Perkembangan Pendapatan Perkapita PDB di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut:
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000
1970 1973
1976 1979 19
82 19
85 19
88 199
1 1994
1997 2000
2003
Tahun Miliar Ru
piah
Gambar 4.2. Perkembangan PDB Indonesia Sumber: Bank Indonesia
4.1.3. Inflasi
Sebelum krisis ekonomi 1970-1997 pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat,
Tahun 1998 tingkat inflasi tercatat cukup tinggi karena adanya Cost Push Inflation. Industri yang berkembang di Indonesia ternyata berdampak
karena katergantungan sektor industri pada bahan baku impor, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar yang pernah mencapai Rp. 15.000 per 1 US
pada tahun 1998 menyebabkan harga bahan baku import meningkat sehingga mempengaruhi harga-harga dalam negeri. Demikian juga pasca krisis 1997,
masih lemahnya kinerja perekonomian Sektor riil khususnya menyebabkan
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
daya beli masyarakat mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan inflasi tercatat relatif rendah dibandingkan pada saat periode krisis yang lalu.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan drastis pada tahun 1998-1999 merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem
perekonomian Indonesia. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya
modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor produksi. Sebagai akibatnya kualitas aset perbankan
turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga pasar.
Rendahnya kemampuan daya saing usaha pada sektor produksi telah pula menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk
menjalankan fungsinya sebagai intermediator kegiatan investasi.,melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang pernah mencapai Rp. 15.000 per 1 US
pada tahun 1998 menyebabkan harga bahan baku import meningkat sehingga mempengaruhi harga-harga dalam negeri. Krisis ekonomi dan moneter
merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut, banyak lembaga-lembaga keuangan,
termasuk perbankan, mengalami kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada
akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor produksi.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Untuk mengatasi permasalahan inflasi Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter dengan meningkatkan suku bunga. Efeknya mulai terasa
tahun 2000 dimana tingkat inflasi dapat ditekan mencapai 13,8 Perekonomian Indonesia Tahun 2004 menunjukkan perkembangan
yang semakin mantap, bahkan lebih baik dari perkiraan awal tahun. Pertumbuhan ekonomi meningkat, disertai pola ekspansi yang semakin
seimbang, perkembangan tersebut didukung oleh semakin terjaganya kestabilan makroekonomi melalui penerapan kebijakan yang konsisten.
Meskipun demikian kerja keras masih harus ditingkatkan mengingat perbaikan yang terjadi belum sepenuhnya mampu mengatasi permasalahan
yang dihadapi, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya saing ekonomi. Kegiatan ekonomi mencatat pertumbuhan tertinggi
pascakrisis ekonomi, yaitu sebesar 5,1, yang diikuti dengan perbaikan pola ekspansi. Konsumsi mengalami pertumbuhan yang relatif stabil, sementara
kegiatan investasi meningkat tajam, setelah dalam tiga tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang rendah, demikian pula pertumbuhan ekspor
barang dan jasa terus meningkat, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan volume perdagangan dunia yang diikuti dengan melonjaknya harga- harga
komoditi minyak dan gas bumi Migas serta non migas. Sementara itu meningkatnya kegiatan investasi didorong oleh membaiknya permintaan
domestik dan dukungan pembiayaan. Sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik dan ekspor, kegiatan impor barang dan jasa juga turut
mengalami peningkatan yang tinggi.perkembangan tersebut berhasil
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat, yang tercermin pada peningkatan pendapatan perkapita dan penurunan kemiskinan.
Pada tahun 2004 masih banyak permasalahan yang belum dapat diselesaikan. Pemerintah masih harus berupaya keras untuk mengatasi iklim
investasi yang belum kondusif, ditengah kapasitas produksi yang semakin terbatas, efisiensi yang masih rendah yang mengakibatkan rendahnya daya
saing perekonomian dan kondisi infrastruktur yang belum memadai. Pada saat yang sama restrukturisasi perbankan sepenuhnya yang dapat menghambat
pulihnya kepercayaan dunia usaha serta kelancaran pembiayaan sektor riil. Selain permasalahan diatas, perekonomian Indonesia tahun 2004 juga
dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menghambat aktivitas perekonomian. Disisi eksternal, kecendrungan suku bunga global yang
meningkat diperberat oleh peningkatan harga minyak yang tinggi Selain itu kenaikan harga minyak juga berdampak pada peningkatan
defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN yang memberikan tekanan pada inflasi. Disisi internal, proses transisi politik yang terjadi pada
tahun 2004 juga sempat mempengaruhi persepsi pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian nasional. Dibidang perbankan, struktur kelembagaan
perbankan juga masih menghambat kemampuan Bank dalam mengelola dan meningkatkan skala usaha.
