142 Subjek hanya mau berinteraksi hanya saat ia harus merias orang dengan
alasan harus bersikap baik dengan pelanggan. Subjek terkadang merasa benci pada dirinya sendiri karena berhubungan dengan suaminya. Ia
menyesalkan dirinya yang mau diajak menikah suaminya. Subjek merasa benci karena kebodohan dirinya S3. W2k. 810-826, 830-838hal. 51-52.
D. Subjek IV D. 1. Deskripsi Data
a. Data Diri
Tabel IV.G Gambaran umum Subjek IV
Dimensi Deskripsi subjek
Inisial ID Usia 28
tahun Jenis Kelamin
Perempuan Suku Karo
Agama Islam Pendidikan Terakhir
Sekolah Menengah Pertama Lama Bercerai
1 tahun Tinggal dengan
Tiga orang anak laki-laki Status
Tidak kawin lagi Pekerjaan setelah bercerai
Wiraswasta jualan lontong
Universitas Sumatera Utara
143 ID adalah seorang wanita dewasa dini yang telah mengalami perceraian
selama satu tahun. Selama menikah dengan suaminya dulu, ID merasa sering mendapatkan tekanan dari suaminya Suami ID sangat melarang ID bertemu
dengan orang tuanya. Suaminya juga melarang ia berteman dengan para tetangganya. Selain itu, yang membuat ID semakin tidak tahan adalah karena ID
merasa suaminya sangat sering merendahkan dan menghina dirinya. Akhirnya ID memutuskan untuk meninggalkan rumahnya hingga ia dicerai oleh suaminya.
Setelah bercerai ID mencoba berusaha dengan berjualan lontong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. ID merasa mungkin ia lebih baik begini karena
sekarang ia tidak lagi merasa terhina oleh suaminya. Hal yang membuat ID sedih adalah karena anak-anak ID semuanya diasuh oleh suaminya sejak mereka
bercerai. ID menjadi jarang bertemu dengan anaknya. Terkadang ID merasa kesepian dan merindukan anak-anaknya. Tetapi ID merasa cukup beruntung
karena terkadang anak-anaknya mau mengunjunginya. Secara fisik ID memiliki tinggi 150cm dan dengan berat badan 42kg. ID
memiliki rambut pendek yang lurus dan berwarna hitam. Pada saat diwawancarai ID sedang memakai daster panjang yang berwarna merah dengan corak bunga
besar berwarna hijau di bagian depannya. Kulit ID berwarna kuning langsat sehingga terlihat kontras dengan baju merah yang dikenakannya.
b. Tanggal wawancara
Tabel IV.H Waktu wawancara
Universitas Sumatera Utara
144 No Responden Tanggal
wawancara Waktu wawancara
Tempat wawancara
1 ID Selasa. 12 Juni
2007 11.00-13.00 Warung
ID
2 ID Kamis, 21 Juli
2007 11.45-14.00 Rumah
ID
ID bertempat tinggal di sebuah rumah yang berada di kota Medan. Rumah ID terletak di dalam sebuah jalan kecil yang hanya bisa dilalui oleh kereta dan
becak. Rumah ID adalah urutan keempat dari rumah yang berada di awal jalan tersebut. Ukuran rumah ID termasuk rumah yang kecil dibandibfkan rumah
tetangganya. Rumah ID hanya terdiri dari empat ruangn kecil, yaitu satu buah kamar dengan ukuran kecil, di depan kamar terdapat ruang tamu yang tidak
memiliki kursi tetapi hanya memiliki tikar. Di belakangnya terdapat ruangan dapur yang bersebelahan dengan kamar mandi. ID mengatakan kalau ia hanya
membutuhkan rumah yang kecil seperti itu saja karena sekarang ia tinggal sendiri. Di depan rumah ID yaitu di bagian terasnya ID membangun warung lontong yang
sederhana. Warung tersebut hanya terdiri dari satu buah stelling untuk berjualan lontong dan satu buah meja panjang dan satu buah kursi panjang untuk para
pelanggan ID yang hendak membeli sarapan pagi. Selama proses wawancara berlangsung subjek banyak menjawab dengan
menggunakan nada-nada bicara dengan intonasi yang tinggi dan keras terutama pada saat membicarakan mengenai mantan suaminya dahulu. Subjek terlihat
meneteskan air mata pada saat membicarakan anak-anaknya. Saat menjawab
Universitas Sumatera Utara
145 pertanyaan di tengah-tengah wawancara, subjek mengambil saputangan dari
kantong bajunya kemudian ia meremas-remas saputangan tersebut saat menjawab pertanyaan seputar suaminya. Sedangkan pada saat ia menjawab pertanyaan
tentang anak-anaknya, subjek menggunakan saputangan itu untuk mengelap matanya yang basah oleh air mata dan terkadang ia menutup mulutnya dengan
saputangan sambil menunduk ke bawah.
