69
Gambar 2.7. Geometric dan Effective Pitch
2.1.6 Desain Propeller untuk Mengurangi Kebisingan
Pada dasarnya, baling-baling pada propeller merupakan sayap kecil yang menghasilkan gaya resultan aerodinamis yang dibagi menjadi gaya yang bekerja
sepanjang sumbu aksis dari pesawat gaya dorong dan gaya yang bekerja pada baling-baling propeller momen torsi. Torsi berlawanan arah dengan pergerakan
rotasi dari mesin yang terjadi seperti adanya tarikan terhadap propeller. Dalam keadaan setimbang, propeller berputar secara konstan yang digerakkan oleh torsi
mesin yang mempunyai besar yang sama tetapi arah berbeda seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8.
Propeller terdiri dari bagian yang berbentuk air foil dengan ukuran yang bervariasi. Sudut antara kecepatan relatif dan rotasi propeller disebut helix angel dan
angle of advance. Untuk kecepatan partikuler pesawat, helix angle bervariasi dari dasar hingga ujung propeller dimana bagian ujung propeller berputar lebih cepat
dibandingkan bagian dasar propeller. Bagian sudut propeller ditunjukkan pada gambar 2.. dan gambar 2.9. Helix angle dalam pendekatan mempunyai nilai 90
o
.
Universitas Sumatera Utara
70
Gbr. 2.8. Gaya dorong dan torsi pada propeller
Gambar 2.9. Bagian baling-baling pada propeller
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 2.10. Terminologi propeller
Ada hal hal utama yang dapat mengurangi Kebisingan pada propeller yakni: 1.
Low tip speed. kecepatan rendah pada ujung blade 2.
Large number of blades. besarnya jumlah blade 3.
Low disc loading. muatan udara yang rendah pada area perputaran blade 4.
Large blade chord.lebar dari blade propeller 5.
Minimum interference with rotor flow.sedikitnya ganguan pada aliran udara dari propeller.
Mendesain propeller rendah bising merupakan sebuah kajian khusus yang sangat kompleks. Dimana perhitungan aerodinamika harus diselaraskan dengan
perhitungan kebisingan. Desain dari aerodinamika sendiri memiliki cakupan yang sangat luas,akan tetapi pada pembahasan kali ini permasalahan aerodinamika ketika
mendisain propeller dapat di uraikan sesederhana mungkin.
Universitas Sumatera Utara
72
2.2 Airfoil