Perancangan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Persediaan Produk Jadi Pada PT. Bintang Rezeki Maju
DAFTAR PUSTAKA
David. I. Schneider. Introduction to Programming with Visual Basic 6.0. 2005. Ginting. Rosnani. Sistem Produksi. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2007.
Pressman. S. Roger. Pengembangan Sistem Informasi dengan Metode Waterfall. 2001 .
Raymond. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta. 2009.
Sugiri. Pengolahan Database MySQL dengan PhpMyAdmin. Yogyakarta. Graha ilmu. 2008.
Sinulingga. Sukaria. Metode Penelitian. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2011. Sutanta, Edhy. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta, 2003.
(2)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Sistem Informasi Manajemen1
a. Peranti lunak pembuat laporan (report-writing software) yang menghasilkan laporan
berkala mauapun laporan khusus. Laporan berkala dikodekan dalam suatu bahasa
program dan disiapkan sesuai jadwal tertentu. Laporan khusus yang sering disebut
laporan ad hoc, dibuat sebagai tanggapan atas kebutuhan informasi yang tidak
dapat diantisipasi sebelumnya. Sistem manajemen basis data memiliki fitur-fitur
yang dapat dengan cepat membuat laporan sebagai respons atas permintaan akan
data atas informasi tertentu.
Sistem informasi manajemen- SIM (Management Information System)
didefenisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia
bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa. Para pengguna SIM biasanya
terdiri atas entitas-entitas organisai formal perusahaan atau sub unit anak
perusahaannya. Informasi yang diberikan oleh SIM menjelaskan perusahaan atau salah
satu sistem utamanya dilihat dari apa yang telah terjadi dimasa lalu, apa yang sedang
terjadi dan apa yang kemungkinan terjadi dimasa depan. SIM akan menghasilkan
informasi ini melalui pengguna dua jenis perangkat lunak (Raymond, 2009).
b. Model matematis menghasilkan informasi sebagai hasil dari suatu simulasi atas
operasi perusahaan. Model-model matematis yang menggambarkan operasi
perusahaan dapat ditulis mengunakan semua jenis bahasa pemrograman. Akan
1
(3)
tetapi permodelan khusus dapat menjadikan tugas lebih mudah dan lebih cepat
diselesaikan.
Ouput informasi yang dihasilkan akan digunakan oleh pihak-pihak yang akan
memecahkan masalah dalam mengambil keputusan guna memecahkan masalah
perusahaan.
Basis data tersebut memuat data yang diberikan oleh sistem transaksi. Selain
itu, baik data maupun informasi dimasukkan dari lingkungan. Lingkungan menjadi
terlibat ketika perusahaan bertransaksi dengan organisasi-organisasi lain, seperti
pemasok, untuk membentuk suatu sistem informasi antar organisasi. Dalam kasus
seperti ini, SIM akan memasok informasi ke anggota-anggota IOS yang lain sekaligus juga
kepada para pengguna perusahaan. Model Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat
dilihat pada Gambar 3.1. berikut.
Pihak Pemecah Masalah Organisasi
Perangkat Lunak permbuat laporan
Lingkungan
Data Informasi Model Matematis
Basis Data
Lingkungan
(4)
3.2. Pengembangan Sistem Informasi dengan Metode Waterfall 2
Kadang-kadang disebut siklus hidup klasik atau model waterfall, model sekuensial linier menunjukkan sistematis, pendekatan sekuensial untuk pengembangan perangkat lunak yang dimulai pada tingkat sistem dan kemajuan melalui analisis, desain, coding, pengujian dan dukungan pada gambar 3.2. menggambarkan model sekuensial linier untuk rekayasa perangkat lunak. Model setelah siklus rekayasa konvensional, model sekuensial linier meliputi kegiatan sebagai berikut (Pressman, 2001)
Gambar 3.2. Model Waterfall
1. Rekayasa dan pemodelan sistem
Karena sistem merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar, pemodelan ini dimulai dengan membangun syarat dari semua elemen sistem dan mengalokasikan beberapa subset dari kebutuhan ke software tersebut. Pandangan sistem ini penting ketika software harus berhubungan dengan elemen-elemen yang lain seperti software, hardware, manusia, dan database. Rekayasa dan pemodelan sistem menyangkut pengumpulan kebutuhan pada tingkat sistem engan sejumlah kecil analisis serta desain tingkat puncak. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
2. Analisis kebutuhan software
2
Pressman. Pengembangan Sistem Informasi dengan Metode Waterfall. 2001. System/ information
(5)
Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada software. Untuk memahami sifat dari program yang dibuat, maka software engineer harus memahami domain informasi software tersebut, misalnya fungsi yang dibutuhkan, tingkah laku, unjuk kerja, dan user interface. Kebutuhan baik untuk sistem maupun software didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.
3. Desain
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blue print” software sebelum coding dimulai. Desain software sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda, struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Proses desain menterjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi software yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana 2 aktivitas sebelumnya, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi software.
4. Generasi kode
Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
(6)
5. Pengujian
Setelah program dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal software, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitumengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan – kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang diinginkan. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya tetap seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Software dapat mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan (perkecualian yang mungkin adalah software yang dilekatkan), karena software harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan – perubahan didalam lingkungan eksternalnya (contohnya perubahan yang dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat peripheral atau sistem operasi yang baru), atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat
(7)
lainnya. Pemeliharaan software mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi.
Model ini sangat popular karena pengaplikasiannya mudah. Selain itu, ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal project, maka System Engineer dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yangterbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya. Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut / sequential, maka ketika suatu tahap terhambat,tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini. Selain itu, ada beberapa kekurangan pengaplikasian model ini, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ketika problem muncul, maka proses berhenti, karena tidak dapat menuju ke tahapan selanjutnya. Bahkan jika kemungkinan problem tersebut muncul akibat kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi tahapan sebelumnya agar problem ini tidak muncul. Hal - hal seperti ini yang dapat membuang waktu pengerjaan System Engineer.
2. Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup lama, artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu
(8)
hasil dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini berlangsung lama pengerjaannya.
3. Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisasinya masingmasing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka sumber dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada model proses ini dibutuhkan seseorang yang “multi - skilled”, sehingga minimal dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya.
Pengembang sering melakukan penundan yang tidak perlu. Sifat alami dari siklus kehidupan klasik membawa kepada blocking state di mana banyak anggota tim proyek harus menunggu tim yang lain untuk melengkapi tugas yang saling memiliki ketergantungan. Blocking state cenderung menjadi lebih lazim pada awal dan akhir sebuah proses sekuensial linier.
3.3. Fungsi Persediaan
Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
a. Persediaan dalam Lot Size
Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan kecepatan sedikit
(9)
lebih cepat dari permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya setup, biaya persiapan produksi atau pembelian dan biaya transport.
b. Persediaan Cadangan
Pengendalian persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian. Peramalan permintaan konsumen biasanya diprediksi peramalan. Waktu siklus produksi mungkin lebih dalam dari yang diprediksi. Jumlah produksi yang ditolak hanya bisa diprediksi dalam proses. Persediaan cadangan mengamankan kegagalan mencapai permintaan konsumen atau memenuhi kebutuhan manufaktur tepat pada waktunya.
c. Persediaan antipasti
Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan dan kenaikan permintaan atau kenaikan harga. Untuk menjaga kontinuitas pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahaan dapat memlihara persediaan dalam rangka liburan tenaga kerja atau antisipasi terjadinya pemogokan tenaga kerja.
d. Persediaan Pipeline
Sistem persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat dengan aliran di antara tempat persediaan tersebut. Pengendalian persediaan terdiri dari pengendalian aliran persediaan dan jumlah persediaan akan teakumulasi ditempat persediaan. Jika aliran melibatkan perubahan fisik produk, seperti perlakuan panas atau perakitan beberapa komponen, persediaan dalam aliran tersebut persediaan setengah jadi . Jika suatu
(10)
produk tidak dapat berubah secara fisik tetapi dipindahkan dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain, persediaan disebut persediaan transportasi. Jumlah dari persediaan setengah jadi dan persediaan transportasi disebut persediaan pipeline. Persediaan pipeline merupakan total investasi perubahan dan harus dikendalikan.
e. Persediaan Lebih
Yaitu persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan fisik yang terjadi.
3.4. Tujuan Persediaan
Divisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan pengendalian persediaan yang berbeda, yaitu:
1. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga menginginkan persediaan dalam jumlah banyak.
2. Produksi ingin beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order produksi yang tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar (untuk mengurangi setup mesin). Disamping itu juga produk menginginkan persediaan bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga proses produksi tidak terganggu karena kekurangan bahan.
3. Pembelian (purchasing), dalam rangka efisiensi, juga menginginkan persamaan produksi yang besar dalam jumlah sedikit daripada pesanan yang kecil dalam jumlah yang banyak. Pembelian juga ingin ada persediaan sebagai pembatas kenaikan harga dan kekurangan produk.
(11)
persediaan karena biaya investasi dan efek negatif yang terjadi pada perhitungan pengembalian asset (return of asset) perusahaan.
5. Personalia (personel and industrial relationship) menginginkan adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan PHK tidak perlu dilakukan.
6. Rekayasa (engineering) menginginkan persediaan minimal untuk mengantisipasi jika terjadi perubahan rekayasa.
3.5. Visual Basic 6.0
Program visual basic menampilkan layar jendela bergaya (disebut bentuk) dengan kotak di mana pengguna jenis (di mana pengguna mengedit) informasi dan tombol yang mereka klik untuk memulai tindakan. Kotak dan tombol yang disebut sebagai kontrol. Pada bagian ini kita memeriksa bentuk dan tempat dari kontrol visual basic (Schneider David I, 2005).
Visual basic sebenarnya dapt dikatakan sebagai bahasa pemrograman yang bermula pada kemunculan bahasa basic. Basc sendiri adalah suatu bahasa pemrograman yang merupak awal bahasa dari bahasa-bahasa tingkat tinggi. Basic dirancang pada tahun 1950-an ditunjukkan untuk dapat dugunakan oleh programmer pemula. Tetapi tidak perlu takut belajar visual basic karena visual basic akan memberikan kemudahan-kemudahan bagi seorang pemula.
