Menurut Abdullah Nasih Ulwan bahwa pendidikan seksual yang harus mendapatkan perhatian secara khusus dari para pendidik, dilaksanakan
berdasarkan fase-fase berikut ini: Fase pertama, usia 7 – 10 tahun, disebut masa tamyiz masa pra
pubertas. Pada masa ini, anak diberi pelajaran tentang etika meminta izin dan memandang sesuatu.
Fase kedua, usia 10 – 14 tahun, disebut masa murahaqah masa peralihan atau pubertas pada masa ini anak dijauhkan dari berbagai
rangsangan seksual. Fase ketiga, usia 14 – 16 tahun, disebut masa bulugh masa adolesen.
Jika anak sudah siap untuk menikah, maka pada masa ini anak diberi pelajaran tentang etika adab mengadakan hubungan seksual.
Fase keempat, setelah masa adolesen disebut masa pemuda. Pada masa ini anak diberi pelajaran tentang adab etika melakukan isti’faf bersuci, jika
memang ia belum mampu melangsungkan pernikahan.
19
D. Tujuan Pendidikan Seks
Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai atau diraih dalam mendapatkan hal yang diinginkan atau diwujudkan. Adapun tujuan pendidikan
seks yang dikemukakan oleh Ali Akbar adalah untuk menciptakan suasana ketenangan dan kebahagiaan dalam rumah tangga, tempat mendidik keturunan
yang taat kepada Allah dan supaya manusia menjauhi zina.
20
Pendidikan seks bertujuan untuk memberikan kepada generasi muda pokok-pokok pengendalian diri dengan kelakuan diantaranya; menghargai
pendapat umum yang berhubungan dengan masalah-masalah seks, merasakan seks dan menghargainya, mengetahui hasil peraturan-peraturan sosial,
meladeni orang-orang baik dalam menjaga kehormatan yang tinggi yang cocok bukan malu dan segan yang dulu dikenal orang, atau keterlaluan kurang
19
Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Bandung: Asysyifa, 1998, h. 572
20
Ali Akbar, Seksualitas Ditinjau dari hokum islam, Jakarta: Balai Aksara, 1986 Cet ke-3, h.15
sopan seperti kita saksikan sekarang ini, menghargai kewanitaan dan kelaki- lakian, membentuk kebiasaan mengekang diri mengetahui hubungan umum
antara masalah seks dan kehidupan, menumbuhkan cara-cara rekreasi mental dan jasmani dan bukan untuk mengatasi dorongan seks, tetapi sebagai jalan
untuk menggantinya, mengetahui ganjaran, sopan santun pada generasi muda dan mempelajari sopan santun yang menggambarkan cinta dalam bentuknya
yang mulia.
21
Dengan adanya beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan seks ialah mencegah terjadinya penyimpangan seks dan
mencegah terjadinya hubungan seks di luar nikiah, juga dapat menghasilkan manusia-manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia
karena dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat beserta lingkungannya dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan terhadap orang lain.
E. Bahaya Dampak Negatif Yang Ditimbulkan Akibat Penyimpangan
Seksual
Berikut ini Abdullah Nashih Ulwan menyajikan berbagai bahaya terpenting yang muncul akibat perzinahan dan hubungan haram, agar para
pembaca dapat mengetahui permasalahan ini lebih jelas dan dapat melaksanakan kewajiban menyadarkan anak dengan sebaik-baiknya.
Dibawah ini adalah bahaya-bahaya dampak negatif yang muncul akibat perbuatan-perbuatan keji:
1. Bahaya Dampak Negatif Bagi kesehatan
a. Penyakit Kencing Nanah Gonorhea
b. Penyakit Syphilis Raja Singa
c. Penyakit Kanker Kelamin
d. Penyakit Kanker Lainnya
e. Penyakit Kematangan Seksual Terlalu Dini
21
Abdul Aziz Elqussy, Pokok-pokok Kesehatan JiwaMental II, Terjemah Zakiah Darajat,
Jakarta: Bulan Bintang, 1975, Cet.ke-1, h. 294-295
2. Bahaya Dampak Negatif Bagi Psikis dan Moral
a. Penyakit Penyimpangan Seksual Homo Seks dan Lesbian
b. Penyakit Gila Seks hyper sexs
3. Bahaya Dampak Negatif Bagi Sosial
a. Terancamnya Keluarga Oleh Kepunahan Tidak Akan Menikah
b. Dzalim Terhadap Janin dan Anak Tidak Ingin Memiliki Anak
c. Berada Dalam Kesengsaraan Tidak Ada Ketenangan Dalam Dirinya
d. Terputusnya Hubungan Kekeluargaan dan Kekerabatan Hina di Mata
Keluarga dan Kerabat
4. Bahaya Dampak Negatif Bagi Ekonomis
a. Lemahnya Kekuatan Diri Menderita Penyakit Otak, Fisik, Moral,
dan Jiwa b.
Sedikitnya Pendapatan Menghambur-hamburkan Harta c.
Pencaharian Rezeki Yang Tidak Halal Terjebak Dalam DuniaHitam
5. Bahaya Dampak Negatif Bagi Agama dan Ukhrawi
Orang yang sengaja tidak kawin dan tidak menyucikan dirinya dari hal-hal yang diharamkan Allah, tidak menjaga dirinya dari syahwat dan
fitnah, akan terkena empat kehinaan yang indikasinya disebutkan oleh Rasulullah SAW. Berikut ini
Di dalam Ausath, Thabrani meriwayatkan dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda:
لﺎ رأ ﻪ نﺈ ﻰ ﺰ او آﺎ إ
: قزﺮ ا ﻘ و ﻪ ﻮ ا ءﺎﻬ ا هﺬ
, رﺎ ا ﻰ دﻮ ا
و ﺮ ا
و
Artinya:
“Jauhilah olehmu perbuatan zina, sebab didalamnya terdapat empat perkara: menghilangkan kewibawaan wajah, memutuskan rezeki, membuat yang maha pengasih
madah dan menyebabkan kekekalan didalam neraka.”
Diantara bahaya-bahaya ukhrawinya adalah ketika seseorang melakukan zina, ia terlepas dari ikatan iman. Bukhari dan Muslim
meriwayatkan dari Nabi SAW. Bahwa beliau bersabda:
ﺆ ﻮهو ﻰ ﺰ ﻰ اﺰ ا ﻰ ﺰ
Artinya:
“Tidaklah beriman seseorang yang berzina ketiuka ia berzina”
Apabila seseorang terus-menerus melakukan maksiat tanpa bertobat sampai datang saat kematiannya, maka Allah SWT akan melipat
gandakan siksaan baginya pada hari kiamat, Allah berfirman:
⌧ ☺
Artinya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang
benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan dosanya,” 68
“yakni akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,” 69
22
Itulah beberapa bahaya-bahaya terpenting menurut Abdullah Nashih Ulwan yang muncul akibat perzinaan dan perbuatan munkar yang
memedihkan, baik dari kesehatan, akhlak, jiwa, akal, agama, keluarga, masyarakat dan ekonomi.
22
Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Bandung: Asysyifa, 1998, h. 643-650
BAB IV PERANAN KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS ANAK