Konseling Kelompok Pemahaman Guru BK Tentang Konseling Kelompok

Menurut Daryanto 2008: 106 kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: a Menerjemahkan translation Pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan translation arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. b Menginterpretasi interpretation Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Ide utama suatu komunikasi. c Mengekstrapolasi extrapolation Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti tentang sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat, memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang pendidik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang suatu hal dengan menggunakan kata- kata sendiri sehingga peserta didik mengerti apa yang disampaikannya.

2.2.2 Konseling Kelompok

2.2.2.1 Pengertian konseling kelompok Ada beberapa pengertian konseling kelompok menurut beberapa ahli seperti berikut : 1 Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari Gazda, 1984 dan Shertzer Stone, 1980 dalam Wibowo 2005: 32 2 Hansen,WarnerSmith dalam Wibowo, 2005: 32 menyatakan bahwa konseling kelompok merupakan cara yang amat baik untuk menangani konflik-konflik antar pribadi dan membantu individu-individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. 3 Natawidjaja 1987: 33-34 mengemukakan bahwa konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa konseling kelompok merupakan suatu proses dimana guru BK terlibat dalam hubungan dengan sejumlah klien pada waktu yang sama, jumlahnya dapat bervariasi. Konseling kelompok adalah proses interpersonal yang dinamis yang menitikberatkan pada kesadaran berpikir dan tingkah laku, melibatkan fungsi terapeutis, berorientasi pada kenyataan, ada rasa saling percaya mempercayai, ada pengertian, penerimaan dan bantuan. 2.2.2.2 Tujuan pemberian layanan konseling kelompok Layanan konseling kelompok dimaksudkan untuk membahas dan menyelesaikan masalah yang menyangkut masalah pribadi yang dialami oleh anggota kelompok. Melalui layanan ini, siswa diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang suatu permasalahan dan membicarakan topik- topik yang penting, mengembangkan nilai-nilai kehidupan serta mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas dalam kelompok. Tujuan konseling kelompok menurut Sukardi 2000: 49, meliputi: a. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak b. Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya c. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok d. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok 2.2.2.3 Tahap-tahap konseling kelompok Terdapat keanekaragaman dalam mengklasifikasikan dan menamai tahapan-tahapan konseling kelompok, Corey 1995: 64-65 dalam Wibowo 2005: 85 menyebutkan tahapan konseling kelompok menjadi 4 tahap, yaitu tahap orientasi orientation phase, tahap transisi transition stage, tahap kerja working stage, dan tahap konsolidasi consolidation stage. Gibson Mitchell 1995: 198-204 dalam Wibowo 2005: 85 mengklasifikasikan proses konseling kelompok menjadi 5 tahap, yakni tahap pembentukan kelompok, tahap identifikasi, tahap produktivitas, tahap realisasi, tahap terminasi. Berdasarkan pengklasifikasian proses konseling kelompok yang dikemukakan oleh berbagai ahli tersebut diatas, berikut ini disajikan tahap-tahap konseling kelompok yang digunakan sebagai pengembangan model menurut Wibowo 2005: 86 seperti berikut ini : 1 Tahap Permulaan Pada tahap permulaan ini guru BK perlu mempersiapkan terbentuknya kelompok. Pada tahap ini dilakukan upaya untuk menumbuhkan minat bagi terbentuknya kelompok yang meliputi pemberian penjelasan tentang adanya layanan konseling kelompok bagi para siswa, penjelasan pengertian, tujuan dan kegunaan konseling kelompok, ajakan untuk memasuki dan mengikuti kegiatan, serta kemungkinan adanya kesempatan dan kemudahan bagi penyelenggara konseling kelompok. 2 Tahap Transisi Tahap transisi merupakan masa setelah proses pembentukan dan sebelum masa bekerja kegiatan. Dalam tahap ini merupakan proses 2 bagian yang ditandai dengan ekspresi sejumlah emosi dan interaksi anggota. 3 Tahap Kegiatan Tahap kegiatan sering disebut juga sebagai tahap bekerja, tahap penampilan, tahap tindakan dan tahap pertengahan yang merupakan inti kegiatan konseling kelompok sehingga memerlukan waktu yang besar dalam keseluruhan kegiatan konseling kelompok. Tahap ini merupakan tahap kehidupan yang sebenarnya dalam konseling kelompok, yaitu para anggota memusatkan perhatian terhadap tujuan yang akan dicapai, mempelajari materi-materi baru, mendiskusikan berbagai topik, menyelesaikan tugas, dan mempraktekkan perilaku baru. Selama tahap kegiatan, guru BK dan anggota kelompok merasa lebih bebas dan nyaman dalam mencoba tingkah laku baru dan strategi baru, karena sudah terjadi saling mempercayai satu sama lain. 4 Tahap Pengakhiran Menurut Corey 1990 dalam