(12)
a. Control menu adalah menu yang digunakan untuk memanipulasi jendela visual basic, seperti merubah ukuran, memindahkan atau menutup jendela visual basic
b. Menu berfungsi sebagai perintah untuk menjalankan tugas tertentu.
c. Toolbar adalah tombol-tombol yang mewakili suatu perintah tertentu, dalam icon ini terdapat icon-icon.
d. Form Window berfungsi sebagai media kerja dalam visual basic
e. Toolbox berisi icon-icon yang nantinya akan dipakai dalam pembangunan program aplikasi.
f. Project Explorer adalah jendela yang mengandung semua file didalam aplikasi visual basic.
g. Jendela propertis merupakan jendela yang mengandung semua informasi tentang objek yang terdapat pada aplikasi visual basic.
h. Form Layout window digunakan untuk menggambarkan posisi form terhadap layar monitor.
i. Form Window merupakan suatu objek yang dipakai sebagai tempat kerja program aplikasi
Mengenal kontrol yang terdapat dalam visual basic adalah sebagai berikut a. Label berfungsi untuk menampilkan teks
b. Text box adalah control yang berfungsi sebagai penerima input dari user dalam bentuk teks yang diketikkan.
(13)
d. Option button merupakan tombol pilihan dimana user diberikan pilihan untuk memilih salah satu dari beberapa pilihan yang disediakan
e. Check box sama dengan kontrol option button perbedaannya jika pada tombol option button user hanya diberikan satu pilihan sedangkan pada control check box dapat memilih lebih dari satu.
f. Combo box merupakan control yang menyediakan pilihan-pilihan dan user dapat menginputkan suatu nilai jika pilihan tersebut tidak tersedia pada control combo box.
g. List box dapat digunakan oleh user untuk memili salah satu pilihan dari daftar pilihan yang telah tersedia.
3.6. Model Economic Production Quantity
Proses produksi intermiten umumnya memerlukan sejumlah produk pada berbagi peralatan yang secara sama berputar. Produk yang sering dibuat pada siklus biasa dalam batch yang telah ditentukan. Panjang keseluruhan siklus produksi adalah waktu untuk menghasilkan satu urutan lengkap produk. Panjang siklus yang optimum harus ditetapkan untuk produk sebagai kelompok item bukan untuk setiap produk secara independen dari yang lain. Penggunaan produk tunggal jumlah produksi ekonomi (EPQ) untuk setiap produk dalam kelompok menyiratkan bahwa peralatan akan tersedia saat dibutuhkan. Kecuali peralatan yang sangat kurang dimanfaatkan, mungkin ada penjadwalan masalah dan kesulitan memenuhi kebutuhan produk tunggal EPQ (Tersine Richard J, 1994)
(14)
Logika untuk beberapa item adalah serupa dengan item tunggal. Tingkat persediaan maksimum untuk yang diberikan pada barang adalah (Pi - ri) tpi dan persediaan rata-rata berjumlah satu. Dengan m sebagai jumlah siklus (produksi berjalan) per tahun, Qi = Pitpi = Ri / m. Jika ada item n, persediaan rata-rata untuk item tertentu memiliki besaran adalah sebagai berikut:
Jika stockouts tidak diizinkan, biaya tahunan total diberikan oleh rumus berikut:
Biaya = biaya total produksi tahunan + biaya pemasangan + memegang biaya
TC (m) = + m +
Ketika n = 1, sistem mengurangi ke persamaan untuk produk tunggal EPQ dengan m = R / Q. Untuk mendapatkan jumlah biaya minimum produksi berjalan, kita mengambil turunan pertama dari total biaya sehubungan dengan jumlah produksi berjalan dan mengaturnya sama dengan nol:
= = - = =0
Memecahkan equition untuk m, jumlah optimum berjalan per tahun abtained:
M* =
Ukuran menjalankan produksi untuk produk tertentu i ditentukan dengan rumus berikut:
(15)
Mengga nti m total tahunan biaya rumus oleh m * rumus total biaya minimum berikut ini didapat
TC (m*) = +
= + 2m*
Model ini sesuai hanya jika jumlah hari operasional tahunan sama atau melebihi waktu permintaan tahunan:
N ≥
Waktu berlari untuk setiap siklus harus sama atau melebihi jangka waktu gabungan untuk setiap item:
≥
3.7. Pengolahan Database MySQL dengan PhpMyAdmin
MySQL termasuk kedalam kategori database management system yaitu suatu database yang tersetruktur dalam pengolahan dan penampilan datanya. MySQL meruapakan database yang bersifat client server, dimana data diletakkan deserver yang bias diakses melalui komputer client. Pengaksesan dapat dilakukan apabila komputer telah terhubung dengan server. Berbeda dengan database desktop dimana segala pemrosesan data harus dilakukan pada komputer yang bersangkutan (Sugiri dkk, 2008).
MySQL dibuat sekitar tahun 1994/1995 dan dikembangkan oleh sebuah perusahaan di Swedia yang bernama MySQL AB dengan istilah T.c.X Data Konsult AB. Tujuannya adalah untuk mengembangkan aplikasi web yang dimiliki
(16)
oleh kliennya. Saat ini Michael Widenius atau Monty merupakan satu-satunya pengembang MySQL di T.c.X, yang memiliki aplikasi UNIREG dan rutin ISAM. Dia membuat sendiri aplikasi tersebut dan mengembangkan interface SQL untuk dilankan pada MySQL. Pada awalnya T.c.X menggunakan mSQL atau mini SQL, namun ternyata tidak terlalu cepat dan fleksibel. Bahkan versi pertamanya tidak memiliki index, sehingga dia memutuskan untuk membuat sendiri mesin SQL yang interfacenya seperti mSQL tetapi memiliki kemampuan yang lebih. MySQL versi 1.0 dirilis Mei 1996 secara terbatas kepada empat orang rekannya. Kemudian di bulan Oktober versi 3.1.1.0 dilepas kemasyarakat umum.
Bila di install pada sistem operasi Microsoft Windows, maka MySQL berlisensi Shareware, tetapi tidak mempunyai expired date. Sedangkan bila diinstall pada sistem operasi lainnya, maka berlisensi free dengan General Public Licence (GPL). Namun demikian ada beberapa hal yang tidak bersifat free. Membuat database dan tabel pada MySQL adalah sebagai berikut.
1. Bukalah PhpMyAdmind melalui Browser contoh Internet Explorer
2. Kumudiaan masukkan nama database yang akan dibuat pada bagian create new database
3. Setelah itu klik tombol Create
4. Langkah selanjutnya membuat tabel, dimana tabel tersebut akan otomatis masuk kedalam database yang baru dibuat
- Masukkan nama tabel pada bagian Create new on database
- Kemudiaan masukkan jumlah kolom yang akan dibuat pada tabel pada bagian number of fields
(17)
- Setelah selesai kelik tombol Go
5. Langkah selanjutnya membuat kolom pada tabel tersebut
- Untuk membuat kolom masukkan nama kolom pada bagian Field - Pilih tipe data yang tepat untuk kolom tersebut pada bagian Type
- Kemudian masukkan jumlah karakter maksimal yang bias diisikan pada kolom tersebut melalui bagian Length/Values
- Untuk kolom dengan tipe date tidak perlu diisi
- Untuk kolom yang bisa dibuat secara otomatis, artinya tidak perlu memasukkan datanya karena sistem akan memasukkan secara otomatis - Untuk itu pada bagian extra pilih auto_increment
- Kemudian untuk member Primary key, pilih radio button sejajar dengan kolom yang akan dibuat primary key
- Pilihlah radio button dilakukan pada bagian yang bergambar kunci
6. Untuk menentukan tipe tabel, pergilah kebagian Storage Engine, kemudian pilih tipe tabel yang digunakan
7. Setelah selesai Klik tombol Save
(18)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bintang Rezeki Maju Indonesia yang bergerak dalam bidang produksi genteng. Kawasan Industri Medan II, Mabar-Sumatera Utara pada mei 2016 – juli 2016
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah action research yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan temuan-temuan praktis/untuk keperluan pengambilan keputusan operasional (Sinulingga, 2011). Karena tujuannya untuk pengambilan keputusan operasional guna mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru pada suatu penelitian.
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah produk jadi. PT. Bintang Rezeki Maju Indonesia menghasilkan produk jadi berupa genteng yang disimpan sementara di gudang sebelum dikirim kekonsumen. Kondisi persediaan produk jadi digudang sangat banyak menumpuk sehingga biaya operasional perusahaan tinggi.
(19)
4.4. Variabel Penelitian
Variabel- variabel yang diguankan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel Independen
Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah : a. Total Permintaan
b. Laju Permintaan c. Laju Produksi d. Biaya Set Up e. Biaya Simpan 2. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah Jumlah Persediaan Produk Jadi.
3. Variabel Moderator
Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Rancangan Sistem Informasi Persediaan Produk Jadi.
4.5. Kerangka Konseptual Penelitian
Suatu penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedianya sebuah kerangkakonseptual yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka konseptual inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
(20)
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
4.6. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pada awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi perusahaan.
2. Melakukan pengumpulan data.
Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu: a. Data primer
1) Total permintaan
2) Laju permintaan 3) Laju produksi 4) Data biaya set up 5) Data biaya simpan b. Data sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan adalah format databasedan sistem informasi aktual yang berkaitan dengan persediaan produk jadi perusahaan.
3. Dilakukan pengolahan data persediaan produk jadi dengan meggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ).
4. Dilakukan perancangan sistem informasi dari persediaan produk jadi. Rancangan Sistem Informasi
Persediaan Produk Jadi
Sistem Informasi Manajemen Persediaan Produk Jadi
Jumlah Persediaan Produk Jadi
Biaya Simpan Biaya Setup Laju Produksi Laju Permintaan Total Permintaan
(21)
5. Dilakukan analisis terhadap hasil rancangan sistem informasi. 6. Ditarik kesimpulan dan diberikan saran untuk penelitian.
(22)
Identifikasi Masalah Awal - Proses administrasi persediaan yang masih manual - Aliran informasi membutuhkan waktu yang lama - update data persediaan yang lama.
- Persediaan Produk jadi 3 kali lipat dari permintaan Identifikasi Masalah Awal
- Proses administrasi persediaan yang masih manual - Aliran informasi membutuhkan waktu yang lama - update data persediaan yang lama.
