public yakni masyarakat menguasai kebijakan public dan memiliki kewenangan untuk mengelola suatu objek kebijakan tertentu.
3. Faktor fisik individu dan lingkungan faktor fisik individu sebagai sumber
kehidupan termasuk fasilitas serta ketersediaan pelayanan umum. Faktor lingkungan adalah kesatuan ruang dan semua benda, daya,keadaan,
kondisi dan makhluk hidup, yang berlangsungnya berbagai kegiatan interaksi sosial antar berbagai kelompok beserta lembaga dan pranatanya.
4. Faktor nilai Budaya, nilai budaya politik atau civic culture merupakan
basis yang membentuk demokrasi, hakekatnya adalah politik baik ketika politik maupun teknik atau peradaban masyarakat. Faktor nilai budaya
menyangkut persepsi, pengetahuan, dikap dan kepercayaan politik. Kebijakan, Implementasi dan evaluasi dampaknya. Kebijakan adalah
bagian keputusan politik yakni program prilaku untuk mencapai tujuan pemerintah- masyarakat.
1.4.2. Status Sosial Ekonomi
“Status ekonomi sosial adalah kedudukan seorang warga Negara dalam pelapisan sosial yang disebabkan oleh pemilikan kekayaan. Pemilikan kekayaan
di dalam masyarakat sebagai dasar di dalam menentukan tinggi rendahnya status sosial ekonomi individu dalam masyarakat.”
17
Minat politik bertambah bersamaan dengan bertambahnya kondisi sosial ekonomi. Hal ini diungkapkan Samuel- Nelson dalam bukunya. Semakin tinggi
faktor sosial ekonomi, maka ia pun semakin tertarik terlibat dalam politik
17
Sastroatmodjo Sudijono, Perilaku Politik, RIKIP Press, Semarang, 1995, hal. 67.
Universitas Sumatera Utara
pembangunan desa seara motorik, dan perhatian yang lebih besar dalam pembangunan desa serta lebih banyak untuk mempengaruhi keputusan program
pembangunan yang diambil oleh pemerintah desa. Hubungan yang erat dan pengaruh yang positif, kuat dan signifikan antara
faktor sosial ekonomi dengan partisipasi politik masyarakat terutama di desa pada khususnya sesuai dengan apa yang dibahas nantinya dalam skripsi ini. Indikator
pendapatan tentu berkaitan langsung dengan pekerjaan yang mempengaruhi pola partisipasi masyarakat dan ini mempengaruhi pola pikir secara tidak langsung
demikian juga pendidikan. Di kebanyakan Negara, pendidikan tinggi sangat mempengaruhi partisipasi politik, karena pendidikan lebih tinggi dapat
memberikan informasi tentang politik dan persoalan politik, bisa mengembangkan kecakapan menganalisis dan menciptakan minat dan kemampuan berpolitik juga
di banyak Negara, lembaga pendidikan dan kurikulumnya sengaja berusaha mempengaruhi proses sosialisasi politik kaum muda. Di samping itu orang yang
berpendapatan dan mempunyai pekerjaan yang tinggi lebih aktif daripada yang berstatus rendah.
Contoh dari Negara yang mengutamakan status sosial ekonomi karena mempengaruhi partisipasi politik adalah Amerika. Sesuai dengan penelitian dalam
buku Samuel- Nelson, sikap umum orang Amerika terhadap partisipasi politik tercermin dalam model pembangunan yang liberal, yang secara implisit atau
eksplisit diutarakan di dalam banyak tulisan Amerika dan tulisan- tulisan lainnya mengenai soal itu. Di dalam model itu diasumsikan bahwa sebab- sebab
ketimpangan sosio- ekonomi, kekerasan politik, dan ketiadaan partisipasi politik
Universitas Sumatera Utara
yang demokratis terletak dalam keterbelakangan sosio- ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu penting pembangunan sosio- ekonomi yang cepat,
yang akan menaikkan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan dalam masyarakat itu dan dengan begitu memungkinkan suatu distribusi kekayaan yang
lebih adil, memajukan kestabilan politik, dan meletakkan landasan bagi partisipasi politik yang lebih luas dan sistem pemerintahan yang lebih demokratis.
1.5. HIPOTESIS
Ternyata memang ada asumsi bahwa status sosial ekonomi mempengaruhi partisipasi politik masyarakat, hal ini tercermin dalam tingkah laku
pola hidup masyarakat yang cenderung kepada penentuan kebutuhan pribadi dibandingkan dengan partisipasinya dalam berpolitik.
Dengan bertitik tolak dari anggapan dasar tersebut maka dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai hipotesis yaitu:
“Adanya pengaruh status sosial ekonomi terhadap partisipasi politik masyarakat, dimana semakin rendah tingkat sosial ekonomi maka akan semakin rendah pula
partisipasinya dalam berpolitik” Hipotesis tersebut di atas dapat dirumuskan dalam bentuk geometrik
sebagai berikut:
Variabel Bebas x Variabel terikat y
STATUS SOSIAL EKONOMI
PARTISIPASI POLITIK
Universitas Sumatera Utara