Promo BCA Treat A Friends “Buy One Get One Free” Terhadap Minat Beli Konsumen (Study Korelasional Hubungan Promo Kartu Kredit BCA Treat A Friends “Buy One Get One Free” terhadap minat beli konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)

(1)

PROMO BCA TREAT A FRIENDS “BUY ONE GET ONE FREE” TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN

(

Study Korelasional Hubungan Promo Kartu Kredit BCA Treat A Friends “Buy One Get One

Free” terhadap minat beli konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana (S-1)

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh:

Rinaldy Effendy Harahap

090922050

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Rinaldy Effendy Harahap

NIM : 090922050

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Promo BCA Treat A Friend “Buy One Get One Free” dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Promo BCA Treat A Friend “Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)

DISETUJUI OLEH:

PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

ILMU KOMUNIKASI

DRS. SAFRIN, M.SI DRA. FATMA WARDY LUBIS, MA

NIP. 19611001198701101

a.n DEKAN FISIP USU PEMBANTU DEKAN I

Drs. Zakaria M.SP


(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan minat beli. Beberapa teori komunikasi yang relevan dengan penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Pemasaran dan Promosi Penjualan, Teori Minat Beli, Kartu Kredit dan Model AIDDA. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan tujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor yang lain. Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah Promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan. Dengan demikian tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan.

Penelitian ini berlangsung di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan, dengan jumlah populasinya sebanyak 1550 orang. Jumlah populasi tersebut di data berdasarkan bulan dimana diadakan promo tersebut yaitu Bulan Mei 2011 hingga saat penelitian berlangsung. Berdasarkan data populasi di atas,maka jumlah sampel yang diperoleh dengan rumus Taro Yamane adalah sebanyak 93 orang dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini ialah teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Sampel yang akan dipilih adalah konsumen yang melakukan pembelian dengan menggunakan kartu kredit BCA.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian kuantitatif dikenal metode pengumpulan data dan penelitian ini menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sebanyak 23 pertanyaan. Data yang diperoleh di lapangan dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tungga, analisa tabel silang, dan uji hipotesa lewat program SPSS For Windows versi 16.0

Hasil uji hipotesa yang diperoleh menunjukkan besarnya koefisien korelasi Rank Spearman yaitu nilai rs lebih besar dari nol (Ha) dan ini artinya Promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” yang ada di Starbucks Coffee memiliki pengaruh terhadap minat beli Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan. Dengan demikian Hipotesa nol (Ho) atau hipotesa tidak ada hubungan di tolak. Hasil analisa dan pengolahan data SPSS diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,721. Dalam skala Guildford angka tersebut berarti terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara Promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan.


(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKSI ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Kerangka Teori ... 10

1.5.1). Komunikasi ... 11

1.5.2). Komunikasi Pemasaran & Promosi Penjualan ... 11

1.5.3). Teori Minat Beli ... 13

1.5.4). Kartu Kredit ... 13


(5)

1.6 Kerangka Konsep ... 15

1.7 Model Teoritis ... 17

1.8 Operasional Variabel ... 17

1.9 Definisi Variabel ... 19

1.10 Hipotesis ... 22

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi ... 23

II.1.1). Definisi Komunikasi ... 23

II.1.2). Proses Komunikasi ... 24

II.1.3). Unsur-Unsur Dalam Proses Komunikasi ... 25

II.1.4). Fungsi Komunikasi ... 27

II.2 Komunikasi Pemasaran & Promosi Penjualan... 30

II.2.1 Komunikasi Pemasaran ... 30

II.2.1.1). Definisi Komunikasi Pemasaran ... 30

II.2.1.2). Tujuan Komunikasi Pemasaran ... 31

II.2.1.3). Model Komunikasi Pemasaran ... 32

II.2.1.4). Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 33

II.2.2 Promosi Penjualan ... 35


(6)

II.2.2.2). Tujuan Promosi Penjualan ... 38

II.2.2.3). Alat Promosi Penjualan ... 39

II.3 Teori Minat Beli ... 41

II.4 Kartu Kredit ... 44

II.5 Model AIDDA ... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian ... 55

III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55

III.2.1). Sejarah Berdirinya Starbucks Coffee ... 55

III.2.2). Starbucks Coffee di Indonesia ... 62

III.2.3). Visi dan Misi Starbucks Coffee ... 63

III.2.4). Produk Starbucks Coffee ... 68

III.2.5). Struktur Organisasi Starbucks Coffee di Indonesia ... 71

III.3 Sekilas Tentang BCA ... 78

III.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 83

III.5 Populasi dan Sampel... 83

III.5.1). Populasi ... 83

III.5.2). Sampel ... 84


(7)

BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 89

IV.2 Analisis Tabel Tunggal ... 91

IV.2.1). Data Responden ... 92

IV.2.2). Promo BCA Treat A Friend “Buy One Get One Free” ... 94

IV.2.3). Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge Medan ... 102

IV.3 Analisis Tabel Silang ... 108

IV.4 Pengujian Hipotesis ... 117

IV.5 Pembahasan ... 118

BAB V KESIMPULAN dan SARAN V.1 Kesimpulan ... 121

V.2 Saran ... 123 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Hal

1. Penjualan Starbucks Coffee Cambridge Per Januari & Februari ... 7

2. Operasional Tabel ... ... 18

3. Promotion Mix Rhenald Kasali 34 4. Usia ... ... 92

5. Jenis Kelamin ... ... 92

6. Pekerjaan ... ... 93

7. Penghasilan Perbulan ... ... 94

8. Pernah Mendengar Promo BCA ... 95

9. Berapa Kali Dalam Setahun Promo BCA ... 96

10. Waktu Pelaksanaan Promo BCA ... 97

11. Merasa Tertarik Dengan Promo BCA ... 97

12. Isi Pesan Dalam Promo BCA ... 98


(9)

15. Bahasa Yang Digunakan Dalam Promo ... 101

16. Bentuk Aktifitas Promo Penjulan Memudahkan ... 102

17. Memperhatikan Promo BCA ... 102

18. Informasi Yang Ditawarkan Dalam Promo ... 103

19. Tertarik Untuk Mengikuti Promo ... 104

20. Berniat Untuk Melakukan Pembelian ... 104

21. Berhasrat Melakukan Pembelian ... 105

22. Memutuskan Untuk Terus Mengkuti Promo ... 105

23. Selalu Melakukan Pembelian di Starbucks Coffee ... 105

24. Pengaruh Promo BCA ... ... 106

25. Memutuskan Untuk Terus Melakukan Pembelian ... 107

26. Seberapa Sering Melakukan Pembelian ... 107

27. Hubungan Antara Jenis Kelamin & Kecenderungan Memperhatikan Promo ... 109

28. Pernah Mendengar Promo & Ketertarikan Promo ... 111

29. Ketertarikan Promo & Keputusan Terus Melakukan Pembelian ... 113

30. Ketertarikan Promo & Pengaruh Minat Beli Konsumen ... 115


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal

1. Model Teoritis ... 17

2. Model Komunikasi Lasswell... 26

3. Model Komunikasi Pemasaran ... 33

4. Gerai Pertama Starbucks Coffee ... 57

5. Perubahan Logo Starbucks Coffee ... 58

6. Peta Perkembangan Starbucks Coffee ... 59

7. Suasana Pelayanan & Kegiatan Starbucks Coffee ... 61

8. Ukuran Gelas Starbucks Coffee ... 68

9. Struktur Organisasi PT. Sari Coffee Indonesia ... 72


(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan minat beli. Beberapa teori komunikasi yang relevan dengan penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Pemasaran dan Promosi Penjualan, Teori Minat Beli, Kartu Kredit dan Model AIDDA. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan tujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor yang lain. Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah Promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan. Dengan demikian tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan.

Penelitian ini berlangsung di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan, dengan jumlah populasinya sebanyak 1550 orang. Jumlah populasi tersebut di data berdasarkan bulan dimana diadakan promo tersebut yaitu Bulan Mei 2011 hingga saat penelitian berlangsung. Berdasarkan data populasi di atas,maka jumlah sampel yang diperoleh dengan rumus Taro Yamane adalah sebanyak 93 orang dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini ialah teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Sampel yang akan dipilih adalah konsumen yang melakukan pembelian dengan menggunakan kartu kredit BCA.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian kuantitatif dikenal metode pengumpulan data dan penelitian ini menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sebanyak 23 pertanyaan. Data yang diperoleh di lapangan dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tungga, analisa tabel silang, dan uji hipotesa lewat program SPSS For Windows versi 16.0

Hasil uji hipotesa yang diperoleh menunjukkan besarnya koefisien korelasi Rank Spearman yaitu nilai rs lebih besar dari nol (Ha) dan ini artinya Promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” yang ada di Starbucks Coffee memiliki pengaruh terhadap minat beli Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan. Dengan demikian Hipotesa nol (Ho) atau hipotesa tidak ada hubungan di tolak. Hasil analisa dan pengolahan data SPSS diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,721. Dalam skala Guildford angka tersebut berarti terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara Promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini penggunaan kartu kredit tidak hanya diperuntukkan sebagai lifestyle atau menunjukkan kelas sosial penggunnya, penggunaan kartu kredit sekarang diartikan sebagai suatu kebutuhan dimana faktor keamanan merupakan essensi utamanya sehingga tidak harus mengantongi sejumlah uang dalam bertansaksi. Kartu kredit juga merupakan alat pembayaran yang multifungsi, dengan satu kartu kita dapat melakukan pembayaran dengan mudahnya.

