3. Maravic dan Palic 2005
Disimpulkan bahwa untuk jangka panjang dan jangka pendek fungsi permintaan uang sangat spesifik, tetapi permintaan uang tidak stabil selama
periode observasi, mencapai titik stabil pada periode pertengahan 2002. Permintaan uang masih sangat dipengaruhi oleh expected inflasi. Pembayaran
suku bunga jangka pendek merupakan trasaksi deposit yang sangat liquid.
4. Sterken 1999
Disimpulkan dari vektor kointegrasi jangka panjang bahwa elastisitas income melebihi elastisitas unit, hal ini disebabkan sistem perekonomian yang
terpusat dan adanya kegiatan black market. Sebuah kenaikan satu persen pada harga makanan atas harga barang yang bukan makanan akan mengakibatkan
0,2 persen kenaikan penyimpanan uang kontan perkapita. Untuk mengimbanginya pihak otoritas moneter di Ethopia selama masa kelaparan
meningkatkatan supply uang kartal. Meningkatnya supply dan demand uang kartal tidak menimbulkan inflasi pada masa kelaparan di Ethopia
5. Santoso et al. 1999
Beralihnya sistem nilai tukar rupiah dari sistem mengambang terkendali managed floating exchange rate ke sistem nilai tukar mengambang penuh
floating exchange rate memberikan dampak terhadap kebijakan moneter di Indonesia. Nilai tukar yang sebelumnya digunakan sebagai salah satu nominal
anchor dalam pencapaian sasaran akhir kebijakan moneter tidak berlangsung lama digunakan lagi. Sementara dengan semakin terbukanya perekonomian
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Indonesia, nilai tukar rupiah sangat rentan terhadap arus lalu lintas modal internasional yang bergerak sedemikian dinamis.
Pasar keuangan yang berkembang pesat sebagai imbas keterbukaan tersebut telah mendorong ketidak stabilan permintaan akan uang sehingga
telah mengurangi efektivitas kebijakan moneter dengan pendekatan kuantitas. Ketidakstabilan permintaan uang tersebut antara lain disebabkan pesatnya
perkembangan produk-produk keuangan dan terjadinya decoupling antara sektor keuangan dan sektor riil dimana uang bukan hanya sebagai alat
transaksi tetapi juga sebagai barang yang diperdagangkan. Pengujian empiris dengan menggunakan vector autoregression dan
Granger causality test versi Hsiao menunjukkan bahwa kebijakan moneter dengan inflation targeting dapat digunakan di Indonesia khususnya setelah era
sistem nilai tukar fleksibel. Pengendalian moneter dalam kerangka inflation targeting dapat dilakukan dengan menggunakan sukubunga PUAB overnight
sebagai kandidat utama sasaran operasional dan MCI sebagai sasaran antara, sementara underlying inflation sebagai sasaran akhir tunggal.
Sementara penggunaan MCI sebagai sasaran antara tidak dilakukan secara kaku policy rules tetapi dimungkinkan terjadinya discretionary policy
sepanjang shock terhadap inflasi dan nilai tukar berasal dari supply shock dan bersifat sementara. Disamping itu, masih kuatnya hubungan langsung antara
monetary aggregates dengan inflasi maka pengalihan kebijakan moneter dari quantity targeting ke price targeting bukan merupakan substitusi penuh.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Monetary aggregates masih tetap digunakan sebagai variabel indikator untuk mendeteksi tekanan terhadap inflasi.
2.11. Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka Pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel independen dan variabel dependen. Dengan demikian maka
kerangka pemikiran penulis dari penelitian ini adalah Permintaan uang Kartal sebagai dependent variable dipengaruhi oleh inflasi, pendapatan per kapita,
kurs, dan suku bunga sebagai independent variable
PENDAPATAN PER KAPITA
+
INFLASI +
PERMINTAAN UANG KARTAL
KURS +
SUKU BUNGA -
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
2.12. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara ataupun kesimpulan sementara untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam penelitian.
Berdasarkan teori dan permasalahan sebelumnya, maka dibuatlah hipotesis sebagai berikut:
1. Kenaikan Pendapatan Perkapita mempunyai pengaruh positif terhadap
jumlah permintaan uang kartal di Indonesia. 2.
Tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah permintaan uang kartal di Indonesia.
3. Kurs Mata Uang Rupiah terhadap Dollar AS mempunyai pengaruh yang
positif terhadap jumlah permintaan uang kartal di Indonesia. 4.
Suku bunga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap jumlah permintaan uang kartal di Indonesia.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor faktor sebagai berikut Pendapatan Perkapita, Inflasi, Kurs dan tingkat bunga bank terhadap
permintaan uang kartal di Indonesia sejak tahun 1970 – 2004, dengan
mengambil data tahunan.
3.2. Sumber data
Dalam penyusunan tesis ini penulis mengadakan serangkaian penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan. Adapun data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan library research yaitu dengan cara melakukan pencatatan data
yang sudah ada dan didapat dari sumber yang terpercaya seperti Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik Indonesia.
3.3. Model Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linear berganda, karena penelitian ini dirancang untuk
meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metode
yang digunakan adalah Ordinary Least Square OLS.
38
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Permintaan Uang Kartal di Indonesia dapat digambarkan dengan fungsi sebagai berikut:
UKR = f PDB, INF, ER, IR ….………………….……………… 1
Dan dari persamaan 1 dispesifikasikan kedalam model ekonometrika dalam bentuk model logaritma - linear :
Ln UKR = α + β1 LnPDB + β2 LnINF + β3 LnER - β4 LnIR + μ
Dimana: UKR = jumlah uang kartal beredar per tahun miliar rupiah
α = intercept PDB = tingkatan pendapatan perkapita juta rupiah
INF = tingkat inflasi persen ER = Kurs Rupiah
IR = tingkat suku bunga persen β1, β2,...dst. = koefisien regresi
μ = error term
3.4. Uji Diagnosis 3.4.1. Uji Kesesuaian Test of Goodeness of Fit
a. Uji Parsial uji – t
Uji Parsial digunakan untuk melihat apakah ada pengaruh positif dan signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
b. Uji F Hitung
Uji F hitung statistik digunakan untuk melihat secara bersama sama apakah ada pengaruh positif dan signifikan variabel bebas terhadap variabel
terikat .
c. Uji Determinasi R
2
Uji ini bertujuan untuk menjelaskan seberapa besar variasi dari variabel terikat dapat diterangkan oleh variable bebas. Apabila R
2
= 0, artinya variasi dari variabel terikat tidak dapat diterangkan oleh variabel bebas sama
sekali. Sementara apabila R
2
=1, artinya variasi dari variabel terikat dapat diterangkan 100 oleh variabel bebas. Dengan demikian model regresi akan
ditentukan oleh R
2
yang nilainya antara nol dan satu.
