BAB III HAKEKAT PENDIDIKAN SEKS
A. Pengertian Pendidikan Seks
Seks berfungsi untuk berkembang biak mengembangkan keturunan dan meraih kenikmatan yang luar biasa dalam kehidupan manusia.
Kenikmatan selalu membawa ketenangan dalam hati dan fikiran, dan sebaliknya ketidaknyamanan menimbulkan kegelisahan dan penderitaan
.
1
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling mulia diantara makhluk-makhluk lainnya. Dianugerahkan kepadanya insting untuk
mempertahankan keturunan sebagai konsekuensi kemuliaanya itu. Ini berarti manusia harus memperkembangkan keturunan dengan alat yang telah
diperlengkapkan tuhan kepadanya. Diantara perlengkapan ini adalah alat kelamin dan nafsu syahwat untuk saling bercinta. Dari percintaan inilah akan
timbul nafsu seks sebagai naluri manusia sejak lahir. Naluri seks merupakan naluri manusia yang paling kuat dan
menghujam. Sebab, ia beraksi secara kokoh dan menuntut respon teratur. Ia merupakan unsur orisinal di dalam eksistensi manusia, demi hikmah yang
tinggi dan tujuan yang berkaitan dengan kelestarian hidup dan kelangsungan generasi, seperti yang disebutkan di dalam al-Qur’an:
1
Sudirman Tebba, Ayat-ayat Seks, Jakarta: Pustaka Irvan, 2006, h. 11
15
Artinya:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.”
Q.S. an-Nisa:1
2
1. Pendidikan
Makna pendidikan tidaklah semata-mata kita menyekolahkan anak ke sekolah untuk menimba ilmu pengetahuan, namun lebih luas daripada
itu. Seorang anak akan tumbuh kembang dengan baik manakala ia memperoleh pendidikan yang paripurna komprehensif, agar ia kelak
menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, Negara, dan agama. Anak yang demikian ini adalah anak yang sehat dalam arti luas,
yaitu sehat fisik, mental-emosional, mental-intelektual, mental-sosial dam mental-spiritual. Pendidikan itu sendiri sudah harus dilakukan sedini
mungkin di rumah maupun di luar rumah, formal di institute pendidikan, dan non formal di masyarakat.
Berbicara soal pendidikan, menyangkut tiga hal pokok, yaitu: 1.
Aspek Kognitif Yang dimaksud dengan aspek kognitif, adalah kemampuan
anak untuk menyerap ilmu pengetahuan yang diajarkan. Hal ini berhubungan dengan kemampuan intelektual dan taraf kecerdasan anak
didik. 2.
Aspek Afektif Yang dimaksudkan dengan aspek afektif, adalah kemampuan
anak untuk merasakan dan menghayati apa-apa yang diajarkan, yang telah diperolehnya dari aspek kognitif diatas. Sehingga daripadanya
timbullah motivasi untuk mengamalkan atau melakukan apa-apa yang telah dimilikinya itu.
3. Aspek Psikomotorik
2
Yurdian Wahyudi Asmin dan Muhammad Abdul Bashir, Islam dan Anarsisme Seks, Yogyakarta: al-Kautsar, 1990, h. 15
Yang dimaksud dengan aspek psikomotor, kemampuan anak didik untuk merubah sikap dan perilaku sesuai dengan ilmu yang telah
dipelajari aspek kognitif dan ilmu yang telah dihayatinya aspek afektif.
Sebagai contoh misalnya, dikatakan pendidikan agama Islam dalam hal ini shalat baru dikatakan berhasil secara paripurna, bila
anak ltu: a
Memahamimengetahui secara intelektual hal ihwal yang berhubungan dengan shalat aspek kognitif
b Merasakanmenghayati makna serta manfaat dan hikmah shalat
baginya afektif c
Melaksanakan amalan shalat secara fisik dengan manjalankan shalat lima waktu aspek psikomotorik
3
Pendidikan menurut istilah akan diuraikan sebagai berikut: a.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
4
b. Menurut undang-undang RI No. 2 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 dikemukakan, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
c. Menurut Drs. Amir Dien Indra Kusuma, bahwa bantuan yang
diberikan dengan sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmaninya maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.
5
3
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Ilmu Kodekteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996, h. 155-156.
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, edisi ketiga, h. 263.
5
Amir Dien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, tth, h. 27.
d. Menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat: Pendidikan adalah suatu aktifitas
untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Ini berarti pendidikan tidak hanya berlangsung
didalam kelas tetapi berlangsung diluar kelas.
6
Secara keseluruhan, pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan tanpa pamrih, dalam rangka memberikan bimbingan dan
pengarahan menuju suatu hidup yang harmonis dan sejahtera untuk individu-individu dalam mengarungi kehidupan.
Dengan demikian pendidikan tidak hanya cukup dilakukan didalam kelas dalam waktu terbatas, karena sasarannya adalah pembentukan watak,
sikap, tingkah laku, bahkan pendewasaan seluruh aspek kehidupan anak. Pendidikan maupun peserta didik sangat membutuhkan pengawasan dan
kontinuitas sikap. Oleh karena itu, pendidikan harus lebih banyak dilakukan oleh orang tua dan masyarakat, karena sebagian besar waktu
anak-anak dihabiskan diluar sekolah.
2. Seks
Seks dalam kamus biologi berarti ”sifat kelamin atau nafsu syahwat atau jenis kelamin”.