Dalam dunia usaha, kartu kredit merupakan sebuah bentuk pinjaman yang berasal dari kepercayaan dari terpinjam (dalam hal ini lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya) terhadap peminjam karena mempunyai sikap amanah serta jujur. Oleh sebab itu, dalam hal ini prinsip kerjanya adalah memberikan dana dalam bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Dengan kartu kredit, transaksi Anda akan ditalangi terlebih dahulu oleh bank penerbit kartu. Setiap bulannya Anda harus


(13)

kredit tersebut. Kartu ini bukanlah merupakan alat pembayaran, tetapi hanya untuk memberikan kemudahan pada nasabah bank dalam melakukan pembayaran tanpa harus membawa uang tunai. Memiliki kartu kredit bagi seseorang, ada yang didasarkan pada kebutuhan dan bisa juga didasarkan kepada gaya hidup (life style). Dengan memiliki kartu kredit, banyak kemudahan dalam melakukan transaksi apapun dan di manapun.

Secara terminologi, definisi Kartu kredit yaitu kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang. Dengan kata lain kartu kredit adalah kartu pinjaman, kartu yang memberikan kesempatan pembawanya mendapatkan pinjaman. Definisi lain kartu kredit menyebutkan “Setiap kartu yang dapat digunakan berulang kali untuk meminjam uang atau membeli produk dan layanan lainnya secara kredit (hutang) dikeluarkan oleh bank, tabungan dan kredit , retail toko, dan perusahaan sejenis (Any card that may be used repeatedly to borrow money or buy products and services on credit . Issued by banks, savings and loans, retail stores, and other businesses)

Kartu kredit adalah perangkat, biasanya sebuah kartu plastik, yang bertindak sebagai saluran untuk membeli atau untuk kegunaan lain, bukan uang tunai, yang memberikan pemegang (pemilik) hak penggunaan pada saat presentasi, jika pemilik toko /merchant menerima kredit kartu bukan uang tunai untuk pembayaran. Pemilik kemudian diajukan tagihan kepada perusahaan penerbit kartu kredit yang, pada gilirannya mengirimi uang tunai dari pemilik kartu kredit tersebut kepada perusahaan penerbit dari kartu kredit tersebut, biasanya secara elektronik ke rekening bank yang ditetapkan untuk menerima dana.

Untuk mendapatkan kartu kredit, pemegang harus membuat aplikasi dan itu diberikan, atau tidak diberikan, berdasarkan sejarah kredit dan kriteria tertentu lainnya. Untuk melakukan transaksi pembayaran dengan kartu kredit cukup dilakukan dengan menggesekkan kartu kredit tersebut melalui


(14)

perangkat elektronik yang membaca informasi (nomor kartu kredit) yang disimpan pada kartu, atau nomor kartu dapat diberikan secara lisan, atau diketik di komputer dan dikirim melalui internet. Untuk alasan kemanan, sangat penting bagi pemegang kartu kredit untuk menjaga id number yang tertera pada kartu. Dewasa ini banyak terjadi kejahatan melalui kartu kredit.

BCA merupakan bank yang memiliki jaringan elektronik terbesar dan tersebar luas di seluruh Indonensia. Sebagai bank yang memiliki jaringan terbesar, BCA telah menghasilkan berbagai produk perbankan unggulan seperti: debit BCA, tunai BCA, BCA remittance, layanan inkaso BCA, BCA syariah, BCA tahapan gold, tapres, giro BCA, deposito berjangka, serta berbagai layanan kredit berjangka seperti: KPR BCA, KPR BCA XTRA, Refinancing, KPA BCA dan KKB BCA dan BCA kartu kredit. (www.klikbca.com)

Kartu Kredit BCA merupakan kartu kredit yang bukan sekedar alat pembayaran tetapi juga memiliki berbagai keistimewaan lain serta khusus dirancang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup masing-masing nasabahnya. Jumlah pemegang kartu kredit PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus meningkat. Sampai dengan Maret 2010, jumlah kartu kredit BCA mendekati 2,1 juta kartu.

Melalui hasil riset tersebut, kartu kredit BCA berhasil meraih predikat NPS (Net Promoter Score) leader atau sebagai pemenang tertinggi di kategori produk kartu kredit. Sementara itu, produk tabungan BCA mendapatkan predikat NPS Good. Memiliki Kartu Kredit BCA memiliki nilai tambah tersendiri, selain keunikan desain dari kartu kredit tersebut, keuntungan yang dapat diperoleh seperti 1)kenyamanan ke luar negeri dengan tagihan dan transaksi yang lebih murah. 2) kemudahan dalam membayar tagihan kartu kredit melalui ATM BCA dan M-BCA. 3) pembayaran tagihan yang lebih leluasa sebesar 10%. 4) penarik uang tunai (cashback refund). 5) bebas iyuran tahunan. 6)jaringan layanan terluas lebih dari 65.000 merchant. Kartu kredit yang dikenal dengan jargon “A Smarter Way To Pay” ini memiliki berbagai penawaran promosi penjualan menarik dengan sejumlah partner bisnis / merchant terkenal seperti Starbucks Coffee, Toko Buku Gramedia, Cineplex 21, Pizza Hut, Celebrity Fitness, Agis, dan masih banyak


(15)

Setelah booming di sejumlah kota-kota besar di Asia seperti Jepang, Beijing, Hongkong dan Singapore, akhirnya Starbucks Coffee hadir untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Mei 2002 silam di Plaza Indonesia Jakarta. Starbucks Coffee Indonesia dikelola oleh PT Sari Coffee Indonesia yang merupakan salah satu dari anak perusahaan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP). Sejak 2002, PT Sari Coffee Indonesia telah memiliki 100 gerai di Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Yogyakarta, Medan, Semarang, Balikpapan, Batam, Makasar dan akan terus mengembangkan bisnisnya di Tanah Air. Saat ini, dengan lebih dari 1000 partners, Starbucks Coffee Indonesia berkomitmen untuk membawa pengalaman Starbucks (The Starbucks Experience) ke dalam kehidupan pelanggan melalui setiap cangkir yang

disuguhkan

Bila dibandingkan dengan retail coffee shop lain, Starbucks Coffee bisa dikatakan brand yang membumi dan paling banyak diingat. Data yang diperoleh menyebutkan bahwa jumlah fans Starbucks di situs jejaring sosial Facebook dan Twitter mencapai lebih dari 12 juta dan sekaligus brand pertama yang mencapai angka 12 juta fans dan setiap bulannya situs resmi Starbucks 12 juta penggunjung. Indikator ini menunjukkan bahwa bisnis dan popularitas Starbucks Coffee cukup kuat bagi costumer/ konsumen nya hampir di seluruh dunia.

Keunggulan yang ada pada Starbucks Coffee adalah bagiamana mereka melakukan “human connection” dengan pelanggan maupun konsumennya dengan menerapkan nilai-nilai dan visi-misi yang ada sehingga menimbulkan sebuah Starbucks Experience yang diingat oleh pelanggan dan konsumenya. Disamping itu, semua produk olahan Starbucks adalah “hand-made product” dan biji kopi yang dihasilkan merupakan biji kopi kelas dunia dan langsung di datangkan dari asalnya.

Untuk bisa menjadi retail coffee shop yang terbesar seperti sekarang ini, Starbucks Coffee harus bersaing dengan retail coffee shop sekelas The Coffee Bean & Tea Leaf, DOMME, Exelco, JCO Donut &Cofee. Semenjak kemunculannya di Indonesia, Starbucks Coffee Indonesia telah bekerja sama dengan BCA selaku pemegang bank swasta terbesar di Indonesia. Berbagai penawaran dan promosi pun di buat


(16)

antara BCA selaku bank yang mengeluarkan kartu kredit dengan Starbucks Coffee sebagai merchant yang terkait.

Penawaran-penawaran / promo yang lazim dibuat seperti:

1. BCA Pay One For Two (BCA Treat A Friend Buy One Get One Free): promo yang memungkinkan pengguna kartu kredit BCA bisa mendapatkan satu lagi minuman gratis setelah membeli satu minuman sebelumnya dan promo ini hanya berlaku untuk season tertentu saja.

2. BCA Monday TAF: Hampir sama dengan promo yang dijelaskan sebelumnya hanya saja khusus untuk hari senin dan ketentuannya berlaku untuk beberapa item saja.

3. BCA Free Upgrade Size: promo yang hampir selalu ada di sejumlah Starbucks Coffee Indonesia dimana pengguna kartu kredit BCA dimungkinkan untuk mengupgrade minumannya dari satu ukuran ke ukuran yang lebih besar lagi.

4. BCA Reward Promo: promo yang hanya berlaku pada merchant-merchant tertentu saja seperti Starbucks Coffee dimana pengguna kartu kredit BCA bisa menggunakan point reward BCA untuk dibelanjakan atau ditukarkan dengan sejumlah barang atau jasa.

5. BCA Lounge Card Promo: promo ini khusus untuk grade pengguna kartu kredit BCA Platinum ke atas dan hanya untuk Starbucks Coffee yang berada di sejumlah bandar udara / airport. Pemegang kartu kredit BCA akan mendapatkan free beverage dengan menunjukkan passanger ticketnya.

Untuk promo BCA Pay One For Two (BCA “Treat A Friend Buy One Get One Free”) merupakan promo yang paling banyak diminati dan mampu menarik minat beli konsumen. Data yang diperoleh dari


(17)

dengan ada atau tidaknya promosi penjualan tersebut. Berikut perbandingan pendapatan penjualan di Bulan Januari dan Februari dimana di Bulan Febuari diadakan promo tersebut.

TABEL 1

PERBANDINGAN PENJUALAN STARBUCKS COFFEE CAMBRIDGE CITY SQUARE PER JANUARI DAN FEBRUARI ANTARA TIDAK ADA DAN ADANYA PROMO BCA “TREAT A FRIEND BUY ONE GET ONE

FREE”

JANUARY 2011 FEBRUARY 2011 SUB DEPARTEMENT AMMOUNT SUB DEPARTEMENT AMMOUNT ACCOUNTING&

FINANCE

500 IDR ACCOUNTING& FINANCE

9.500 IDR

BEVERAGE CORE 177.215.217 IDR BEVERAGE CORE 185.523.075 IDR

FOODS 21.347.007 IDR FOODS 19.460.746 IDR

HARDWARE/ SERVEWARE

7.384.552 IDR HARDWARE/ SERVERWARE

6.202.730 IDR

OTHER RETAIL PRODUCT

890.909 IDR OTHER RETAIL

PRODUCT

418.182 IDR

PACKAGE FOOD / TEA 1.556.720 IDR PACKAGE FOODS / TEA 2.014.993 IDR


(18)

WHOLEBEAN 2.027.275 IDR WHOLEBEAN 1.518.184 IDR TOTAL AMMOUNT 210.422.180 IDR TOTAL AMMOUNT 215.147.410 IDR (Sumber: Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)

Richard E Stanley dalam bukunya yang berjudul “Promotion” menjelaskan bahwa : “…… Promotion is any communication activity whose purpose is to move forward a product, service or idea in a channel of distribution. It is an effort by a seller to persuade buyers to accept, resell, recommend or use the

product service, or idea being promoteds In short, it tries to effect the knowledge, attitudes and behavior of recipients and to persuade them to accept concept services or things (dalam Winardi 1992:102).

Dalam penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah sebuah kegiatan komunikasi yang tujuan utamanya adalah untuk menggunakan produk, jasa atau ide-ide yang ada melalui saluran distribusi yang dipilih. Promosi juga sebuah effort (usaha) dari seller (penjual) yang dilakukan melalui komunikasi persuasi yang tujuan akhrinya adalah pelanggan atau konsumen menerima promosi yang ditawarkan. Agar promosi (promo) yang dibuat dapat berjalan dengan baik, tentunya dipilih terlebih dahulu bentuk sales promotion yang akan digunakan nantinya. Menurut Winardi (1992:126) promosi penjualan mencakup aktivitas-aktivitas seperti misalnya:

a.Display-display di toko-toko (store displays). b.Penyelenggaraan pameran dagang (trade show). c.Sampel-sampel untuk didistribusikan.

d.Premi-premi (premium) atau kupon kupon khusus (seperti yang ada di luar negeri (AS) dinamakan

“cents of coupons”).


(19)

bervariasi menurut situasi pribadi mereka sendiri) seseorang bisa saja kurang atau lebih menerima pesan promosi di saat yang berbeda untuk pengiklan bisa mempengaruhi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana kegiatan promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” yang dilaksanakan oleh Starbucks Coffee melalui bentuk Sales Promotion di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan dalam proposal penelitian yang berjudul “Promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” Terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Cambridge City Square Medan.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

“Sejauh manakah promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” melalui sales promotion berpengaruh terhadap minat beli konsumen di Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang sistematis, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini bersifat korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2002: 27). Dalam hal ini penelitian bertujuan mencari hubungan antara promo dengan minat beli konsumen.


(20)

b. Promo yang diteliti adalah promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” yang ada di Bulan Juni 2011.

c. Penelitian dimulai pada bulan Juni 2011, dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat efektivitas sebuah promosi penjualan sebagai bentuk komunikasi pemasaran.

b. Untuk mengetahui minat beli pelanggan / konsumen yang dilakukan Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan.

c. Untuk mengetahui hubungan antara Promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli pelanggan/konsumen di Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan penelitian dan pengetahuan mengenai ilmu komunikasi, khususnya bentuk komunikasi pemasaran yang ada.

b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU untuk menambah dan memperkaya bahan referensi dan bahan penelitian serta sumber bacaan.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbang saran bagi para pimpinan perusahaan dan praktisi periklanan sebagai pertimbangan dalam menyusun strategi


(21)

I.5 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu untuk menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti (Nawawi, 1997: 40)

Teori menurut F.M Kerlinger (dalam Rakhmat, 2002: 6) merupakan himpunan (konsep), definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Dengan adanya kerangka teori peneliti akan memiliki landasan dalam menentukan tujuan arah penelitiannya.

Teori –teori yang relevan dengan penelitian ini adalah teori komunikasi, komunikasi pemasaran dan promosi penjualan, teori minat beli, kartu kredit dan model AIDDA.

I.5.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari bahasa Latin

“communis” yang berarti sama. Sama disini diartikan adalah sama makna. Jadi apabila ada dua orang terlibat dalam suatu bentuk komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang diperbincangkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam perbincangan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya saling mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. (Effendy, 2005 : 9).

Menurut Lasswell, komunikasi yang efektif itu harus memiliki lima unsur yang tertera dalam pertanyaan: “wo says what in which channel to whom with what effect?”. Adapun kelima unsur tersebut adalah:


(22)

Who : komunikator (source, sender)

Says what : pesan (message)

In which channel : saluran (media )

To whom : komunikan (receiver)

With what effect : efek / dampak

I. 5.2. Komunikasi Pemasaran dan Promosi Penjualan

I.5.2.1 Komunikasi Pemasaran

Pemasaran (Kotler & Armstrong 2001: 7) merupakan sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Dasar dari kegiatan pemasaran adalah komunikasi, komunikasi menciptakan adanya interaksi antara perusahaan dengan konsumen. Dengan adanya komunikasi akan memudahkan konsumen dalam memilih program, ide, dan pelayanan yang ditawarkan perusahaan.

Komunikasi Pemasaran menurut William G. Nickles (dalam Swastha & Irawan, 1990: 345) adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk lebih baik.

I.5.2.2 Promosi Penjualan

Promosi Penjualan (Sales Promotion) merupakan bentukan-bentukan yang biasa ditempuh atau dilakukan dalam kegiatan komunikasi pemasaran dan merupakan bauran promotion (the promotion


(23)

merupakan sebuah aktivitas dan atau bahan yang bertindak sebagai perangsang langsung, yang menawarkan nilai tambah atau insentif untuk produk tertentu kepada pihak yang menjualnya kembali (resellers) para tenaga penjual dan para pelanggan.

Promosi penjualan menggambarkan insentif insentif dan hadiah-hadiah untuk membuat para pelanggan membeli barang-barang perusahaan sekarang ketimbang nanti. Jika iklan adalah alat jangka panjang untuk membentuk perilaku pasar terhadap suatu merek, promosi penjualan dimaksudkan sebagai alat jangka pendek untuk memicu terjadinya tindakan pembelian (Kotler, 2003: 179).

I.5.3 Teori Minat Beli.

Minat digambarkan sebagai sebuah situasi seseorang sebelum melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakannya. Effendy mengungapkan minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan (1999: 10). Lebih lanjut Effendy mengemukakan bahwa minat muncul karena adanya stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari sesuatu kepuasan atau mencapai tujuan. Sedangkan motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki. Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor:

a. perhatian terhadap stimulus

b. mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus

c. penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi stimulus tersebut.


(24)

Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran yang simpel, efisien, dan memberikan nilai lebih bagi pemegang kartu. Merupakan jenis penyelesaian transaksi ritel yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan dalam membayar suatu transaksi. Yaitu pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kewajiban ekonomi, termasuk transaksi pembayaran atau untuk melakukan penarikan tunai dengan kewajiban melakukan pelunasan/pembayaran pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (chargecard) atau secara angsuran. Dengan kata lain, kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank yang dapat digunakan oleh penggunanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang.

Dalam dunia usaha, kartu kredit merupakan sebuah bentuk pinjaman yang berasal dari kepercayaan dari terpinjam (dalam hal ini lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya) terhadap peminjam karena mempunyai sikap amanah serta jujur. Oleh sebab itu, kartu kredit memberikan dana dalam bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Dengan kartu kredit, transaksi akan ditalangi terlebih dahulu oleh bank penerbit kartu. Setiap bulannya pemegang kartu kredit diharuskan membayar tagihan dari berapa jumlah pemakaian berupa transaksi yang dilakukan terhadap kartu kredit tersebut.