A.2. Analisis Data a. Penyebab Perceraian
1 Keadaan subjek sebelum menikah a
Penyesuaian dengan pasangan a
Konsep pasangan ideal Sebelum menikah subjek telah memiliki suatu konsep mengenai pasangan
yang diinginkannya untuk menjadi pasangan hidupnya. Subjek menginginkan pria yang memiliki wajah yang ganteng, kaya dan tidak
pelit S4. W1k. 9-15, 19-22hal. 1. b
Pemenuhan kebutuhan Kebutuhan yang subjek inginkan setelah menikah adalah pasangan yang
Subjek membutuhkan kemapanan dalam segi ekonomi. Subjek merasa hal itu belum bisa dipenuhi suaminya, karena walaupun rumah suaminya
bagus tetapi itu adalah milik orangtua suaminya. Suami subjek tidak mempunyai pekerjaan tetap S4. W1k. 32-39, 42-63hal. 2.
c Kesamaan latar belakang
Universitas Sumatera Utara
146 Keluarga suami subjek rata-rata adalah orang kaya, ada yang profesinya
sebagai dokter ada juga yang pengacara. Sedangkan keluarga subjek sendiri adalah keluarga dari ekonomi lemah. Bapak subjek petani, mamak
subjek jualan lontong, dan adiknya ada yang pengangguran. Subjek suku Karo sedangkan suaminya suku Jawa S4. W1k. 67-86, 90-92hal. 3.
d Minat dan kepentingan bersama
Subjek merasa mereka tidak memiliki minat yang sama. Suaminya juga tidak pernah bersikap romantis padanya sejak sebelum menikah S4.
W1k. 118-131hal. 4-5. e
Konsep peran Subjek merasa sebagai kepala rumah tangga haruslah bisa kerja dan
membiayai hidup sehari-hari S4. W1k. 135-144hal. 5. f
Perubahan pola hidup Sewaktu sebelum menikah subjek merasa tidak ada dilarang jika bergaul
dengan siapa saja S4. W1k. 152-157hal. 5. 2.
Penyesuaian keuangan Saat sebelum menikah subjek dan keluarganya hanya mengetahui kalo
suaminya berasal dari keluarga kaya sehingga mereka tidak menanyakan lebih lanjut tentang pekerjaannya. Sebelum menikah subjek tidak pernah
dibelikan barang oleh suaminya hanya dibelikan makanan saja untuk keluarganya. Setahu subjek yang membiayai pesta pernikahan subjek dan
suaminya adalah adik suami subjek yang memiliki pekerjaan dokter. Sebelum menikah bapak mengira suaminya adalah orang kaya karena
Universitas Sumatera Utara
147 sering membawakannya makanan S4. W1k. 161-177, 180-188, 193-
200hal. 5-7.
Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan a
Stereotipe tradisional Subjek merasa hubungan bapaknya dengan suaminya dulu sebelum
menikah dekat karena suaminya pitar mengambil hati bapak subjek karena sering membawakan makanan S4. W1k. 204-211hal. 7.
b Keinginan untuk Mandiri
Sewaktu belum menikah bapak subjek merasa sudah percaya dengan suami subjek jadi tidak banyak memberi nasihat. Pada saat itu suami
subjek mau menerima nasehat orangtua subjek S4. W1k. 218-288, 231- 235hal. 7-8.
c Keluargaisme
Sebelum menikah subjek lebih banyak menghabiskan waktunya dengan keluarganya S4. W1k. 240-242hal. 8.
d Mobilitas sosial
Dari segi keuangan dan pergaulan, sebelum menikah, pasangan subjek lebih baik keadaannya daripada bapak subjek S4. W1k. 248-255hal. 8.
e Anggota Keluarga yang Berusia Lanjut
Suami subjek mengatakan kalau sudah menikah mereka aka tinggal dengan orangtua subjek yang sudah tua dan lumpuh. Subjek merasa tidak
keberatan tinggal dan mengurus mertuanya S4. W1k. 261-267, 269- 276hal. 8-9.
f Bantuan Keuangan Untuk Keluarga Pasangan
Universitas Sumatera Utara
148 Bapak subjek pernah meminta agar rumahnya yang awalnya berlantai kan
tanah agar diganti menjadi lantai semen S4. W1k. 283-289hal. 9.