Berbagai tantangan yang melingkupi perekonomian menghadapkan para pengambil kebijakan yang harus dilakukan secara berhati- hati. di sektor
moneter, inflasi yang bersumber dari depresiasi nilai tukar dan ekspektasi
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
inflasi yang tinggi. sektor riil, kebijakan fiskal dihadapkan pada tantangan untuk memgurangi defisit APBN akibat tingginya subsidi BBM akibat
kenaikan harga BBM di pasar dunia, Nisbah pajak terhadap PDB yang masih rendah, dan sumber pembiayaan yang terbatas untuk menjaga suasana yang
kondusif disektor riil, tantangan kebijakannya adalah untuk meningkatkan konsistensi antar berbagai ketentuan, memperkuat pelaksanaan kebijakan di
lapangan dan menyelaraskan peraturan pemerintah pusat dan daerah Untuk merespon berbagai tantangan tersebut Bank Indonesia dan
Pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk memperkokoh stabilitas makroekonomi sekaligus tetap mendorong pertumbuhan
ekonomi.kebijakan moneter diarahkan untuk tetap konsisten mencapai sasaran inflasi jangka menengah. perbankan dan meningkatkan peran perbankan
dalam perekonomian terutama melalui penyaluran kredit. Kondisi moneter pada tahun 2004 secara umum cukup stabil,
meskipun pada paruh kedua dibayangi tantangan yang terutama bersumber dari sektor eksternal. Kestabilan tersebut tercermin pada pertumbuhan uang
primer yang relatif terkendali dan pergerakan suku bunga yang cendrung menurun. Komitmen dan konsisten Bank Indonesia untuk mencapai sasaran
Inflasi dengan tetap mendukung percepatan perbaikan perekonomian disertai semakin membaiknya kondisi sosial politik dan iklim usahan mendorong
tercapainya stabilitas moneter. Berikut perkembangan inflasi di Indonesia:
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Perkembangan Inflasi INF di Indonesia sejak tahun 1970 hingga tahun 2004 dapat dilihat sebagai berikut:
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
19 70
19 73
19 76
19 79
19 82
19 85
19 88
19 91
199 4
199 7
20 00
20 03
Tahun P
e rs
en ta
se
Gambar 4.3 Perkembangan Inflasi di Indonesia Sumber: Bank Indonesia
Pada awal tahun 1970 – an perkembangan tingkat inflasi di Indonesia cukup tinggi hingga mencapai 40 di tahun 1974, hal ini disebabkan baru
terjadinya perpindahan kekuasaan pemerintah dari Presiden Soekarno Orde Lama kepada Presiden Suharto Orde Baru, dimana pemerintahan orde lama
meninggalkan warisan keadaan ekonomi yang carut marut kepada pemerintah Orde Baru.
Secara perlahan pemerintah Orde baru berhasil menurunkan tingkat inflasi dengan adanya bantuan dari negara asing dan juga terjadinya “oil
boom” dimana indonesia sebagai salah satu anggota negara negara pengekspor minyak OPEC dapat menikmati tingginya harga minyak
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
dipasaran dunia, sehingga pembangunan di dalam negeri dapat terus bergerak, sehingga inflasi dapat ditekan.
Rata rata tingkat inflasi di Indonesia dari tahun 1970 – 2004 adalah 13,1 . Tingkat inflasi yang tertinggi yang pernah dialami Indonesia adalah
pada tahun 1998 yang berjumlah hampir mendekati 80, hal ini disebabkan adanya krisis moneter di Indonesia. Sedangkan untuk mulai dari tahun 2000 –
2004 tingkat inflasi sudah dapat dikendalikan hanya berada pada kisaran rata rata 6 per tahun.
4.1.4. Nilai Tukar