BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah keberadaan dan peradaban manusia senantiasa menjadi bagian tak terpisahkan dari proses hidup sampai mati dalam kehidupan manusia, oleh karena
hukum sebagai perwujudan dari nilai-nilai keadilan, kemanfaatan dan kemanusiaan. Di samping itu norma-norma hukum sebagai perwujudan dari nilai-nilai keadilan,
kemanfaatan dan kemanusiaan. Di samping itu hukum sebagai alat yang dipakai untuk mengatur masyarakat sehingga senantiasa berusaha mencapai tujuan
1
. Untuk itu hukum pidana harus benar-benar ditegakkan terhadap kasus-kasus kejahatan
pencurian, baik pencurian yang sifatnya yang selektif dan ruang geraknya yang lebih luas, sampai pada kejahatan pencurian yang ringan.
Pencurian merupakan suatu pelanggaran norma yang hidup di masyarakat yaitu norma agama dan norma hukum. Agama manapun melarang suatu tindakan
pencurian karena hal tersebut merupakan suatu dosa yang harus di pertanggungjawaban oleh pelakunya di akhirat nanti. Hukum juga melarang suatu
tindakan pencurian, karena merugikan orang lain dan melanggar hak-hak pribadi dari setiap orang, salah satunya adalah hak untuk memiliki setiap benda.
2
Perkembangan zaman yang semakin maju pesat dan unik ternyata tidak
1
Sabri Samin, Pidana Islam Dalam Politik Hukum Pidana Indonesia Efektisme dan Pandangan Non Muslim
, Jakarta, Kholam Publising
2
Sabri Samin, Pidana Islam Dalam Politik Hukum Pidana Indonesia Efektisme dan Pandangan Non Muslim
, Jakarta, Kholam Publising
membuat tingkat kejahatan di lingkungan masyarakat menurun, melainkan kejahatan tersebut semakin meningkat dengan timbulnya modus baru, terutama dalam tindak
pidana pencurian. Adapun objek dari tindak pidana pencurian tidak hanya dalam bentuk barang seperti rumah, televisi, radio, dan barang-barang lainnya yang
memiliki nilai ekonomis, tetapi pencurian tersebut sekarang sudah mengarah ke mayat.
8 Tahun yang lalu kita telah dihebohkan media elektronik dan cetak masalah pencurian mayat yang terjadi di Sumanto telah mencuri mayat Mbah Rinah di
kuburan Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, pada Januari 2003. Jasad itu dipotong-potong dengan golok, lalu dimakannya mentah-mentah. Sebagian
lagi digoreng serta dipanggang atau disate,
3
dan baru-baru ini juga telah digemparkan peristiwa pencurian jasad anak balita yang beberapa hari terakhir marak di sidoarjo,
Jawa Timur, diduga terkait dengan ulah para calo yang berupaya mengeruk keuntungan melalui mal praktek jual beli mayat.
4
Menurut ketentuan Kitab Undang-undang Pidana KUHP, perbuatan tersebut termasuk melanggar Pasal 180 KUHP yang berbunyi : Barangsiapa dengan sengaja
dan melawan hukum diambil, menggali atau mengambil jenazah atau memindahkan atau mengangkut jenazah yang sudah digali atau diambil, diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan. Atau pidana denda paling banyak
3
Di Akses pada tanggal 6 juni 2011 dari www.Majalah Tempo.com
4
Di Akses pada tanggal 6 Juni 2011 dari www.Kompas com
empat ribu lima ratus rupiah.
5
Dalam ketentuan Pasal 180 KUHP hanya membicarakan tentang perbuatan yang dengan sengaja melawan hukum mengeluarkan, mengambil, atau memindahkan
mayat dari kuburan. Sedangkan memakan daging mayat tidak diatur secara khusus dalam ketentuan undang-undang, hanya merupakan perbuatan yang tidak manusiawi.
Jadi, perbuatan yang dilakukan oleh Sumanto dapat dijerat dengan pasal tersebut.
6
Yang diartikan mayat ialah tubuh orang yang sudah mati dan masih utuh ataupun tinggal sebagian. Bagian itu merupakan yang terbesar. Bagian yang hanya
berupa dua buah tangan saja tidak dapat diartikan mayat. Jadi, apabila ada orang yang mengambil, memindahkan, atau membawa mayat dengan melawan hukum, maka
merupakan suatu tindak pidana, tetapi apabila ada orang yang mengambil, memindahkan, atau membawa mayat dari rumah sakit disertai surat keterangan dokter
tidak diancam dengan sanksi pidana.