Pekerjaan Subjek tidak pernah bekerja sebelumnya. Subjek hanya pernah membantu
mamaknya berjualan lontong S4. W1k. 292-300hal. 9-10. 2 Keadaan subjek setelah menikah
Alasan menikah
Alasan subjek untuk segera menikah adalah karena subjek telah hamil sebelum menikah dengan suaminya S4. W1k. 305-314hal. 10.
Jumlah anak
Dari pernikahannya subjek punya tiga anak laki-laki. Suami subjek merasa senang karena memiliki tiga orang anak laki-laki. Subjek juga senang
tetapi juga mengharapkan adanya anak perempuan S4. W1k. 318-319, 323-334hal. 10-11.
Penyesuaian seksual
a Perilaku terhadap seks
Orangtua subjek tidak pernah membicarakan masalah sex dengan anaknya. Hanya pada saat akan menikah mamak subjek menasehati subjek. Selain
dari orangtua subjek juga mendapat pengetahuan seks dari teman- temannya S4. W1k. 350-362, 365-372hal. 11-12.
b Pengalaman seks masa lalu
Subjek hanya pernah melakukan hubungan sebelum menikah hanya dengan suaminya sewaktu pacaran, tidak pernah dengan orang lain S4.
W1k. 377-385hal. 12.
Universitas Sumatera Utara
149 c
Dorongan seksual Subjek hanya kadang-kadang saja merasa malas berhubungan dengan
suaminya sebelum masa menstruasi S4. W1k. 396-401hal. 13. d
Pengalaman seks marital awal Menurut subjek setelah menikah ada tiga hal penting yang harus dijaga,
yaitu pikiran, perut dan seks S4. W1k. 407-417hal. 13. e
Sikap Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Suami subjek tidak setuju menggunakan alat kontrasepsi dan subjek
sendiri juga masih menginginkan anak perempuan pada saat itu S4. W1k. 421-426hal. 13.
f Efek vasektomi
Subjek dan suaminya tidak pernah membahas mengenai vasektomi S4. W1k. 442-447hal. 14.
Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan
a Stereotipe tradisional
Subjek merasa sedih karena hubungan suaminya dengan keluarganya tidak sebaik dulu sebelum menikah S4. W1k. 448-452, 496-501hal. 14, 16.
b Keinginan Untuk Mandiri
Subjek merasa sedih karena hubungan suaminya dengan keluarganya tidak sebaik dulu sebelum menikah S4. W1k. 508-522hal. 16.
c Keluargaisme
Subjek merasa sedih karena hubungan suaminya dengan keluarganya tidak sebaik dulu sebelum menikah. Subjek juga mulai dilarang berkunjung ke
Universitas Sumatera Utara
150 rumah orangtuanya. Subjek merasa hal itu adalah suatu hambatan di dalam
rumah tangganya. Subjek dan suaminya jadi sering bertengkar S4. W1k. 461-492hal. 15.
d Mobilitas sosial
Menurut subjek keadaan keuangan dan pergaulan suaminya sejak sebelum menikah hingga setelah menikah sama saja tanpa ada perubahan S4.
W1k. 528-537hal. 17. e
Anggota keluarga yang berusia lanjut Setelah menikah subjek merawat orangtua suaminya yang sudah tua S4.
W1k. 541-546hal. 17. f
Bantuan untuk keluarga pasangan Setelah menikah suami subjek tidak ada lagi membantu keluarga subjek
dalam hal keuangan S4. W1k. 553-567hal. 17-18.
Saat pasangan menjadi orangtua Subjek merasa jarak waktu antara menikah dengan memiliki anak sangat
dekat dan menimbulkan ketidaksiapan subjek berumah tangga S4. W1k. 572-579hal. 18.
Model pasangan sebagai orangtua
Subjek dan suaminya sering bertengkar di depan anak-anaknya. Tidak jarang anaknya juga turut dimarahi suami subjek S4. W1k. 586-601hal.
19. l
Mempertahankan identitas Setelah menikah subjek lepas dari pengaruh keluarganya S4. W1k. 606-
610hal. 19.
Universitas Sumatera Utara
151 m
Penyesuaian keuangan Sejak masa sebelum hingga setelah menikah biaya hidup suaminya, subjek
dan anak-anak mereka tetap ditanggung oleh adik suami subjek yang seorang dokter S4. W1k. 615-626, hal. 19, W2k. 41-64hal. 22-23.
n Pekerjaan
Sebenarnya setelah menikah subjek ingin bekerja jualan lontong tetapi suaminya marah dan melarang subjek berjualanS4. W1k. 670-687hal.
20.
b. Tahap Penyesuaian dalam perceraian