PENUTUP A. Analisis Aturan Perlindungan Data Pribadi Nasabah Berdasarkan Pbi No. 7/6/Pbi/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank Dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah
2
dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang danatau jasa konsumen, di dalam pergaulan hidup.
1
Bagi masyarakat yang memerlukan jasa industri perbankan, pertumbuhan perbankan yang pesat sangatlah menggembirakan karena masyarakat semakin
leluasa untuk memilih produk dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Pesatnya pertumbuhan perbankan yang disertai globalisasi dan era persaingan
bebas telah memacu bank untuk beroperasi dengan iklim usaha yang kompetitif. Dalam rangka menarik masyarakat untuk menghimpun dana dan
menggunakan jasa bank, bank setiap saat berusaha mengeluarkan produk-produk layanan terbarunya yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Ditengah-tengah ketatnya persaingan antar bank, setiap bank selalu mencari inovasi baru untuk menjaring nasabah dan berlomba-lomba memberikan
keuntungan dari produk yang ditawarkannya. Menawarkan bunga yang menjanjikan, memberikan aneka hadiah dan berbagai fasilitas menguntungkan
lainnya menjadi semacam tren mode di sektor perbankan akhir-akhir ini. Nasabah kini dimanjakan agar tetap bersedia menyimpan dananya di bank tertentu serta
memanfaatkan produk-produk yang ditawarkan. Perkembangan inovasi produk dan jasa perbankan dalam satu dekade
terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Berbagai macam produk perbankan yang banyak didukung teknologi tinggi telah diciptakan untuk
1
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta: PT Grasindo, 2000, h. 9.
3
melayani kebutuhan para pengguna jasa perbankan. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh perbankan berkembang sejalan dengan keinginan nasabah untuk
mendapatkan pelayanan keuangan yang semakin lengkap dan komprehensif dari perbankan.
Banyak cara yang dilakukan bank dalam upayanya menambah jumlah nasabah. Selain faktor bunga, kepercayaan dan keamanan, hadiah memang
menjadi salah satu daya tarik bagi seseorang yang ingin menjadi nasabah suatu bank. Misalnya, iming-iming hadiah mobil mewah, hadiah rumah bagi nasabah
yang giat meningkatkan saldo tabungannya, sampai hadiah sebuah jam tangan cantik dari merk ternama bagi nasabah yang membuka aplikasi kartu kredit.
Penggunaan teknologi juga menjadi kekuatan tersendiri bagi bank dalam memikat minat dari calon nasabahnya. Contohnya saja bank melakukan
diversifikasi produk dan menawarkan layanan bank berbasis all in one. Bank- bank semakin banyak menawarkan dan mendistribusikan produk dan jasanya
dengan memanfaatkan electronic based channels seperti pemakaian ATM Anjungan Tunai Mandiri, internet banking, dan phone banking. Dengan
tersedianya beragam fasilitas yang ditawarkan kepada nasabah melalui sebuah kartu ATM, nasabah dapat membayar tagihan telepon rumah, telepon genggam,
tagihan rekening listrik, rekening air, tagihan kartu kredit dan berbagai kemudahan pembayaran lainnya.
Selain semakin banyaknya pilihan dalam menggunakan produk dan jasa pelayanan perbankan, meningkatnya aneka ragam produk perbankan tersebut
4
dapat menimbulkan kebingungan nasabah itu sendiri dikarenakan kurangnya informasi mengenai produk dan atau jasa pelayanan bank yang ditawarkan. Pada
umumnya informasi mengenai produk bank yang disediakan belum dijelaskan secara berimbang, baik mengenai manfaat, risiko maupun biaya-biaya lanjutan
yang melekat pada suatu produk bank itu sendiri. Akibatnya hak-hak nasabah yang terdapat di PBI No. 76PBI2005 mengenai Peraturan Bank Indonesia
Tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah seperti mendapatkan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan utuh
menjadi tidak terpenuhi. Persoalan timbul dikarenakan isu permasalahan perlindungan data dan
informasi nasabah di Indonesia telah menjadi problematika baru di dunia perbankan. Di sisi lain, bentuk perlindungan yang memadai untuk hak privasi
seorang nasabah belum terimplementasi menjadi instrumen hukum. Demikian pula, keberadaan berbagai Undang-Undang UU yang memiliki kewenangan
mengelola data dan informasi seseorang, tidak diberikan batasan guna menghindari terjadinya pelanggaran yang mengakibatkan tidak terlindunginya
data dan informasi seseorang.
2
Penggunaan data pribadi nasabah untuk tujuan komersial harus dilakukan secara transparan dan dilakukan berdasarkan persetujuan tertulis dari nasabah
untuk mengurangi potensi tuntutan hukum kepada bank dalam hal nasabah
2
Ringkasan: Kajian Akademik RUU tentang Perlindungan Data dan Informasi Pribadi, Jakarta: Kementrian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, 4 September 2007, h. 4.