mempunyai kekuasaan yang luas,mulai dari memilih macamnya hukuman yang sesuai, sampai kepada memberatkan atau meringankan hukuman atau
membebaskannya, karena dalamjarimah tazir hakim mempunyai kebebasan untuk berijtihad.
3 Segi keadaan yang meringankan
Dalam jarimah hudud dan qishas, hukuman tidak terpengaruh oleh keadaan- keadaan tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan jarimah, kecuali apabila
pelaku tidak memenuhi syarat-syarat taklif, seperti gila atau di bawah umur. Akan tetapi dalam jarimah-jarimah tazir, keadaan korban atau suasana
ketika jarimah itu dilakukan dapat mempengaruhi berat ringannya hukuman yang akan dijatuhkan kepada pelaku.
4 Segi alat-alat pembuktian
Saksi tertentu, apabila alat pembuktian yang digunakan berupa saksi. Dalam pembuktikan jarimah zina misalnya diperlukan empat orang saksi yang
menyaksikan dengan mata kepala sendiri terjadinya jarimah tersebut sedangkan untuk jarimah hudud yang lain dan jarimah qishas dan diat, hanya
diperlukan minimal dua orang saksi, bahkan dalam jarimah tazir kadang kadang hanya diperlukan seorang saksi saja.
C. Sanksi Hukuman
Hukuman bagi pelaku hirabah dapat berbeda-beda sesuai dengan jenis perbuatan yang dilakukannya, yaitu dibedakan menjadi empat :
1 Menakut-nakuti lewat tanpa membunuh dan tanpa mengambil harta.
Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad, demikian juga pendapat Imam Syafi‟I dan Syi‟ah Zaidiyah, hukumannya
adalah ta‟zir atau pengasingan dengan alas an.
82
طقت ۟آ ۟آ تق ا ّف
ف ّ ۥ س
ح ۟ا ٓ ج
ف خ ج ا خ ا ف
ۖ ف ۭ خ ك ۚ
۟ا
Artinya: Sesungguhnya
pembalasan terhadap
orang-orang yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dibuang dari negara tempat
kediamannya. Yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka ada dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang pedih
QS. Al Maidah 5 : 33.
83
Hukuman untuk pelaku hirabah yang mengambilnya harta tanpa membunuh. Menurut
Imam Abu Hanifah, Imam Syafi‟I, Imam Ahmad dan Syiah Zaidiyah adalah dipotong tangan dan kakinya dengan bersilang
yaitu dipotong kaki kiri dan tangan kanan.
84
82
Qadir Audah, al- Tasyri’ al-Jinayat al-Islami, Juz II, h. 548
83
Ahmad Mukri Aji, Rasionalitas Ijtihad Ibn.Rusyd, Kajian Atas Fiqih Jinayat dalam Kitab”Bidayatul Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid,Pustaka Pena Ilahi, Bogor 2010, h. 208
84
Abdul Qadir Audah, al- Tasyri’ al-Jinayat al-Islami, Juz, h 650
Menurut Imam Malik untuk pencurian dengan kekerasan kelompok kedua ini tidak boleh lebih ringan daripada potong tangan.
Hukuman bagi pelaku ada tiga pilihan yaitu hukuman mati, penyaliban, atau potong tangan dan kaki secara bersilang, tergantung kepada
keputusan ijtihad penguasa.
85
2 Hukuman bagi pembunuh tanpa mengambil harta, menurut Imam Abu
Hanifah, Imam Syafi‟I dan satu riwayat dari Imam Ahmad, hukumannya adalah dibunuh sebagai hukuman had tanpa disalib. Sementara menurut
riwayat lain dari Imam Ahmad dan salah satu pendapat Syi‟ah Zaidiyah, di samping hukuman mati, pelaku juga harus disalib.
86
3 Hukuman bagi pelaku hirabah yang membunuh dan mengambil harta
korban, menurut Imam Syafi‟I, Imam Ahmad, Syiah Zaidiyah, Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad dari kelompok Hanafi hukumannya adalah
dibunuh hukuman mati dan disalib tanpa dipotong tangan dan kakinya. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah beliau berpendat bahwa dalam
kasus ini, hakim boleh memilih dari tiga hukuman alternatif yaitu : 1 potong tangan dan kaki, kemudian
2 dibunuh atau disalib dan tanpa potong tangan dan kaki, dan 3 disalib kemudian dibunuh.
87
85
Abdul Qadir Audah, al- Tasyri’ al-Jinayat al-Islami, Juz, h 650
86
Abdul Qadir Audah, al- Tasyri’ al-Jinayat al-Islami, Juz, h 652
87
Abdul Qadir Audah, al- Tasyri’ al-Jinayat al-Islami, Juz, h 650
BAB III Tindak Pidana Pencurian Mayat
A. Pengertian Mayat
Mayat adalah tubuh orang yang sudah mati dan masih utuh ataupun tinggal sebagian
88
dari kuburan atau tempat-tempat tertentu. Mayat adalah kekayaan si korban, Harga ini tidak selalu bersifat ekonomis,
Misalnya barang yang diambil itu tidak mungkin akan dijual ke orang lain, tetapi si korban sangat dihargai sebagai kenang-kenangan. Van Bemmelen memberikan
contoh berupa beberapa sehelai rambut atau beberapa halaman yang disobek dari suatu buku.
89
Tentang res nullius ini, Van Bemmelen menceritakan suatu peristiwa yang sampai diputus oleh Hoge Raad Belanda pada tahun 1946 sebagai berikut :
90
Di Amseterdam terdapat suatu laboratorium patologis-anatomis dimana mayat-mayat sering diperiksa. Kebiasaan seorang pegawai laboratorium di sana
adalah mengambil gigi-gigi emas yang masih ada pada mayat untuk dimilikinya. Pada suatu saat, perbuatan itu diketahui dan selanjutnya si pegawai dituntut di
88
Kamus Besar Bahasa Indonesia , Departemen Pendidikan Nasiona; Balai Pustaka, edisi ke-
3, Jakarta 2002, h.278
89
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia, edisi revisi 3, Bandung, 2003, PT, Revika Aditama, h. 16
90
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia, edisi revisi 3, Bandung, 2003, PT, Revika Aditama, h. 16