- Persediaan Produk jadi 3 kali lipat dari permintaan
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran
Mulai Mulai
Pengumpulan Data Data Primer :
• Data permintaan konsumen
• Data produksi
• Data biaya set up
• Data biaya simpan Data Sekunder
• Format Database dan aliran informasi yang berkaitan dengan Persediaan produk jadi
Pengumpulan Data
Data Primer :
• Data permintaan konsumen
• Data produksi
• Data biaya set up
• Data biaya simpan Data Sekunder
• Format Database dan aliran informasi yang berkaitan dengan Persediaan produk jadi
Pembahasan
Membahas hasil yang diberikan oleh sistem yang dirsncang
Pembahasan
Membahas hasil yang diberikan oleh sistem yang dirsncang
Selesai Selesai Pengolahan Data
Melakukan perhitungan dengan metode EPQ 1. Menentukan produksi ekonomis 2. Menentukan jumlah order production 3. Menentukan Waktu produksi perorder Perancangan sistem informasi dengan metode Waterfall
1. Analisis Struktur Sistem 2. Perancangan
a. Perancangan Model 1) Physical System
2) Struktur Sistem
3) Logical Model
b. Perancangan Output
c. Perancangan Input
d. Perancangan Basis Data 1) Perancangan File
2) Perancangan ERD e. Perancangan Teknologi 1) Perangkat Keras (Hardware) 2) Perangkat Lunak (Software) 3) Perangkat Teknisi (Brainware) 3. Code
4. Testing
5. Penerapan Sistem
Pengolahan Data
Melakukan perhitungan dengan metode EPQ 1. Menentukan produksi ekonomis 2. Menentukan jumlah order production 3. Menentukan Waktu produksi perorder Perancangan sistem informasi dengan metode Waterfall
1. Analisis Struktur Sistem 2. Perancangan
a. Perancangan Model 1) Physical System
2) Struktur Sistem
3) Logical Model
b. Perancangan Output
c. Perancangan Input
d. Perancangan Basis Data 1) Perancangan File
2) Perancangan ERD e. Perancangan Teknologi 1) Perangkat Keras (Hardware) 2) Perangkat Lunak (Software) 3) Perangkat Teknisi (Brainware) 3. Code
4. Testing
5. Penerapan Sistem
(23)
4.7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar Catatan Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mempelajari dan mengutip arsip-arsip dan catatan-catatan yang ada di laporan persediaan dan kebutuhan produk jadi.
2. Observasi
Melakukan pengamatan langsung di objek penelitian untuk menggali segala informasi data yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah.
3. Studi Literatur
Mempelajari teori-teori tentang hal-hal yang berhubungan dengan cara pemecahan masalah dari buku-buku pendukung sehingga membantu dalam penyelesaian masalah dalam penelitian ini.
4.8. Perhitungan Persediaan
Metode pengendalian persediaan barang jadi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ). Metode EPQ memiliki variabel-variabel yakni:
1. Total permintaan
Total permintaan produk jadi dari pelanggan yang disampaikan ke sales center.
2. Laju Permintaan
Laju permintaan merupakan rata-rata permintaan konsumen kebagian sales center
(24)
3. Laju produksi
Laju produksi produk sesuai dengan perencanaan produksi yang didasarkan pada permintaan konsumen dan kondisi ketersediaan produk jadi digudang. 4. Biaya persiapan
Biaya persiapan diberikan oleh perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan diberikan oleh perusahaan yaitu biaya penyimpanan produk per hari x 50 (1 bag).
Dari variabel-variabel diatas dapat dilakukan tahapan-tahapan perhitungan persediaan dengan metode EPQ yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Pengumpulan Data
§ Total permintaan
§ Laju permintaan
§ Laju produksi
§ Biaya persiapan
§ Biaya simpan
Pengumpulan Data
§ Total permintaan
§ Laju permintaan
§ Laju produksi
§ Biaya persiapan
§ Biaya simpan
Persediaan produk jadi yang ekonomis
Persediaan produk jadi yang ekonomis
Mulai
Mulai
Selesai
Selesai
Perhitungan Persediaan Metode EPQ
§ Perhitungan produksi ekonomis
§ Perhitungan jumlah order production
§ Perhitungan waktu produksi perorder
Perhitungan Persediaan Metode EPQ
§ Perhitungan produksi ekonomis
§ Perhitungan jumlah order production
§ Perhitungan waktu produksi perorder
(25)
4.9. Perancangan Sistem
Perancangan sistem dalam peneitian ini menggunakan metode Waterfall. Inti
dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem yang dilakukan secara
berurutan. Langkah-langkah rancangan sistem pada sistem informasi, yakni:
1. Analisis struktur Sistem
Tahap ini mencari kebutuhan pengguna dan menganalisa kondisi yang ada
sebelum dikembangkan sistem informasi yang baru serta usulan sistem yang akan
dirancang.
2. Desain
Tahapan-tahapan desain adalah sebagai berikut:
a. Rancangan Model
Rancangan model terdiri dari:
1. Perancangan Physical System
Pembuatan model sistem informasi dimulai dari permintaan produk jadi
sampai ke bagian pengiriman produk jadi kekonsumen dalam bentuk
flowchart.
2. Pembuatan Struktur Sistem
Pembuatan struktur sistem yang menggambarkan sistem input, proses
transformasi, dan output.
3. Perancangan Logical Model
Perancangan logical model yang dilakukan dengan pembuatan Data Flow
Diagram (DFD) dimulai dengan pembuatan DFD level 0, kemudian dibuat
lebih rinci DFD level 1. Demikian seterusnya.
(26)
Perancangan ini bertujuan untuk menentukan data masukan yang akan
digunnakan untuk mengoperasikan sistem. Data masukan ini berupa form,
faktur, dan sebagainya dari persediaan barang jadi.
c.Perancangan Output
Perancangan output berupa tampilan di layar monitor atau cetakan pada
media kertas seperti laporan-laporan.
d. Rancangan Basis Data
Rancangan basis data terdiri dari:
1. Rancangan File merupakan rancangan basis data yang memperlihatkan
diagram hubungan entitas berdasarkan DFD tingkatan yang terbentuk
dari aliran informasi persediaan produkjadi.
2. Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD) adalah diagram
hubungan antar entitas dengan menggunakan ERD.
e. Rancangan Teknologi
Rancangan teknologi terdiri dari:
1. Perangkat Keras (Hardware)
Teknologi perangkat keras komputer terdiri dari alat masukan, alat
pemrosesan, alat output, dan simpanan luar.
2. Perangkat Lunak (Software)
Teknologi perangkat lunak yang berupa software Visual Basic dan
MySQL.
Langkah-langkah membuatperangkatlunak adalah sebagai berikut:
(27)
Desain Form dilakukan dengan memasukan objek yang diinginkan
ke dalam form dan dilakukan perubahan terhadap nilai properties
-nya
b. Mengisi Source Code
Setiap objek memiliki bahasa source code yang berguna untuk
menjalankan program tersebut.
c. MenghubungkanVisual basic dengan MySQL
Setelah Software Visual basic dapatdijalankan, selanjutnya program
tersebut dihungkan ke Software MySQl dengan ODBC. Data yang
dimasukkan dari Software Visual Basic akan tersimpan di Software
MySQL.
d. Membuat form di Software MySQL
Setalah form di Software Visual Basic selesai, selanjutnya dibuat
form yang sama di software MySQL sebagai tempat penyimpanan
data.
e. Menyimpan Form dan Project
Setelah form selesai, simpan hasil kerja tersebut ke dalam file yang
bersatu dengan project yang dikerjakan
3. Perangkat Teknisi (Brainware)
Brainware merupakan orang-orang yang mengetahui teknologi dan
membuatnya dapat beroperasi.
3. Testing
Pada tahapan ini merupakan tahapan nyata dalam mengerjakan suatu sistem.
(28)
4. Penerapan
Tahapan ini adalah tahapan terakhir setelah dilakukannya analisis stuktur sistem,
desain, dan testing, maka sistem yang sudah jadi dapat digunakan oleh user.
(29)
Mulai
Mulai
Perancangan Model a. Physical System
b. Struktur Sistem c. Logical Model
Perancangan Model a. Physical System
b. Struktur Sistem c. Logical Model
Perancangan Output
Perancangan Output
Perancangan Input
Perancangan Input
Selesai
Selesai
Perancangan Basis Data a. Perancangan File
b.Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD)
Perancangan Basis Data a. Perancangan File
b.Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD)
Perancangan Teknologi a. Perangkat Keras (Hardware) b. Perangkat Lunak (Software) c. Perangkat Teknisi (Brainware)
Perancangan Teknologi a. Perangkat Keras (Hardware) b. Perangkat Lunak (Software) c. Perangkat Teknisi (Brainware)
Analisis Struktur Sistem
Analisis Struktur Sistem
Testing Program
Testing Program
Penerapan Sistem
Penerapan Sistem
Membuat code program yang dirancang
Membuat code program yang dirancang
Gambar 4.4. Langkah-langkah Perancangan Sistem Informasi dengan Metode
(30)
4.10. Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan menganalisis hasil identifikasi terhadap masalah yang terjadi pada sistem informasi persediaan produk jadi perusahaan. Hasil analisis yang didapatkan berupa perbaikan sistem informasi persediaan produk jadi pada PT. Bintang Rezeki Maju dengan menerapkan metode Waterfall.
4.11. Kesimpulan dan Saran
Tahap terakhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang berisi hal-hal penting dalam penelitian ini. Kesimpulan merupakan perumusan dari tahap analisis sebelumnya. Saran-saran yang diberikan berguna untuk perbaikan hasil penelitian dan pemberian saran kepada pihak perusahaan untuk mengimplementasikan hasil penelitian ini.