3.4.2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas
Salah satu asumsi regresi linear klasik adalah tidak adanya multikolinearitas sempurna no perfect multicolinearity. Ada tiga hal yang
perlu dibahas terlebih dahulu dalam multikolinearitas Sumodinongrat, 1994 : 1 multikolinearitas pada hakekatnya adalah fenomena sample. 2
multikolinearitas adalah persoalan derajat bukan persoalan jenis. 3 masalah multikolinearitas hanya berkaitan dengan adanya hubungan liniear di antara
variabel-variabel bebas.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Pengujian ini untuk mendeteksi multikolinearitas dengan cara melihat gejala – gejala yang biasa dipakai untuk melihat adanya multikolinearitas
yaitu antara lain dengan melihat koefisien determinasi R
2
. Multikolinearitas terjadi apabila nilai F
hitung
terhadap F
tabel
tinggi tetapi tidak semua koefisien regresi signifikan. Apabila R
2
tinggi yaitu 0,7 sampai 1 maka antara variabel independen yang berkorelasi mungkin terjadi multikolinearitas.
b. Uji Otokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data time
series. Sehingga terdapat saling ketergantungan antara faktor pengganggu yang berhubungan dengan observasi yang dipengaruhi oleh unsur gangguan
yang berhubungan dengan pengamatan lainnya. Oleh karena itu masalah autokorelasi biasanya muncul dalam data time series, meskipun tidak menutup
kemungkinan terjadi dalam data cross sectional. Uji untuk melihat autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-
Watson Test ataupun dengan uji Lagrange Multiplier Test LM-Test. Namun uji DW Test tidak bisa diterapkan terhadap model regresi yang
mempunyai nilai kelambanan lag dari variabel tak bebas. Dengan membandingkan nilai X
2 hitung
dengan X
2 tabel
dinyatakan penilaian: •
Jika nilai X
2 hitung
X
2 tabel
, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model empiris yang digunakan ditolak.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
• Jika nilai X
2 hitung
X
2 tabel
, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model empiris yang digunakan tidak
dapat ditolak
3.5. Batasan Operasional
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka, perlu diberikan batasan operasional
sebagai berikut: 1.
Uang Kartal UKR adalah uang kertas dan uang logam yang di edarkan oleh Bank Indonesia dan dinyatakan dalam miliar Rupiah
2. Pendapatan Perkapita PDB adalah tingkat Pendapatan Domestik Bruto
tahunan berdasarkan harga konstan tahun 1993 dan 2003 dan dinyatakan dalam juta Rupiah
3. Inflasi INF adalah adalah kecenderungan harga naik secara umum dan
terus menerus untuk penelitian ini data diambil dari Indeks harga konsumen dalam persen
4. Nilai Tukar ER adalah nilai tukar mata uang Rupiah per satu satuan
dollar AS, dan dinyatakan dalam Rupiah. 5.
Suku Bunga IR adalah tingkat suku bunga deposito selama 12 bulan, dan dinyatakan dalam persen
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perkembangan dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal Di Indonesia
4.1.1. Perkembangan Uang Kartal
Perkembangan permintaan Uang kartal di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 secara rata rata adalah 20,521 miliar Rupiah pertahun,
tetapi perkembangan ini tidaklah secara merata mengalami kenaikan, melainkan diawali dengan adanya krisis moneter pada tahun 1998.
Permintaan uang kartal kembali mulai naik secara wajar pada tahun 2000, 2001, dan 2002, dan melonjak lagi pada tahun 2003 dan 2004. Permintaan
uang kartal untuk periode 1970 – 2004 terbesar pada tahun 2004 sebesar 19265 miliar rupiah, dan terkecil pada tahun 1970 sebesar 155 miliar rupiah.
Kenaikan jumlah permintaan uang kartal di Indonesia pada umumnya disebabkan dua faktor. Pertama, musim lebaran yang setiap tahun
menunjukkan peningkatan kebutuhan uang kartal dari masyarakat. Kedua, kenaikan harga bahan bakar minyak yang juga menyumbang peningkatan
kebutuhan uang kartal.
43
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Perkembangan permintaan uang kartal di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut:
20000 40000
60000 80000
100000 120000
19 70
197 2
197 4
197 6
19 78
19 80
19 82
19 84
19 86
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
Tahun M
iliar R upiah
Gambar 4.1. Permintaan Uang Kartal Di Indonesia Sumber: Bank Indonesia
4.1.2. Pendapatan Perkapita
Perhitungan PDB dapat memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatau negara atau tingkat kesejahteraan sosial masyarakat,
semakin berkembangnya PDB, sektor riil akan berkembang, Sebelum krisis ekonomi 1970-1997 pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berfluktuasi
dengan kecenderungan menaikkan, selama periode tersebut Pertumbuhan rata- rata mencapai 6,58 , kondisi paling buruk dialami yaitu masa krisis Tahun
1982 sampai tahun 1985 pertumbuhan ekonomi rendah disebab kan oleh melemahnya perekonomian dunia disebabkan resesi dunia sehingga
permintaan terhadap ekspor Indonesia menurun, penurunan yang besar ini hingga pemerintah mendevaluasi rupiah. Pada tahun 1997 pertumbuhan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ekonomi semakin merosot dan pada tahun 1998 terjadi krisis ekomi dan inflasi sampai 58 yang melemahkan hampir setiap kegiatan perekonomian
Indonesia mencapai -13,13 . Periode 1999-2004 pertumbuhan ekonomi semakin meningkat, dan pertumbuhan dan sampai mulai pertumbuhan
ekonomi semakin meningkat mencapai rata-rata 3,99 .. Perkembangan PDB riil Indonesia dilihat dari pertahunnya yaitu: Selama tahun 2000-2004
meningkat secara representatif, dimana pada tahun 2002 meningkat sebesar 3,64 persen dibandingkan tahun 2001. Pertumbuhan ini terjadi pada sektor
pertanian, sektor pertambangan-penggalian, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, untuk tahun .
2003 meningkat sebesar 3,48 persen dibandingkan tahun 2002. Pertumbuhan ini terjadi pada sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor pengangkutan,
sektor keuangan dan sektor jasa-jasa. Tahun 2003-2004 hampir semua komponen PDB mengalami peningkatkan terutama komponen investasi fisik,
impor, ekspor dan konsumsi rumah tangga.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Perkembangan Pendapatan Perkapita PDB di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut:
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000
1970 1973
1976 1979 19
82 19
85 19
88 199
1 1994
1997 2000
2003
Tahun Miliar Ru
piah
Gambar 4.2. Perkembangan PDB Indonesia Sumber: Bank Indonesia
4.1.3. Inflasi
Sebelum krisis ekonomi 1970-1997 pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat,
Tahun 1998 tingkat inflasi tercatat cukup tinggi karena adanya Cost Push Inflation. Industri yang berkembang di Indonesia ternyata berdampak
karena katergantungan sektor industri pada bahan baku impor, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar yang pernah mencapai Rp. 15.000 per 1 US
pada tahun 1998 menyebabkan harga bahan baku import meningkat sehingga mempengaruhi harga-harga dalam negeri. Demikian juga pasca krisis 1997,
masih lemahnya kinerja perekonomian Sektor riil khususnya menyebabkan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
daya beli masyarakat mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan inflasi tercatat relatif rendah dibandingkan pada saat periode krisis yang lalu.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan drastis pada tahun 1998-1999 merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem
perekonomian Indonesia. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya
modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor produksi. Sebagai akibatnya kualitas aset perbankan
turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga pasar.
