Metode pembebanan menurun decreasingt-charge-

5 00 Rp.2.000.0 - 20.000.000 Rp. = 00,- Rp.3.600.0 = Tabel 2.5 Penyesuaian berdasarkan Metode Garis Lurus Thn. Harga perolehan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp. 3,600,000 Rp. 6,400,000 2 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp. 7,200,000 Rp. 2,800,000 3 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.10,800,000 Rp. 9,200,000 4 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.14,400,000 Rp. 5,600,000 5 Rp.20,000,000 Rp.3,600,000 Rp.18,000,000 Rp. 2,000,000 Metode garis lurus lebih sesuai jika dipergunakan oleh perusahaan yang produksinya dari tahun ke tahun tidak banyak berfluktuasi. Bila produksi dari tahun ke tahun sangat bervariasi, penggunaan metode garis lurus kurang tepat, karena penghapusan selalu sama setiap tahunnya. Pada periode dimana produksinya rendah, beban penyusutan per unit bisa menjadi lebih besar, demikian sebaliknya. Fluktuasi beban penyustan mempengaruhi tingkat penjualan. Pada saat pasar sedang sepi dimana prosuksi kecil, harga pokok produk tersebut bisa menjadi tinggi. Demikian sebaliknya, pada saat pasar sedang ramai, harga pokok justru rendah.

b. Metode pembebanan menurun decreasingt-charge-

depreciation i. Metode-jumlah-angka tahun sum-of-the-year-digit method Dalam metode jumlah angka tahun beban penyusutan akan menurun secara tetap, karena angka pecahan dikalikan setiap tahunnya dengan harga perolehan dan dikurangi dengan nilai sisa jika ada. Pecahan dihitung dalam periode umur aktiva tersebut. Pembilangnya adalah angka-angka tahun yang ikut menurun, sedangkan penyebutnya adalah hasil penjumlahan angka-angka itu. Jika suatu aktiva taksiran umurnya 5 tahun, maka penyebut pecahan penyusutan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : r= nn+1 = 15 2 atau dapat dihitung dengan cara lain yaitu : 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15 Contoh : PT X membeli peralatan seharga Rp.20.000.000,- dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun dan nilai residunya ditaksir sebesar Rp.2.000.000,- Harga Perolehan : Rp.20.000.000,- Nilai Sisa : Rp. 2.000.000,- Nilai Buku : Rp.18.000.000,- Tabel 2.6 Penyesuaian berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun Thn Dasar Penyusutan Beban Penyusutan Akumu-lasi Penyusu- tan Nilai Buku Rp.20,000,000 1 Rp.18,000,000 515 x Rp.18.000.000 =Rp.6,000,000 Rp. 6,000,000 Rp.14,000,000 2 Rp.18,000,000 415 x Rp.18.000.000 =Rp.4,800,000 Rp.10,800,000 Rp. 9,200,000 3 Rp.18,000,000 315 x Rp.18.000.000 =Rp.3,600,000 Rp.14,400,000 Rp. 5,600,000 4 Rp.18,000,000 215 x Rp.18.000.000 =Rp.2,400,000 Rp.16,800,000 Rp. 3,200,000 5 Rp.18,000,000 115 x Rp.18.000.000 =Rp.1,200,000 Rp.18,000,000 Rp. 2,000,000 ii. Metode-saldo-menurun Saldo-menurun-ganda declining double declining – balance – method Metode saldo menurun adalah perhitungan beban penyusutan dalam suatu periode dengan mengalikan suatu persentase tertentu yang tetap terhadap nilai buku aktiva tetap, dengan menggunakan rumus : n c s - 1 r = Keterangan : r = persentase per tahun s = nilai sisa n = taksiran umur prmakaian c = harga perolehan Contoh PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai sisa Rp.2.000.000,- taksiran umur pemakaian 5 tahun dengan penyusutan saldo menurun, dapat dihitung sebagai berikut 5 n 000 Rp.20.000. 00 Rp.2.000.0 - 1 r c s - 1 r = = dibulatkan 37 r 63 , 1 r = − = Tabel 2.7 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun Thn Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Rp.20,000,000 1 37 x Rp.20.000.000 = Rp.7,400,000 Rp.7,400,000 Rp.12,600,000 2 37 x Rp.12,600,000 = Rp.4,622,000 Rp.12,022,000 Rp.7,978,000 3 37 x Rp. 7,978,000 = Rp.2,951,860 Rp.14,973,860 Rp.5,026,140 4 37 x Rp. 5,026,140 = Rp.1,859,672 Rp.16,833,532 Rp.3,166,468 5 37 x Rp. 3,166,468 = Rp.1,171,593 Rp.18,005,125 Rp.1,994,875 Beban penyusutan yang dihitung dengan metode saldo menurun tiap periode akan semakin kecil dibandingkan dengan periode sebelumnya. Metode saldo menurun tidak dapat digunakan apabila aktiva yang dihitung tersebut tidak memiliki nilai sisa. Metode saldo menurun ganda hampir sama dengan metode saldo menurun. Perbedaanya hanya terletak pada penentuan persentase tarif penyusutan. Untuk menentukan persentase tarif penyusutan dalam periode ini dengan mengalikan dua persentase tarif penyusutan yang digunakan dalam menghitung penyusutan garis lurus tanpa memperhatikan nilai sisa. Misalnya suatu peralatan dengan taksiran umur 5 tahun maka tarif berganda adalah 21005 = 40. Contoh PT.X membeli sebuah mesin dengan harga Rp.20.000.000,- nilai sisa Rp.2.000.000,- taksiran umur pemakaian 5 tahun dan penyusutan dapat dihitung sebagai berikut Tabel 2.8 Penyesuaian berdasarkan Saldo Menurun Ganda: Thn Nilai Buku Aktiva Awal Tahun Tarif Saldo Menurun Ganda Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Rp.20,000,000 1 Rp.20,000,000 40 Rp.8,000,000 Rp. 8,000,000 Rp.12,000,000 2 Rp.12,000,000 40 Rp.4,800,000 Rp.12,800,000 Rp. 7,200,000 3 Rp. 7,200,000 40 Rp.2,880,000 Rp.15,680,000 Rp. 4,320,000 4 Rp. 4,320,000 40 Rp.1,728,000 Rp.17,408,000 Rp. 2,592,000 5 Rp. 2,592,000 40 Rp. 592,000 Rp.16,816,000 Rp. 2,000,000 Beban penyusutan pada tahun terakhir terbatas hanya pada Rp. 592.000,- karena nilai buku tidak boleh lebih rendah dari nilai sisa.

2. Berdasarkan penggunaan