34
2. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah, baik dalam hal
jumlah maupun karakteristik sampel sesuai pemahaman konsep. 3.
Tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah peristiwa acak, melainkan pada kecocokan konteks.
Dalam penelitian ini, hanya ada satu subjek yang menjadi narasumber utama yaitu siswa sekolah dasar yang mengalamai penolakan sekolah school
refusal dan disertakan narasumber sekunder yang berperan sebagai informan yaitu orang
– orang terdekat narasumber utama. Narasumber sekunder dalam penelitian ini berjumlah empat orang.
3.4.1 Narasumber Utama
Spradley dalam Sugiyono, 2012: 49 menyatakan bahwa subjek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah mereka yang terlibat langsung dalam
aktivitas yang menjadi objek perhatian dalam penelitian, mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa sekolah dasar dengan kriteria sebagai berikut :
1. Siswa sekolah dasar dengan rentang usia 6-12 tahun
2. Menunjukkan perilaku bermasalah di pagi hari sebelum berangkat sekolah
seperti tantrum, menangis, dan pernyataan tidak ingin masuk sekolah. 3.
Pergi ke sekolah dengan keluhan fisik dan keluhan lain di luar keluhan fisik dengn tujuan agar tidak pergi ke sekolah.
4. Tidak masuk sekolah dalam kurun waktu yang lama atau menunjukkan
periode absen sekolah yang bersifat periodik dan menetap terjadi selama
35
minimal dua minggu dalam satu minggu rata-rata selama dua kali penolakan tanpa alasan yang jelas.
5. Orang tua atau guru mengeluh dengan perilaku anak yang menolak sekolah
school refusal . Subjek tersebut dipilih karena memiliki karakteristik yang sesuai dengan
tujuan penelitian yang akan mengungkap gambaran penolakan sekolah school refusal. Melalui observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 17-19 Mei 2013 dan 26 – 27 Oktober 2013, subjek memiliki nama
Rf inisial dan berusia 12 tahun. Subjek merupakan siswa Sekolah Dasar Islam Zaid bin Tsabit kota Magelang, dan duduk dibangku kelas enam. Berdasarkan
wawancara awal yang dilakukan dengan ibu subjek diperoleh hasil wawancara sebagai berikut : Subjek melakukan penolakan sekolah sejak dua tahun lalu
hingga sekarang. Kebiasaan subjek tidak hadir di sekolah paling sering dilakukan pada saat subjek kelas lima, karena kebiasaanya tidak hadir di sekolah rutin
dilakukan setiap seminggu. Selama seminggu ia melakukan penolakan sekolah minimal sekali dan biasanya berlangsung selama tiga hari. Keenggananya untuk
pergi ke sekolah ditandai dengan berbagai macam alasan yang tidak jelas misalnya karena bajunya kekecilan atau subjek meminta sesuatu yang harus di
turuti saat itu juga. Ketika enggan pergi sekolah subjek meminta ibu untuk mengijinkan ke sekolah. Ibu subjek merasa sangat tertekan dan merasa kualahan
dengan perilaku subjek yang enggan berangkat sekolah, jika hal ini tidak dituruti subjek akan marah sehingga ibu mengizinkan subjek untuk tidak masuk sekolah
tanpa konsekuensi apapun.
36
3.4.2 Narasumber Sekunder informan