memiliki pengaruh nyata. Dari ketiga varibel yang mempengaruhi PCM, efisiensi internal memiliki pengaruh nyata dan nilai koefisien yang paling besar. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan rokok kretek memiliki efisiensi internal yang berperan besar dalam mempengaruhi tingkat keuntungan.
2.5. Kerangka Pemikiran
Masalah-masalah ekonomi yang terjadi di Indonesia menuntut pemerintah agar lebih cermat lagi dalam menentukan langkah-langkah apa yang harus diambil
untuk memulihkan perekonomian. Untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi, dibuat penyesuaian-penyesuaian alat kebijakan agar dapat digunakan secara tepat,
bermanfaat, dan mencapai sasarannya. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan dan menstabilkan perekonomian adalah melalui
peranan kebijakan fiskal. Salah satu instrumen kebijakan fiskal adalah pajak. Penerimaan pemerintah dari sektor pajak terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak
perdagangan internasional. Penerimaan pemerintah dari sektor cukai termasuk ke dalam penerimaan
pajak dalam negeri. Ada tiga jenis barang kena cukai, yaitu etil alkohol, minuman yang mengandung etil alkohol, dan hasil tembakau. Dari ketiga barang kena cukai
tersebut yang paling besar peranannya dalam penerimaan pemerintah adalah cukai hasil tembakau yang terdiri dari Sigaret Kretek Mesin SKM, Sigaret Kretek
Tangan SKT, dan Sigaret Putih Mesin SPM yaitu sekitar 95 persen. Asumsi makro yang digunakan dalam memperkirakan penerimaan pemerintah dari cukai
hasil tembakau adalah GDP, nilai tukar, konsumsi, dan dummy krisis.
Pajak Penerimaan
Pemerintah
Bukan Pajak Faktor-Faktor
Makro: 1.GDP
2.Nilai Tukar 3.Konsumsi
4.Dummy Krisis
Pajak Dalam Negeri
Pajak Perdagangan Internasional
Cukai Hasil Tembakau
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
2.6. Hipotesis
Rumusan jawaban sementara mengenai permasalahan dari tulisan ini berdasarkan teori dan konsep adalah:
1. GDP, diduga berpengaruh positif terhadap penerimaan pemerintah dari
cukai hasil tembakau. 2.
Nilai tukar, diduga berpengaruh negatif terhadap penerimaan pemerintah dari cukai hasil tembakau.
3. Konsumsi, diduga berpengaruh positif terhadap penerimaan pemerintah
dari cukai hasil tembakau. 4.
Variabel dummy kondisi perekonomian Indonesia, sebelum dan sesudah krisis, diduga berpengaruh negatif terhadap penerimaan pemerintah dari
cukai hasil tembakau.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa gabungan dari data runtun waktu time series tahunan dari tahun 1992-
2005. Data yang dikumpulkan diperoleh dari berbagai sumber yaitu Biro Pusat Statistik BPS, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DJBC, International
Finansial Statistic IFS, dan beberapa jurnal serta literatur lain yang relevan
berhubungan dengan penelitian ini.
3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah metode Ordinary Least Square OLS dengan menggunakan program
Eviews 4.1. Menurut Gujarati 2003 terdapat beberapa asumsi yang digunakan
dalam metode OLS, yaitu: 1.
Nilai rata-rata bersyarat dari u
i
, tergantung pada X
i
tertentu adalah nol. 2.
Varian bersyarat dari u
i
adalah konstan homoskedastisitas. 3.
Tidak ada korelasi berurutan autokorelasi. 4.
Variabel yang menjelaskan adalah nonstokastik yaitu, tetap dalam penyampelan berulang.
5. Tidak ada linier sempurna antara variabel independen multikolinieritas.
6. u didistribusikan secara normal dengan rata-rata dan varian yang diberikan
oleh asumsi 1 dan 2.