Rendahnya kemampuan daya saing usaha pada sektor produksi telah pula menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk
menjalankan fungsinya sebagai intermediator kegiatan investasi.,melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang pernah mencapai Rp. 15.000 per 1 US
pada tahun 1998 menyebabkan harga bahan baku import meningkat sehingga mempengaruhi harga-harga dalam negeri. Krisis ekonomi dan moneter
merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut, banyak lembaga-lembaga keuangan,
termasuk perbankan, mengalami kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada
akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor produksi.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Untuk mengatasi permasalahan inflasi Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter dengan meningkatkan suku bunga. Efeknya mulai terasa
tahun 2000 dimana tingkat inflasi dapat ditekan mencapai 13,8 Perekonomian Indonesia Tahun 2004 menunjukkan perkembangan
yang semakin mantap, bahkan lebih baik dari perkiraan awal tahun. Pertumbuhan ekonomi meningkat, disertai pola ekspansi yang semakin
seimbang, perkembangan tersebut didukung oleh semakin terjaganya kestabilan makroekonomi melalui penerapan kebijakan yang konsisten.
Meskipun demikian kerja keras masih harus ditingkatkan mengingat perbaikan yang terjadi belum sepenuhnya mampu mengatasi permasalahan
yang dihadapi, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing ekonomi. Kegiatan ekonomi mencatat pertumbuhan tertinggi
pascakrisis ekonomi, yaitu sebesar 5,1, yang diikuti dengan perbaikan pola ekspansi. Konsumsi mengalami pertumbuhan yang relatif stabil, sementara
kegiatan investasi meningkat tajam, setelah dalam tiga tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang rendah, demikian pula pertumbuhan ekspor
barang dan jasa terus meningkat, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan volume perdagangan dunia yang diikuti dengan melonjaknya harga- harga
komoditi minyak dan gas bumi Migas serta non migas. Sementara itu meningkatnya kegiatan investasi didorong oleh membaiknya permintaan
domestik dan dukungan pembiayaan. Sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik dan ekspor, kegiatan impor barang dan jasa juga turut
mengalami peningkatan yang tinggi.perkembangan tersebut berhasil
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat, yang tercermin pada peningkatan pendapatan perkapita dan penurunan kemiskinan.
Pada tahun 2004 masih banyak permasalahan yang belum dapat diselesaikan. Pemerintah masih harus berupaya keras untuk mengatasi iklim
investasi yang belum kondusif, ditengah kapasitas produksi yang semakin terbatas, efisiensi yang masih rendah yang mengakibatkan rendahnya daya
saing perekonomian dan kondisi infrastruktur yang belum memadai. Pada saat yang sama restrukturisasi perbankan sepenuhnya yang dapat menghambat
pulihnya kepercayaan dunia usaha serta kelancaran pembiayaan sektor riil. Selain permasalahan diatas, perekonomian Indonesia tahun 2004 juga
dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menghambat aktivitas perekonomian. Disisi eksternal, kecendrungan suku bunga global yang
meningkat diperberat oleh peningkatan harga minyak yang tinggi Selain itu kenaikan harga minyak juga berdampak pada peningkatan
defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN yang memberikan tekanan pada inflasi. Disisi internal, proses transisi politik yang terjadi pada
tahun 2004 juga sempat mempengaruhi persepsi pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian nasional. Dibidang perbankan, struktur kelembagaan
perbankan juga masih menghambat kemampuan Bank dalam mengelola dan meningkatkan skala usaha.
Berbagai tantangan yang melingkupi perekonomian menghadapkan para pengambil kebijakan yang harus dilakukan secara berhati- hati. di sektor
moneter, inflasi yang bersumber dari depresiasi nilai tukar dan ekspektasi
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
inflasi yang tinggi. sektor riil, kebijakan fiskal dihadapkan pada tantangan untuk memgurangi defisit APBN akibat tingginya subsidi BBM akibat
kenaikan harga BBM di pasar dunia, Nisbah pajak terhadap PDB yang masih rendah, dan sumber pembiayaan yang terbatas untuk menjaga suasana yang
kondusif disektor riil, tantangan kebijakannya adalah untuk meningkatkan konsistensi antar berbagai ketentuan, memperkuat pelaksanaan kebijakan di
lapangan dan menyelaraskan peraturan pemerintah pusat dan daerah Untuk merespon berbagai tantangan tersebut Bank Indonesia dan
Pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk memperkokoh stabilitas makroekonomi sekaligus tetap mendorong pertumbuhan
ekonomi.kebijakan moneter diarahkan untuk tetap konsisten mencapai sasaran inflasi jangka menengah. perbankan dan meningkatkan peran perbankan
dalam perekonomian terutama melalui penyaluran kredit. Kondisi moneter pada tahun 2004 secara umum cukup stabil,
meskipun pada paruh kedua dibayangi tantangan yang terutama bersumber dari sektor eksternal. Kestabilan tersebut tercermin pada pertumbuhan uang
primer yang relatif terkendali dan pergerakan suku bunga yang cendrung menurun. Komitmen dan konsisten Bank Indonesia untuk mencapai sasaran
Inflasi dengan tetap mendukung percepatan perbaikan perekonomian disertai semakin membaiknya kondisi sosial politik dan iklim usahan mendorong
tercapainya stabilitas moneter. Berikut perkembangan inflasi di Indonesia:
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Perkembangan Inflasi INF di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut:
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
19 70
19 73
19 76
19 79
19 82
19 85
19 88
19 91
199 4
199 7
20 00
20 03
Tahun P
e rs
en ta
se
Gambar 4.3 Perkembangan Inflasi di Indonesia Sumber: Bank Indonesia
Pada awal tahun 1970 – an perkembangan tingkat inflasi di Indonesia cukup tinggi hingga mencapai 40 di tahun 1974, hal ini disebabkan baru
terjadinya perpindahan kekuasaan pemerintah dari Presiden Soekarno Orde Lama kepada Presiden Suharto Orde Baru, dimana pemerintahan orde lama
meninggalkan warisan keadaan ekonomi yang carut marut kepada pemerintah Orde Baru.
Secara perlahan pemerintah Orde baru berhasil menurunkan tingkat inflasi dengan adanya bantuan dari negara asing dan juga terjadinya “oil
boom” dimana indonesia sebagai salah satu anggota negara negara pengekspor minyak OPEC dapat menikmati tingginya harga minyak
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
dipasaran dunia, sehingga pembangunan di dalam negeri dapat terus bergerak, sehingga inflasi dapat ditekan.