(31)
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Data Persediaan Produk Jadi
Data yang menyangkut persediaan di PT. Bintang Rezeki Maju antara lain: 1. Data Permintaan
Data total permintaan genteng dari pelanggan perperiode atau dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Data Permintaan Produk Jadi pada Tanggal 25 Juli 2015
Permintaan Produk 2 m (Bag)
Produk 4m (Bag)
Produk 6m (Bag)
1 46 38 43
2 53 45 36
3 45 42 35
4 48 46 42
5 55 51 35
6 52 43 32
7 50 39
8 54 48
Total Permintaan 403 352 223 Laju Permintaan 50 44 27 Sumber : PT. Bintang Rezeki Maju Indonesia Medan
2. Data Produksi
Data laju produsi merupakan rata-rata jumlah produksi produk perperiode sesuai dengan perencanaan produksi yang didasarkan pada permintaan
(32)
konsumen dan kondisi ketersediaan produk jadi digudang. Data laju produksi dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Data Produksi pada Tanggal 25 Juli 2015
Produksi
Produk 2 m (Bag)
Produk 4m(Bag)
Produk 6 m(Bag)
1 92 76 82
2 106 90 72
3 95 84 70
4 96 87 80
5 105 92 70
6 104 86 67
7 95 78
8 108 91
Total Produksi 801 684 441 Laju Produksi 100 85 55 Sumber : PT. Bintang Rezeki Maju
3. Biaya Setups
Biaya setup adalah biaya yang diperlurkan untuk memperlancar proses produksi yang timbul dari intensitas produksi yang dilakukan dalam periode tertentu.Biaya setup pada PT. Bintang Rezeki Maju adalah sebesar Rp.40.000/production setup dalam satu hari
4. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang ditimbulkan biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan, biaya modal, biaya penyusutan produ jadi dan lain-lain Biaya penyimpanan produk jadi yang ditetapkan perusahaan adalah biaya penyimpanan produk per hari x 50 (1 bag) = Rp. 24 x 50 = Rp. 1.200 /bag dalam satu hari.
(33)
5.1.2. Uraian Struktur Sistem Aliran Informasi Persediaan PT. Bintang Rezeki Maju
Uraian kegiatan dari aliran informasi aktual yang terkait dengan persediaan produk jadi dengan bagain sales center dan bagian produksi pada perusahaan, yakni:
Kegiatan dan aliran informasi yang dilakukan pada PT. Bintang Rezeki Maju, yakni:
1. Permintaan Konsumen
Kegiatan dan aliran informasi yang dilakukan pada pemesanan konsumen, yakni:
a. Konsumen melakukan pemesanan genteng kebagian sales center PT. Bintang
Rezeki Maju.
b. Bagian sales center mengisi kertas permintaan konsumen seperti tanggal
pemesanan, jenis genteng yang dipesan, jumlah permintaan, dan waktu
pengambilan pesanan.
c. Bagian sales melakukan pengecekan kertas persediaan produk jadi sebelumnya
dari laporan persediaan produk jadi dari gudang.
d. Jika persediaan masih tersedia digudang maka bagian sales center
menginformasikan kebagian gudang untuk mengirim permintaan konsumen
tersebut dan mengisi kertas pengeluran produk jadi
e. Jika permintaan tersebut tidak tersedia digudang maka bagian seles center
menginformasikan bagian produksi untuk memproduksi permintaan konsumen
tersebut.
(34)
Sumber : Pengumpulan Data
Gambar 5.1. Model Aliran Informasi Aktual Permintaan Konsumen
2. Produksi Produk Jadi
Kegiatan dan aliran informasi yang dilakukan pada produksi produk jadi, yakni:
a. Bagian produksi mendapatkan informasi dari bagian sales center tentang jenis
produk dan jumlah produk yang akan diproduksi dan dibuat dalam kertas
perintah produksi.
b. Bagian produksi memproduksi sesuai dengan kertas perintah produksi yang
diinformasikan.
c. Setelah produk tersebut selesai diproduksi maka bagian produksi akan mengisi
(35)
d. Bagian produksi selanjutnya mengirim produk yang diproduksi tersebut
kebagian gudang produk jadi untuk disimpan sementara sebelum dikirim
kekonsumen.
Model produksi produk jadi dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Sumber : Pengumpulan Data
Gambar 5.2. Model Aliran Informasi Aktual Produksi Produk Jadi
3. Penerimaan Produk Jadi
Kegiatan dan aliran informasi yang dilakukan pada penerimaan produk jadi, yakni:
a. Bagian gudang produk jadi akan menerima produk hasil produksi untuk disimpan
sementara digudang sebelum dikirim kekonsumen.
b. Bagian gudang produk jadi akan mengisi ketas laporan persediaan produk jadi
sesuai dengan produk yang diterimanya dari bagian produksi
c. Dengan adanya barang yang masuk kegudang selanjutnya bagian gudang
(36)
Model penerimaan produk jadi dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Sumber : Pengumpulan Data
Gambar 5.3. Model Aliran Informasi Aktual Penerimaan Produk Jadi
4. Pengeluaran Produk jadi
Kegiatan dan aliran informasi yang dilakukan pada produksi, yakni:
a. Bagian gudang produk jadi akan memperoleh produk hasil produksi dan
disimpan sementara gigudang dan akan dikrim setelah mendapatkan informasi
dari bagian sales center mengenai produk yang akan dikirim ke konsumen.
Informasi yang diproleh mengenai jenis produk jadi, jumlah pesanan, alamat
pengiriman dan tanggal pengiriman pesanan.
b. Bagian gudang akan mengisi laporan persediaan produk jadi tentang kondisi
(37)
c. Selanjunya bagian gudang akan melakukan perhitungan persediaan produk jadi
digudang karena ada produk jadi yang keluar
d. Bagian gudang produk jadi mengirim produk yang dipesan konsumen tersebut
kekonsumen.
Model pengeluaran produk jadi dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Sumber : Pengumpulan Data
Gambar 5.4. Model Aliran Informasi Aktual Pengeluaran Produk jadi
Keluhan dan lama waktu yang diperoleh dari aliran informasi aktual di PT.
Bintang Rezeki Maju dapat dilihat pada Tabel 5.3. dan Tabel 5.4.
Tabel 5.3. Waktu Aktual Aliran Informasi PT. Bintang Rezeki Maju
Aliran Informasi Aktual
Permintaan Konsumen 25 menit
Perintah Produksi 20 menit
Data Produksi 40 menit
Penerimaan Produk Jadi 25 menit
Pengeluaran Produk Jadi 30 menit
(38)
Total 200 menit
Sumber : Pengumpulan Data
Tabel 5.4. Keluhan yang Diperoleh dari Aliran Informasi Aktual di PT. Bintang Rezeki Maju
No. Arus
Informasi Data Keluhan
1.
Sales Center
- Menyimpan data pelanggan, menyimpan jenis-jenis produk yang diproduksi dan menyimpan data permintaan konsumen dalam form kertas tidak efektif
- Mengetahui kondisi persediaan selama 60 menit - Tidak dapat mengetahui kemampuan produksi
- Menginformasikan permintaan konsumen kebagian yang lain tidak update
2. Production
- Tidak dapat memperkirakan jumlah produksi - Menyimpan data hasil produksi dalam form kertas
tidak efektif
- Tidak dapat meng- update data hasil produksi
3.
Inventory
- Menyimpan data barang masuk dan batang keluar dalam form kertas membuat karyawan kewalahan - Susah mengetahui persediaan produk jadi melalui
form kertas
- Kesulitan menghitung persediaan produk jadi secara manual
- Informasi persediaan kebagian lain tidak update Sumber : Pengumpulan Data
Secara umum, kebutuhan sistem PT. Bintang Rezeki Maju membutuhkan sistem
informasi berbasis komputer yang dihubungkan melalui jaringan untuk mewujudkan
kelancaran aliran informasi antar bagian yang terkait dengan bagian penerimaan dan
produksi di setiap bagian yang membutuhkan data dan laporan seperti yang terlihat
(39)
Tabel 5.5. Kebutuhan Data Setiap User
Nama
Sistem Informasi Manajemen PT. Bintang Rezeki Maju Sales Center
Factory Manager Production Inventory
Form Permintaan
produk jadi √
√
Form Perintah
produksi √ √
Form Produksi √
Form Pengeluaran produk jadi
√
Form Penerimaan Produk Jadi
√
Master Produk Jadi √
Master Pembeli √
Laporan Penjualan √
Kartu Persediaan
Produk Jadi √ √
(40)
Gambar 5.5. Terminal User PT. Bintang Rezeki Maju
Uraian dari kebutuhan user berdasarkan terminal user dapat dilihat pada Gambar 5.6.
(41)
Gambar 5.6. Kebutuhan Setiap User Sistem Informasi Manajemen PT. Bintang Rezeki Maju
SalesCenter
Master Pembeli
Form Permintaan Produk Jadi Master Produk Jadi
Form Perintah Produksi Kartu Persediaan Produk Jadi
Form Perintah Produksi
Production
Form Pengeluaran Produk Jadi
Form penerimaan produk jadi
Kartu Persediaan Produk Jadi
Form Permintaan Produk Jadi
Inventory
(42)
5.2. Perangolahan Data
5.2.1. Perhitungan Pesediaan Produk Jadi
PT. Bintang Rezeki Maju merupakan perusahaan yang memproduksi beberapa jenis genteng dengan mnenggunakan peralatan yang sama berdasarkan atas perputaran atau secara bergantian. Oleh karena itu penjadwalan (skedul) produksi untuk multi item harus diatur dengan baik agar siklus produksi berjalan lancar dan semua produk dapat diproses dengan permintaan. Sehingga metode perhitungan persediaan produk jadi PT. Bintang Rezeki Maju dengan menggunakan Economic Production Quantity (EPQ) dan variable-variabel yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berkut.
Ri = Total permintaan perperiode ri = Laju permintaan
Pi = Laju produksi
Hi = Biaya simpan perperiode Ci = Biaya setup produksi
m = Jumlah siklus produksi optimal perperiode Qi = Volume produksi optimal
(43)
Tabel 5.6. Perhitungan Metode EPQ
Produk
Total permintaan perhari (Ri)
Laju Perminta an (ri)
Laju Produksi (Pi)
Biaya Simpan Perhari (Hi)
(HiRi(pi-ri)/pi)
2 m 403 50 100 1.200 241800
4 m 352 44 85 1.200 203745.8824
6m 223 27 55 1.200 136232.7273
Total 357657.8449
Ci (Biaya Setup) = 40.000/hari
1. Perhitungan Jumlah Order Production
m* =
m* = 2.1144 = 2
2. Perhitungan Waktu Produksi Perorder N / m* = 8/2 = 4 = 4 jam
3. Total Produksi Qi =
Q produk 2 m = 403/2,1144 = 190 Bag/Hari Q produk 4 m = 352/2,1144 = 166 Bag/Hari Q produk 6 m = 223/2,1144 = 105 Bag/Hari
(44)
5.2.2. Perancangan Model
Perancangan model sistem aliran informasi ini dibagi menjadi perancangan physical system, perancangan struktur sistem, dan perancangan logical model.
