tukar Rupiah dengan suku bunga serta elatisitas yang tinggi antara perubahan nilai tukar Rupiah dengan penawaran ekspor dan permintaan impor. Selain
itu, nilai tukar Rupiah yang fleksibel dan stabil juga harus tetap dijaga agar tidak memberikan tekanan pada harga-harga domestik.
Oleh karena suku bunga tampak memegang peranan vital dalam pengendalian moneter dalam sistem nilai tukar yang fleksibel, maka
pendekatan pengendalian moneter diusulkan untuk menggunakan suku bunga sebagai sasaran operasional dengan inflasi sebagai sasaran tunggal. Suku
bunga sebagai sasaran operasional akan diuji transmisinya secara detail mulai dari suku bunga overnight, suku bunga deposito, suku bunga SBI lelang, dan
suku bunga kredit. Perkembangan nilai tukar rupiah yang relatif stabil, trend penurunan
inflasi yang terus berlangsung, dan uang primer yang terkendali di bawah target indikatifnya tersebut, telah memberikan ruang gerak bagi Bank
Indonesia untuk memberikan sinyal penurunan suku bunga secara bertahap antara lain guna mempercepat proses pemulihan ekonomi.
2.10. Penelitian Sebelumnya
Ada beberapa peneliti yang telah meneliti mengenai permintaan uang, antara lain:
1. Insukindro 1998
Disimpulkan bahwa uang berfungsi sebagai stok penyangga atau persediaan, karena dia diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan yang tidak dapat
diantisipasi oleh agen agen ekonomi sebagai akibat adanya perbedaan antara
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
saat mereka menerima pendapatan dan saat mereka membelanjakan, serta cara yang digunakan dalam transaksi tersebut tunai, atau kredit. Kesenjangan ini
dapat disebabkan oleh adanya shock baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran atau keduanya, dan kecepatan pelaku ekonomi dalam melakukan
penyesuaian penyesuaian. Dalam kondisi semacam ini, masyarakat memegang uang kartal bukan hanya untuk tujuan bertransaksi, tetapi lebih
kepada untuk berjaga jaga, dan bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk motif spekulasi.
2. Aliman 1998
Disimpulkan bahwa lebih banyaknya variabel tingkat pendapatan nasional yang mempunyai pengaruh lebih kuat dan lebih segera dibandingkan dengan
pengaruh sebaliknya baik di Indonesia dan di Thailand kecuali untuk M2 dengan tingkat pendapatan nasional di Indonesia dan M1 dengan tingkat
pendapatan nasional di Thailand. Apabila ada penambahan jumlah uang beredar, apakah M0, M1, M2 baru akan menaikkan tingkat pendapatan
nasional setelah melalui proses multiplier dalam jangka waktu yang relatif lama. Dilain pihak adanya kenaikan tingkat pendapatan nasional dalam waktu
yang relatif tidak lama akan menuntut penambahan jumlah uang yang beredar lebih segera, karena tingkat pendapatan nasional yang tidak lain output
nasional, kalau mengalami kenaikan dengan tanpa diimbangi dengan penambahan jumlah uang beredar, harga harga akan turun, dan hal ini akan
menyebabkan pelaku ekonomi menjadi kurang bergairah karena revenue nya berkurang.
Agus Edy Rangkuti : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
3. Maravic dan Palic 2005
Disimpulkan bahwa untuk jangka panjang dan jangka pendek fungsi permintaan uang sangat spesifik, tetapi permintaan uang tidak stabil selama
periode observasi, mencapai titik stabil pada periode pertengahan 2002. Permintaan uang masih sangat dipengaruhi oleh expected inflasi. Pembayaran
suku bunga jangka pendek merupakan trasaksi deposit yang sangat liquid.
4. Sterken 1999