Rata rata tingkat inflasi di Indonesia dari tahun 1970 – 2004 adalah 13,1 . Tingkat inflasi yang tertinggi yang pernah dialami Indonesia adalah
pada tahun 1998 yang berjumlah hampir mendekati 80, hal ini disebabkan adanya krisis moneter di Indonesia. Sedangkan untuk mulai dari tahun 2000 –
2004 tingkat inflasi sudah dapat dikendalikan hanya berada pada kisaran rata rata 6 per tahun.
4.1.4. Nilai Tukar
Penyebab utama terjadinya fluktuasi nilai tukar bisa timbul dari berbagai sebab antara lain jika kepercayaan mastarakat terhadap mata uang
tersebut menurun, disebabkan karena anggota masyarakat tidak mau memegang uang dan melepaskan pada pembelian barangsehingga kecepatan
uang yang beredar semakin tinggi sehingga mengakibatkan terdorongnya harga harga naik dan mengakibatkan inflasi Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
pada tahun 1998 mengalami peningkatan mencapai Rp. 8.425 per US dollar yaitu pada saat krisis ekonomi peningkatan tersebut mencapai hampir 50
dari tahun 1997.Tahun 2004 secara keseluruhan relatif stabil, meskipun rupiah sempat mengalami tekanan depresiasi yang cukup berarti.
Secara rata- rata perkembangan nilai tukar rupiah tahun dibandingkan denagan tahun 2004 sebesar Rp. 9.290 per US dollar. lebih tinggi dari tahun
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
2003 yang mencapai 5,31 yaitu sebesar Rp.8.465 per US dollar. sedangkan di tahun 2002 terapresiasi 14,4 yaitu sebesar Rp.8.940 per US dollar. pada
tahun 2001 nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi hingga mencapai 8,39. yaitu sebesar Rp.8.465 per US dollar dan kembali menguat di tahun 2000
mencapai 7,74 yaitu sebesar Rp.9.595 per US dollar Perkembangan Nilai tukar ER di Indonesia sejak tahun 1970 hingga
tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut:
2000 4000
6000 8000
10000 12000
19 70
19 73
19 76
19 79
19 82
19 85
19 88
19 91
19 94
19 97
20 00
20 03
Tahun Ru
p ia
h
Gambar 4.4. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar Sumber: Bank Indonesia
4.1.5. Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang penting dalam perekonomian
suatu negara karena sangat berpengaruh terhadap “kesehatan” suatu perekonomian. Hal ini tidak hanya mempengaruhi keinginan konsumen untuk
membelanjakan ataupun menabungkan uangnya tetapi juga mempengaruhi
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
dunia usaha dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang sangat luas, tidak hanya pada sektor moneter,
melainkan juga pada sektor riil, sektor ketenagakerjaan, bahkan sektor internasional.
Nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik
terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel.
Selain suku bunga internasional, tingkat diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan
diskonto SBI segera direspon oleh suku bunga PUAB Pasar Uang Antar Bank, sedangkan respon suku bunga deposito baru muncul setelah 7–8 bulan.
Faktor lain yang turut berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas yang berdampak pada suku bunga PUAB dalam
jangka pendek. Namun dalam jangka panjang akan mendorong arus modal masuk sehingga pengaruhnya terhadap suku bunga deposito dan suku bunga
kredit lebih kecil. Salah satu faktor penting dalam menganalisa dan meramalkan tingkat
suku bunga adalah inflasi. Pengertian inflasi dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu kenaikan relatif dalam tingkat harga umum. Inflasi dapat timbul
bila jumlah uang atau uang deposito dalam peredaran banyak, dibandingkan dengan jumlah barang-barang serta jasajasa yang ditawarkan atau bila karena
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
hilangnya kepercayaan terhadap mata uang nasional, terdapat adanya gejala yang meluas untuk menukar dengan barang-barang.
Tingkat Suku Bunga pada tahun 1970 – 1977 masih berada disekitar 15,0 , sedangkan pada tahun 1978 – 1982 tingkat suku bunga turun menjadi
dibawah 10 hal ini disebabkan adanya resesi yang melanda dunia. Rata rata suku bunga dari tahun 1970 – 2004 adalah sebesar 15,5.
Untuk periode 1983 – 1997 tingkat suku bunga naik menjadi sekitar dibawah 25. Lonjakan drastis terjadi pada tahun 1998 – 1999, pada saat terjadinya
krisis moneter di Indonesia suku bunga melonjak hingga 28, Periode 2000 – 2004 suku bunga secara gradual turun menjadi sekitar 10 pada tahun
2004. Perkembangan Suku Bunga IR di Indonesia sejak tahun 1970 hingga
tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut:
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00
197 19
73 19
76 19
79 198
2 198
5 198
8 199
1 199
4 199
7 200
200 3
Tahun P
e rs
en ta
se
Gambar 4.5 : Perkembangan Suku Bunga di Indonesia Sumber: Bank Indonesia
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
4.2. Analisis dan Pembahasan
Analisis mengenai permintaan uang kartal di Indonesia, berdasarkan model estimasi yang dipengaruhi oleh Pendapatan Domestik Bruto, inflasi,
Kurs, dan Suku Bunga. Untuk mengetahui besarnya parameter koefisien regresi dari masing masing variabel independent, yaitu PDB, INF, ER, dan
IR terhadap permintaan uang kartal di Indonesia, dapat dilakukan dengan komputer dengan penggunaan program Eviews 4.1. Hasil Pengolahan data
menunjukkan:
LNUKR = 5,279 + 0,350LNPDB + 0,170LNINF + 1,548LNER – 0,936LNIR
Standard Error 1,812 0,129 0,122 0,082
0,306 t- stat
2,913 2,713 2,392 18,794 -3,058 R-squared
0,845 f-statistik
131,02 R
2
Adjusted 0.838
Prob. F-
Statistik 0,0000
D-W Statistik 1.565
Dari persamaan tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
Koefisien Regresi PDB sebesar 0,350, menunjukkan bahwa
Pendapatan Perkapita PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan Uang Kartal UKR. Atau dengan kata lain jika variabel
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Pendapatan Perkapita naik meningkat sebesar 1 persen ceteris paribus, maka akan menaikkan permintaan uang kartal sebesar Rp 0,350 persen.
Koefisien Regresi INF sebesar 0,170, menunjukkan bahwa Inflasi
INF berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan uang kartal UKR. Atau dengan kata lain jika apabila variabel Inflasi naik meningkat
sebesar 1 persen, ceteris paribus, maka akan menaikkan permintaan uang kartal sebesar 0,170 persen,
Koefisien Regresi ER sebesar 1,548, menunjukkan bahwa Kurs ER
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan uang kartal UKR. Atau dengan kata lain jika apabila kurs naik meningkat sebesar 1 persen,
ceteris paribus, maka akan menaikkan permintaan uang kartal sebesar 1,548 persen.