I.5.5 Model AIDDA

Dalam komunikasi, peran komunikator sebagai penyampai pesan berperan penting. Strategi komunikasi yang dilakukan juga harus tepat sesuai dengan isi pesan yang disampaikan sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Onong Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:304) menyebutkan bahwa para ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam


(25)

from Attention to Action. A-A procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu rangkaian proses yang disingkat AIDDA untuk lebih jelasnya AIDDA tersebut adalah sebagai berikut:

A – Attention – Perhatian

I – Interest – Minat

D – Desire – Hasrat

D – Decision – Keputusan

A – Action – Tindakan

Rangkaian proses dalam teori AIDDA dimulai dari sebuah perhatian (attention), tanpa adanya perhatian dari komunikan terhadap pesan yang disampaikn komunikator maka komunikasi tersebut tidak akan berjalan. Apabila sebuah perhatian (attention) dapat dibangun maka proses berikutnya adalah menumbuhkan sebuah minat (interest) sehingga timbuk sebuah hasrat (desire) untuk memenuhi apa yang disajikan oleh persuader. Dari sini timbul keputusan (decision) untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana yang diinginkan oleh persuader.

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1997: 40)

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 1995: 57)


(26)

Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumus hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok variabel, sebagai berikut:

a. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)

Variabel Bebas yaitu segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain. (Nawawi, 1997: 40). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Promo Kartu Kredit BCA “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”.

b. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004: 12). Variabel terkait penelitian ini adalah minat beli konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan.


(27)

Variabel antara yang berada diantara variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

I. 7 Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoriitis sebagai berikut:

Gambar 1

Model Teoritis

I. 8 Operasional Variabel Variabel Bebas (X) Promo Kartu Kredit BCA

“BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”

Variabel Terikat (Y) Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden


(28)

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Tabel 2

Operasional Variabel

No. Variabel Teoritis Operasional Variabel

1. Variabel Bebas ( X)

Promo Kartu Kredit BCA

“BCA Treat A Friend Buy One Get One Free”

1. Pelaksanaan Promo

a. Frekuensi pelaksanaan promo

b. Waktu pelaksanaan promo

2. Faktor Isi

a. Daya tarik pesan

b. Kejelasan Pesan

c. Penggunaan kata-kata / bahasa

3. Faktor lain

a. Aktivitas-aktivitas promosi penjualan

2. Variabel Terikat (Y)

Minat Beli Konsumen

Starbucks Coffee Company

1. Attention (perhatian)

2. Interest (minat)


(29)

Cabang Cambridge City Square Medan 4. Decision (Keputusan)

5. Action (tindakan)

3. Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

2. Usia

3. Pekerjaan

4. Penghasilan

I.9 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel sama (Singarimbun, 1995: 46).

Maka variabel-variabel yang pelu didefinisikan dalam penelitian ini adalah:

A. Variabel Bebas (Promo Kartu Kredit BCA “Treat A Friend Buy One Get One Free”). 1. Pelaksanaan Promo


(30)

Frekuensi pelaksanaan promo yaitu sejauhmanakah frekuensi promo tersebut, sudah seringkah dibuat sehingga animo konsumen tidak begitu kuat, atau promo tersebut selalu ditunggu kehadirannya.

b. Waktu Pelaksanaan Promo

Waktu pelaksanaan promo berkaitan dengan timing dimana banyak pengguna kartu kredit meng explore dimana akan menggunakan kartu kredit tersebut dengan penawaran-penawaran khusus.

2. Faktor Isi

Faktor isi berkaitan dengan bagaimana promo ini dibuat dan penyampaiannya ke publik seperti daya tarik pesan, kejelasan pesan dan penggunaan kata-kata/bahasa. Apakah pesan dalam promo tersebut memiliki daya tarik tersendiri dan memberikan kemudahan bagi responden untuk memahami isi pesan dari promo kartu kredit BCA. Apakah promo tersebut memperhatikan penggunaan kata-kata/bahasa yang digunakan dalam promo tersebut.

3. Faktor lain yaitu aktivitas-aktivitas promosi penjualan

Bagaimana aktivitas-aktivitas pendukung yang dilakukan Starbucks Coffee diluar promo yang ada sehingga sesuai dengan target yang diharapkan dan pesan yang disampaikan mampu diterima dan menarik perhatian konsumen seperti pemasangan banner di depan toko, pemberian sampling-sampling ke konsumen dan display dari POP (point of purchase promotion)

B. Variabel Terikat (Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan).

1. Attention (perhatian): seberapa besar perhatian konsumen terhadap prom kartu kredit BCA “Treat A Friend Buy One Get One Free”.


(31)

2. Interest (minat): sejauh manakah minat yang timbul untuk membeli produk yang ditawarkan setelah memperhatikan promo tersebut.

3. Desire (Hasrat): seberapa besarkah hasrat yang ditimbulkan dari penawaran promo tersebut.

4. Decision (keputusan): keputusan yang diambil oleh konsumen setelah mengetahui promo yang ditawarkan

5. Action (tindakan): tindakan apa yang diambil konsumen setelah mengetahui promo BCA

“Treat A Friend Buy One Get One Free”

C. Variabel Antara (Karakteristik Responden).

1. Jenis kelamin : jenis kelamin (pria/wanita) responden 2. Usia : tingkatan umur responden

3. Pekerjaan : mata pencaharian yang dimiliki responden 4. Penghasilan :jumlah penghasilan dan pendapatan responden

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004: 14). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” dengan minat beli konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan.

Ha: Terdapat hubungan antara promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”

dengan minat beli minat beli konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan.


(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan. Manusia sebagai makhluk sosial acapkali melakukan kegiatan berkomunikasi. Berkomunikasi disini yaitu menjalin sebuah hubungan dengan sesama melalui komunikasi untuk berinteraksi dan bertukar informasi.

II.1.1 Definisi komunikasi

Definisi komunikasi secara umum.


(33)

sama berarti sama makna mengenai suatu hal. Jadi jika dua orang terlibat dalam suatu bentuk komunikasi, misalnya dalam bentuk perbincangan, maka sesungguhnya telah terjadi suatu kesamaan makna mengenai bahasan yang dipercakapkan (Effendy, 2005: 9)

Definisi komunikasi secara paradigmatik.

Dalam pengertian paradigmatik, Prof Drs. Onong Uchana Effendi (1992:5) berpendapat bahwa komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka atau melalui media, baik itu media massa seperti surat kabar, radio atau film maupun media non massa seperti surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya. Jadi, komunikasi dalam pengertian paradigmatik bersifat intensional (intentional), mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauhmana kadar perencanaan itu, bergantung pada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran.

Adapun pengertian komunikasi secara paradigmatik adalah komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk merubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media (Effendy,1992:5)

II.1.2 Proses Komunikasi

Secara garis besar, proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran, ide atau gagasan dan perasaan oleh seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Maka, dalam hal ini proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder. (Effendy, 2005: 11)


(34)

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar,warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menterjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan dan berlangsung secara tatap muka.

Proses Komunikasi Secara Sekunder.

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan diatas, jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message) yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat kabar, telepon, radio, dan lain lainnya yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampak seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi dan sebagainya.


(35)

Sender Encoding

Media

Message Decoding Receiver

Feedback Response

Noise

Philip Kotler dalam bukunya “Marketing Management” (berdasarkan paradigma Harold Lasswell) menampilkan model komunikasi sebagai berikut ini (Effendy, 2005: 18):

Gambar 2

Model Komunikasi Lasswell

Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:

a. Sender: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding: penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

c. Message: pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan komunikator.

d. Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding: pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapakan makna pada lambang oleh komunikator kepadanya.


(36)

f. Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Response: tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

h. Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

II.1.5 Fungsi Komunikasi

Dalam buku “Aneka Suara Satu Dunia (Many Voices One World) dengan Macbride sebagai editornya (dalam Effendy, 2005: 27) apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar- menukar data, fakta, dan ide, maka fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyeberan berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi Internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil kuputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif dalam masyarakat.


(37)

3. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang dikejar.

4. Perdebatan dan Diskusi: menyediakan dan saling bertukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perdebatan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional.nasional, dan lokal.

5. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan ketrampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan Kebudayaan: penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.

7. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

8. Integrasi: menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar dapat saling kenal, mengerti dan memahami kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

Sedangkan menurut Harold D Lasswell (dalam Effendy, 2005: 27) proses komunikasi yang terjadi di masyarakat menunjukkan tiga fungsi yang utama yaitu:


(38)

a. Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.

b. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of components of society in making a response to the environment).

c. Penyebaran warisan sosial (transmission of the social in heritage). Disini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya.

II.2 Komunikasi Pemasaran Dan Promosi Penjualan

II.2.1 Komunikasi Pemasaran

II.2.1.1 Definisi Komunikasi Pemasaran

Dasar dari kegiatan pemasaran adalah komunikasi, komunikasi menciptakan adanya interaksi antar perusahaan dengan konsumen. Dengan adanya komunikasi akan memudahkan konsumen dalam memilih program, ide, dan pelayanan yang ditawarkan perusahaan. Dalam proses pertukaran, komunikasi memegang peranan yang sangat penting.