7
Menurut sseksiologi, nafsu syahwat adalah kekuatan naluri yang terkuat diantara naluri-naluri lainnya. Firman Allah Dalam Surat ali-Imran
ayat 14:
Artinya:
”Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,.....”
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono dan Ami Siambadar dalam bukunya ”Peranan Orang Tua dalam Pendidikan Seks Anak”, seksualitas
6
Zakiah Darajat, FilsafatPendidikan Islam, Jakarta: Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, DEPAG RI, 1983-1984, h. 147.
7
Wildan Yatim, Kamus Biologi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999 Cet ke-1, h. 45
adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan seks. Dalam pengertian ini ada dua aspek segi dari seksualitas:
a. seks dalam arti sempit
b. seks dalam arti luas
Dalam artinya yang sempit seks berarti kelamin. Sedangkan seks dalam artinya yang luas, yaitu segala hal yang terjadi sebagai akibat
konsekuensi dari adanya perbedaan jenis kelamin.
8
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya seks adalah jenis kelamin dan semua ihwal uang berhubungan dengan alat
kelamin, seperti membedakan antara pria dan wanita, persetubuhan, reproduksi seks, kelenjar-kelenjar, dan hormon-hormon yang
mempengaruhi alat-alat kelamin sampai peran dan kerjaan serta hubungan antara pria dan wanita.
3. Pendidikan Seks
Pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks, khususnya untuk mencagah dampak-
dampak negatif yang tidak diharapkan, seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi, dan perasaan berdosa.
Akan tetapi dipihak lain, ada pihak-pihak yang tidak setuju dengan pendidikan seks. Hal itu karena dikhawatirkan dengan pendidikan seks,
anak-anak yang belum saatnya tahu tentang seks jadi mengetahuinya. Selanjutnya, karena dorongan keinginan tahu yang besar yang ada pada
remaja, mereka jadi ingin mencobanya. Pandangan pro-kontra pendidikan seks ini pada hakikatnya
tergantung sekali pada bagaimana kita mendefinisikan pendidikan seks itu sendiri. Jika pendidikan seks diartikan sebagai pemberian informasi
mengenai seluk-beluk anatomi dan proses faal dari reproduksi manusia
8
Sarlito Wirawan Sarwono dan Ami Siamsidar, Peranan Orang Tua Dalam Pendidikan Seks,
Jakarta: CV. Rajawali, 1986, h. 7-8
semata ditambah dengan tekhnik-tekhnik pencegahannya alat kontrasepsi, kecemasan yang disebutkan diatas memang beralasan.
9
Adapun yang berkenaan dengan pendidikan seks akan dikemukakan oleh pendapat beberapa tokoh pendidikan berikut ini,
diantaranya adalah: a.
Menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah dampak negatif yang tidak
direncanakan, penyakit menular seksual, depresi dan perasaan bedosa.
10
b. Menurut Prof. Dr. Abdul Aziz Elqusy, pendidikan seks ialah
pemberian pengalaman yang benar kepada anak, agar dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dalam kehidupannya dimasa
depan sebagai hasil dari pemberian pengalaman kepada si anak, dan si anak akan memperoleh sikap mental yang baik terhadap masalah seks
dan masalah keturunan.
11
c. Menurut Salim Sahli yang dimaksud dengan pendidikan seks adalah
penerangan yang bertujuan untuk membimbing serta mengasuh laki- laki dan perempuan sejak dari anak-anak sampai anak-anak dewasa,
perihal pergaulan antar kelamin umumnya dan kehidupan seksual. Khususnya agar mereka dapat melakukan sebagaimana mestinya
sehingga kehidupan berkelamin itu mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat manusia.
12
d. Dr. Abdullah Nasih Ulwan mengatakan:
نأ ﺬ ﻪ رﺎ و ﻪ ﻮ و ﺪ ﻮ ا
ﺔ ا ﺔ ﺮ ﺎ دﻮ ﻘ ا
ﺎ ﻖ ﻰ ا ﺎ ﺎ ﻀﻘ ا ﻘ
, ةﺰ ﺮﻐ ﺎ ﺮ و
, و
9
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, h. 182-183
10
Sarlito Wirawan Sarwono, Peranan Orang Dalam Pendidikan Seks, Jakarta: Rajawali, 1986, Cet.ke-1, h. 183.
11
Abdul Aziz, Pokok-pokok Kesehatan JiwaMental II, Terjemah Zakiah Darajat, Jakarta: Bulan Bintang, 1975, Cet.ke-1, h. 281
12
Salim Sahli, Sex Education, Semarang: Yayasan Arafah Abadi dan Yayasan Sejahtera, 1995, h. 227.
”bahwa pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah yang berkenaan dengan seks,
naluri dan perkawinan sehingga jika anak telah mengetahui masalah- masalah yang diharamkan dan yang dihalalkan bahkan mampu
menerapkan tingkah laku Islami sebagai akhlak kebiasaan dan tidak akan mengikuti syahwat dan cara hedonisme.”
13
Dengan melihat definisi-definisi diatas, para ahli mengungkapkan bahwa pendidikan seks adalah usaha untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan agar dapat memberikan pengertian tentang seks yang benar serta tidak disalahgunakan dalam rangka pencapaian kehidapan yang
teratur dan harmonis serta diridhoi oleh Allah SWT, sedangkan menurut Nasih Ulwan tidak hanya sebatas memberikan bimbingan dan pengarahan,
akan tetapi lebih condong kepada sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari akhlak.
B. Seks Ditinjau Dari Segi Agama Islam