Koefisien Regresi IR sebesar -0,936, menunjukkan bahwa suku
bunga IR berpengaruh negatif terhadap Permintaan uang kartal UKR. Atau dengan kata lain jika apabila suku bunga naik meningkat sebesar 1
persen, ceteris paribus, maka akan menurunkan permintaan uang kartal sebesar 0,936 persen.
Untuk melihat apakah adanya pengaruh krisis moneter pada tahun
1998 membawa perbedaan yang signifikan maka diadakan Chow test. Hasil
dari eviews 4.1 adalah sebagai berikut:
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Tabel 4.1. Hasil Uji Chow
Chow Breakpoint Test: 1998 F-statistic 43.31511 Probability
0.000000 Log likelihood ratio
79.39073 Probability 0.000000
Sumber: Lampiran 3 Dilihat dari nilai F-statistik menunjukkan Fhitung 43,315 Ftabel 4,17,
signifikan pada tingkat keyakinan 95 persen atau g = 5, artinya tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara periode sebelum krisis moneter dengan periode sesudah krisis moneter.
4.3. Pengujian Hipotesis 4.3.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji F
Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan
signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat α alpha sebesar
lima persen. jika nilai signifikansi uji F Permintaan Uang Kartal lebih kecil dari lima persen, maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen
terhadap variabel dependen. Pada hasil Uji Regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F
sebesar 131,02 dengan signifikansi 0,000, dimana disyaratkan signifikansi F lebih kecil dari lima persen, agar hipotesis dapat diterima. F tabel pada
tingkat kepercayaan 95 g = 0,05 adalah 4,17. Ini berarti bahwa nilai F
statistik lebih besar dari pada Ftabel 131,02 4.17. Dengan demikian dapat
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
diambil kesimpulan bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap Permintaan Uang
Kartal di Indonesia. Hal tersebut berarti jika Pendapatan, Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga secara bersama-sama mengalami kenaikan maka akan
berdampak pada kenaikan tingkat Permintaan Uang Kartal di Indonesia, sebaliknya jika Pendapatan, Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga secara
bersama-sama mengalami penurunan maka akan berdampak pada penurunan Permintaan Uang Kartal di Indonesia.
4.3.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t
Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis dengan bantuan program Eviews 4.1, dengan memperhatikan nilai t
hitung
dari hasil regresi tersebut untuk mengetahui signifikansi variabel independen secara
terpisah parsial terhadap variabel dependen dengan tingkat kepercayaan 95 persen atau pada tingkat
α = 5. Dengan syarat apabila variabel independen signifikan terhadap variabel dependen maka terdapat pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen, sedangkan apabila tidak signifikan maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Pada penelitian ini Uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui
apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Adapun metode dalam penentuan t
tabel
menggunakan ketentuan tingkat signifikansi 5 persen, dengan nilai t
tabel
sebesar 2,04 disajikan dalam Tabel 4.7 di bawah ini.
TABEL 4.2 NILAI t
hitung
Variabel t
hitung
t
tabel
Signifikasi Keputusan
Pendapatan 2,713 2,04 0,0000
Hipotesis Terbukti
Inflasi 2,392 2,04 0,0413
Hipotesis Terbukti
Nilai Tukar 18,794
2,04 0,0008 Hipotesis
Terbukti Suku Bunga
-3.058 2,04 0,0059
Hipotesis Terbukti
Sumber : Lampiran 2 Dari Tabel 4.1 tadi, diketahui bahwa nilai t
hitung
dari masing-masing variabel independen. Dari nilai t
hitung
masing-masing variabel independen tersebut yang kemudian dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Selain itu pengujian hipotesis secara parsial juga dapat dianalisis dari nilai signifikansi dimana
nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05 maka dapat dikatakan bahwa secara parsial masing-masing variabel bebas memang berpengaruh nyata
signifikan pada tingkat alpha α sebesar 5 persen.
Masih dari Tabel 4.1, diketahui bahwa nilai t
hitung
variabel Pendapatan lebih besar daripada t
tabel
2,713 2,04 dan bertanda positif sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel Permintaan Uang Kartal. Maka hipotesis yang menyatakan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
bahwa Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan Uang Kartal dapat diterima.
Nilai t
hitung
variabel Inflasi lebih besar daripada t
tabel
2,392 2,04 dan bertanda positif sehingga dapat dikatakan bahwa variabel inflasi juga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Permintaan Uang Kartal. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa Inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Permintaan Uang Kartal juga dapat diterima. Informasi masih didapat dari Tabel 4.1, yang mengatakan bahwa nilai
t
hitung
variabel Nilai Tukar lebih besar daripada t
tabel
18,794 2,04 dan bertanda positif sehingga dapat dikatakan bahwa nilai tukar juga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Permintaan Uang Kartal dapat diterima. Terakhir adalah variabel Suku Bunga. Dari Tabel 4.1 dapat
disimpulkan bahwa t
hitung
variabel Suku Bunga lebih kecil daripada nilai t
tabel
nya -3,058 2,04. Sehingga dapat dikatakan bahwa Suku Bunga memiliki pengaruh yang negatif dan signifkan terhadap Permintaan Uang Kartal di
Indonesia.
4.4 Analisis Koefisien Determinasi R
2
Besarnya Koefisien Determinasi R
2
sebesar 0.845 atau 84,5 persen sehingga dapat dikatakan bahwa 84,7 persen variasi variabel tidak bebas yaitu
variabel Permintaan Uang Kartal pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu variabel Pendapatan, Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga,
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
sedangkan sisanya sebesar 15,3 persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
4.5. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak teradi korelasi di antara variabel independen Gujarati, 2003. Persamaan regresi menunjukkan data sebagai berikut:
Tabel 4.3. Uji Multikolinearitas Variabel Nilai
R
2
LUKR = fLPDB,LINF, LER, LIR LPDB = fLINF, LER, LIR
LINF = fLER, LIR, LPDB LER = fLIR, LPDB, LINF
LIR = fLPDB, LINF, LER 0,845
0.276 0.048
0.255 0.160
Sumber: Lampiran 4 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R
2 LUKR = PDB, INF, ER, IR
= 0,845 lebih besar dibandingkan dengan nilai R
2
dalam regresi parsial, R
2 PDB =
INF, ER, IR
= 0.276, R
2 INF = ER, IR, PDB
= 0.048, R
2 ER = IR, PDB, INF
= 0.255, R
2 IR
= PDB, INF, ER,
= 0.160. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model empiris LUKR = f LPDB, LINF, LER, LIR tidak ditemukan adanya
multikolinieritas.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
4.6 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 Gujarati, 2003. Selanjutnya dilakukan Uji Asumsi Klasik Autokorelasi sebagaimana disajikan pada Tabel.
4.9
Tabel 4.4 Hasil Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 16.21459 Probability
0.1540921 ObsR-squared 18.78267 Probability
0.0788083
Sumber: Lampiran 5 Melalui Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dari program
Eviews 4.1 diketahui bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi Nilai probabilitas yang tidak signifikan nilai prob sig. 0,05.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan keterangan dan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
5.1. KESIMPULAN
1. Secara serempak bersama variabel variabel independen Pendapatan
perkapita, inflasi, Nilai Tukar, dan suku bunga, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Permintaan Uang Kartal.
