5.5. Perilaku Seks Bebas
Perilaku seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa
adanya ikatan pernikahan menurut agama maupun negara Sarwono, 2011. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa 54 responden 60 berada dalam perilaku seks bebas
kategori berat, sebanyak 29 responden 32.2 berada dalam perilaku seks bebas kategori sedang, dan sebanyak 7 responden 7.8 berada dalam perilaku seks bebas
kategori ringan. Pada pertanyaan “Apakah anda dan pacar pernah atau selalu berpelukan
ketika pacaran?”. Responden yang menjawab “ya” mengatakan bahwa berpelukan adalah hal yang biasanormal, menunjukkan kesungguhan hati karena saling cinta.
Sedangkan responden yang menjawab “tidak” mengatakan bahwa dilarang orang tua, dilarang agama, takut dosa, takut keterusan menjadi hal-hal yang negatif. Berpelukan
saat pacaran termasuk dalam perilaku seks bebas kategori ringan. Pelukan biasanya diartikan sebagai rasa sayang. Hal ini sejalan dengan penelitian Carthi 2009 yang
mengatakan bahwa pelukan dapat diartikan sebagai pernyataan sayang namun dorongan seksual yang lebih besar mengakibatkan perasaan sayang dan cinta dapat
berubah menjadi nafsu birahi yang mendorong mereka melakukan hubungan seksual sebelum waktunya.
Sebagian besar responden menjawab “ya” pada pertanyaan “Apakah anda berciuman bibirmulut dan lidah dengan pacar saat berpacaran?”. Responden yang
menjawab “ya”mengatakan bahwa dengan berciuman bibirmulut dan lidah tandanya ia sayang dan cinta pada pasangannya dan menganggap hal tersebut normal dilakukan
Universitas Sumatera Utara
dalam berpacaran dan mengaku responden dan pacar hanya pernah melakukan hal sebatas berciuman saja dalam berpacaran. Sedangkan responden yang menjawab
“tidak” mengatakan bahwa berciuman bibirmulut dan lidah dilarang agama, takut dosa, takut keterusan, bukan hal yang wajar dalam berpacaran, dan takut kebablasan
melakukan hubungan seksual. Untuk responden yang menjawab “tidak” pada pertanyaan “Apakah anda
meremasdiremas payudara oleh pacar saat pacaran?”mengatakan bahwa dalam berpacaran tidak boleh memegangmeremas payudara, takut dosa, dilarang agama,
bukan hal yang wajar dalam berpacaran, takut kena kanker payudara, takut keterusan kalau dikasih mau minta yang lebih. Sedangkan responden yang menjawab “ya”
mengatakan kalau kita sudah meremas payudara cewek rasanya melayang, tandanya pasangan sayang sama kita, dan bukti bahwa dia sangat cinta dengan pasangannya.
Mayoritas responden menjawab “tidak” pada pertanyaan “Apakah anda saling meraba alat kelamin pasangan melakukan masturbasi saat pacaran?”. Responden
yang menjawab “tidak” mengatakanbahwa melakukan hal tersebut dilarang agama, takut dosa, jijik, belum boleh melakukan hal tersebut kalau masih pacaran, dan tidak
wajar kalau meraba alat kelamin pacar. Sedangkan responden yang menjawab “ya” mengatakan itu tandanya sayang sama pacar, biar pacaran lebih seru, dan ingin
mencoba. Untuk pertanyaan “Apakah anda dan pacar saling merangsang dari daerah
leher ke bawah necking?” sebagian besar responden menjawab “tidak”. Responden yangmenjawab “tidak” mengatakan bahwa merangsang di daerah leher necking
tidak boleh dilakukan karena dilarang agama, takut dosa, takut keterusan, dilarang
Universitas Sumatera Utara
orang tua, hal tersebut tidak wajar dalam berpacaran, takut kebablasan melakukan seks bebas. Sedangkan responden yang menjawab “ya” mengatakan hal tersebut
menandakan rasa sayang kepada pacar, ingin mencoba, dan agar pacaran lebih seru. Pada pertanyaan “Apakah anda dan pacar saling menggesekmenempelkan
kelamin petting ketika pacaran?” kebanyakan menjawab “tidak”. Responden yang menjawab “tidak” mengatakan bahwa dengan menggesekmenempelkan kelamin
petting kita bisa hamil, takut dosa, dilarang agama, tidak wajar, bisa keterusan minta yang lebih. Sedangkan responden yang menjawab “ya” mengatakan bahwa hal
tersebut bukti cinta kepada pasangan, nafsu, dan ingin mencoba. Kebanyakan responden menjawab “tidak” pada pertanyaan “Apakah anda dan
pacar sekarang ataupun pacar sebelumnya pernah melakukan seks oral berhubungan alat kelamin dengan mulut?”. Responden yangmenjawab “tidak” mengatakan takut
dosa, dilarang agama, tidak wajar dalam berpacaran, jijik, jorok, dan hal tersebut dilakukan setelah menjadi suami istri. Sedangkan responden yang menjawab “ya”
mengatakan hal tersebut dilakukan sebagai bukti cinta, penasaran, ingin mencoba, dan sama-sama menikmati.