Wibowo 2005: 97 tahap penghentian atau pengakhiran sama pentingnya seperti tahap permulaan pada sebuah kelompok. Selama masa penghentian, para anggota kelompok memahami diri mereka sendiri pada tingkat yang lebih mendalam. Jika dapat dipahami dengan baik, penghentian dapat menjadi sebuah dukungan penting dalam menawarkan perubahan dalam diri individu. Penghentian memberi kesempatan pada anggota kelompok untuk memperjelas pengalaman mereka, mengkonsilidasi hasil yang mereka buat dan untuk membuat keputusan mengenai tingkah laku mereka yang ingin dilakukan di luar kelompok dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari mereka 2.2.2.4 Dinamika kelompok Dalam proses konseling kelompok sangat diperlukan munculnya dinamika kelompok agar suasana kelompok lebih akrab dan luwes antar anggota kelompok dan pemimpin kelompok. Dinamika kelompok merupakan seperangkat konsep yang dapat menggambarkan proses kelompok. Dinamika kelompok mencoba menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kelompok dan mencoba menemukan serta mempelajari keadaan dan gaya yang dapat mempengaruhi kehidupan kelompok. Dalam bukunya, Wibowo 2005: 62 menjelaskan dinamika kelompok adalah “studi yang menggambarkan berbagai kekuatan yang menentukan perilaku anggota dan perilaku kelompok yang menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.” Dinamika kelompok mengarahkan anggota kelompok untuk melakukan hubungan interpersonal satu sama lain. Hubungan interpersonal ini merupakan sarana bagi anggota kelompok untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan bahkan perasaan satu sama lain sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar di dalam kelompok secara bersama-sama. Dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok, artinya merupakan pengerahan secara serentak semua faktor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu. Jadi, dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok. Kelompok yang baik ditumbuhkan melalui dinamika kelompoknya, oleh anggota-anggotanya tetapi juga sebaliknya, kelompok yang baik dapat membentuk anggotanya menjadi anggota kelompok yang baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kelompok antara lain sebagai berikut: Prayitno, 1995: 22 a. Tujuan dan kegiatan kelompok b. Jumlah anggota c. Kualitas pribadi masing-masing anggota kelompok d. Kedudukan kelompok e. Kemampuan kelompok dalam memenuhi kebutuhan anggota untuk saling berhubungan sebagai kawan, kebutuhan untuk diterima, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan bantuan moral, dan sebagainya. 2.2.2.5 Anggota kelompok Tidak semua kumpulan orang atau individu bisa dijadikan sebagai anggota konseling kelompok. Dalam konseling kelompok, keanggotaan merupakan hal yang penting. Tanpa adanya anggota tidak mungkin akan ada kelompok. Untuk itu, seorang konselor harus membentuk kelompok sebelum menyelenggarakan konseling kelompok. Prayitno 1995: 30 menyebutkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menciptakan sebuah kelompok yang aktif dan memahami setiap peranannya, sebagai berikut : a. Jenis kelompok Untuk tujuan tertentu mungkin memang diperlukan pembentukan kelompok yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. Pertimbangan tentang keragaman atau keseragaman jenis kelamin anggota kelompok ini pada umumnya didasarkan tujuan tertentu yang akan dicapai dalam kegiatan kelompok. b. Umur Pada umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan dalam kelompok-kelompok dengan angota seumur. c. Kepribadian Keragaman atau keseragaman dalam kepribadian anggota kelompok dapat membawa keuntungan ataupun kerugian. Jika perbedaan di antara para anggota itu besar, maka komunikasi antaranggota akan mengalami masalah, dan begitu pula sebaliknya, jika kesamaan di antara anggota itu sangat besar hasilnya juga dapat merugikan. d. Hubungan awal Keakraban dapat mewarnai hubungan antar anggota kelompok yang sudah saling mengenal sebelumnya, dan sebaliknya suasana keasingan akan dirasakan anggota yang belum saling mengenal. Jenis kelompok mana yang akan dipilih dalam hubungan awal ini tergantung pada tujuan dari kegiatan kelompok itu. 2.2.2.6 Peran anggota kelompok Dalam kegiatan konseling kelompok diperlukan terciptanya dinamika kelompok yang benar-benar hidup, mengarah pada tujuan yang ingin dicapai, dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok. Maka dari itu, peranan anggota kelompok sangat menentukan. Peranan yang hendaknya dimainkan oleh anggota kelompok agar dinamika kelompok itu benar-benar seperti yang diharapkan ialah: Prayitno, 1995: 32 a. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok b. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok c. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhi dengan baik e. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok f. Mempu berkomunikasi secara terbuka g. Berusaha membantu anggota lain h. Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan peranannya i. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu 2.2.2.7 Usaha mempersiapkan anggota kelompok Suatu kelompok yang mempersiapkan anggotanya dengan baik akan bisa benar-benar mencapai tujuan yang diharapkan, dan pemimpin kelompok boleh menetapkan ketidakikutsertaan seseorang jika dianggap akan mengganggu proses konseling kelompok. Maka di sinilah pentingnya peranan pemimpin kelompok dalam mempersiapkan anggota kelompok. Berikut ini beberapa cara merekrut anggota menurut Wibowo 2005: 343: a. Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tujuan kelompok, panjang dan jangka waktu program serta jumlah partisipanpeserta b. Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tentang kualifikasi pimpinan untuk memimpin kelompok-kelompok yang dimaksud c. Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tentang honor pimpinan yang merinci jumlah untuk jasa kerja, makan, penginapan, materi dan sejenisnya dan juga jumlah untuk jasa lanjutan d. Anggota kelompok seharusnya dipaksa untuk masuk dalam suatu kelompok oleh para senior atau pimpinan kelompok e. Penyataan tidak puas yang tidak bisa ditunjukkan dengan bukti ilmiah seharusnya tidak dibuat Sedangkan menurut Prayitno 1995: 33 menjelaskan hal-hal yang perlu dipersiapkan pemimpin kelompok dalam merekrut anggota kelompok adalah sebagai berikut : 1 Apa saja yang diharapkan dari para anggota, suasana khusus yang dapat terjadi dalam kelompok itu, dan peranan serta cara-cara yang akan dilakukan oleh pemimpin kelompok 2 Keikutsertaan dalam kelompok itu adalah serba sukarela 3 Anggota kelompok bebas menanggapi hal-hal yang disampaikan ataupun menolak saran-saran yang diberikan anggota lain 4 Hasil kegiatan kelompok itu tidak mengikat para anggota kelompok itu dalam kehidupan mereka di luar kelompok 5 Segala yang terjadi dan menjadi isi dari kegiatan kelompok itu sifatnya rahasia. 6 Penghargaan pemimpin kelompok tentang kesukarelaan dan keberanian para anggota mengikuti kegiatan kelompok itu 2.2.2.8 Pemimpin kelompok Pemimpin kelompok adalah guru BK atau konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Dalam konseling kelompok tugas pemimpin kelompok adalah memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin kelompok menurut Prayitno dan Erman 2004: 5 adalah : a. Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratik, konstruktif, saling mendukung dan meringankan beban, menjelaskan, memberikan pencerahan, memberikan rasa nyaman, serta mencapai tujuan bersama kelompok. b. Berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas dan mensinergikan konten bahasan yang tumbuh dalam aktifitas kelompok. c. Memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang hangat dan nyaman, sabar dan memberi kesempatan demokratik dan kompromistik dalam mengambil keputusan dan kesimpulan, tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur dan tidak berpura-pura, disiplin dan kerja keras. Berhubungan dengan sikap yang harus dimiliki pemimpin kelompok, maka peranan pemimpin kelompok menurut Prayitno 1995: 35 dijabarkan sebagai berikut : a. Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok b. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. c. Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu. d. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan atau umpan balik tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok e. P emimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, dan pemegang aturan permainan, pendamai dan pendorong kerjasama serta suasana kebersamaan. f. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok. 2.2.2.9 Evaluasi kegiatan konseling kelompok Pada kegiatan konseling kelompok, penilaian hasil kegiatan dapat diarahkan secara khusus kepada peserta yang masalahnya dibahas. Peserta itu diminta mengungkapkan sampai sejauh mana kegiatan kelompok telah membantunya memecahan masalah yang dialaminya. Penilaian terhadap hasil kegiatan kelompok dapat dilakukan secara tertulis melalui lembar layanan segera laiseg. Secara tertulis anggota kelompok diminta mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal. Anggota kelompok juga dapat mengemukakan hal-hal yang paling disenangi atau kurang disenangi selama kegiatan berlangsung. Penilaian kegiatan layanan konseling kelompok dan hasilnya berorientasi pada perkembangan, yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada diri anggota kelompok. Lebih mendalam lagi, Prayitno 1995: 81 akan membahas penilaian terhadap layanan tersebut dapat dilakukan melalui : a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas c. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi mereka, dan perolehan mereka sebagai hasil keikutsertaan mereka. d. Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan e. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan layanan

2.2.4 Guru BK