5.2.2.1.Perancangan Model Physical System
Physical system digambarkan berdasarkan business process reengineering sesuai uraian aktivitas usulan untuk aliran informasi di PT. Bintang Rezeki Maju menerapkan peran komputer. Uraian sistem aliran informasi yang diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Permintaan Konsumen
Kegiatan dan aliran informasi yang dilakukan pada pemesanan konsumen, yakni:
a. Konsumen melakukan pemesanan genteng kebagian sales center PT. Bintang
Rezeki Maju
b. Bagian sales center mengisi form permintaan konsumen seperti nomor
permintaan, tanggal pemesanan, jenis pakan yang dipesan, jumlah permintaan,
dan waktu pengambilan pesanan. Kemudian jika konsumen merupakan pelanggan
yang baru maka sales center terlebih dahulu mengisi form pembeli untuk
menyimpanan identitas pembeli dan jika konsumen tersebut merupakan
pelanggan tetap maka tidak perlu mengisi form pembeli.
c. Setelah mengisi form permintaan konsumen, selanjutnya bagian sales center
melakukan pengecekan kondisi persediaan produk jadi yang dipesan konsumen
tersebut di tabel persediaan produk jadi.
d. Jika pesanan produk jadi yang diminta konsumen tersebut masih tersedia
(45)
ptoduk jadi untuk mengeluarkan atau mengirim produk jadi yang diminta
konsumen tersebut sesuai dengan form permintaan.
e. Jika pesanan konsumen tersebut tidak tersedia digudang maka bagian sales center
akan menginformasikan kebagian produksi untuk memproduksi kekurangan
produk jadi yang dipesan konsumen tersebut dan dibuat dalam form perintah
produksi
Model Permintaan konsumen dapat dilihat pada Gambar 5.7.
Gambar 5.7. Model Aliran Informasi Usulan Permintaan Konsumen
2. Produksi Produk Jadi
Kegiatan dan aliran informasi yang dilakukan pada produksi produk jadi, yakni:
a. Bagian produksi mendapatkan informasi dari bagian sales center tentang jenis
produk dan jumlah produk yang akan diproduksi yang diisi diform perintah
(46)
b. Bagian produksi memproduksi sesuai dengan form perintah produksi yang
diinformasikan.
c. Setelah produk tersebut selesai diproduksi maka bagian produksi akan mengisi
form produksi tentang produk yang telah diproduksinya.
d. Bagian produksi selanjutnya mengirim produk yang diproduksi tersebut kebagian
gudang produk jadi untuk disimpan sementara sebelum dikirim kekonsumen dan
mengisi form penerimaan produk jadi digudang.
Model produksi produk jadi dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8. Model Aliran Informasi Usulan Produksi Produk Jadi
3. Penerimaan Produk Jadi
(47)
a. Bagian gudang produk jadi akan menerima produk hasil produksi untuk disimpan
sementara digudang sebelum dikirim kekonsumen.
b. Bagian gudang produk jadi akan mengisi form penerimaan produk jadi sesuai
dengan produk yang diterimanya dari bagian produksi
c. Bagian gudang produk jadi selanjutnya melaporkan jumlah produk jadi yang
masuk kegudang dengan mengisi form persediaan produk jadi agar bagian sales
center mengetahui kondisi ketersediaan produk jadi digudang.
Model penerimaan produk jadi dapat dilihat pada Gambar 5.9.
Gambar 5.9. Model Aliran Informasi Usulan Penerimaan Produk Jadi
4. Pengeluaran Produk jadi
(48)
a. Bagian gudang produk jadi akan menerima hasil produksi yang akan dikirim ke
konsumen berdasarkan informasi dari bagian sales center melalui form
permintaan mengenai produk yang akan dikirim ke konsumen. Informasi yang
diproleh mengenai jenis produk jadi, jumlah pesanan, alamat pengiriman dan
tanggal pengiriman pesanan.
b. Bagian produk akan mengisi form pengeluaran produk jadi tentang kondisi produk
jadi yang akan dikeluarkan.
c. Selanjunya bagian produk jadi akan melaporkan jumlah produk jadi yang keluar
dari gudang dengan mengisi form pesediaan produk jadi agar bagian sales center
mengetahui kondisi persediaan produk jadi digudang
d. Bagian gudang produk jadi mengirim produk yang dipesan konsumen tersebut
kekonsumen.
Model pengeluaran produk jadi dapat dilihat pada Gambar 5.10.
(49)
5.2.2.2. Perancangan Struktur Sistem
Struktur sistem informasi informasi manajemen pada PT. Bintang Rezeki Maju adalah sebagai berikut:
1. Input
Input sistem informasi manajemen pada PT. Bintang Rezeki Maju adalah: a. Manusia
- Karyawan pada bagian sales center yang menerima permintaan dari konsumen
- Karyarwan pada bagian production yang melakukan perintah produksi, penyimpanan data hasil produksi
- Karyawan pada bagian inventory yang menginput data barang masuk dan keluar dari gudang
b. Informasi
- Data permintaan konsumen. - Data perintah produksi. - Data Produksi
- Data pengeluaran produk jadi. - Data penerimaan produk jadi. - Biaya Simpan
- Biaya Setup c.Peralatan - Komputer
(50)
d.Modal berupa uang e.Metode
- Sistem Informasi adalah waterfall - Persediaan adalah EPQ
2. Proses
Proses transformasi pada sistem informasi manajemen pada PT. Bintang Rezeki Maju adalah
- Menghitung laporan penjulan produk jadi
- Menghitung jumlah persediaan produk jadi untuk di update
- Menghitung persediaan Ekonomis dengan menentukan jumlah produksi menggunkan metode EPQ
3. Output
Output yang dihasilkan berupa laporan yang ditampilkan di monitor atau cetakan pada media kertas. Adapun laporan yang dihasilkan adalah laporan penjualan produk jadi, kartu persediaan produk jadi, hasil perhitungan persediaan produk jadi ekonomis dengan metode EPQ.
4. Lingkungan Sistem
Elemen yang berada diluar sistem selain input, proses transformasi dan output tetapi memiliki dampak bagi kinerja sistem dalam mencapai sasarannya. Lingkungan sistem ini terdiri dari supplier yang memasok bahan ke dalam
(51)
perusahaan dan pembeli yang membeli produk dari perusahaan. Struktur sistem Informasi di PT. Bintang Rezeki Maju dapat dilihat pada Gambar 5.11.
INPUT a. Manusia
- Karyawan sales - Karyawan Inventory - karyawan Production - Factory Manager
b. Informasi
- Data permintaan konsumen. - Data perintah produksi. - Data Produksi
- Data pengeluaran produk jadi. - Data penerimaan produk jadi. - Biaya Simpan
- Biaya Setup c.Peralatan - Komputer d.Modal berupa uang e.Metode
- Sistem Informasi adalah waterfall - Persediaan adalah EPQ
PROSES TRANSFORMASI Proses transformasi dari sistem adalah:
• Menghitung laporan penjulan produk jadi
• Menghitung jumlah persediaan produk jadi untuk di update
• Menghitung persediaan Ekonomis dengan menentukan jumlah produksi menggunkan metode EPQ
OUTPUT Output dari sistem adalah:
• Laporan Total Penjualan produk jadi
• Laporan Jumlah Persediaan Produk jadi
• Hasil perhitungan persediaan produk jadi Ekomomis dengan metode EPQ
Konsumen Supplier
FEEDBACK
• Kelancaran Aliran Informasi pada bagian yang terkait
• Kelancaran dalam pengolahan data terkait dengan persediaan produk jadi
Gambar 5.11. Struktur Sistem Informasi di PT. Bintang Rezeki Maju
5.2.2.3. Perancangan Model Logik
Perancangan DFD untuk sistem informasi manajemen di PT. Bintang Rezeki Maju dilihat sebagai berikut:
1. Diagram Konteks
Diagram Konteks untuk model perancangan sistem informasi manajemen di PT. Bintang Rezeki Maju dapat dilihat pada Gambar 5.12.
(52)
Sistem Informasi Persediaan Produk jadi pada PT. Bintang
Rezeki Maju PRODUKSI
PEMBELI SALES CENTER
INVENTORY
Permintaan Produk
Nota Penjualan
Form Pemesanan Persediaan Produk Jadi
Bukti Pengeluaran/
Penerimaan Produk jadi Persediaan
Produk Jadi
Form Kebutuhan Produk jadi
Data Perintah Produksi Data Hasil Produksi
Form Pemesanan Produk Jadi
Gambar 5.12. Diagram Konteks
2. Diagram Level 0
Diagram Level Nol yang merupakan hasil perincian dari Diagram Konteks dapat dilihat pada Gambar 5.13.
(53)
2.0 Permintaan Produk Jadi Bagian Gudang Data Perhitungan Produk Jadi 3.0 Pengeluaran Produk Jadi Data Pengeluaran Produk Jadi File Stok Produk
Jadi File Pengeluaran Produk Jadi Produksi Stok Produk Jadi Stok Produk Jadi 1.0
Menerima Order Pembeli Pengisian Form Pemesanan Pemesanan Data Stok Persediaan Produk Jadi Data Konsumen Sales Center Form Pemesanan
Data Pemesanan
Gambar 5.13. Level 0 dari Data Flow Diagram
3. Diagram Level 1
Diagram Level 1 yang merupakan hasil perincian dari Diagram Konteks dapat dilihat pada Gambar 5.14.
(54)
1.1
Pemesanan Produk Sales Center
Pembeli
Data Pemesanan
Form Pemesanan
Data Stok Produk Jadi
Data Pemesanan Pemesanan
Bagian Gudang/ Inventory Pengisian Form
Pemesanan
Gambar 5.14. Level 1 dari Data Flow Diagram
4. Diagram Level 2
Diagram Level Nol yang merupakan hasil perincian dari Diagram Konteks dapat dilihat pada Gambar 5.15.