2. Secara parsial variabel variabel independen yaitu pendapatan, inflasi, dan
nilai tukar kurs mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen Permintaan Uang Kartal, sedangkan
variabel independen suku bunga berpengaruh negatip pada Permintaan Uang Kartal.
3. Secara keseluruhan dari hasil Estimasi menunjukkan bahwa nilai tukar
ER mempunyai pengaruh paling besar terhadap permintaan uang kartal di Indonesia
64
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
5.2 SARAN
Kepada Pemerintah Indonesia:
1. Pemerintah hendaknya berusaha untuk terus meningkatkan Pendapatan
Perkapita masyarakat, karena pendapatan perkapita yang tinggi akan memacu pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian ini bahwa kecenderungan masyarakat untuk meminta menyimpan Uang Kartal sangat dipengaruhi oleh pendapatan
masyarakat 2.
Hendaknya pihak otoritas moneter di Indonesia perlu menjaga kestabilan nilai suku bunga pinjaman karena suku bunga memiliki pengaruh negatif
pada Permintaan Uang Kartal dan apabila suku bunga terlalu tinggi hal ini juga bisa memperlambat pembangunan di negara kita
Kepada Peneliti Selanjutnya:
1. Penelitian yang bisa dilakukan untuk selanjutnya apakah ada faktor lain
selain pendapatan, inflasi, kurs dan suku bunga yang bisa mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia
2. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan apakah faktor faktor yang diteliti
disini juga akan sama berpengaruh terhadap Permintaan Uang Kuasi.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
UKR Rp. Miliar
PDB Rp. Juta
INF ER Rp.
IR
155 4718421
8.30 442
9.0 199
5064013 16.30
623 9.0
272 5564341
17.70 627
9.0 375
6005435 12.60
632 9.0
497 6140344
9.30 661
9.0 625
6397806 11.90
909 17.5
781 6844087
10.40 1026
18.7 979
7012598 4.60
1111 17.8
1240 7424616
5.90 1283
15.7 1552
7790322 9.10
1644 17.5
2153 8240641
8.20 1686
18.5 2557
8855194 6.30
1770 18.6
2934 9496411
7.90 1843
18.5 3333
10180626 9.30
1950 22.8
3712 10812480
7.60 2030
21.1 4440
11514902 9.60
2087 16.3
5338 12383123
8.60 2161
13.0 5782
13401016 9.40
2249 15.0
6246 14448733
8.00 2342
16.7 7426
15127809 11.10
2909 16.3
9094 13142020
77.60 10014
21.8 9346
13245990 2.00
7855 27.6
11478 13897702
9.40 9525
16.2 14431
14429846 12.60
10265 14.2
18637 15043806
10.00 9261
15.5 20807
15721593 5.10
8571 10.6
22487 418770.8
6.40 9290
10.4 28424
4718421 8.30
442 9.0
41394 5064013
16.30 623
9.0 58353
5564341 17.70
627 9.0
72371 6005435
12.60 632
9.0 76342
6140344 9.30
661 9.0
80686 6397806
11.90 909
17.5 94542
6844087 10.40
1026 18.7
109265 7012598
4.60 1111
17.8 155
7424616 5.90
1283 15.7
LAMPIRAN 1. DATA PENELITIAN
69
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
obs LNER LNINF LNIR LNPDB
LNUKR 1970 5.89
2.58 2.64
14.81 5.04
1971 5.97 1.19
2.77 14.88
5.29 1972 6.03
1.87 2.89
14.95 5.61
1973 6.03 3.46
2.71 15.03
5.93 1974
6.03 3.69 2.71 15.1 6.21 1975 6.03
2.94 2.71
15.15 6.44
1976 6.03 3
2.71 15.22
6.66 1977
6.03 2.39 2.48 15.3 6.89 1978
6.09 2.12 2.2 15.37 7.12 1979
6.43 2.79 2.2 15.44 7.35 1980
6.44 2.87 2.2 15.53 7.67 1981
6.45 2.53 2.2 15.61 7.85 1982
6.49 2.23 2.2 15.63 7.98 1983 6.81
2.48 2.86
15.67 8.11
1984 6.93 2.34
2.93 15.74
8.22 1985
7.01 1.53 2.88 15.76 8.4 1986 7.16
1.77 2.75
15.82 8.58
1987 7.4 2.21
2.86 15.87
8.66 1988 7.43
2.1 2.92
15.92 8.74
1989 7.48 1.84
2.92 16
8.91 1990 7.52
2.07 2.92
16.07 9.12
1991 7.58 2.23
3.13 16.14
9.14 1992
7.62 2.03 3.05 16.2 9.35 1993 7.64
2.26 2.79
16.26 9.58
1994 7.68 2.15
2.56 16.33
9.83 1995 7.72
2.24 2.71
16.41 9.94
1996 7.76 2.08
2.82 16.49
10.02 1997 7.98
2.41 2.79
16.53 10.25
1998 9.21 4.35
3.08 16.39
10.63 1999
8.97 0.69 3.32 16.4 10.97 2000 9.16
2.24 2.79
16.45 11.19
2001 9.24 2.53
2.65 16.48
11.24 2002 9.13
2.3 2.74
16.53 11.3
2003 9.06 1.63
2.36 16.57
11.46 2004 9.14
1.86 2.34
12.95 11.6
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LAMPIRAN 2. REGRESI UTAMA
Dependent Variable: LNUKR Method: Least Squares
Date: 060407 Time: 05:33 Sample: 1970 2004
Included observations: 35
Variable Coefficient Std.
Error t-Statistic
Prob. C 5.279464
1.812379 2.913002
0.0067 LNPDB 0.350109
0.129013 2.713761
0.0109 LNINF 0.293709
0.122793 2.391905
0.0174 LNER 1.548599
0.082397 18.79442
0.0038 LNIR -0.936598
0.306269 -3.058093
0.0047 R-squared
0.845857 Mean dependent var 8.608000
Adjusted R-squared 0.838638 S.D. dependent var
1.885612 S.E. of regression
0.467093 Akaike info criterion 1.446986
Sum squared resid 6.545271 Schwarz criterion
1.669179 Log likelihood
-20.32226 F-statistic 131.0216
Durbin-Watson stat 1.565589 ProbF-statistic
0.000000
LAMPIRAN 3. CHOW BREAKPOINT TEST
Chow Breakpoint Test: 1998 F-statistic
43.31511 Probability 0.000000
Log likelihood ratio 79.39073 Probability
0.000000
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LAMPIRAN 4. UJI MULTIKOLINEARITAS
Dependent Variable: LNER Method: Least Squares
Date: 060507 Time: 15:40 Sample: 1970 2004
Included observations: 35
Variable Coefficient Std.
