Interpretasi Data Jadwal Kegiatan Tabel 1

45 situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti sehingga memudahkan peneliti dalam menuliskan laporan penelitian.

3.5. Interpretasi Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan observasi yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, foto, dan sebagainya. Setelah data tersebut dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan rangkuman yang terperinci dan merujuk ke inti temuan data dengan cara menelaah pernyataan-pernyataan yang diperlukan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian. Setelah itu data tersebut disusun dan dikategorisasikan serta diinterpretasikan secara kualitatif sesuai dengan metode penelitian yang telah ditetapkan. 46

3.6. Jadwal Kegiatan Tabel 1

No Kegiatan Bulan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pra Observasi √ 2 Acc Penelitian √ 3 Penyusunan Proposal Penelitian √ √ √ 4 Seminar Desain Penelitian √ 5 Revisi Proposal Penelitian √ 6 Penelitian Lapangan √ √ √ 7 Pengumpulan Data Dan Analisis Data √ √ √ √ 8 Bimbingan √ √ √ 9 Penilisan Laporan Akhir √ √ √ 10 Sidang Meja Hijau √ 47

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1. Sejarah PT. Socfin Indonesia Socfindo

PT. Socfin Indonesia Socfindo didirikan pada tahun 1924 dengan komoditi utama adalah tumbuhan kelapa sawit Elais Guenensis jacq. Perusahaan ini pada awalnya dimiliki oleh perusahaan Belgia yaitu Socfin Medan, Sumatera Utara yang hak konsensinya di bawah naungan pemerintah Hindia-Belanda. Pada tahun 1942, PT. Socfindo diambil alih secara paksa oleh pemerintah Jepang. Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945, perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dan kemudian dikembalikan pada PT. Socfin pada tahun 1950. Dari tahun 1965 sampai dengan tahun 1967, perusahaan ini dikuasai dan dipegang sepenuhnya oleh pemerintah Republik Indonesia yang mengadakan nasionalisasi perusahaan asing menjadi sebuah perusahaan milik negara. Namun, pada tahun 1968 perusahaan ini berubah menjadi sebuah perusahaan swasta nasional dalam bentuk Joint enterprise patungan dengan nama PT. Socfin Indonesia Socfindo dengan perbandingan saham yang dimiliki antara pemerintah Republik Indonesia dan perusahaan Belgia pada saat itu adalah 40:60, akan tetapi saat ini saham terbesar dipegang oleh perusahaan Belgia yaitu sekitar 90 dan 10 sisanya dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia. Visi dan misi perusahaan PT. Socfindo yaitu mempertahankan keseimbangan dalam arti yang sehat dan berkembang di masa yang akan datang dengan mengelola dan mengembangkan agroindustri serta usaha-usaha yang difokuskan pada basis utama. Selain itu juga dapat menambah devisa negara dan