(55)
2.2 Pemesanan Persediaan
Produk Jadi
Data Pemesanan Produk Jadi
Jumlah Produk Jadi dipesan
2.1 Perhitungan Data Pemesanan Produk Jadi Bagian Gudang/
Inventory
File Perhitungan Jumlah Pesan
Produk Jadi Sales Center
Form Pemesanan Produk Jadi
Sales Center
Gambar 5.15. Level 2 dari Data Flow Diagram
5. Diagram Level 3
Diagram Level 3 yang merupakan hasil perincian dari Diagram Konteks dapat dilihat pada Gambar 5.16.
(56)
3.1 Pemesanan Produk Jadi
3.2 Penerimaan Produk Jadi Supplier
Master Supplier
Bagian Gudang/ Invetory
Stok Produk Jadi
File Penerimaan Produk Jadi
Bukti Penerimaan Produk Jadi
Gambar 5.16. Level 3 dari Data Flow Diagram
6. Diagram Level 4
Diagram Level 4 yang merupakan hasil perincian dari Diagram Konteks dapat dilihat pada Gambar 5.17.
(57)
File Perintah Produksi
4.1
Pengeluaran Produk jadi Produksi Bagian Gudang/ Inventory Form Pengeluaran Produk Jadi File Pengeluaran Produk Jadi Bagian Pembelian/ Penjualan Stok Produk Jadi
Form Perintah Produksi Form Pengeluaran
Produk jadi
G ambar 5.17. Level 4 dari Data Flow Diagram
5.2.3. Perancangan Output
Dasar pembuatan form kartu persediaan produk jadi berdasarkan karena masih menggunakan kartu persediaan yang secara manual dalam selebaran kertas, jadi disini kita merancang atau membuat kartu persediaan produk jadinya.
Output yang diperlukan oleh setiap user adalah sebagai berikut: 1. Kartu Persediaan Produk Jadi
Kartu PersediaanProduk Jadi
PT. Bintang Rezeki Maju Tanggal Persediaan
2 m
Persediaan 4m
Persediaan 6m
(58)
2. Laporan Penjualan Produk Jadi
Laporan Penjualan Produk Jadi PT. Bintang Rezeki Maju
Tanggal
No
Permintaan Kode
Produk jadi
Jumlah Pengeluaran
Harga
Persatuan Harga Total
(59)
Tabel 5.7. Penjelasan Rancangan Output Sistem Informasi pada PT. Bintang Rezeki Maju
No Output Arus Data Penjelasan Periode Struktur Data
1 Kartu Persediaan Produk Jadi
Gudang produk jadi Manager
Pabrik
Data kondisi ketersediaan produk jadi
Tidak ditentukan
Tanggal, Persediaan 2 m, Persediaan 4 m, Persediaan 6 m
2 Laporan Penjualan Produk Jadi
Kantor Manager Pabrik
Laporan bulanan penjualan produk jadi
Bulanan Tanggal, No Permintaan, Kode Produk Jadi, Jumlah Pengeluaran, Harga Persatuan, Harga
(60)
5.2.4. Perancangan Input
Input yang dibutuhkan oleh setiap user adalah sebagai berikut: 1. Master Pembeli
Gambar 5.21. Format Input Master Pembeli
2. Master Produk Jadi
Gambar 5.22. Format Input Master Produk Jadi
Kode Pembeli : Nama Pembeli : Alamat Pembeli : No Telepon : Alamat Pembeli :
MASTER PEMBELI
Tambah Edit Kembali Keluar
Kode Produk Jadi : Nama Produk Jadi : Satuan : Harga Satuan :
MASTER PRODUK JADI
(61)
3. Form Permintaan Konsumen
Gambar 5.23. Format Input Form Permintaan Konsumen
4. Form Perintah produksi
Gambar 5.24. Format Input Form Perintah Produksi
No Permintaan : Tanggal Permintaan : Kode Pembeli : Kode Produk Jadi : Jumlah Permintaan : Tanggal Penerimaan Pesanan :
FORM PERMINTAAN KONSUMEN
Tambah Edit Kembali Keluar
No Perintah Produksi : Tanggal : No Permintaan : Kode Produk Jadi : Jumlah Produksi :
FORM PERINTAH PRODUKSI
(62)
5. Form Produksi
Gambar 5.25. Format Input Form Produksi
6. Form Penerimaan Produk Jadi
Gambar 5.26. Format Input Form Penerimaan Produk Jadi
No Produksi : Tanggal Produksi : No Perintah Produksi: Kode Produk Jadi : Jumlah Produksi : Keterangan :
FORM PRODUKSI
Tambah Edit Kembali Keluar
No Penerimaan : Tanggal Penerimaan : No Produksi : Kode Produk Jadi : Jumlah Diterima :
FORM PENERIMAAN PRODUK JADI
(63)
7. Form Pengeluaran Produk Jadi
Gambar 5.27. Format Input Form Pengeluaran Produk Jadi
Penjelasan rancangan Input sistem informasi pada PT. Bintang Rezeki Maju dapat dilihat pada Tabel 5.9.
5.2.5. Perancangan Basis Data 5.2.5.1.Perancangan File
Entitas dari setiap file pada perancangan sistem informasi manajemen ini adalah sebagai berikut:
1. Master Pembeli
Table 5.8. Entitas Master Pembeli
Nama Filed Deskripsi Tipe Data Length Key
Kode Pembeli No urut pembeli Varchar 30 PK
Nama Pembeli Nama pembeli Text
Alamat Pembeli Alamat pembeli Text No Telepon No Telepon pembeli Text Alamat Penerima Alamat Pengiriman pesanan Text
No Pengeluaran : Tanggal Pengeluaran : No Permintaan : Kode Produk Jadi : Jumlah Keluar : Keterangan :
FORM PENGELUARAN PRODUK JADI
(64)
Tabel 5.9. Penjelasanan Rancangan Input Sistem Informasi pada PT. Bintang Rezeki Maju
No Output Arus Data Penjelasan Periode Struktur Data
1 Master Pembeli
Kosumen Sales Center
Data Identitas Pembeli Tidak ditentukan
Kode Pembeli, Nama Pembeli, Alamat Pembeli, No Telepon, Alamat Penerima 2 Master
Produk Jadi
Gudang Produk Jadi
Data keadaan produk jadi Tidak ditentukan
Kode Produk Jadi, Nama Produk Jadi, Satuan, Harga Persatuan
3 Form Permintaan Produk Jadi
Kosumen Sales Center
Data Permintaan Produk Jadi dari Pembeli
Tidak ditentukan
No Permintaan, Tanggal, Kode Pembeli, Kode Produk Jadi, Jumlah Pesanan, Tanggal
Penerima Pesanan 4 Form
Perintah Produksi
Kantor Produksi
Data produk jadi yang akan diproduksi
Tidak ditentukan
No Perintah Produksi, Tanggal Produksi, No Permintaan, Kode Produk Jadi, Jumlah Produksi
5 Form Produksi
Produksi Data hasil produksi produk jadi
Tidak ditentukan
No Produksi, Tanggal Produksi, No Perintah Produksi, Kode Produk jadi, Jumlah Produksi, Keterangan
6 Form Penerimaan Produk Jadi
Produksi Gudang Produk Jadi
Data jumlah produk jadi yang selesai diproduksi dan dimasukkan ke gudang produk Jadi
Tidak ditentukan
No Penerimaan, Tanggal Penerimaan Barang, No Produksi, Kode Produk Jadi, Jumlah Diterima
7 Form Pengeluaran Produk Jadi
Gudang Produk Jadi
Data jumlah produk jadi dikeluarkan dari bagian gudang
Tidak ditentukan
No Pengeluaran, Tanggal Pengeluaran, No Permintaan, Kode Produk Jadi, Jumlah Keluar, Keterangan
(65)
2. Master Produk Jadi
Table 5.10. Entitas Master Produk Jadi
Nama Filed Deskripsi Tipe Data Length Key
Kode Produk Jadi No urut produk jadi Varchar 30 PK Nama Poduk Jadi Nama dari produk jadi Text
Satuan Satuan produk jadi Text Harga Satuan Harga persatuan produk Text
3. Form Permintaan Produk Jadi
Table 5.11. Entitas Form Permintaan Produk Jadi
Nama Filed Deskripsi Tipe Data Length Key
No Permintaan No urut permintaan Int 11 PK
Tanggal Pemesanan Tanggal melakukan pemesanan Date
Kode Pembeli No urut pembeli Varchar 30
Kode Produk Jadi No urut produk jadi Varchar 30 Jumlah Pesanan Jumlah pesanan pembeli Int 11 Tanggal penerimaan Tanggal diterima pesanan Date
4. Form Perintah produksi
Table 5.12. Entitas Form Perintah Produksi
Nama Filed Deskripsi Tipe Data Length Key
No Perintah Produksi No urut perintah produksi Int 11 PK Tanggal Produksi Tanggal produksi Date
No Permintaan No urut permintaan Int 11 Kode Produk Jadi No urut produk jadi Varchar 30 Jumlah Produksi Jumlah produk yang akan
diproduksi
Int 11
5. Form Produksi
Table 5.13. Entitas Form Produksi
Nama Filed Deskripsi Tipe Data Length Key
No Produksi No urut produksi Int 11 PK
Tanggal Produksi Tanggal produksi Date
No Perintah Produksi No urut produksi Int 11 Kode Produk Jadi No urut produk jadi Varchar 30 Jumlah Produksi Jumlah produk yang
diproduksi
Int 11
(66)
6. Form Penerimaan Produk Jadi
Table 5.14. Entitas Form Penerimaan Produk Jadi
Nama Filed Deskripsi Tipe Data Length Key
No Penerimaan No urut penerimaan Int 11 PK Tanggal
Penerimaan
Tanggal penerimaan produk jadi digudang
Date
No Produksi No urut proses produksi Int 11 Kode Produk Jadi No urut produksi Varchar 30 Jumlah Diterima Jumlah produk yang
diterima digudang
Int 11
7. Form Pengeluaran Produk Jadi
Table 5.15. Entitas Form Pengeluaran Produk Jadi
Nama Filed Deskripsi Tipe Data Length Key
No Pengeluaran No urut pengeluaran produk dari gudang
Int 30 PK
Tanggal Pengeluaran
Tanggal pengeluaran dari gudang ke konsumen
Date
No Permintaan No urut permintaan Int 30 Kode Produk Jadi No urut produk jadi Varchar 30 Jumlah Keluar Jumlah produk yang
dikeluarkan dari gudang
Int 50
Keterangan Keterangan produk jadi digudang
Text
5.2.5.2.Perancangan (Entity Relationship Diagram) ERD
Hubungan dari entitas yang telah diuraikan di atas akan ditampilkan dalam bentuk ERD yang dapat dilihat pada Gambar 5.29.