7
Sedangkan bila seseorang mengambil mayat manusia dari kamar mayat sebuah rumah sakit, padahal ia bukan keluarganya dan tidak dapat kuasa dari
keluarganya untuk mengambilnya atau mengambilnya dari liang kubur dan kemudian dituduh melakukan pencurian mayat, tidak dapat membela diri dengan mengatakan
bahwa ia tidak melakukan pencurian mayat dengan alasan bahwa seseorang selama hidupnya tidak memiliki tubuh manusia lain. Karena itu, tidak seorang pun dapat
5
Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, edisi revisi 2008, Jakarta, Rineka Cipta
6
Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, edisi revisi 2008, Jakarta, Rineka Cipta
7
Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, edisi revisi 2008, Jakarta, Rineka Cipta
memiliki mayat manusia karena mayat itu tidak ada yang memiliki.
8
Jadi, bila kita kaji dari aspek hukum pidana, tindakan mencuri jenazah atau mayat dapat dikategorikan melakukan tindak pidana pencurian sebagaimana diatur
dalam Pasal 362 KUHP. Dan karena dilakukan pada malam hari, bisa dijerat dengan Pasal 363 KUHP yang ancaman pidananya selama 7 tahun, sehingga berdasarkan
Pasal 21 Ayat 4 KUHAP sub a, maka dia bisa ditahan karena ancaman pidananya lebih dari 5 tahun.
9
Sedangkan dalam Islam sendiri menerangkan dalam suatu keadilan sebagai tujuan syariat maqosidu syar‟i. Yang mana telah ditegaskan dalam Al-Qur‟an
ح ا ا ا ّك ءا ج
ا طق ف ق ّ ا ّ ا “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan keduany
sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan, dan siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
”. Al-Maidah : 38
10
Larangan melakukan mencuri di tegaskan pula dalam Hadits Rasulullah :
طقتف ح ا ّ طقتف ض ا ّ ، ّ ا ها ّ ا ج خ
Artinya : ”Allah melaknat pencuri yang mencuri sebutir telur kemudian
tangannya dipotong, dan mencuri seutas tali kemudian tangannya
8
Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, edisi revisi 2008, Jakarta, Rineka Cipta
9
Skripsi tentang putusan No : 32Pid.B2003PN.Pbg. dengan terdakwa Sumanto PUTRA FAJAR SUNJAYA, Universitas Pancasakti Tegal.
10
Ahmad Mukri Aji, Rasional Ijtihad Ibnu Rusdyh.-Pustaka Pena Ilahi, B ogor 2010, h. 193
dipotong”.
11
Ayat dan Hadits tadi menunjukkan bahwa perbuatan mencuri adalah perbuatan tercela dalam pandangan Islam. Tindakan pencurian dilarang, karena dapat
menggoncang stabiliitas keamanan masyarakat. Pencurian baru diancam dengan hukuman Had jika memenuhi beberapa
unsur. Unsur-unsur itu adalah tindakan mengambil secara sembunyi-sembunyi, unsur benda yang di ambil berupa harta, unsur benda yang di ambil adalah hak orang lain,
dan unsur kesengajaan berbuat kejahatan.
12
Sedangkan menurut Ibn Rusyd memberikan pengertian memenuhi beberapa unsur di dalam delik pencurian yaitu :
13
a Perbuatan mengambil harta orang lain secara diam-diam mustatir adalah
harta atau barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, dan tanpa kerelaannya. Misalnya : Seseorang mengambil harta atau barang dari rumah
orang lain ketika penghuninya sedang tidur. b
Barang yang dicuri adalah berupa harta al-mal. Yang dimaksud dengan harta disini adalah harta yang bergerak, berharga, memiliki tempat penyimpanan
yang layak dan sampai nishab. c
Harta yang dicuri merupakan milik orang lain.
11
Al-Bukhari, Shahih Bukhari, juz VI, h. 2493, hadits nomor 6414 dan al-Nishaburi, Shahih Muslim, h. 1311, Hadits nomor 1687
12
Muhammad amin suma, Pidana Islam di Indonesia; peluang, prospek, dan tantangan, cet 1, 2001, Pustaka Firdaus, h. 112
13
Ahmad Mukri Aji, Rasionalitas Ijtihad Ibn Rusyd, Kajian Fiqh Jinayat dalam Kitab “
Bidayatul Mujtahid wa Nilhayat al-Mustashid ,Cet 1, Bogor, 2010, Pustaka Pena Ilahi,
d Adanya kesengajaan melakukan perbuatan pencurian.
14
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh mengenai perbuatan pencurian mayat yang dikriminalisasi beserta sanksinya
bagi para pelaku, Oleh karena itu penulis menyusun skripsi dengan judul :
“PANDANGAN HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN MAYAT”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah