77 berdasarkan neraca air tanaman telah dikembangkan oleh FAO sejak tahun 1973
dengan menghitung kebutuhan air tanaman dalam kaitannya dengan produksi.
4.2. Metodologi
Untuk menentukan waktu tanam optimal padi lahan tadah hujan ditentukan dengan menggunakan Indeks Kecukupan Air Tanaman dan potensi
kehilangan hasil Lidon and Affholder 2000. Untuk menentukan waktu tanam optimal padi sawah ditentukan dengan menggunakan model neraca air
ketersediaan-kebutuhan irigasi Kartiwa 2009.
4.2.1. Penentuan Waktu Tanam Padi Lahan Tadah Hujan
Untuk menentukan waktu tanam optimal lahan tadah hujan digunakan Indeks kecukupan air tanaman yang ditetapkan berdasarkan rasio antara
Evapotranspirasi riilaktual ETrEta dengan Evapotranspirasi maksimalcrop ETmETc pada masing-masing fase pertumbuhan tanaman dengan penekanan
pada periode defisitnya menggunakan model neraca air yang dikembangkan oleh FAO dalam bulletin no 56 Allen et al. 1988. Model tersebut dimodifikasi dan
dikembangkan di daerah tropis khususnya di Indonesia. Kalibrasi serta validasi telah dilakukan di Jawa Tengah Lidon and Affholder 2000 kemudian telah
diaplikasikan untuk tanaman hortikultura Apriyana 2003 dan padi Sosiawan 2002. Saat ini model tersebut telah disempurnakan ke dalam model WARM
Water and Agroclimate Resource Management versi 2.0 Runtunuwu et al. 2007. Nilai yang menyatakan bahwa tanaman padi tumbuh dalam kondisi
kecukupan air adalah indeks dengan nilai mendekati 1, dengan batas kritis 0,8 Lidon and Affholder 2000. Untuk menentukan waktu tanam yang tepat dibuat
skenario tanggal tanam setiap sepuluh hari. Dalam model WARM, evapotranspirasi juga ditentukan dengan
menghitung berbagai komponen neraca air tanah. Metode ini terdiri dari penilaian fluks air masuk dan keluar ke zona akar tanaman selama beberapa periode waktu.
Irigasi I dan curah hujan P menambahkan air ke zona akar. Bagian dari I dan P yang hilang oleh aliran permukaan RO dan perkolasi dalam DP yang pada
akhirnya akan mengisi ulang tabel air. Air juga bisa diangkut ke atas oleh kenaikan kapiler CR dari tabel air dangkal terhadap zona perakaran atau bahkan
ditransfer secara horisontal dengan aliran bawah permukaan dalam SFin atau
78 keluar dari SFout zona akar. Dalam kondisi landai nilai SFin dan SFout relatif
kecil sehingga dapat diabaikan. Tanah penguapan dan transpirasi tanaman menguras air dari zona akar. Jika semua fluksi selain evapotranspirasi ET dapat
dinilai, evapotranspirasi dapat disimpulkan dari perubahan konten tanah air
SW selama periode waktu: ETP = I + P - RO - DP + CR ±
SF ± SW 1 Kandungan air tanah maksimum bilamana tanah mencapai kapasitas
lapang sedangkan kandungan tanah minimum bila mencapai titik kritis irigasi, kondisi tersebut menggambarkan nilai kandungan air yang diabsorbsi tanah yang
dapat digunakan untuk tanaman Muller 1996. Jumlah air yang diperlukan oleh tanaman tersebut dinamakan air tersedia dalam mm yang bervariasi sepanjang
masa pertumbuhan tanaman Apriyana 2003 dan merupakan fungsi dari pertumbuhan akar Forest 1984.
4.2.2. Pendugaan ETR Evapotranspirasi Riil Tanaman