2 Manfaat Tidak Langsung
Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang muncul di luar proyek, namun sebagai dampak adanya proyek. Manfaat ini dapat berupa meningkatnya pendapatan
masyarakat disekitar lokasi proyek.
3 Manfaat Terkait
Manfaat terkait yaitu keuntungan-keuntungan yang sulit dinyatakan dengan sejumlah uang, namun benar-benar dapat dirasakan, seperti keamanan dan kenyamanan. Dalam
penelitian ini untuk penghitungan hanya didapat dari manfaat langsung dan sifatnya terbatas, karena tingkat kesulitan menilainya secara ekonomi.
2.4. Penelitian Terdahulu
Ginting 2011 dalam penelitian berjudul Analisis Komparasi Pendapatan Antara Perkebunan Bersertifikasi Dengan Perkebunan Tidak Bersertifikasi
Roundtable On Sustainable Palm Oil RSPO Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara Di Sumatera Utara, menunjukkan bahwa 1 Pada perkebunan bersertifikat
dengan perkebunan tidak bersertifikat tidak ada perbedaan harga baik harga nominal maupun harga riil, ada perbedaan volume penjualan, biaya produksi dan pendapatan
pada tahun 2005-2009. Tidak ada perbedaan harga baik harga nominal maupun harga riil, volume penjualan, biaya produksi maupun pendapatan pada tahun 2010-Agustus
2011; 2 Pada perkebunan sebelum dan setelah bersertifikat RSPO tidak ada perbedaan harga baik harga nominal maupun harga riil, volume penjualan, biaya
produksi maupun pendapatan pada tahun 2010-Agustus 2011.
Universitas Sumatera Utara
Wulandary 2007 dalam penelitian berjudul “Analisis biaya manfaat pengelolaan lingkungan sentra industri kecil tahu Jomblang Kota semarang” melihat
bagaimana manfaat pengelolaan lingkungan di sentra industri kecil dengan melakukan analisis biaya manfaat. Langkah yang dilakukan adalah dengan
mengidentifikasi upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh industri tahu Jomblang dan mengetahui persepsi pemilik industri terhadap pengelolaan
lingkungan. Analisis biaya manfaat dilakukan dengan menggunakan perhitungan NPV, IRR dan BCR dan menyimpulkan bahwa dengan membandingkan antara
penerapan pengelolaan lingkungan dengan penerapan produksi bersih, diketahui biaya produksi sebelum diterapkannya produksi bersih jauh lebih besar yaitu Rp
9.104.986.500,- dibandingkan dengan biaya produksi setelah penerapan produksi bersih yaitu sebesar Rp 6.373.490.550,- Dengan volume produksi yang sama, maka
setelah adanya penerapan produksi bersih ini keuntungan yang diperoleh oleh industri menjadi lebih besar yaitu Rp 5.210.879.450,- per satu tahun.
Afari-Sefa et al 2010 dalam penelitian berjudul “Economic Cost-Benefit Analysis Of Certified Sustainable Cocoa Production in Ghana”
. mengeksplorasi potensi petani kakao di Ghana untuk mengembangkan ceruk pasar kakao
bersertifikasi Rainforest Alliance dengan menggunakan NPV, BCR dan IRR. Sertifikasi Rainforest Alliance bertujuan mengarahkan petani untuk beralih dari
sistem produksi Amazon rendah atau tidak ada yaitu menanam pohon pelindung 20 pohon per ha menjadi sistem produksi Amazon menengah yaitu 70 pohon pelindung
didistribusikan selama minimal 12 spesies per ha serta standar lainnya. Hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian menunjukkan bahwa manfaat sertifikasi terhadap harga produsen kakao yang bersertifikasi Rainforest Alliance mengalami peningkatan 70-85.
Romaniuk 2008 dalam penelitian berjudul “Costs and benefits of forest management certification for Polish State Forests under Forest Stewardship Council
scheme ”. penelitian ini menyajikan hasil analisis yang dilakukan di empat direktorat
regional Hutan Negara Polandia dan dua belas distrik hutan pada musim gugur 2007. Pada penelitian ini, biaya sertifikasi hutan serta manfaat sertifikasi dibagi menjadi
langsung dan tidak langsung. Biaya langsung berhubungan dengan audit yang dilakukan di daerah hutan setiap tahun atau setiap 5 tahun, sedangkan biaya sertifikasi
tidak langsung terdiri dari: biaya sosial misalnya berhubungan dengan keselamatan pekerja hutan, proses birokrasi tambahan, perubahan dalam pengelolaan hutan dan
biaya alam seperti kayu mati yang tersisa di hutan, menyisihkan daerah atau pohon dipertahankan dalam hutan setelah stek. Manfaat langsung terdiri dari: harga
premium dan penjualan tambahan. Manfaat tidak langsung dibagi menjadi moneter dan non-moneter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya langsung tahunan per
hektar di Direktorat Regional Białystok berkisar 0.019 EUR dan di Direktorat Daerah
Łódź sebesar 0.043 EUR. Biaya per hektar mengalami penurunan pada masing- masing direktorat tersebut. Untuk biaya tidak langsung misalnya tidak ditemukan
adanya perbaikan pengelolaan hutan dan kegiatan lainnya. Biaya tidak langsung tertinggi yang diperoleh hampir 400.000 EUR per tahun. Biaya sosial dan birokrasi
sekitar 90.000 EUR per tahun. Hasil survei tidak menemukan adanya pertambahan penjualan kayu atau harga premium setelah diterapkannya sertifikasi pengelolaan
hutan yang baik, namun sertifikasi hutan bermanfaat dalam hal mengidentifikasi
Universitas Sumatera Utara
beberapa titik lemah dalam struktur organisasi dan lingkungan, yang berpengaruh terhadap perbaikan keselamatan pekerja hutan dan terhindar dari kerugian.
2.5. Kerangka Pemikiran