Hasil Pengujian Ekonometrik HASIL DAN PEMBAHASAN

tarif cukai rokok yang terjadi di pasar masih sebesar 40 persen. Sementara isi rekomendasi FCTC menerapkan tarif cukai minimum sebesar 23 atau 65 persen dari harga jual eceran rokok. Tarif cukai rokok yang berlaku di Indonesia merupakan yang paling rendah di dunia setelah Kamboja. Di Thailand, tarif cukai rokok mencapai 60 persen, India 70 persen, sementara Nepal, Maldives, dan Myanmar 75 persen. Dalam jangka panjang, langkah yang ditempuh untuk mengurangi konsumsi tembakau adalah melalui larangan iklan rokok. Pada tahun 2008, semua produk rokok tidak diizinkan beriklan dalam bentuk apapun.

4.2. Hasil Pengujian Ekonometrik

Kriteria uji ekonometrika berdasarkan hasil estimasi ditunjukkan bahwa pada uji multikolinearitas korelasi yang kuat antar variabel bebas, persamaan penerimaan pemerintah dari cukai hasil tembakau tidak mengalami multikolinearitas. Uji Klein menyatakan bahwa apabila nilai dari koefisien multikolinieritas tersebut tidak lebih besar dari nilai R 2 , maka multikolinearitas dapat diabaikan. Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2. Hasil Uji Multikolinearitas LGDP KR LER DK LGDP 1,000000 0,756556 0,945265 0,863464 KR 0,756556 1,000000 0,704986 0,678364 LER 0,945265 0,704986 1,000000 0,958546 DK 0,863464 0,678364 0,958546 1,000000 Pada Tabel 4.2, korelasi yang paling tinggi terdapat di antara variabel ER dan DK yaitu sebesar 0,958546, namun multikolinearitas ini dapat diabaikan karena nilai R 2 sebesar 0,978489 lebih besar dari nilai korelasi di antara variabel- variabel independen tersebut. Sementara itu nilai probabilitas ObsR-squared pada uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test adalah sebesar 0,670419. Nilai ini lebih besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu 10 persen α= 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model persamaan penerimaan cukai. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3. Hasil Uji Autokorelasi F-statistic 0,104849 Probabilitas 0,754389 ObsR-squared 0,181113 Probabilitas 0,670419 Pada uji White Heteroscedasticity Test, nilai probabilitas ObsR-squared adalah sebesar 0,449247. Nilai ini lebih besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu 10 persen α= 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada model persamaan. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas F-statistic 0,811148 Probabilitas 0,609108 ObsR-squared 6,807010 Probabilitas 0,449247 Selanjutnya uji ekonometerika yang terakhir adalah uji normalitas. Pengujian terhadap masalah normalitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Jarque-Bera yaitu sebesar 0,921595 lebih besar dari taraf nyata 10 persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah ketidaknormalan dalam data Lampiran 7. Setelah keempat pengujian tersebut dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan penerimaan cukai telah memenuhi asumsi OLS dan menghasilkan penduga kuadrat terkecilnya merupakan penduga linier tak bias terbaik atau Best Linier Unbiassed Estimator BLUE.

4.3. Analisis Statistik dan Ekonomi