133 dengan tipe lahan lahan irigasi teknis 1. Pemunduran jadual tanam ini disebabkan
petani takut mengalami kerugian akibat kerusakan lahan dan petani juga tidak mau mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa pompa dan menggunakan air
sungai. Tindakan petani ini terlihat jelas pada MT II tahun kering, sangat sedikit petani yang menggunakan pompa sungai sebagai alternatif sumber air lainnya.
Untuk wilayah tadah hujan, respon petani sangat terlihat perbedaannya dibandingkan dengan respon petani pada lahan irigasi. Petani tadah hujan lebih
memilih untuk mencari air dimana responden kebanyakan yang melakukan 2 kali tanam. Hal ini terlihat juga melalui sumber air yang sering mereka gunakan di
musim kering yaitu pompa sungai, petani mau untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk menggunakan pompa. Petani tadah hujan yang memundurkan
jadual tanam hingga satu bulan adalah petani yang melakukan hanya sekali tanam, sehingga para petani menunggu hujan untuk mulai menanam lagi.
6.3.4. Adaptasi Waktu Tanam Padi di Wilayah Equatorial
Jadual tanam di Solok dan Pesisir Selatan yang dilakukan oleh petani cukup bervariasi Gambar 6.3 dan 6.4. Sebaran awal tanam yang cukup
bervariasi tersebut dapat dilihat pada petani tadah hujan, ada petani yang menanam pada awal Juni namun ada juga yang menanam pada awal Januari.
Petani daerah Solok melakukan penanaman lebih cepat bila dibandingkan dengan petani di daerah Pesisir Selatan. Petani pada lahan irigasi teknis memulai tanam
pada bulan Agustus hingga September, sedangkan petani di Pesisir Selatan baru mulai tanam pada bulan Desember dasarian ketiga. Begitu juga dengan petani
dengan sistem irigasi yang lain di daerah Solok lebih dulu melakukan penanaman dibanding daerah Pesisir Selatan. Perbedaan waktu tanam di kedua daerah tersebut
sekitar dua hingga tiga dasarian pada setiap tipe lahan irigasi lahan.
134 Gambar 6.3 Respon petani terhadap onset padi di wilayah monsunal terkena
dampak anomali iklim Pesisir Selatan
Gambar 6.4 Respon petani terhadap onset padi di wilayah monsunal tidak terkena dampak anomali iklim Solok
135 Hasil analisis secara global menunjukkan bahwa di Solok perbedaan pola
tanam yang dilakukan oleh para petani sangat tergantung pada tipe lahan irigasi, terutama irigasi teknis dan non irigasi tadah hujan. Pada lahan dengan tipe lahan
irigasi, sekitar 50 dari seluruh responden dengan tipe lahan irigasi teknis dan semi teknis melakukan tiga kali tanam yaitu padi-padi-padi demikian pula pada
irigasi non teknis sebanyak 40 responden menanam dengan pola yang sama. Pada lahan dengan tipe lahan tadah hujan kebanyakan hanya melakukan dua kali
tanam setiap tahunnya yaitu padi-padi-bera sebesar 60 dan padi- palawijasayuran-bera sebanyak 40. Seluruh responden di Solok menyatakan
bahwa lahan sawah mereka tidak mengalami kekeringan sehingga tidak terjadi perubahan rotasi tanam yang dilakukan oleh petani.
Tidak seperti di Solok, petani di Pesisir Selatan lebih memilih menanam padi-padi-palawija dan padi-padi-bera. Hanya 22 petani yang berada pada lahan
irigasi teknis yang menanam padi sepanjang tahun. Petani yang berada pada irigasi semi teknis sebagian besar 80 menggunakan rotasi tanam padi-padi-
palawija, petani yang berada pada irigasi non teknis sebagian besar 80 menggunakan rotasi padi-padi-bera. Untuk petani di lahan tadah hujan sebagian
besar 60 menggunakan rotasi tanam padi-palawija-bera sedangkan petani lainnya 30 hanya sekali tanam padi saja. Rotasi tanam pada tahun kering di
Pesisir Selatan juga tidak banyak berubah, hanya saja tdak terdapat petani yang menanam padi sepanjang tahunnya Tabel 6.7.
Secara umum respon perbedaan petani di Solok dengan Pesisir Selatan terdapat pada dominasi panjang rotasi tanan padi dimana rotasi tanam di daerah
Pesisir Selatan didominasi oleh dua kali tanam yaitu padi-padi, sedangkan pada daerah Solok didominasi oleh tiga kali tanam yatiu padi-padi-padi. Daerah Solok
lebih dipengaruhi oleh iklim lokal karena letak wilayah yang dekat dengan pegunungan bukit barisan sehingga curah hujan hampir merata sepanjang tahun.
dan sumber air yang cukup banyak melalui aliran sungai maupun mata air.
136 Tabel 6.7 Penyesuaian rotasi tanam oleh petani pada tahun normal dan kering di
Solok dan Pesisir Selatan pada pola hujan equatorial
Tipe Irigasi Tahun Normal
Tahun Kering padi-
padi- padi
padi- padi-
palawija padi-
padi padi-
palawija sayuran
padi padi-
padi- padi
padi- padi-
palawija padi-
padi padi-
palawija sayuran
padi …………………..…….…………..…….............................................................
PESISIR SELATAN
Teknis 22 28
20 30
50 50
Semi Teknis 0 80 20 0 0
0 50 50 0 0 Non Teknis
20 80
50 50
Tadah Hujan
0 0 10 60 30
0 0 60 20 20 SOLOK
Teknis 50 25
25 50 25 25 0 0
Semi Teknis 60
10 30
60 10 30 0 0 Non Teknis
40 30
30 40 30 30 0 0
Tadah Hujan 60
40 0 0 60 40 0
Respon Petani akibat terjadinya kekeringan di kedua daerah sangat berbeda Tabel 6.8. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi iklim maupun
ketersediaan air yang tidak sama. Petani dengan sistem irigasi di Solok masih banyak yang tetap menanam walaupun terjadi kekeringan. Namun ada 20 petani
dengan irigasi semi teknis yang memundurkan jadual tanam sekitar dua minggu dan 40 petani dengan irigasi non-teknis yang mencari sumber air alternatif.
Tindakan yang dilakukan oleh petani tadah hujan juga tidak seragam, sekitar 50 petani tadah hujan memilih untuk mencari sumber air lain dan 50 petani
memilih untuk memundurkan jadual tanam sekitar dua minggu. Petani di daerah Pesisir Selatan hampir seluruhnya memundurkan jadual
tanam baik pada lahan irigasi maupun lahan tadah hujan. Seluruh petani responden irigasi teknis memilih untuk memudurkan jadual tanam sekitar dua
minggu. Hal ini dilakukan juga oleh petani dengan irigasi semi teknis. Petani tadah hujan di daerah Pesisir Selatan sangat jauh berbeda tindakan yang dilakukan
bila dibandingkan petani di Solok. Petani memundurkan jadual tanamnya lebih dari empat minggu karena petani lebih memilih untuk menunggu hujan turun.
137 Tabel 6.8 Respon petani terhadap kekeringan di Solok dan Pesisir Selatan
Tipe Irigasi Solok Pesisir
Selatan Tetap
Menanam Mencari
Air Mundur
2 Minggu
Mundur 4
Minggu Tetap
Menanam Mencari
Air Mundur
2 Minggu
Mundur 4
Minggu ……………………………………………..……………………………………………
Teknis 100 100
Semi Teknis 80
20 100
Non Teknis 60
40 33
67 Tadah Hujan
50 50
100
6.4. Simpulan Adaptasi Petani