Effendi (2005:216) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang dilakukan perusahaan atau lembaga baik secara bertatap muka maupun bermedia dalam rangka


(39)

adalah kegiatan yang mempresentasikan gabungan semua unsur dalam gabungan pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada kliennya.

Komunikasi pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan menawarkan, serta secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002:9)

Berdasarkan definisi komunikasi pemasaran diatas, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak sasaran tentang segala hal mengenai produk tersebut sehingga dapat memuaskan individu dan lembaga itu sendiri. Komunikasi pemasaran merupakan komunikasi yang dilakukan perusahaan yang sifatnya membujuk serta membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dalam usaha meningkatkan penjualan, jasa dan hasil produk.

II.2.1.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran

Menurut Terence A Shimp ada empat tujuan kegiatan komunikasi pemasaran yaitu:

a. Membangkitkan keinginan akan suatu produk. Agar konsumen memiliki keinginan untuk membeli suatu produk, pemasar terlebih dahulu harus menciptakan suatu kategori produk yang baru.

b. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness). Pemasar harus bisa membuat produk, dan merek lah yang diingat oleh konsumen dan membedakannya dengan produk pesaing lain.

c. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat (intention). Pemasar harus membuat calon konsumen pasar memiliki sikap yang positf terhadap produk serta mendorong niat untuk membeli.


(40)

d. Memfasilitasi pembelian. Pemasar harus berusaha menciptakan rangkaian kegiatan pemasaran yang menarik dan efektif, menciptakan display yang menarik di toko dan supermarket, serta menciptakan kegiatan distribusi yang baik (Kotler dan Amstrong, 2001: 75).

II.2.1.3 Model Komunikasi Pemasaran

Model komunikasi pemasaran meliputi sumber atau komunikator, dalam pemasaran sumber berarti pihak yang mengirim pesan kepada konsumen, yaitu pemasar (marketers). Proses selanjutnya pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh penerimanya dalam hal ini adalah konsumen. Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi yang akan digunakan, apakah melalui iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, public relations

atau cara lainnya. Keseluruhan proses perencanaan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan dipakai disebut “encoding”. Proses ini disebut juga sebagai proses menterjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.

Selanjutnya, penyampaian pesan melalui media. Proses penyampaian pesan bisa melalui media cetak ataupun elektronik, proses ini disebut proses transmisi. Pesan yang disampaikan melalui media akan ditangkap oleh penerima. Ketika pesan diterima, maka penerima akan memberikan respon terhadap pesan yang disampaikan, bisa berupa respon positif, negatif maupun netral. Proses memberikan respon ini disebut proses “decoding”. Proses ini akan dilanjutkan dengan tindakan membeli maupun menolak produk yang disampaikan.

Proses terakhir yaitu umpan balik (feedback) atas pesan yang dikirimkan. Disini pemasar mengevaluasi apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan, artinya mendapat respon atas tindakan positif dari konsumen, atau justru pesan tidak sampai secara efektif. Pengukuran efektivitas pesan tentu saja harus melalui proses penelitian. Keseluruhan dari proses tersebut dapat dilihat dari


(41)

Gambar 3

Model Komunikasi Pemasaran

Umpan Balik

Sumber Enconding Transmisi Decoding Tindakan

Pemasar Agency, Tenaga Radio, TV, Respon & Perilaku Penjual , iklan, Surat kabar, Interpretasi konsumen Personal selling, Majalah, oleh penerima

Sales promotion, Brosur Public relation,

Direct marketing

II.2.1.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam kajian pemasaran jika di tilik dari uraian pengertian komunikasi pemasaran menurut Shimp dikenal suatu konsep penting dalam pemasaran modern, yaitu bauran pemasaran (marketing mix). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh E. Jeremo McCarthy yg kemudian dikembangkan oleh Philip kotler dan kini dipergunakan secara luas oleh praktisi pemasaran (Jefkins, 1997:8) yang terdiri dari:

a. The product to be market (produk yang dipasarkan)


(42)

c. The channels of distribution troughwhish the product is sold to be placed (saluran produksi produk / penempatan)

Promosi sebagai faktor keempat dalam bauran pemasaran inilah yang biasanya secara simultan dan terintegrasi oleh pemasar dalam suatu rencana promosi produk. Konsep ini dikenal dengan istilah bauran promosi (promotion mix). Hubungan antara marketing mix dapat diperhatikan dalam bagan yang dikemukakan oleh Rhenald Kasali (1998:10):

Tabel 3:

Hubungan antara Marketing Mix dan Bauran Promosi (Promotion Mix) Rhenald Kasali

Marketing Mix Promotion Mix Product

Price Place Promotion

Advertising Personal Selling Sales Promotion Publicity

Berikut ini adalah penjelasan tiap element dalam bauran promosi yaitu:

1. Periklanan (advertising): segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang dan jasa. Contohnya, iklan dalam dan luar ruangan baik cetak maupun elektronik

2. Penjualan (personal selling): presentasi pribadi dari para wiraniaga perusahaan dalam rangka menyukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Contohnya, presentasi penjualan, pertemuan penjualan, program insentif, dan pameran perdagangan.


(43)

3. Promosi Penjualan (sales promotion): insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk dan jasa. Contohnya, kontes, permainan, undian hadiah, pameran, demostrasi, kupon dan hiburan.

4. Humas (public relation): usaha yang bertujuan untuk membina hubungan baik dengan public terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gossip, cerita, peristiwa yang merugikan. Contohnya, press kits, sponsorship, publikasi, pidato, laporan tahunan, seminar, relasi komunitas, dan majalah perusahaan.

II.2.2 Promosi Penjualan

II.2.2.1 Definisi Promosi Penjualan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, promosi penjualan adalah rangkaian atau bentukan dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang lazim ditempuh oleh sebuah perusahaan dalam kegiatan pemasaran dan merupakan bentuk utama dari kegiatan komunikasi pemasaran.

Definisi promosi penjualan menurut American Marketing Association (AMA) yaitu: promosi penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk

(“sales promotion is media and non-media marketing pressure applied for a predetermined, limited,

period of time in order to stimulate trial, increase consumer demand or improve product quality”)

(Setiadi, 2003: 256).

Definisi lain menurut Jhon F Luick dan William L Ziegler (dalam Winardi, 1992:115) menyebutkan bahwa promosi penjualan merupakan sebuah aktivitas dan atau bahan yang bertindak sebagai


(44)

perangsang langsung, yang menawarkan nilai tambah atau insentif untuk produk tertentu, kepada pihak yang menjualnya kembali (Reseller), para tenaga penjual dan para pelanggan.

Menurut William J Stanton (dalam Angipora, 1999:236) promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan di luar penjualan perseorangan, periklanan dan publisitas yang menstimulasi pembelian oleh konsumen dan keefektifan dealer. Misalnya pameran, pertunjukan, demonstrasi serta pelbagai kegiatan penjualan luar biasa yang bukan kerja rutin biasa.

Secara garis besar Philip Kotler menyimpulkan fakta-fakta dari promosi penjualan sebagai berikut (Kotler, 2003: 189):

a. Promosi penjualan menggambarkan insentif-insentif dan hadiah-hadiah untuk membuat para pelanggan membeli barang-barang perusahaan sekarang ketimbang nanti.

b. Jika iklan adalah alat jangka panjang untuk membentuk perilaku pasar terhadap suatu merek, maka promosi penjualan dimaksudkan sebagai alat jangka pendek untuk memicu terjadinya tindakan pembelian.

c. Promosi penjualan itu alat yang ampuh! Promosi penjualan menghasilkan respon-respon yang lebih cepat dan terukur dalam penjualan daripada yang yang dapat dilakukan oleh iklan.

d. Sekarang ini pembagian antara periklanan dan promosi penjualan adalah 30:70, kebalikan dari keadaan di masa yang lalu.

e. Promosi penjualan dapat diarahkan pada pengecer, pelanggan, dan tenaga penjualan. Pengecer akan bekerja lebih keras jika diberi penawaran diskon harga, jatah iklan dan display, dan produk-produk gratis. Mungkin pelanggan membeli produk-produk kita jika disediakan kupon-kupon, potongan harga, paket harga hadiah yang terpola, kontes, demonstrasi produk, dan jaminan-jaminan.