Error t-Statistic
Prob. C -3.483509
3.900698 -0.893048
0.3787 LNIR 0.464409
0.662362 0.701140
0.4884 LNPDB 0.639974
0.256654 2.493533
0.0182 LNINF -0.236472
0.264269 -0.894816
0.3778 R-squared
0.255178 Mean dependent var 7.302000
Adjusted R-squared 0.183099 S.D. dependent var
1.126491 S.E. of regression
1.018151 Akaike info criterion 2.981065
Sum squared resid 32.13559 Schwarz criterion
3.158819 Log likelihood
-48.16863 F-statistic 3.540236
Durbin-Watson stat 0.367373 ProbF-statistic
0.025853
Dependent Variable: LNINF Method: Least Squares
Date: 060507 Time: 15:40 Sample: 1970 2004
Included observations: 35
Variable Coefficient Std.
Error t-Statistic
Prob. C 3.150213
2.589817 1.216385
0.2330 LNPDB 0.044066
0.188536 0.233728
0.8167 LNER -0.106476
0.118992 -0.894816
0.3778 LNIR -0.277728
0.445182 -0.623854
0.5373 R-squared
0.048606 Mean dependent var 2.314286
Adjusted R-squared -0.043464 S.D. dependent var
0.668819 S.E. of regression
0.683200 Akaike info criterion 2.183151
Sum squared resid 14.46961 Schwarz criterion
2.360905 Log likelihood
-34.20514 F-statistic 0.527925
Durbin-Watson stat 1.995509 ProbF-statistic
0.666410
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Dependent Variable: LNIR Method: Least Squares
Date: 060507 Time: 15:41 Sample: 1970 2004
Included observations: 35
Variable Coefficient Std.
Error t-Statistic
Prob. C 0.771066
1.053773 0.731719
0.4698 LNPDB 0.114026
0.072832 1.565593
0.1276 LNINF -0.044644
0.071562 -0.623854
0.5373 LNER 0.033614
0.047941 0.701140
0.4884 R-squared
0.160031 Mean dependent var 2.708286
Adjusted R-squared 0.078744 S.D. dependent var
0.285384 S.E. of regression
0.273917 Akaike info criterion 0.355231
Sum squared resid 2.325955 Schwarz criterion
0.532985 Log likelihood
-2.216542 F-statistic 1.968714
Durbin-Watson stat 0.684555 ProbF-statistic
0.139184
Dependent Variable: LNPDB Method: Least Squares
Date: 060507 Time: 15:39 Sample: 1970 2004
Included observations: 35
Variable Coefficient Std.
Error t-Statistic
Prob. C 12.00395
1.310673 9.158618
0.0000 LNINF 0.039920
0.170797 0.233728
0.8167 LNER 0.261047
0.104689 2.493533
0.0182 LNIR 0.642605
0.410455 1.565593
0.1276 R-squared
0.276755 Mean dependent var 15.74286
Adjusted R-squared 0.206764 S.D. dependent var
0.730111 S.E. of regression
0.650265 Akaike info criterion 2.084336
Sum squared resid 13.10817 Schwarz criterion
2.262090 Log likelihood
-32.47589 F-statistic 3.954128
Durbin-Watson stat 1.106249 ProbF-statistic
0.016943
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LAMPIRAN 5. UJI OTOKORELASI
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic
16.21459 Probability 0.1540921
ObsR-squared 18.78267 Probability
0.0788083 Test Equation:
Dependent Variable: RESID Method: Least Squares
Date: 060507 Time: 15:52 Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std.
Error t-Statistic
Prob. C 3.725890
1.438688 2.589783
0.0151 LNPDB -0.259192
0.102010 -2.540857
0.0169 LNINF -0.166735
0.099002 -1.684152
0.1033 LNER 0.078038
0.059666 1.307915
0.2015 LNIR 0.070850
0.217036 0.326443
0.7465 RESID-1 1.112034
0.237678 4.678749
0.0001 RESID-2 -0.340376
0.232732 -1.462523
0.1547 R-squared
0.536648 Mean dependent var -2.46E-15
Adjusted R-squared 0.437358 S.D. dependent var
0.438757 S.E. of regression
0.329110 Akaike info criterion 0.792004
Sum squared resid 3.032767 Schwarz criterion
1.103074 Log likelihood
-6.860075 F-statistic 5.404863
Durbin-Watson stat 1.441002 ProbF-statistic
0.000815
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL DI INDONESIA
Oleh : AGUS EDY RANGKUTI NIM : 037018011EP
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
The Under Developing countries’ problems are instability and uncertainty. This condition forced the economic agents to keep a great amount of Currency
outside Banks for the shake of precautionary. Other factors such as disorganized financial institutions in the Developing Countries and the availabilities of monetary
information made the people to keep the Currency outside Banks. The purpose of this research is to study the influence of Gross Domestic Product GDP, Inflation
INF, Exchange Rate ER, and Interest Rate IR to Currency Outside Bank UKR.
The method in this research is Ordinary Least Square OLS. The model is estimated by using multiple linear regressions.
The result showed that simultaneously Independence variables GDP, INF, ER, and IR significantly influence the dependent variable UKR, and partially
independent variables GDP, INF, and ER significantly and positively influence the dependent variable UKR, however INF significantly and negatively influence the
UKR. Overall estimation showed ER had the most influent on the demand of the currency outside bank UKR
Keywords: Currency outside Banks, GDP, Inflation, Exchange Rate,
Interest Rate
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
PENDAHULUAN
Uang dapat dikatakan sebagai salah satu penemuan terpenting manusia
yang menopang kemajuan peradabannya. Kita yang hidup pada
masa kini dapat menjalani hidup dengan relatif mudah dengan nyaman
karena adanya uang. Transaksi transaksi yang kita lakukan dapat
diseleaikan dengan cepat, mudah, murah, dan akurat karena telah
terbangunnya sistem keuangan yang kuat dan efisien. Dengan uang
manusia dapat mempersiapkan masa tuanya, tanpa khawatir apa yang
diperolehnya membusuk atau kehilangan nilai karena rusak.
Harus diakui bahwa amatlah sulit untuk membuat definisi yang lengkap
dan memuaskan tentang uang. Sebab definisi dan pengertian praktisnya
selalu berubah dinamis sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat
atau perekonomian. Dengan kata lain, perkembangan tentang definisi dan
pengertian uang merupakan manifestasi dari proses penyesuaian
manusia terhadap kemajuan hidup yang dialaminya. Di masyarakat yang
perekenomiannya sudah relatif maju seperti Amerika Serikat, definisi dan
pengertian uang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan di
Indonesia. Namun demikian para ahli ekonomi umumnya sepakat bahwa
definisi paling universal tentang uang adalah sesuatu benda yang diterima
secara umum dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Dua unsur terpenting dari definisi diatas adalah “sesuatu benda” dan
“diterima secara umum”, menunjukkan bahwa uang digunakan untuk
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
memperlancarmempermudah kegiatan transaksi dalam sebuah perekonomian.
