang suci. Menurut Anand, meditasi dan agama merupakan dua hal yang saling melengkapi dan meyempurnakan. 55 Dari dan dengan agamalah meditasi mampu mengantarkan manusia pada perluasan kesadaran dan pencerahan hidup. Melalui meditasi, agama bisa dinikmati dengan indah dan damai. Meditasi merupakan salah satu cara memahami agama dan menginterpretasikan sesuai dengan kehidupan manusia. Tradisi agama yang terbentuk dengan konteks dimana agama diturunkan sesuai dengan kondisi sosial historis kultural masyarakat yang bersangkutan mesti diinterpretasikan kembali dengan konteks zaman sekarang ini, tanpa menghilangakan esensi dari agama tersebut. Seperti inilah yang kira- kira hendak dilakukan oleh Anand Krishna. Penjelasan agama dikaitkan dengan meditasi, tidak lain hanya sebagai penunjang untuk mencapai tujuan meditasi sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, yaitu mencapai pencerahan hidup. 74 Kasih yang menjadi sifat Tuhan tidak hanya untuk diagung-agungkan dan dipuji tapi untuk dihayati dalam kehidupan sehari-hari, maka kasih akan mewarnai hidup anda Anand Krishna, Surat al-Fatihah Bagi Orang Modern Jakarta : Gramedia Pustaka, 1999, h. 32 75 Anand Krishna, Surat-Surat Terakhir bagi Orang Modern Jakarta : Gramedia Pustaka, 2000, h. 8 55 Krishna, Surat-Surat Terakhir bagi Orang Modern, h. 9-10. Dalam ajaran Islam dijelaskan bahwa spiritualitas, termasuk dalam hal ini adalah meditasi, merupakan nilai terbesar yang terkandung dalam agama, bahkan puncak tertinggi sikap beragama dapat ditempuh dan dicapai melalui kegiatan spiritual. Dalam pandangan Taoisme Esoterik dijelaskan bahwa meditasi merupakan serangkaian pengalaman mistik dengan jalan perenungan tafakur untuk memperoleh pencerahan batin, yang berujung kepada pencerahan hidup. Kondisi kehidupan modern saat ini membutuhkan suasana hidup yang reflektif dan intuitif dengan menyatukan diri bersama alam semesta. 76 Perenungan yang reflektif membawa manusia pada kepasrahan dari sikap awal yang angkuh. Manusia seringkali memaksakan apa yang ia pikirkan untuk terjadi. Padahal tidak semua yang diharapkan bisa terjadi. Dalam suasana tersebut terkadang suasana yang tidak seimbang seringkali menghampiri manusia dan berimbas pada pola kehidupan yang jauh dari tuntunan Ilahi. 77 Dalam kondisi inilah diperlukan state of mind kondisi pikiran yang sesuai dengan kehendak semua elemen dalam kehidupan. State of mind adalah keadaan hening semacam “puasa pikiran” atau kekeosongan atau silence. Dan itu semua dapat ditemukan dan dirasakan melalui meditasi. Sehingga pada akhirnya, meditasi dapat menjadi jalan bagi upaya pencapaian pencerahan hidup. Keterikatan pada kekosongan pada dasarnya bukan sekedar keterikatan, namun merupakan cinta yang murni dan melampaui apa yang bisa dipikirkan oleh manusia. Mencintai kekosongan, menjadi satu dengan kekosongan, maka diri menjadi kekosongan itu sendiri. Saat itulah efek meditasi memberi harapan pencerahan, di mana 76 Huston Smith, Agama-agama Manusia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1990 h. 43. 77 Smith, Agama-agama Manusia, h. 44. segala sesuatu tampak bermanfaat, indah, damai dan tentram. Semua bersumber dari subjek yang tentram, damai dan indah dengan meditasi. 78

C. Manfaat Meditasi