(67)
(68)
5.2.6. Implementasi
Implementasi dari program persediaan produk jadi yang telah dibuat dapat dilakukan dengan mengikuti algoritma berikut.
1. Persedian produk jadi yang diperoleh dari sisa produk yang berada digudang (S)
2. Permintaan konsumen merupakan informasi genteng yang dipesan konsuman kebagian sales (P).
3. Jika persediaan (S) lebih besar dari permintaan (P) maka akan lanjut kepoin 8. Jika tidak maka akan lanjut ke poin 4.
Dilakukan penyimpanan produk yang belum terkirim kekonsumen disebut produk on order (DO)
4. Dilakukan produksi sesuai perintah produksi yang didasarkan pada permintaan dan produk on order yang belum terpenuhi.
5. Dimasukkan produk hasil produksi kegudang produk jadi untuk disimpan (M).
6. Dilakukan perhitungan persediaan dengan menjumlahkan produk masuk kegudang dengan persediaan sebelumnya
S = Si + M
7. Dilakukan pengiriman produk kekonsumen sesuai permintaan konsumen (K) 8. Dilakukan perhitungan persediaan dengan mengurangkan produk yang keluar
dengan persediaan sebelumnya. Hasil perhitungan tersebut akan digunakan untuk persediaan selanjutnya
(69)
Persediaan (Si)
Produksi Masuk ke
gudang (M) S = Si + M
Permintaan (P) S > P On Order
Keluar dari gudang (K)
St = S - K
N
Y
Gambar 5.29. Algoritma Program Persediaan Produk Jadi
5.2.6.1.Perangkat Keras (Hardware)
Teknologi perangkat keras komputer dapat terdiri dari: 1. Alat masukan (input)
Alat masukan adalah alat yang digunakan untuk menerima masukan dan juga untuk memasukkan program. Alat masukan yang digunakan adalah:
a. Keyboard b. Mouse 2. Alat pemroses
Alat pemroses merupakan alat pengolah instruksi program yang dimasuukkan melalui alat input. Alat pemroses yang digunakan adalah:
a. CPU (Central Processing Unit)
(70)
Only Memory (ROM) 3. Alat output
Alat output yang digunakan adalah printer. 4. Perangkat jaringan LAN (Local Area Network)
a. Jaringan LAN (Local Area Network) b. Wifi
5.2.6.2.Perangkat Lunak (Software)
Dalam perancangan ini, pemrograman dilakukan dengan mengunakan Software Visual Basic dan sistem database dengan MySQl. Adapun
langkah-langkah perancangan program adalah:
Langkah-langkah membuat perangkat lunak adalah sebagai berikut:
f. Mendesain Form
Desain Form dilakukan dengan memasukan objek yang diinginkan ke dalam form
dan dilakukan perubahan terhadap nilai properties-nya.
Gambar 5.30. Desain Form pada Visual Basic
g. Mengisi Source Code
Setiap objek memiliki bahasa source code yang berguna untuk menjalankan program
(71)
Gambar 5.31. Source Code Pada Visual Basic
h. Menghubungkan Visual basic dengan MySQL
Setelah Software Visual basic dapat dijalankan, selanjutnya program tersebut
dihungkan ke Software MySQl dengan ODBC. Data yang dimasukkan dari Software
Visual Basic akan tersimpan di Software MySQL.
Gambar 5.32. Menghubungkan Visual Basic dengan MySQL Menggunakan Connector/ODBC
(72)
Setalah form di Software Visual Basic selesai, selanjutnya dibuat form yang sama di
software MySQL sebagai tempat penyimpanan data.
Gambar 5.33. Membuat Form di Software MySQL
j. Menyimpan Form dan Project
Setelah form selesai, simpan hasil kerja tersebut ke dalam file yang bersatu dengan
project yang dikerjakan
Gambar 5.35. Menyimpan Form dan Project
5.2.6.3.Perangkat Teknisi (Brainware)
Brainware merupakan orang-orang yang mengetahui teknologi dan
(73)
BAB VI
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Hasil Perhitungan Persediaan Produk Jadi
Perhitungan persediaan produk jadi menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ) dalam bentuk multi item. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh jumlah order production 2 kali setiap produk selama 4 jam perhari dengan jumlah satu kali produksi yaitu produk 2 m = 190 Bag/Hari, produk 4m = 166 Bag/Hari, produk 6m = 105 Bag/Hari,. Sehingga total produksi setiap produk dengan jumlah order production 2 kali dalam satu hari yaitu produk 2 m = 380 Bag/Hari, produk 4m = 332 Bag/Hari, produk 6m = 210 Bag/Hari. Adapun perbandingan persediaan sebelum dan sesudah menggunakan metode EPQ pada persediaan pakan ternak dapat dilihat pada Tabel 6.1. berikut.
Tabel 6.1. Perbandingan Pengendalian Persediaan Aktual dengan Usulan Metode EPQ
Produk Aktual Usulan (Metode EPQ) Selisih
2 m 801 380 421
4 m 684 332 352
6 m 441 210 231
Total Produksi 1926 922 1004
Jumlah Order Production 8 2 6
Dari hasil perbandingan tersebut terlihat perbedaan jumlah produksi aktual dengan usulan metode EPQ yang sangat besar yaitu 50 % dan jumlah order production menjadi lebih singkat yaitu 2 kali produksi. Diharapkan dengan hasil
(74)
tersebut bagian produksi sudah mengetahui jumlah produksi yang sesuai setiap produk. Sehingga tidak terjdi lagi produksi yang berlebih yang mengakibatkan penumpukan produk jadi digudang. Kemudian dengan hasil EPQ tersebut biaya setup dan biaya simpan akan berkurang.
6.2. Analisis Hasil Perancangan Proses Bisnis
Perancangan proses bisnis ini dilakukan dengan menggunakan business process reengineering yang menggambarkan aliran proses bisnis yang terkait dengan persediaan produk jadi. Dengan adanya rancangan bisnis proses usulan ini membantu dalam menemukan data yang diperlukan menjadi lebih cepat, aktivitas yang dilakukan perusahaan menjadi berkurang karena sudah menggunakan bantuan pemograman data yang terkomputerisasi dan mempermudah perhitungan persediaan dengan metode EPQ. Perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut : 1. Proses Bisnis yang terjadi pada bagian sales center yakni bagian sales dapat
menyimpan data pelanggan, mengetahui jenis-jenis produk yang diproduksi, dapat menyimpan data permintaan konsumen, dapat mengetahui kondisi persediaan secara update, dapat mengetahui kemampuan produksi secara update, dapat menginformasikan permintaan konsumen kebagian yang lain secara update,tidak diperlukan lagi pencatatan permintaan secara manual dan form yang digunakan satu.
2. Proses bisnis yang terjadi pada bagian Produksi yakni, bagian produksi dapat mengetahui permintaan konsumen secara update, dapat menginformasikan kemampuan produksi kebagian lain, dapat memperkirakan jumlah produksi,
(75)
dapat menyimpan data hasil produksi, dapat meng- update data hasil produksi dan form yang digunakan satu.
3. Proses bisnis yang terjadi pada bagian gudang produk jadi yakni, bagian gudang dapat menyimpan data barang masuk dan batang keluar secara terkomputerisasi, dapat mempermudah mengetahui kondisi persediaan produk jadi digudang dan dapat menginformasikannya kebagian lain secara update, mempermudah penjulan produk jadi, dapat menghitung persediaan produk jadi dengan metode EPQ dan produk jadi tidak banyak menumpuk digudang.
Hasil Perbandingan bisnis proses actual dan bisnis proses usulan dapat dilihat pada Tabel 6.2. berikut.
Tabel 6.2. Perbandingan Bisnis Proses Aktual dengan Bisnis Proses Usulan
Departemen Bisnis Proses Aktual Bisnis Proses Usulan
Sales Center
- Menyimpan data pelanggan, menyimpan jenis-jenis produk yang diproduksi dan
menyimpan data permintaan konsumen dalam form kertas tidak efektif
- Mengetahui kondisi persediaan selama 60 menit
- Tidak dapat mengetahui kemampuan produksi
- Menginformasikan permintaan konsumen kebagian yang lain tidak update
- Menyimpan data pelanggan,
menyimpan jenis-jenis produk yang diproduksi dan dapat menyimpan data permintaan konsumen dalam komputer
- Mengetahui kondisi persediaan secara update (1 menit)
- Dapat mengetahui kemampuan produksi
- Menginformasikan permintaan konsumen kebagian yang lain secara update
(76)
Tabel 6.2. Perbandingan Bisnis Proses Aktual dengan Bisnis Proses Usulan (Lanjutan)
Departemen Bisnis Proses Aktual Bisnis Proses Usulan
Production
- Tidak dapat memperkirakan jumlah produksi
- Menyimpan data hasil produksi dalam form kertas tidak efektif
- Tidak dapat meng- update data hasil produksi
- Dapat memperkirakan jumlah produksi
- Menyimpan data hasil produksi dalam komputer
- Dapat meng- update data hasil produksi
Inventory
- Menyimpan data barang masuk dan batang keluar dalam form kertas membuat karyawan kewalahan
- Susah mengetahui persediaan produk jadi melalui form kertas - Kesulitan menghitung persediaan
produk jadi secara manual
- Informasi persediaan kebagian lain tidak update
- Menyimpan data barang masuk dan batang keluar secara
terkomputerisasi
- Mengetahui persediaan produk jadi secara terkomputerisasi
- Dapat menghitung persediaan produk jadi dengan metode EPQ secara terkomputerisasi
- Menginformasikannya kebagian lain secara update
6.3. Analisis Perbandingan Aliran Sistem Informasi Awal dengan Sistem
Informasi Usulan
Perbandingan aliran sistem informasi awal perusahaan dengan sistem informasi usulan yang dirancang secara komputerisasi dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3. Perbandingan Sistem Informasi Aktual dengan Sistem Informasi Usulan
Bagian Sistem Informasi Aktual Sistem Informasi Usulan
Aliran Sistem Informasi
Alliran sistem informasi
dilakukan secara manual dengan cara komunikasi langsung untuk menyampaikan data dan media perantara form kertas
Aliran sistem informasi secara
komputerisasi melalui media komputer yang dibantu dengan software MySQL dan Visual Basic sehingga mempercepat aliran informasi di perusahaan
Waktu Update
Data Persediaan
Data persediaan produk jadi diperbarui secara manual melalui pencatatan form kertas sehingga pembaharuan data sangat lama (60 menit)
Data persediaan produk jadi dapat
terperbarui secara otomatis dengan adanya bantuan software pada program computer dan waktu yang dibutuhkan cepat (1menit)
(77)
Tabel 6.3. Perbandingan Sistem Informasi Aktual dengan Sistem Informasi Usulan (Lanjutan)
Bagian Sistem Informasi Aktual Sistem Informasi Usulan
Perhitungan Persediaan
Perhitungan jumlah persediaan produk jadi yang dibutuhkan
dihitung secara manual oleh
bagian gudang
Perhitungan jumlah persediaan produk jadi dihitung secara komputerisasi oleh bagian gudang
Kondisi Persediaan
Persediaan produk jadi banyak menumpuk digudang
Persediaan produk jadi tidak menumpuk digudang atau sesuai dengan permintaan
Pengwasan
Manager pabrik mengetahui perkembangan informasi tiap bagian dengan cara menghubungi tiap-tiap bagian perusahaan.