(45)

Tenaga penjual akan beroperasi dengan lebih giat sebagai respons atas diselenggarakannya kontes-kontes berhadiah untuk kinerja terbaik.

f. Meskipun kebanyakan promosi penjualan meningkatkan angka penjualan, kebanyakan justru menimbulkan kerugian. Keuntungan hanya terjadi pada kasus-kasus dimana promosi penjualan berhasil mengajak pelanggan-pelanggan baru tersebut lebih menyukai produk baru tersebut dibandingkan dengan produk merek lama yang biasa mereka pakai. Namun banyak promosi penjualan hanya dapat menarik minat orang-orang yang suka berganti merek, yaitu mereka yang mencari harga yang paling murah, yang secara alamiah akan mencampakkan satu merek jika satu merek sedang diobral.

g. Promosi penjualan cenderung untuk lebih banyak digunakan oleh merek-merek yang lebih kecil dan lemah daripada oleh merek-merek yang kuat. Merek yang lebih kecil memiliki lebih sedikit dana untuk dibelanjakan dalam iklan, dan dengan biaya yang sedikit mereka dapat membuat orang-orang minimal mencoba produk mereka.

h. Promosi penjualan secara umum seharusnya dipergunakan dengan hemat. Pemberian harga murah, kupon, potongan-potongan harga, dan hadiah-hadiah yang dilakukan secara terus menerus dapat mengurangi nilai suatu merek dalam benak para pelanggan. Hal ini akan membuat para pelanggan cenderung menunggu promosi penjualan berikutnya dan tidak membeli produk-produk tersebut sekarang juga.

II.2.2.2 Tujuan Promosi Penjualan

Promosi penjualan dapat dirancang untuk memperkenalkan produk baru, dan juga membangun merek dengan penguatan pesan iklan dan citra perusahaan. Selain itu promosi penjualan dapat


(46)

mendorong konsumen dengan segera untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003:257). Tujuan dari promosi penjualan secara garis besar adalah (Kotler dan Amstrong, 2001:127):

1. Penjual menggunakan promosi penjualan untuk menarik orang baru agar mencoba, memberi penghargaan pada pelanggan loyal, dan meningkatkan angka pembelian ulang dari pemakai tidak tetap.

2. Promosi penjualan adalah alat untuk memecahkan loyalitas merek dan iklan adalah alat untuk memupuk loyalitas merek

3. Promosi penjualan membuat para manufaktur menyesuaikan diri pada perubahan jangka pendek dalam pasokan dan permintaan daripada perbedaan segmen pelanggan.

4. Promosi penjualan mendorong konsumen untuk mencoba produk baru dan bukannya selalu tetap pada yang selama ini dipakai.

5. Promosi penjualan mengarah pada format eceran yang lebih bervariasi, seperti toko sehari-hari dengan harga murah atau toko dengan harga promosi yang memberi pilihan yang lebih banyak pada konsumen.

6. Promosi penjualan menyebabkan konsumen lebih sadar akan harga, dan konsumen sendiri menikmati kepuasaan karena merasa sebagai pembelanja yang cerdik ketika mereka mengambil keuntungan dari harga khusus.

II.2.2.3 Alat Promosi Penjualan

Ada banyak format promosi penjualan yang bisa dipilih dan digunakan dalam sebuah pemasaran. Lazimnya format dari promosi penjualan tersebut dibedakan menjadi 2 yaitu alat promosi


(47)

diuraikan adalah alat promosi konsumen yang digunakan untuk menarik minat beli konsumen. Berikut penjabarannya masing-masing:

a. Sampel: sejumlah produk yang ditawarkan untuk di coba secara gratis.

b. Kupon: sertifikat yang memberi potongan harga untuk pembelian produk tertentu.

c. Tawaran pengembalian uang (cash refund/rabat): pengurangan harga setelah melakukan sejumlah pembelian bukan di tempat pembelian (pengecer) melainkan ke pemasok langsung.

d. Paket harga (price pack/cents off deals): penawaran harga produk tertentu lebih murah dari biasanya.

e. Hadiah (premium): barang yang ditawarkan gratis atau dengan harga miring sebagai insentif untuk membeli suatu produk.

f. Barang promosi (advertising specialties): barang bermanfaat dengan cetakan nama pemasang iklan yang diberikan sebagai hadiah kepada konsumen.

g. Penghargaan atas kesetiaan (patronage reward): uang tunai atau hadiah lain yang ditawarkan bagi penggunaan regular produk atau jasa perusahaan.

h. Promosi di tempat pembayaran (POP = point of purchase promotion): termasuk peragaan dan demonstrasi di dekat tempat pembayaran atau penjualan.

i. Kontes, undian, dan permainan: memberi peluang konsumen untuk memenangkan sesuatu seperti uang tunai, perjalanan atau barang dengan keberuntungan atau lewat usaha ekstra.


(48)

II. 3 Teori Minat Beli

II.3.1 Pengertian Teori Minat Beli

Minat digambarkan sebagai sebuah situasi seseorang sebelum melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakannya. Minat merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian (Kotler, 2002:15). Dibawah ini merupakan beberapa pengertian minat:

a. Minat dianggap sebagai sebuah perangkat atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.

b. Minat dapat mengindikasikan seberapa jauh kemampuan seseorang untuk mencoba.

c. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.

d. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.

II.3.2 Faktor yang Membentuk Minat Beli

Beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pembelian (Mangkunegara, 1999:130) yaitu:

A. Faktor psikologis

Meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa lalu serta pengaruh sikap dan keyakinan individu. Pengalaman belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku


(49)

akibat pengalaman sebelumnya. Timbulnya konsumen untuk melakukan pembelian pertama atau pembelian ulang sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu sebagai konsumen.

B. Faktor pribadi

Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli, oleh karena itu peranan pramuniaga sangat penting dalam memberikan pelayanan yang baik pada konsumen. Faktor pribadi termasuk dalam konsep diri, konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam.

C. Faktor sosial

Mencakup faktor kelompok anutan yang didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Kotler menyatakan bahwa anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh menentukan produk dan merek yang mereka gunakan sesuai dengan aspirasi kelompoknya.

Sebelum seorang konsumen memutuskan untuk memiliki ataupun membeli barang/jasa, terlebih dahulu ia berusaha mencari banyak informasi tentang barang / jasa tersebut. Mempelajari hal ini sama saja dengan mempelajari tentang pengetahuan konsumen. Mowen dan Minor (106:1998) mendefinisikan pengetahuan sebagai “the amount of experience with any information about particular product or service has”. Dan Engel, Blackwell dan Miniard (337:1994) mengartikan “at a general level, knowledge can be defined as the information stored within memory. The subset of total information relevant to consumers functioning in the marketplace is called costumer knowledge”.

Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat diartikan bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta


(50)

pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

Para ahli psikologi kognitif membagi pengetahuan ke dalam pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedur. Pengetahuan deklaratif adalah fakta subjektif yang diketahui seseorang. Sedangkan pengetahuan prosedur adalah pengetahuan bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan. Mowen dan Minor (2001) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori antara lain:

A. Pengetahuan objektif: informasi yang benar mengenai kelas produk yang disimpan di dalam memori panjang konsumen

B. Pengetahuan subjektif: persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang diketahui mengenai apa dan berapa banyak yang diketahui mengenai kelas produk.

C. Informasi mengenai pengetahuan lainnya.

II.4 Kartu Kredit

II.4.1 Definisi Kartu Kredit

Pengertian kartu kredit dalam Experts Dictionary didefinisikan “kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang


(51)

sistem kartu kredit yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit dimana penerbit kartu kredit meminjamkan konsumen uang bukan mengambil uang dari rekening. Kebanyakan kartu kredit memiliki bentuk dan ukuran yang sama, seperti yang oleh standard ISO 7810. (http://hukumperbankan.blogspot.com/2008/12/sejarah-dan-pengertian-kartu-kredit.html).

Definisi lain menyebutkan kartu kredit adalah sebuah kartu yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan keuangan seperti bank dan sejenisnya yang memberikan pemegang opsi untuk meminjam dana, biasanya pada sebuah titik penjualan tertentu. Kartu kredit membebankan bunga dan terutama digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, bunga biasanya dimulai satu bulan setelah pembelian dibuat dan batas pinjaman adalah diatur setelahnya dan sesuai dengan peringkat kredit atau penghasilan individu tersebut per tahunnya. (www. answer.com/topic/charge-card)

Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran yang simpel, efisien, dan memberikan nilai lebih bagi pemegang kartu. Merupakan jenis penyelesaian transaksi ritel yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan dalam membayar suatu transaksi yaitu pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kewajiban ekonomi, termasuk transaksi pembayaran atau melakukan penarikan tunai dengan kewajiban melakukan pelunasan /pembayaran pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (chargecard) atau secara angsuran. Dengan kata lain, kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank yang dapat digunakan oleh penggunanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang.

Dalam dunia usaha, kartu kredit merupakan sebuah bentuk pinjaman yang berasal dari kepercayaan dari terpinjam (dalam hal ini lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya) terhadap peminjam karena mempunyai sikap amanah serta jujur. Oleh sebab itu, ia memberikan dana dalam


(52)

bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Dengan kartu kredit, transaksi akan ditalangi terlebih dahulu oleh bank penerbit kartu. Setiap bulannya pemegang kartu kredit harus membayar tagihan dari berapa jumlah pemakaian berupa transaksi yang dilakukan terhadap kartu kredit tersebut.

II.4.2. Macam, Ragam, dan Tingkatan Kartu Kredit.

