4.3 Analisis Bivariat
Analisa bivariat ini dilakukan untuk menghubungkan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengolahan data disajikan pada tabel
silang dan disertakan nilai dariUji Chi Square.
4.3.1. Hubungan Media Sosial dan Teman Sebaya konformitas adaptasi dengan Perilaku Seks Bebas
Tabel 4.43. Tabulasi Silang Hubungan Media Sosial dan Teman Sebaya
Konfirmasi Adaptasi dengan Perilaku Seks Bebas
No Variabel
Perilaku Seks Bebas Total
P Ringan
Sedang Berat
Jlh Jlh
Jlh Jlh
1 Media Sosial
Lemah 7
7.8 27
30.0 40
44.4 74
82.2 0.043
Kuat 2
2.2 14
15.6 16
17.8
Total 7
7.8 29
32.2 54
60.0 90
100.0 2
Konformitas
Lemah 6
6.7 25
27.8 1
1.1 32
35.6 0.001
Kuat 1
1.1 4
4.4 53
58.9 58
64.4
Total 7
7.8 29
32.2 54
60.0 90
100.0 3
Adaptasi
Lemah 6
6.7 23
25.6 35
38.9 64
71.1 0.328
Kuat 1
1.1 6
6.7 19
21.1 26
28.9
Total 7
7.8 29
32.2 54
60.0 90
100.0
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.43. diatas dapat diketahui bahwa penggunaan media sosial kategori lemahmemiliki hubungansebesar 7.8 terhadap perilaku seks bebas yang
ringan, media sosial kategori kuat berpengaruh sebesar 15.6 terhadap perilaku seks bebas yang berat. Media sosial dengan perilaku seks bebas memiliki nilai p sebesar
0.043 p0.05, artinyaditemukan adanya hubungan antara media sosial dengan perilaku seks bebas siswa di SMA Negeri 1 Bandar.
Tekanan teman
sebaya konformitas
kategori lemahmemiliki
hubungandengan perilaku seks bebas kategori ringan sebesar 6.7. Sementara itu konformitas kategori kuatmemiliki hubungan sebesar 58.9 terhadap perilaku seks
bebas kategori berat. Konformitas dengan perilaku seks bebas memiliki nilai p sebesar 0.001 p0.05, artinya konformitas teman sebaya memiliki hubungan dengan
perilaku seks bebas siswa di SMA Negeri 1 Bandar. Adaptasi teman sebaya kategori lemah berpengaruh sebesar 6.7 terhadap
perilaku seks bebas kategori ringan, sementara itu adaptasi kategori kuat berpengaruh sebesar 21.1 terhadap perilaku seks bebas kategori berat. Adaptasi dengan perilaku
seks bebas memiliki nilai p sebesar 0.328 p0.05, artinya tidak ditemukan adanya hubungan antara adaptasi teman sebaya dengan perilaku seks bebas siswa di SMA
Negeri 1 Bandar.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Indentias Responden
Dari hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik identitas responden bervariasi menurut umur, jenis kelamin, tinggal dengan, dan uang saku per minggu.
Sebanyak 29 responden 32.2 berumur 16 tahun artinya sebagian besar responden termasuk dalam kategori masa remaja tengah usia 15 – 18 tahun. Pada tahap ini
remaja sedang mencari identitas diri dan mulai timbul keinginan untuk kencan serta mulai berkhayal tentang aktifitas seks sehingga besar peluang remaja untuk masuk ke
dunia free sex atau seks bebas Monks, et al. 2006. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 53
responden 58.9. Santrock 2007 menyatakan terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan
fisik selama periode pubertas. Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-laki demikian pula sebaliknya.
Responden sebagian besar tinggal dengan orang tua yaitu sebanyak 77 responden 85.6. Artinya orang tua sangat berperan penting dalam pemberian
informasi dan penentuan tindakan remaja terhadap perilaku seks bebas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dwi Putri Apriyanthi 2011 “Selain itu,
dari hasil penelitian penulis terhadap remaja yang telah melakukan seks bebas dapat diketahui bahwa yang melatarbelakangi hal itu terjadi dikarenakan pengaruh
Universitas Sumatera Utara
lingkungan pergaulan dengan teman, dan kurangnya komunikasi orang tua di dalam keluarga.”
Sebagian besar responden memiliki uang saku Rp.30.000,- yaitu sebanyak 53 responden 58.9. Artinya status ekonomi remaja tersebut memungkinkan
mereka untuk melakukan kegiatan yang mengarah kepada pemuasan birahi, seperti di kafe remang-remaja, clubbing, dan menyewa Pekerja Seks Komersial PSK sebagai
eksperimen.
5.2. Penggunaan Media Sosial