91 Gambar 4.6 Fluktuasi defisit ketersediaan air pada lahan tadah hujan di wilayah
tidak terkena dampak ENSO maupun IOD. Di a Warungkondang, dan b Ciranjang Kabupaten Cianjur.
Untuk tahun kejadian El Niño yang bersamaan dengan IOD positif, potensi waktu tanam di Krangkeng relatif sedikit. Hanya terjadi pada 3 dasarian
Desember I, III dan Januari III. Jika dibandingkan dengan Ciranjang yang memiliki waktu tanam yang hampir sama dengan tahun normal. Namun karena
rendahnya Indeks Kecukupan Air untuk kejadian El Niño kuat bersamaan dengan IOD positif, maka di Krangkeng tidak bisa ditanami padi.
4.3.2. Potensi Waktu Tanam di Wilayah Equatorial
Sentra padi di Sumatera Barat terdapat pada wilayah dengan pola hujan Equatorial. Di daerah tersebut hanya sebagian kecil saja wilayah yang terkena
dampak ENSO dan IOD salah satunya adalah wilayah sentra produksi padi di Kabupaten Pesisir Selatan. Sementara sentra produksi padi lainnya di wilayah
Sumatera Barat seperti Solok tidak terkena dampak kedua fenomena tersebut.
a
b
92 Untuk mengetahui potensi waktu tanam di kedua kabupaten tersebut masing-
masing diambil 2 kecamatan yaitu Tarusan dan Batang Kapas untuk Kabupaten Pesisir Selatan dan kecamatan Saning Bakar dan Sumani untuk kabupaten Solok
Tabel 4.5 Tabel 4.5 Pengaruh ENSO dan IOD di wilayah Equatorial
Wilayah Kabupaten Kecamatan Pengaruh
ENSO IOD
Equatorial Pesisir Selatan
Tarusan Sedang Lemah Batang
Kapas Sedang Lemah
Solok Saning
Bakar Tidak
terpengaruh Tidak
terpengaruh Sumani
Tidak terpengaruh
Tidak terpengaruh
Potensi waktu tanam pada wilayah pola hujan Equatorial lebih panjang bila dibandingkan dengan wilayah monsun, di wilayah ini waktu tanam dapat
mulai dilakukan pada Mei II sampai dengan Febuari IMaret III. Artinya bahwa penanaman 2 kali padi di lahan sawah tadah hujan masih dimungkinkan di
wilayah tersebut tanpa irigasi suplementer.
4.3.2.1. Potensi Waktu Tanam di Pesisir Selatan
Potensi waktu tanam pada tahun normal di Tarusan dan Batang Kapas masing-masing pada September III dan Oktober I yang ditandai dengan nilai
indeks kecukupan air pada periode tersebut berada di atas nilai kritisnya dengan transpirsi defisit kurang dari 20 Gambar 4.7 dan Tabel Lampiran 7. Pergeseran
waktu tanam pada lahan tadah hujan terjadi saat fenomena El Niño maupun IOD positif muncul. Keterlambatan waktu tanam terjadi di Tarusan hanya 1 dasarian
saat terjadi El Niño maupun saat terjadi IOD positif Tabel 4.6. Hal tersebut ditunjukkan dengan penurunan indeks kecukupan air dan transpirasi defisit lebih
dari 20 Gambar 4.7 dan Tabel Lampiran 8, 9. Di Batang Kapas pengaruh IOD positif dan El Niño dapat mengakibatkan potensi waktu tanam mundur masing-
93 masing 1 dan 3 dasarian. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh IOD positif
di wilayah equatorial tidak begitu besar pengaruhnya dalam pergeseran potensi waktu tanaman padi.
Potensi waktu tanam pada lahan irigasi lebih awal 3 dasarian. Pada September III tahun normal nilai defisit ketersediaan air kurang dari 40
Gambar 4.7 dan Tabel Lampiran 19. Keterlambatan waktu tanam akibat El Niño dan IOD positif pada lahan irigasi tidak begitu terlihat jelas. Keterlambatan waktu
tanam baik di Tarusan maupun di Batang Kapas hanya 1 dasarian saja saat terjadi El Niño
maupun IOD positif. Tabel 4.6. Potensi waktu tanam padi di wilayah equatorial
Tahun Kejadian
Kabupaten Kecamatan Potensi waktu tanam
dasarian Tadah Hujan
Irigasi Normal
Pesisir Selatan
Tarusan September III –Maret II
Agustus III – Mei I Batang Kapas
Oktober I – Maret I September II – Mei III
Solok Saning Bakar
Mei II – Maret II Mei I – Maret I
Sumani Juni I – Maret III
Mei I – Maret II
El Niño Pesisir
Selatan Tarusan
Oktober I – Maret II September I – Mei I
Batang Kapas Oktober III – Maret I
Oktober I – Mei III Solok
Saning Bakar Mei II – Maret III
Mei I – Maret I Sumani
Juni I – Maret II Mei I – Maret I
IOD Positif
Pesisir Selatan
Tarusan Oktober I – Maret II
September I – Mei I Batang Kapas
Oktober II – Maret I September II – Mei III
Solok Saning Bakar
Mei II – Maret II Mei I – Maret I
Sumani Juni I – Maret III
Mei I – Maret II
94 Gambar 4.7 Fluktuasi indeks kecukupan air dan defisit ketersediaan air di
wilayah terkena dampak ENSO atas dan IOD bawah di a Tarusan dan b Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.
b a
95
4.3.2.2. Potensi Waktu Tanam di Solok
Solok merupakan wilayah yang tidak terkena dampak ENSO maupun IOD. Analisis waktu tanam potensial di Solok dimaksudkan untuk melihat
perbedaan waktu tanam dengan wilayah yang terkena dampak kedua fenomena tersebut.
Potensi waktu tanam pada lahan tadah hujan di Solok lebih panjang dibandingkan dengan di Pesisir Selatan. Misalnya saja di Saning Bakar dan
Sumani, potensi tanam lebih awal yaitu mulai Mei IIJuni I yang ditunjukkan dengan nilai Indeks Kecukupan Air lebih dari 0.8 dan defisit transpirasi di bawah
20 Gambar 4.8 a,c dan Tabel Lampiran 22 – 24. Potensi waktu tanam berlangsung sampai dengan Maret IIIII. Waktu tanam tersebut tidak banyak
berubah meskipun di wilayah lain terjadi ENSO dan atau IOD Tabel 4.6 dan Gambar 4.8.
Pada lahan irigasi, potensi tanam di Solok seperti di kecamatan Saning Bakar dan Sumani lebih awal 1 dasarian dimulai dari Mei I berakhir pada Maret
III. Pada wilayah ini fluktuasi defisit ketersediaan air tidak menunjukkan perbedaan baik pada tahun normal, El Niño maupun IOD positif Gambar 4.8.
96 a
b
Gambar 4.8 Fluktuasi indeks kecukupan air dan defisit ketersediaan air di wilayah terkena dampak ENSO atas dan IOD bawah di a
Saning Bakar dan b Sumani, Kabupaten Solok.
97
4.4. Simpulan Waktu Tanam Optimal