Kartu kredit adalah bagian dari beberapa bentuk kartu kerja sama finansial. Kartu kredit ini terbagi menjadi dua macam:

1. Kartu Kredit Pinjaman Yang Tidak Dapat Diperbaharui (Charge Card)

Diantara keistimewaan paling menonjol dari kartu ini adalah diharuskan menutup total dana yang ditarik secara lengkap dalam waktu tertentu yang diperkenankan, atau sebagian dari dana tersebut. Biasanya waktu yang diperkenankan tidak lebih dari tiga puluh hari, namun terkadang bisa mencapai dua bulan. Kalau pihak pembawa kartu terlambat membayarnya dalam waktu yang telah ditentukan, maka akan dikenai denda keterlambatan. Dan kalau menolak membayar, keanggotan kartu ditarik kembal dan persoalan diangkat ke pengadilan.

2. Kartu Kredit Pinjaman Yang Dapat Diperbaharui (Revolving Credit Card)

Jenis kartu ini termasuk yang paling popular di berbagai negara maju. Pemilik kartu ini diberikan pilihan cara menutupi semua tagihannya secara lengkap dalam jangka waktu yang ditoleransi atau sebagian dari jumlah tagihannya dan sisanya diberikan dengan cara ditunda, dan dapat diikutkan pada tagihan berikutnya. Bila ia menunda pembayaran, ia akan dikenakan dua macam bunga. Pertama bunga keterlambatan, kedua bunga dari sisa dana yang belum ditutupi. Kalau ia berhasil menutupi dana tersebut dalam waktu yang ditentukan, ia hanya terkena satu macam bunga saja, yaitu bunga penundaan pembayaran. Dana yang ditarik tidak akan terbatas bila pemiliknya terus saja melunasi tagihan beserta bunga kartu kreditnya secara simultan.


(53)

Secara spesifik sebenarnya kartu kredit dapat pula diklasifikasikan dalam beberapa ragam jenis kartu kredit berdasarkan kriteria tertentu seperti berikut ini:

a. Berdasarkan sudut pandang penerbitan, kartu kredit dapat dibedakan menjadi kartu kredit yang diterbitkan oleh bank dan lembaga keuangan lain yang bukan bank. Kartu kredit yang diterbitkan oleh Bank misalnya VisaCard dan MasterCard, sedangkan kartu kredit yang diterbitkan oleh lembaga keuangan selain bank misalnya Dinners Club dan American Express. b. Berdasarkan sudut pandang tujuan, kartu kredit dapat dibedakan menjadi kartu kredit umum

dan kartu kredit khusus. Kartu kredit umum adalah kartu kredit yang dapat digunakan untuk bertransaksi dimana saja misalnya kartu kredit yang hanya dapat digunakan untuk bertransaksi dimana saja misalnya kartu kredit Visa dan Master Card, sedangkan kartu kredit khusus adalah kartu kredit yang hanya dapat digunakan di tempat-tempat tertentu saja, misalnya Golf Card yang hanya dapat digunakan ditempat bermain golf atau kartu belanja carrefour yang hanya dapat digunakan untuk berbelanja di pasar swalayan Carrefour saja.

c. Berdasarkan sudut pandang fasilitas (jumlah limit kredit), kartu kredit dibedakan atas kartu kredit Classic dan Gold. Kartu kredit Classic ini memiliki limit kredit antara 1 hingga 10 juta rupiah, sedangkan kartu kredit Gold memiliki limit kredit antara 10 sampai 30 juta rupiah. Dasar pembedaan ini adalah jumlah pendapatan pemegang kartu kredit yang bersangkutan.

d. Berdasarkan sudut pandang pemegang kartu kredit, kartu kredit dibedakan atas kartu kredit utama seperti Personal (Primary) Card dan Company Card, serta kartu kredit pelengkap seperti

Supplementary Card.

Penyelenggaraan kegiatan kartu kredit di dunia ini hanya ada dua (dahulu tiga), yakni VISA dan Mastercard, serta sebelumnya American Express (hanya edisi Amex Gold Credit Card yang bersifat kredit atau cicilan, sedangkan varian lainnya adalah charge card yang harus dibayar penuh). Untuk Visa, ada


(54)

beberapa tingkatan kartu kredit dari mulai yang kelas untuk semua golongan sampai kelas golongan yang super eksklusif yang tidak ditawarkan ke semua orang:

1. Visa Classic, ini adalah jenis kartu kredit paling rendah pagu batas (limit) belanja dan fitur yang menyertainya. Pagu batas kredit jenis kartu kredit ini umumnya hanya sampai sekitar 5 juta rupiah tidak berbeda jauh dengan batas transaksi kartu debit beberapa bank lokal.

2. Visa Gold, ini adalah jenis kartu kredit yang sedikit lebih eksklusif, dengan beberapa fitur tambahan seperti diskon spesial untuk beberapa merchant (produk/jasa), dan pagu batas kredit yang lebih tinggi. Start awal untuk orang yang layak memiliki kartu kredit jenis ini adalah dari mulai yang berpenghasilan sekitar 5 juta sebulan hingga sekitar 20-25 juta sebulan.

3. Visa Platinum, biasanya kartu kredit ini difungsikan untuk menunjukkan status sosial pemegangnya dan sebuah gaya hidup. Start awal kelayakan untuk memiliki kartu kredit jenis ini adalah mereka yang penghasilannya di atas 25 juta sebulan, setidaknya sudah menyentuh angka 28 juta sebulan. Pagu batas kartu kredit jenis ini mulai dari 75 juta hingga nyaris unlimit tergantung kemampuan dari sang pemegang kartu membayar tagihannya saja.

4. Visa Signature, kartu kredit jenis ini tergolong sangat eksklusif bagi pemegangnya. Umumnya diterbitkan hanya untuk para pengusaha atau kalaupun profesional hanya bagi para pengacara papan atas ataupun akuntan publik papan atas dan beberapa dokter terkemuka saja. Pagu batasnya sangat tinggi start awal dari mulai 100 jutaan hingga unlimited. Fasilitas nya pun beragam dari mulai airport lounge (rata-rata Gold Card juga sudah bisa) hingga ke travel assist, Golf membership, special travel dan sebagainya.

5. Visa Infinite, ini adalah kartu kredit yang tidak ditawarkan kepada umum. Hanya dibuatkan khusus kepada beberapa orang yang dinilai memiliki asset di atas 100 ribu USD dalam bentuk cash, dan biasanya khusus hanya kepada nasabah premium pemilik rekening tabungan /


(55)

hingga unlimited, namun umumnya berkisar pada angka 250juta rupiah (jika hanya memiliki saldo deposito 100 ribu USD atau 1 milyar rupiah).

Untuk kartu kredit terbitan Mastercard, ada beberapa tingkatan keanggotaan kartu kredit jenis ini, mencakup beberapa tingkatan yakni:

1. Mastercard Classic, sama seperti yang ada di Visa, pemilik jenis kartu Mastercard Classic ini biasanya hanya mendapat pagu batas kredit yang rendah sekitar 5 juta rupiah dan minimum penghasilan yang diharapkan adalah sedikit di atas UMR hingga 50juta rupiah per tahun.

2. Mastercard Gold, sama juga dengan Visa Gold, memiliki pagu batas kredit sedikit lebih tinggi dari Classic hingga batas sekitar 100 juta rupiah. Fitur spesial diskon dan bonus rewards poin juga kurang lebih sama dengan yang ada di Visa Gold.

3. Mastercard Platinum, agak sedikit berbeda dengan Visa Platinum, biasanya kartu kredit jenis Mastercard Platinum menawarkan fitur lebih banyak mulai dari rewards poin hingga berbagai layanan lain yang ada. Soal pagu batas kredit, mininum penghasilan tidak berbeda jauh dengan Visa Platinum.

4. Mastercard World, kartu jenis ini sebenarnya setingkat dengan kartu Visa Infinite, namun tidak jelas seberapa luas fitur cakupan layanannya. Namun yang jelas minimum penggunaannya adalah harus 75 juta setahun, di bawah itu kemungkinan akan dikenai biaya / iuran tahunan atau mungkin bulanan (tergantung bank penerbit) yang jumlahnya cukup besar. (www.ekonomi.kompasiana.com/moneter/2010/05/29/macam.-ragam-tingkatan-kartu-kredit/

II.5 Model AIDDA

Dalam proses komunikasi, kita harus menerapkan strategi komunikasi yang tepat, sehingga memungkinkan komunikator sebagai pelaksana mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang


(56)

mempengaruhi. Dengan demikian strategi komunikasi, peranan komunikator sangatlah penting, sehingga komunikasi akan berjalan lancar.

Teori AIDDA adalah akronim dari kata-kata perhatian (attention), ketertarikan/minat (interest), keinginan/hasrat (desire), keputusan (decision), tindakan (action). Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Teori AIDDA ini merupakan bentuk efek yang menjelaskan bagaimana khalayak mampu mencerna sebuah iklan hingga membuatnya mengambil sikap untuk memiliki apa yang ditawarkan dalam iklan tersebut.

Dalam hal ini, komunikator harus memiliki suatu daya tarik sehingga menimbulkan semacam perhatian yang lebih dari komunikan. Apabila perhatian itu muncul maka akan disusul dengan menumbuhkan minat (interest). Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat atau desire untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hasrat pada diri komunikan harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan atau decision, yakni untuk melakukan kegiatan atau action sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy, 1992:304-305).

Dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa promo Starbucks Coffee BCA “treat a friend buy one get one free” sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya kepada pengunjung dengan tujuan untuk menarik perhatian agar pesan yang disampaikan oleh produk tersebut dapat diterima.

Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan dalam promo Starbucks Coffee BCA “treat a friend buy one get one free” kepada khalayak sasarannya (pengunjung Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan) ini melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan yang dilaluinya itu meliputi:


(57)

Pada tahap ini, khalayak melihat dan mendengar promo yang diumumkan dalam sebuah banner yang diletakkan di sebuah titik lokasi yang berada di sekitar lingkungan toko. Promo tersebut juga di tawarkan oleh pramuniaga yang bersangkutan. Perhatian kemudian muncul dikarenakan di kemas sedemikian rupa sehingga kelihatan menarik. Faktor-faktor yang merupakan karakteristik stimuli yang dapat mempengaruhi pemilihan konsumen dalam memilih stimuli yang akan diperhatikan antara lain seperti display banner / POP (point of purchase promotion) yang menonjolkan berbagai variant minuman yang terfavorit, layout, pemilihan tema dan warna yang dipadu padankan, serta ekstra previllage yang ditawarkan seperti penukaran point reward kartu kredit BCA.

b. Tertarik / Minat (interest)

Tertarik berarti perhatian khalayak terfokus pada promo yang ditawarkan, maka perhatian tersebut dapat berubah menjadi minat karena di barengi dengan sebuah ketertarikan. Jika packaging nya menarik seperti pemilihan kata-kata / kalimat yang menjadi centre point, design dari produk yang akan di highlight, penentuan warna hingga tata letak akan menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih banyak mengenai promo yang akan ditawarkan. Penentuan design dari produk yang di highlight ternyata juga mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah promosi penjualan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa pengunjung Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan, menyatakan alasan ketertarikan mereka terhadap promo BCA “Treat A Friend Buy One Get One Free” adalah Karena promo tersebut mencantumkan salah satu minuman yang menjadi core beverage bagi pelanggan yaitu


(58)

frappuccino (blended beverage). Hal inilah yang menjadikan beberapa pengunjung tertarik dan akan selalu menantikan promo BCA ”Treat A Friend Buy One Get One Free”.

c. Keinginan / Hasrat (desire)

Keinginan seseorang/khalayak untuk memilih, memakai dan melakukan sesuatu yakni dari proses adanya rasa kepentingan atau ketertarikan akan produk yang ditawarkan. Setelah itu timbul berbagai keinginan-keinginan untuk memiliki ataupun merasakan apa yang ditawarkan dalam promo tersebut.

Minat merupakan suatu situasi seseorang sebelum melakukan suatu tindakan tertentu, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi sikap, perilaku ataupun tindakan. minat juga sering dianggap sebagai perangkap atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi sikap dan perilaku. Keberadaan minat pada seseorang juga bisa mengindikasikan seberapa jauh dirinya mempunyai kemampuan untuk mencoba.

d. Pengambilan Keputusan (decision)

Proses keputusan pembelian sangat bervariasi, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Menurut Mowen dan Minor (2001:11) ada tiga jenis perspektif yang biasa dilakukan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan dalam membeli yaitu:

1. Perspektif pengambilan keputusan: pembelian merupakan hasil dimana konsumen merasa mengalami masalah dan kemudian melalui proses rasional menyelesaikan masalah tersebut seperti pengenalan masalah, mencari, evaluasi alternatif, memilih dan evaluasi pasca perolehan setelah membeli.


(1)

tersebut yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang kuat dari konsumen akan sebuah promosi penjualan. Berdasarkan hasil olahan data tabel tunggal diperoleh sebanyak 64.3% menyatakan antara waktu dan promo pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan konsumen. 2. Berdasarkan hasil olahan data tabel tunggal diperoleh hubungan yang kuat antara perhatian,

minat dan hasrat / keinginan untuk membeli dalam promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan. Dimulai dari perhatian, sebanyak 60 orang mengatakan memperhatikan promo tersebut, kemudian timbul lah keinginan atau minat. Sebanyak 73 orang kemudian mengatakan berminat untuk mengikuti promo yang ada, dan sebanyak 76 mengatakan hasrat / keinginan yang timbul cukup kuat. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa sebuah minat beli diawali dengan perhatian dan diakhiri dengan pembelian dan melalui beberapa tahapan yang panjang.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square antara lain:

a. Usia dan jenis kelamin, keduanya ternyata menjadi faktor yang mendasar. Sebanyak 57 orang setengahnya dari total 93 responden dengan usia yang masih produktif (25 tahun ke bawah) yang paling banyak tertarik dengan promo yang ditawarkan. Untuk jenis kelamin perolehan data tabel silang menyatakan bahwa 56.9% wanita lebih tertarik dengan semacam promosi penjualan yang ada ketimbang pria. Alasan utama yang diperoleh dari lapangan menyatakan bahwa wanita cenderung lebih teliti dan memiliki banyak pertimbangan untung atau rugi sedangkan pria mengacu pada faktor kebutuhan dan kesenangan.

b. Iklan ini hadir dengan double penawaran yang menguntungkan konsumen (“Tukarkan Point Reward BCA Anda Disini……. Enjoy Pay One For Two For Frapuccino Beverage”) selain sifat dari pesan yang di timbulkan, pemilihan warna, tema dan display dari


(2)

frappuccino beverage tersebut juga mengstimulasi konsumen untuk merasakannya, dan juga berbagai kegiatan seperti letak banner pengumuman promo tersebut tepat di pintu masuk, sampling minuman ke konsumen juga mempengaruhi minat beli konsumen 4. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan koefisien korelasi Spearman sebesar 0,721 maka Ha

diterima dan Ho ditolak. Dalam skala Guidford angka tersebut berarti bahwa antara variabel Promo dan Minat Beli terdapat hubungan yang tinggi dan kuat. Dengan demikian jelaslah bahwa Promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” memiliki pengaruh pada minat beli konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan.

V.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran untuk bidang akademisi, teoritis, dan praktisi dalam hal ini Starbucks Coffee Indonesia dan Bank BCA (kartu kredit BCA) yang telah bekerja sama dalam membuat promo BCA “Treat A Friend Buy One Get One Free” semoga dapat dipertimbangkan dan dijadikan masukan untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan kemajuan bagi kajian ilmu komunikasi.

Adapun saran tersebut antara lain:

1. Dengan adanya hasil dari penelitian ini diharapkan para mahasiswa khususnya dalam bidang komunikasi dapat melanjutkan penelitian sejenis dengan melakukan pendekatan komunikasi pemasaran lewat salah satu konsep bauran pemasarannya, yakni promosi penjualan pada perusahaan lain dan mendapatkan kesimpulan yang berbeda yang akan memperkaya khasanah penelitian di bidang ilmu komunikasi khususnya konsep-konsep dan formula baru pelaksanaan sebuah promosi penjualan yang lebih unik, kreatif dan menarik.

2. Mengingat bahwa sebuah promosi penjualan adalah alat jangka pendek yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mendekatkan diri dan mendapatkan perhatian pangsa pasar, maka


(3)

dalam hal ini sebagai konsumen hendaknya kita memperhatikan dan memahami terlebih dahulu bentuk dari promosi penjualan tersebut. Banyak promosi penjualan yang sifatnya menjerat dan menjebak konsumennya hanya untuk keuntungan semata dan berusaha mengikat konsumen tersebut bergantung pada satu produk.

3. Hendaknya para marketer terus menggali dan meng update kreativitas untuk mengemas program-program promosi penjualan yang tidak hanya merebut perhatian konsumen sampai di situ saja, namun bisa meng educate konsumennya menjadi konsumen yang loyal akan satu branded (merek). Promosi penjualan bersifat jangka pendek bukan jangka panjang seperti iklan, jadi promosi penjualan yang baik adalah meraih pangsa pasar sebanyak-banyaknya sembari menumbuhkan konsumen dengan tipikal “brand loyalty users”


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arnold, David. 1996. Pedoman Manajemen Merek. Surabaya: Kentindo Soho

Angipora, Marius P. 1999. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suhaimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Effendy, Onong Uchajana. 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti

Effendy, Onong Uchjana. 1999. Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikologis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchajana. 2005. Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Engel, James F dan dkk. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga


(5)

Kotler, Philip dan Gery Armstrong. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran : Principles Of Marketing 7e. Jakarta: Prenhallindo

Kotler, Philip. 2002. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip. 2003. Marketing Communication From A To Z. Jakarta: Prenhallindo

Krisyantono, Rachmat. 2007. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Mowen, C Jhon dan Michael Minor. 2001. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga

Nawawi, Hadari. 1997. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Prabu, Anwar Mangkunegara. 2003. Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Schultz, Howard dan Joanne Gordon. 2011. Onword: How Starbucks Fought It’s Life Without Losing Its Soul. US Of America: Rodale Book

Setiadi, Nugraha J. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Pranada Media

Shimp, A Terence. 2000. Perilaku dan Promosi. Jakarta: Erlangga

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi : LP3ES

Swastha, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty

Winardi. 1992. Promosi dan Reklame. Bandung: Mandar Maju.

Sumber lain:


(6)

15 Juli 2011

pada 15 Juli 2011