mendominasi kerja kelompok. Agar semua siswa aktif dalam pembelajaran maka STAD dipadukan dengan Time Token. Kedua model tersebut mempunyai
simbiosis mutualisme untuk meningkatkan pembelajaran IPS.
2.1.3 Model Terpadu Time Token Arends dan STAD
2.1.3.1 Pengertian Model Terpadu Time Token Arends dan STAD Menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia, terpadu berarti sesuatu yang telah
disatukan, dilebur menjadi satu. Istilah “model terpadu” pada penelitian ini bukan suatu model pembelajaran sejenis model tematik, melainkan penyatuan atau
peleburan dua model pembelajaran dengan melebur sintaks atau langkah-langkah pembelajaran
kedua model.
Sehingga menghasilkan
langkah-langkah pembelajaran baru hasil peleburan kedua model. Model-model yang dileburkan
adalah model Time Token Arends dan STAD. Menurut Arends 2008:29 bila guru memiliki kelompok-kelompok
cooperative learning dengan beberapa orang mendominasi pembelajaran dan beberapa orang pemalu dan tidak pernah mengatakan apa-apa, time token dapat
membantu mendistribusikan partisipasi dengan lebih merata. Masing-masing siswa diberi beberapa token yang berharga sepuluh atau lima belas detik waktu
bicara. Seorang siswa memantau interaksinya dan meminta si pembicara untuk menyerahkan sekeping token bila mereka melewati batas waktu yang ditetapkan.
Bila siswa menghabiskan tokennya, maka ia tidak boleh berbicara lagi. Hal ini mengharuskan mereka yang masih memegang tokens untuk bergabung dalam
diskusi.
Kemudian Menurut Slavin 2011:143 STAD merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif. Pertama-tama siswa mempelajari materi bersama dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis.
Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai
maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi Huda, 2013:116.
Dapat disimpulkan bahwa Model Terpadu Time Token Arends dan STAD adalah model yang memadukan Model Time Token Arends dan STAD dengan
mengkondisikan pembelajaran secara klasikal dan demokratis. Semua siswa dilibatkan dalam pembelajaran dan bekerjasama dalam kelompok untuk
mendapatkan skor yang tinggi. Sehingga semua siswa dapat aktif dalam bekerjasama dengan kelompok.
Dasar pengembangan Model Terpadu Time Token Arends dan STAD adalah teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi
sesuai Trianto, 2007: 13. Menurut Rifa’i dan Tri anni 2011 dalam teori belajar Konstruktivisme guru bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada
siswa, sebab siswa harus mengkontruksikan atau membangun sendiri pengetahuannya.
2.1.3.2 Sintaks Model Terpadu Time Token Arends dan STAD Adapun sintaks model terpadu Time Token Arends dan STAD antara lain:
a. Membangkitkan kesiapan siswa
b. Guru menjelaskan materi
c. Siswa mengamati media audio-visual.
d. Siswa membentuk tim
e. Siswa berdiskusi bersama tim
f. Guru meminta siswa menyerahkan kupon sebelum menyampaikan hasil
diskusi g.
Guru mengadakan kuis secara lisan dengan waktu berpikir 30 detik h.
Guru memberikan Penilaian dan penghargaan kepada siswa berprestasi 2.1.3.3 Kelebihan Model Terpadu Time Token Arends dan STAD
Model Terpadu Time Token Arends dan STAD memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-
norma kelompok. b.
Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. c.
Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
d. Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi
e. Menghindari dominasi siswa yang pandai berbicara
f. Membantu siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran
g. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
h. Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya
2.1.3.4 Kekurangan Model Terpadu Time Token Arends dan STAD Selain kelebihan, model Terpadu Time Token Arends dan STAD
mempunyai kekurangan, antara lain: a.
Memerlukan waktu lama, karena semua siswa harus berbicara dan mengadakan kuis
b. Membutuhkan perencanaan yang matang
Untuk meminimalisir kekurangan yang memerlukan waktu yang lama, maka pada penerapan Model Terpadu Time Token Arends dan STAD perlu
adanya pengelolaan kelas yang optimal dengan menegur siswa yang gaduh serta melakukan perencanaan yang matang dengan membuat RPP dan mematuhi
langkah-langkah pembelajaran serta alokasi waktu yang telah direncanakan.
2.1.4 Media Audio-visual