Berdasarkan definisinya dapat dikatakan bahwa uang bisa saja
berbentuk segala sesuatu benda, tetapi tidak semua benda merupakan
uang. Syarat utama agar sebuah benda dapat digunakan sebagai uang adalah
benda tersebut diterima secara umum. Dengan demikian definisi uang
mengandung pengertian ekonomi, hukum, politis.
Permasalahan yang paling sering dihadapi oleh negara negara sedang
berkembang adalah adanya anggapan bahwa ‘dunia’ yang sepenuhnya
rasional, perilaku individu pada umumnya dianggap didasarkan pada
suatu jumlah infinite discounted dari suatu nilai fungsi biaya yang
diperkirakannya. Sehingga individu tersebut membutuhkan seluruh
informasi yang tersedia guna memperkirakan kondisi masa datang.
Hal ini berangkat dari kondisi negara negara sedang berkembang yang
penuh dengan ketidak stabilan dan ketidak pastian. Kondisi ini akan
mendorong agen ekonomi untuk memegang uang kartal untuk tujuan
berjaga jaga dalam jumlah uang lebih besar. Disamping itu, faktor
kelembagaan keuangan masih relatif baru dan belum terorganisir dengan
baik serta informasi mengenai kegiatan di bidang ekonomi moneter relatif
belum tersedia atau tidak mudah diperoleh, ini memberikan indikasi
bahwa aktiva keuangan financial assets belum merupakan substitusi
yang baik bagi uang sehingga masyarakat tetap menyimpan uangnya
dalam bentuk uang kartal. Dari uraian diatas dapat kita simpulkan
betapa pentingnya peranan uang kartal dalam sistem moneter suatu negara.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Berdasar latar Belakang pada uraian diatas, adalah menarik untuk
mengkaji: “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Uang Kartal di Indonesia.”
Berdasarkan uraian diatas maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat
diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian ini, yaitu:
Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita, tingkat inflasi, nilai kurs,
dan suku bunga terhadap permintaan Uang Kartal di Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan Fungsi Uang
Uang adalah sesuatu yang diterima dipercaya masyarakat sebagai alat
pembayar atau transaksi. Uang mempunyai empat fungsi
penting, yaitu sebagai berikut: a
Satuan hitung unit of account Yang dimaksud uang sebagai satuan
hitung unit of account adalah uang dapat memberikan harga suatu
komoditas berdasarkan satu ukuran umum, sehingga fungsi ini
menggantikan sistem barter yang menghendaki adanya double
coincidents of wants kehendak ganda yang selaras. Harga barang yang
diukur dengan nilai uang memberikan kemudahan masyarakat dalam
bertransaksi. b
Alat transaksi pembayar medium of exchange
Uang sebagai alat tukar, harus mendapat penjaminan kepercayaan
oleh pemerintah berdasarkan undang undang atau keputusan yang
berkekuatan hukum. Dengan fungsinya sebagai alat transaksi, uang
amat mempermudah dan mempercepat kegiatan pertukaran dalam
perekonomian modern. c Penyimpan nilai store of value
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Fungsi uang sebagai penyimpan nilai store of value dikaitkan dengan
kemampuan uang untuk menyimpan hasil transaksi atau pemberian yang
meningkatkan daya beli, sehingga semua transaksi tidak perlu dihabiskan
saat itu juga. Keadaan inflasi yang parah ataupun deflasi dapat merubah
keinginan orang untuk memiliki uang sebagai store of value
d Standard pembayaran di masa
mendatang standard of deffered payment.
Sebagai ukuran bagi pembayaran masa depan uang terkait dengan transaksi
utang piutang atau transaksi kredit, dan juga kegiatan ekonomi yang balas
jasanya tidak diberikan saat itu juga. Pembayaran untuk masa mendatang
tersebut dimungkinkan karena uang memiliki fungsi standard pembayaran
di masa mendatang standard of deffered payment. Dengan fungsi
tersebut beberapa balas jasa atau pembayaran di masa mendatang
menjadi lebih mudah dihitung, karena diukur dengan daya beli purchasing
power, dibanding bila diukur dengan komoditas tertentu Rahardja, 2001.
Teori permintaan uang
Teori yang menjelaskan mengenai permintaan uang dapat dibedakan
menjadi: teori klasik, dan teori keynes.
a Teori Permintaan Uang Klasik
Mengenai permintaan uang, kaum klasik mempunyai teori yang cukup
terkenal, yang dinamakan sebagai “teori kuantitas mengenai uang” atau “
the quantity theory of money”, yaitu mengenai permintaan dan sekaligus
penawaran uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori
tersebut adalah pada hubungan antara penawaran uang atau, jumlah uang
yang beredar dengan nilai uang atau
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
tingkat harga. Selanjutnya, ada 3 tiga faktor yang mempengaruhi turun
naiknya nilai uang yaitu: 1.
jumlah uang yang beredar kuantitas disebut sebagai
penawaran uang 2.
kecepatan permintaan uang 3.
jumlah komoditi yang diperjual belikan
Analisa klasik dalam teori permintaan uang yang tergolong dalam teori
moneter kuantitatif antara lain dikemukakan oleh:
1. Irving Fisher
Pendekatan secara velositas atau disebut
“transaction velocity approach” diperkenalkan oleh Irving
fisher pada tahun 1911 dalam bukunya “the purchasing power of money”.
Pendekatan ini menjelaskan bahwa jumlah uang yang dibelanjakan sama
dengan jumlah uang yang diterima. Teori Irving Fisher menitik beratkan
fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar.
Selanjutnya dalam menentukan nilai uang ada 3 tiga variabel yang
penting, yaitu: a. Jumlah uang yang beredar
b. Kecepatan uang beredar c. Jumlah barang yang diperdagangkan
Fisher melihat permintaan uang adalah suatu kepentingan yang sangat likuid
untuk memenuhi motif transaksi. Dengan sederhana persamaan transaksi
permintaan uang yang dikemukakan Fisher adalah sebagai berikut:
MV = PT
Dimana nilai dari barang yang dijual dikalikan dengan harga rata rata dari
barang tersebut P harus sama dengan volume uang yang ada dalam
masyarakat M dikalikan berapa kali rata rata “perputaran” uang, dalam
periode tersebut atau “transaction velocity of circulation” V. T, atau
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
volume transaksi, dalam suatu periode tertentu ditentukan oleh tingkat output
masyarakat pendapatan nasional dan bisa pula dianggap mempunyai nilai
tertentu dalam satu tahun. Menurut Fisher dan kaum klasik
diasumsikan selalu dalam keadaan “full employment”. Dan Velocity,
ditentukan oleh faktor faktor kelembagaan, mencakup faktor faktor,
misalnya tingkat permintaan uang akan sama dengan pendapatan nasional.
Maka secara matematis dapat ditulis:
Md = kPY
Dimana k adalah proporsi bagian dari GNP yang diwujudkan dalam bentuk
uang kas, jadi besarnya sama dengan 1V, sedangkan Y adalah tingkat
pendapatan nasional riil, dan P adalah harga umum.
2. Teori Cambridge