1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam
ekstrakdaun Keji Beling dengan skrining fitokimia. 2.
Untuk menguji aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol daun Keji Beling terhadap bakteri Bacillus cereus dan Shigella dysenteriaeserta jamur Candida
albicansdan Microsporum gypseum. 3.
Untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun Keji Beling dengan metode DPPH dan aplikasinya terhadap daging ikan nila.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai komponen- komponen kimia metabolit sekunder serta memberikan informasi tentang sifat
antimikroba dari ekstrak etanol daun Keji Beling terhadap bakteri Bacillus cereus dan Shigella dysenteriae serta jamur Candida albicans dan Microsporum
gypseum, dan demikian juga informasi tentang sifat antioksidannya.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dibeberapa laboratorium, diantarnya yaitu untuk pembuatan ekstrak etanol daun Keji Beling dan uji antioksidan dilakukan di
Laboratorium BiokimiaKBM FMIPA USU Medan, untuk skrinning fitokimia dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam FMIPA USU Medan,
untuk uji antimikroba dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FARMASI USU Medan.
1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium dan sebagai obyek penelitian adalah Daun Keji Beling kering yang diperoleh dari Jl.Puskesmas 1 Medan
Sunggal. Daun Keji Beling dibersihkan dari kotoran, dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, kemudian di timbang, selanjutnya direndam dengan etanol 96
lalu filtrat hasil rendaman dipekatkan dengan Rotary Vacum Evaporator, ekstrak etanol diidentifikasi dengan Skrining Fitokimia dan diuji aktivitas antimikroba
terhadap bakteri Bacillus cereus dan Shigella dysentriae, serta jamur Candida albicansdan Microsporum gypseumdengan metode difusi agar serta aktivitas
antioksidannya dengan metode DPPH, dan aplikasi antioksidan nya terhadap daging ikan nila yang disimpan selama 5 hari pada ± 5
o
C dan selanjutnya diekstraksi dengan pelarut n-heksan : isopropanol. Kemudian minyak yang
dihasilkan dari daging ikan nila diuji bilangan peroksidanya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian tumbuhan Keji Beling Strobilanthes crispus BI
2.1.1 Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan Keji beling tumbuh liar dihutan, tepi sungai, tebing-tebing dan sering ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan. Tanaman ini terdapat dari
madagaskar sampai Indonesia, tumbuh pada ketinggian 50 m sampai 1.200 m dpl. Tumbuhan semak ini memiliki tinggi 0,5-1 m. Batang beruas, bulat, bercabang,
berambut kasar, dan berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai pendek, dengan letak berhadapan. Helaian daun memanjang atau hampir jorong, tepi bergerigi,
ujung meruncing, pangkal runcing, kedua permukaan kasar, pertulangan menyirip, panjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, dan berwarna hijau. Perbungaan majemuk,
berkumpul dalam bulir padat. Mahkota bunga berbentuk corong, terbagi 5, panjang 1,5-2 cm, berambut, dan berwarna kuning. Buah berbentuk gelendong,
berisi 2-4 biji. Biji bulat, pipih, kecil-kecil, berwarna coklat Dalimartha, 2006. Tumbuhan keji beling ditunjukkan pada gambar 2.1 sebagai berikut :
Gambar 2.1 Tumbuhan Keji Beling
2.1.2 Kandungan Senyawa Kimia Tumbuhan
Daun keji beling Strobilanthes crispus mengandung alkaloid, tanin dan flavonoid Isnawati, A dkk. 2004 . Daun keji beling juga mengandung beberapa
mineral seperti kalium dengan kadar tinggi, asam silikat, natrium dan kalsium Dalimartha, 2006.
2.1.3 Sistematika Tumbuhan
Sistematika tumbuhan Keji Beling Strobilanthes crispus BIadalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dycotiledoneae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Achanthaceae
Genus : Strobilanthes
Spesies : Strobilanthes crispus BI
Nama Lokal : Keji Beling Herbarium Medanense, 2014
2.1.4 Khasiat Tumbuhan
Daun keji beling memiliki kegunaan sebagai obat disentri, diare mencret dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun keji beling juga
kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang
gatal tersebut. Untuk mengatasi diare, disentri, seluruh bagian dari tanaman ini direbus, selama lebih kurang setengah jam, kemudian airnya diminum.
Sama juga prosesnya untuk mengobati batu ginjal. Daun keji beling juga dapat mengatasi kencing manis dengan cara dimakan sebagai lalapan secara
teratur setiap hari. Daun tanaman ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur untuk
mengobati penyakit lever sakit kuning, ambien wasir dan maag dengan cara dimakan secara teratur Nursiyah, 2013.
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Sampel yang
diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, protein dan lain-lain. Senyawa aktif yang terdapat dalam
berbagai sampel dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain.
Prosedur ekstraksi yang digunakan bertujuan untuk mendapatkan senyawa yang diinginkan dan untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan dari
tanaman menggunakan pelarut yang selektif. Tanaman yang diekstrak mengandung campuran kompleks dari metabolit seperti alkaloida, glikosida,
terpenoid, flavonoid.
Metode ekstraksi dengan maserasi adalah proses pengekstrakkan sampel dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada temperatur ruangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan
pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya Depkes. 2000.
2.3 Senyawa Metabolit Sekunder