2.3.2 Karakteristik Media Sosial
Media sosial paling baik dipahami sebagai sekelompok jenis baru media online dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Partisipasi Media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik dari semua orang yang
tertarik. Ini mengaburka batas antara media dan khalayak 2. Keterbukaan
Kebanyakan layanan media sosial yang terbuka untuk umpan balik dan partisipasi. Mereka mendorong voting, komentar dan berbagi informasi.
Hamper tidak ada hambatan untuk mengakses dan memanfaatkan kontensandi melindungi konten disukai
3. Percakapan Sedangkan
media tradisional
adalah tentang
“broadcast” konten
ditransmisikan atau didistribusikan kepada khalayak media sosial lebih baik dilihat sebagai dua arah percakapan.
4. Komunitas Media sosial memungkinkan masyarakat untuk membentuk cepat dan
berkomunikasi secara efektif. Masyarakat berbagi kepentingan bersama, seperti kecintaan terhadap fotografi, isu politik, acara TV favorit, atau bahkan
masalah seks.
Universitas Sumatera Utara
Kemunculan media sosial memiliki dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari penggunaan media sosial adalah mendorong remaja untuk melakukan free sex.
Penelitian yang dilakukan Carthi 2009, menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan seksual pada seseorang banyak diperoleh dari media sosial seperti
Facebook, Twitter, dan Youtube. Rasa keingintahuan remaja yang begitu besar akan mendorong remaja untuk lebih jauh mengakses informasi seks dan melakukan
berbagai percobaan sesuai dengan informasi yang didapatkannya. Setiap remaja kini dapat menciptakan akun pribadi mereka sendiri di Facebook,
Twitter, dan Youtube dan dapat dengan mudah mengakses informasi tentang seks di media sosialnya. Saat ini handphone menjadi sarana yang sangat sering digunakan
remaja untuk menggunakan jejaring sosial. Selain itu media juga dapat digunakan sebagai alat interaksi antar individu
seperti anatara remaja dengan teman sebaya diantarannya dengan lawan jenisnya. Kegiatan saling merangsang juga dapat terjadi melalui chat room antar remaja dengan
pacar. Hal ini dapat mendorong untuk terjadinya seks bebas. Media sosial juga memiliki peran sebagai kontrol sosial. Kontrol sosial oleh
media sosial ini begitu ekstenstif dan efektif yang memiliki kekuatan sangat besar. Media sosial dapat mengubah opini individu serta menghaluskan paksaan sehingga
tampak sebagai bujukan. Video-video porno sudah sangat mudah diakses melalui media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial mengakibatkan pergeseran
nilai seks yang ada dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Teman Sebaya 2.4.1 Defenisi