Mayoritas responden menjawab “tidak” ” pada pertanyaan “Apakah anda dan pacar sekarang ataupun pacar sebelumnya pernah melakukan hubungan seksual
berhubungan badan?”. Responden yangmenjawab “tidak” mengatakan melakukan hubungan seks pada masa pacaran bukan hal yang wajar, takut dosa, dilarang agama,
dilarang orang tua, bisa menyebabkan hamil, takut dimintai tanggung jawab sama pacar dan keluarganya, dan takut terkena HIVAIDS. Sedangkan responden yang
Universitas Sumatera Utara
menjawab “ya” mengatakan hal tersebut merupakan tanda cinta pada pacar, sebagai ikatan kalau mereka berpacaran, penasaran, dan ingin mencoba.
Responden yang menjawab “ya” pada pertanyaan-pertanyaan diatas beralasan bahwa seks bebas merupakan hal yang wajar, sebagai ungkapan rasa cinta, nafsu,
penasaran, dan sama-sama menikmati. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Myke 2014 bahwa adanya rasa penasaran dan keingintahuan yang begitu
besar terhadap seks apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa seks terasa nikmat, ditambah lagi adanya sumber informasi yang tidak terbatas untuknya. Maka
rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkan.
Daniawati dalam Utari 2009 juga mengungkapkan alasan seorang remaja melakukan hubungan seksual dipengaruhi oleh faktor tekanan yang datang dari teman
pergaulannya konformitas, adanya tekanan dari pacarnya, kebutuhan badaniah, rasa penasaran, dan pelampiasan diri. Hal yang sama dikemukakan oleh Myke 2014
bahwa seks merupakan kebutuan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi wajar saja jika semua orang tidak terkecuali remaja menginginkan
hubungan seks, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang dihadapi.
Pergaulan remaja yang tidak sehat dan sangat memprihatinkan ditambah lagi dengan kemudahan untuk mengakses informasi seksual dari media sosial mendorong
rasa ingin tahu remaja untuk mencoba hal-hal yang dapat berdampak negatif bagi masa depan remaja tersebut. Sifat remaja sekarang yang cenderung permisif serba
boleh mengakibatkan melakukan seks bebas tidak lagi dipandang tabu meski usia
Universitas Sumatera Utara
masih belasan tahun. Mereka melakukan seks bebas tanpa ada beban moral dan mengesampingkan risiko yang akan didapat di masa depan akibat dari perbuatannya
tersebut seperti kemungkinan putus sekolah dan aborsi. Untuk itu sekolah dapat bekerja sama dengan orang tua sehingga mampu membekali anak dengan pendidikan
seks sejak dini dan lebih mengawasi teman-teman sepermainan serta lingkungan sekitar anak agar risiko untuk terjun ke perilaku seks bebas dapat diminimalkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Karakteristik Indentitas