Manager Pabrik mengawasi
perkembangan informasi dari tampilan laporan yang sudah terprogram oleh sistem komputerisasi dan dapat terbarui secara otomatis setiap ada perubahan data.
6.4. Hasil Testing Program
Dari hasil testing sistem informasi manajemen persediaan produk jadi dapat dilihat perbedaan waktu aliran informasi aktual dengan waktu aliran informasi usulan dapat dilihat pada Tabel 6.4. berikut.
Tabel 6.4. Perbandingan Waktu Aktual dengan Waktu Usulan
Aliran Informasi Aktual Usulan Selisih
Permintaan Konsumen 25 menit 10 menit 15 menit
Perintah Produksi 20 menit 10 menit 10 menit
Data Produksi 40 menit 15 menit 25 menit
Penerimaan Produk Jadi 25 menit 10 menit 15 menit Pengeluaran Produk Jadi 30 menit 15 menit 15 menit Data Persediaan Produk Jadi 60 menit 1 menit 59 menit
Total 200 menit 61 menit 139 menit
Dari hasil estimasi waktu yang didapatkan, dapat dilihat perbedaan waktu aktual aliran informasi aktual dengan usulan memiliki perbedaan 139 menit. Hal ini menunjukkan penghematan waktu sistem informasi manajeman usulan 2 jam 31 detik dan update informasi semakin cepat sehingga tidak terjadi lagi
(78)
penumpukan persediaan produk jadi digudang. Adapun hasil tampilan rancangan usulan sistem informasi manajemen persediaan produk jadi, yaitu:
1. Tampilan Permintaan Konsumen Tampilan Master Pembeli
Gambar 6.1. Tampilan Master Pembeli
Tampilan Master Produk Jadi
(79)
Tampilan Form Permintaan Konsumen
Gambar 6.3. Tampilan Form Permintaan Konsumen
2. Tampilan Form Perintah Produksi
(1)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Data Persediaan Produk Jadi pada Tanggal 25 Juli 2015 ... I-2 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Bintang Rezeki Maju ... II-9 2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Kantor ... II-10 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Bagian Keamanan ... II-10 2.4. Nama dan Spesifikasi Mesin... II-17 2.5. Utilitas untuk Proses Produksi ... II-19 5.1. Data permintaan Produk Jadi pada Tanggal 25 Juli 2015 ... V-1 5.2. Data Produksi pada Tanggal 25 Juli 2015 ... V-2 5.3. Waktu Aktual Aliran Informasi PT.Bintang Rezeki Maju ... V-7 5.4. Keluhan yang Diperoleh dari Aliran Informasu Aktual di PT.
Bintang Rezeki Maju ... V-8 5.5. Kebutuhan Data Setiap User... V-9 5.6. Perhitungan Metode EPQ ... V-12 5.7. Penjelasan Rancangan Output Sistem Informasi pada PT. Bintang
Rezeki Maju ... V-27 5.8. Entitas master Pembeli ... V-32 5.9. Penjelasan Rancangan Input Sistem Informasi pada PT. Bintang
Rezeki Maju ... V-33 5.10. Entitas Master Produk Jadi ... V-34
(2)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.12. Entitas Form Perintah Produksi ... V-34 5.13. Entitas Form Produksi... V-34 5.14. Entitas Form Penerimaan Produk Jadi ... V-35 5.15. Entitas Form Pengeluaran Produk Jadi ... V-35 6.1. Perbandingan Pengendalian Persediaan Aktual dengan Usulan
Metode EPQ ... VI-1 6.2. Perbandingan Bisnis Proses Aktual dengan Bisnis Proses Usulan .. VI-3 6.3. Perbandingan Sistem Informasi Aktual dengan Sistem Informasi
Usulan ... VI-4 6.4. Perbandingan Waktu Aktual dengan Waktu Usulan ... VI-5
(3)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Bagan Input-Output Proses Produksi PT. Bintang Rezeki Maju . II-13 2.2. Produk Genteng ... II-16 2.3. Blok diagram proses produksi genteng... II-28 3.1. Model SIM ... III-2 3.2. Model Waterfall ... III-3 4.1. Kerangka Konseptual ... IV-3 4.2. Langkah-langkah Rancangan Penelitian ... IV-5 4.3. Langkah-langkah Perhitungan Persediaan ... IV-7 4.4. Langkah-langkah Perancangan Sistem Informasi dengan
Metode Waterfall ... IV-12 5.1. Model Aliran Informasi Aktual Permintaan Konsumen ... V-4 5.2. Model Aliran Informasi Aktual Produksi Produk Jadi ... V-5 5.3. Model Aliran Informasi Aktual Penerimaan Produk Jadi ... V-6 5.4. Model Aliran Informasi Aktual Pengeluaran Produk jadi ... V-7 5.5. Terminal User PT. Bintang Rezeki Maju ... V-9 5.6. Kebutuhan Setiap User Sistem Informasi Manajemen PT.
Bintang Rezeki Maju ... V-10 5.7. Model Aliran Informasi Usulan Permintaan Konsumen ... V-14 5.8. Model Aliran Informasi Usulan Produksi Produk Jadi ... V-15
(4)
5.10. Model Aliran Informasi Usulan Pengeluaran produk Jadi ... V-18 5.11. Struktur Sistem Informasi di PT. Bintang Rezeki Maju ... V-20 5.12. Diagram konteks... V-21 5.13. Level 0 dari data Flow Diagram ... V-22 5.14. Level 1 dari data Flow Diagram ... V-22 5.15. Level 2 dari data Flow Diagram ... V-23 5.16. Level 3 dari data Flow Diagram ... V-24 5.17. Level 4 dari data Flow Diagram ... V-25 5.18. Level 5 dari data Flow Diagram ... V-26 5.19. Format Output Kartu Persediaan Produk Jadi ... V-26 5.20. Format Output Laporan Penjualan Produk Jadi ... V-27 5.21. Format Input Master Pembeli... V-29 5.22. Format Input Master Produk Jadi ... V-29 5.23. Format Input Form Permintaan Konsumen ... V-29 5.24. Format Input Form Perintah Produksi ... V-30 5.25. Format Input Form Produksi ... V-31 5.26. Format Input Form Penerimaan Produk Jadi ... V-31 5.27. Format Input Form Pengeluaran Produk Jadi ... V-32 5.28. Entity Relationship Diagram (ERD) ... V-36 5.29. AlgoritmaProgram Persediaan Produk Jadi ... V-38 5.30. Desain Form pada Visual Basic ... V-39 5.31. Source Code Pada Visual Basic ... V-40
(5)
5.32. Menghubungkan Visual Basic dengan MySQL Menggunakan Connector/ODBC ... V-40 5.33. Membuat Form di Software MySQL ... V-41 6.1. Tampilan Master Pembeli ... VI-6 6.2. Tampilan Master Produk Jadi ... VI-6 6.3. Tampilan Form Permintaan Konsumen ... VI-7 6.4. Tampilan Form Perintah Produksi ... VI-7 6.5. Tampilan Form Produksi ... VI-8 6.6. Tampilan Form Penerimaan Produk Jadi... VI-8 6.7. Tampilan Form Pengeluaran Produk Jadi ... VI-9 6.8. Tampilan Data Stok Produk Jadi ... VI-9 6.9. Tampilan Laporan Penjualan Produk Jadi ... VI-10
(6)
ABSTRAK
PT. Bintang Rezeki Maju yang bergerak di bidang produksi genteng dengan berbagai jenis produknya sering kali mengalami masalah dalam pengaturan persediaan produk jadi. Persediaan produk jadi erat kaitanya dengan bagian produksi dan bagian sales dalam suatu perusahaan. Perusahaan melakukan distribusi produk melalui sales center dan proses distribusi yang dilakukan berdasarkan atas permintaan konsumen yang disampaikan kesales center. Sedangkan bagian produksi memproduksi permintaan tersebut dan memenuhi ketersediaan persediaan produk jadi digudang. Sehingga gudang persediaan produk jadi harus menyediakan informasi ketersediaan produk jadi kebagian sales center.
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah Sistem Informasi Manajemen dan metode EPQ. Dimana Sistem Informasi Manajemen tersebut membuat aplikasi untuk persediaan produk jadi, Sedangkan EPQ digunakan untuk menentukan produk ekonomis, menentukan jumlah order produksi, dan menentukan waktu produksi perorder. Hasil penerapan metode EPQ diperoleh jumlah per order produksi 2 kali setiap produk selama 4 jam perhari dengan jumlah satu kali produksi yaitu produk 2m= 190 bag/hari, produk 4m= 166 bag/hari, produk 6m= 105 bag/har. Sehingga total produksi setiap produk dengan jumlah order production 2 kali dalam satu hari yaitu produk 2m= 380 bag/hari, produk 4m= 332 bag/ hari, produk 6m= 210 bag/hari.