2.3. Size Perusahaan
Size perusahaan dikaitkan dengan teori agensi, di mana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi
yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut Sembiring, 2005. Menurut Gray et. al 1995 dalam Almilia dan Retrinasari 2007 disebutkan
bahwa perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analis. Semakin besar
perusahaan, maka jumlah tenaga kerja yang direkrut semakin banyak. Perusahaan besar merupakan entitas bisnis yang banyak disoroti baik dari pemerintah maupun
masyarakat, semakin banyak jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka tuntutan dari masyarakat dan pemerintah pun semakin tinggi. Mengungkapkan
lebih banyak informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik.
Size perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam
laporan tahunan
perusahaan. Secara
umum, perusahaan
besar akan
mengungkapkan informasi yang lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar daripada
perusahaan kecil. Secara teoritis, perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggung jawabab sosial. Dengan
mengungkapkan kepedulian terhadap lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat
besar akibat tuntutan masyarakat. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, di mana
perusahaan yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut Sembiring,
2005. Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal
tersebut. Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil Jensen dan Meckling dalam
Almilia dan Retrinasari, 2007. Cowen et. al 1987 dalam Sulastini 2007 menyatakan bahwa perusahaan
yang lebih besar mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan dalam laporan tahunan, yang merupakan
media untuk menyebarkan informasi tentang tanggung jawab sosial keuangan perusahaan. Akan tetapi, tidak semua penelitian mendukung hubungan antara size
perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang tidak berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel ini seperti yang disebutkan dalam
Hackston dan Milne 1996 juga tidak menemukan hubungan antara variabel ini dan hal tersebut mungkin disebabkan oleh rendahnya jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian tersebut. Penelitian yang berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel ini antara lain Belkaoui dan Karpik 1989, Adam et. al,
1995. Hackston dan Milne 1996, Kokubu et. al., 2001, kebanyakan penelitian yang dilakukan mendukung hubungan antara size perusahaan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Size perusahaan bisa didasarkan pada jumlah aktiva aktiva lancar, aktiva tetap, tidak berwujud, dan lain-lain, jumlah tenaga kerja, volume penjulan, dan
kapitalisasi pasar Cahyonowati dalam Sulastini, 2007. Pengukuran dari penelitian ini sama dengan penelitian Sembiring 2005, size perusahaan diukur
dengan total jumlah tenaga kerja oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Jadi, konsep yang dijadikan sebagai rujukan dan formulasi dalam variabel size sama dengan penelitian Sembiring 2005 yaitu dengan menggunakan total
jumlah tenaga kerja. Perusahaan dengan tenaga kerja yang banyak semakin mendapat tuntutan dari publik dan pemerintah. Semakin besar perusahaan, maka
jumlah tenaga kerja yang direkrut semakin banyak. Perusahaan besar merupakan entitas bisnis yang banyak disoroti baik dari pemerintah maupun masyarakat
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui bahwa semakin besar tenaga kerja yang dimiliki maka akan semakin besar pula tanggung jawab sosial yang harus
diungkapkan.
2.4. Profitabilitas